REFERAT
Yuhana Melati
Anatomi Telinga
Telinga kita terdiri atas tiga bagian
yaitu bagian luar, bagian tengah dan
bagian dalam
terdiri dari :
Batas luar : membran timpani
Batas depan : tuba eustachius yang
menghubungkan daerah telinga
tengah dengan nasofaring
Batas bawah : vena (bulbus) jugularis yang
superiolateral menjadi sinus
sigmoideus dan ke tengah menjadi
sinus cavernous, cabang aurikulus
saraf vagus masuk telinga tengah
dari dasarnya.
FISIOLOGI PENDENGARAN
Bunyi
ditangkap daun
telinga
membran
timpani
tulang
pendengaran
defleksi stereosilia
sel rambut
nukleus
auditorius
kanal ion
terbuka
pelepasan
neurotransmiter
fenestra ovale
menggerakkan
perilimfe pada
skala vestibuli
depolarisasi sel
rambut
Klasifikasi
Otitis media serosa akut :
keadaan terbentuknya sekret di telinga
tengah secara tiba-tiba yang disebabkan
oleh gangguan fungsi tuba, disertai rasa
nyeri pada telinga,
EPIDEMIOLOGI
Infeksi telinga tengah merupakan
diagnosa utama yang paling sering
dijumpai pada anak-anak usia kurang
dari 15 tahun.
Statistik menunjukkan 80-90% anak
prasekolah pernah menderita OME.
Kasus OME berulang (OME rekuren) pun
menunjukkan prevalensi yang cukup
tinggi terutama pada anak usia
prasekolah, sekitar 28-38%.
Etiologi
E
.Faktor penyebab yang berperan utama
adalah Kegagalan fungsi tuba eustachius
PATOFISIOLOGI OME
2 Mekanisme utama penyebab OME
Sekret berkumpul
ditelinga tengah
Gangguan pendengaran
Pemeriksaan fsik :
Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh,
retraksi, suram/ keruh, kuning kemerahan atau
keabu-abuan.
Diagnosa
Anamnesa
Pada anak-anak dengan OME dari anamnesis
keluhan yang paling sering adalah
penurunan pendengaran dan kadang
merasa telinga merasa penuh sampai
dengan merasa nyeri telinga. Dan pada
anak-anak penderita OME biasanya mereka
juga sering didapati dengan riwayat batuk
pilek dan nyeri tenggorokan berulang. Pada
anak-anak yang lebih besar biasanya
mereka mengeluhkan kesulitan
mendengarkan pelajaran di sekolah, atau
harus membesarkan volume saat menonton
Pemeriksaan Fisik
Otoscope
Pemeriksaan otoskopik dapat
memperlihatkan:
Membran timpani yang retraksi
(tertarik ke
dalam), dan
opaque translusen, warna kusam dan
tekstur tebal
Pemeriksaan Pendengaran :
Tes Pendengaran dengan Garpu Tala
Pure tone Audiometry
TATALAKSANA
NON BEDAH
Decongestan
Anti histamin
Antibiotik
Perasat valsava
BEDAH
Miringotomi
Pemasangan tuba
timpanostomi
adenoidektomi
PEMILIHAN TATALAKSANA
BERDASARKAN ONSET
Onset akut:
Terapi non bedah: dekongestan, anti
histamin, perasat valsava jika tidak ada
infeksi jalan nafas atas
Dekongestan: tetes hidung atau berupa
dekongestan oral yang dikombinasikan dengan
anti histamin
Onset kronis:
KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat
terjadi:
Kurangnya pendengaran
Terganggunya proses bicara dan tumbuh
kembang
Otitis media akut
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis pasien
dengan otitis media efusi tergolong
baik.
Banyak kasus sembuh sendiri tanpa
intervensi
Angka prevalensi otitis media efusi
juga menurun tajam pada anak usia
7 tahun, yang dikaitkan dengan
maturasi tuba eustachius dan fungsi
imunitas