Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS GASTROENTERITIS

DISUSUN OLEH
Daniel Prem

PEMBIMBING
Dr.Marlina Sp.A
Definisi
Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar
encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi


yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek
atau cair dan bersifat mendadak datangnya; dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu.

Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung


lebih dari 14 hari dan bukan disebabkan oleh non
bakterial seperti penyakit sensitive terhadap glutein dan
gangguan metabolism yang menurun.
Etiologi
Faktor infeksi
1. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare)
2. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan)
Faktor Malabsorpsi
• Malabsorbsi karbohidrat
• Molabsorbsi lemak
• Molabsorbsi protein
Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan
Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas
Faktor Predisposisi
Patofisiologi
Diare osmotik :
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat atau zat kimia yang
hiperosmotik (cth; MgSO4, Mg(OH)2), malabsorbsi umum dan defek
dalam absopsi mukosa usus missal pada defisiensi disakaridase,
malabsorpsi glukosa/galaktosa

Diare sekretorik :
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit
dari usus menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara
klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali.
Penyebab dari diare ini antara lain karena efek enterotoksin pada
infeksi Vibrio cholerae atau Escherechia coli.

Diare infeksi :
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering diare. Dari sudut
kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif (tidak merusak
mukosa) dan invasif (merusak mukosa)/ bakteri non-invasif
menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut,
yang disebut diare toksigenik. ).
Manifestasi Klinis
• Anak cengeng,
• Gelisah,
• Suhu tubuh naik,
• Nafsu makan berkurang
• Tinja mungkin disertai lendir dan darah
• Muntah
Gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor
kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi),
bibir dan mulut, serta kulit kering.
Kriteria Diagnosis
Anamnesis
• Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi >
3 x / hari
• Dapat disertai darah (disentri)
• Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas

Pemeriksaan fisik
• Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,
• Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,
• Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok
• Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan
keseimbangan elektrolit dan atau gangguan keseimbangan
asam basa.
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin,
hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit)
2. Kadar elektrolit serum
3. Ureum
4. Kreatinin
5. Pemeriksaan tinja
6. Pemeriksaan ELISA
Penatalaksanaan
Rehidrasi :
Bila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi,asupan cairan yang
adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan dan jika anak masih
minum asi boleh di berikan asi. Bila pasien kehilangan cairan yang
banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan seperti cairan intravena atau
oral dengan cairan yang mengandung elektrolit dan gula harus
diberikan.
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
volume cairan disesuaikan dengan derajat dehidrasi
1. Tanpa dehidrasi : ASI diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai usia
setiap kali buang air besar dan muntah dengan dosis
– < 1 tahun : 50 – 100 cc
– 1 – 5 tahun : 100 – 200 cc
– > 5 tahun : semaunya
2.dehidrasi ringan – sedang: rehidrasi dengan oralit
7cc/kgBB/3 jam/I dilanjutkan pemberian kehilangan cairan
yang sedang berlangsung ssuai umur di atas setiap kali
buang air besar.
3. dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairn RL 100
cc/kgBB. Dengan cara pemberian :
• < 1 tahun: 30 cc / kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
70 cc/kgBB dalam 5 jam berikut nya
• > 1 tahun: 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70
cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.
Setelah dehidrasi tercapai,dilanjutkan dengan pemberian
cairan rumatan berdasar holiday Segar :
– BB <10 kg : 100 ml/kgBB/hari
– BB 10-20 kg : 1000 ml + (BB-10) x 50 ml/hari
– BB >20 kg : 1500 ml+ (BB-20 ) x 20 ml/hari
Nutrisi
a. Anak Tidak boleh puasa
b. Minuman yang tidak mengandung gas
c. Harus makan makanan yang mudah dicerna, dengan
porsi sedikit tapi sering
d. Hindari susu sapi karena defisiensi laktase transien
sering terjadi pada diare
e. beri buah pisang
Pemberian antibiotik
pemberian zincare
zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna,
struktur saluran cerna serta mempercepat proses
penyembuhan epitel selama diare.
STATUS PASIEN
Anamnesa Pribadi
• Nama : Grace stefani
• Umur : 2 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Tanah seribu
• BB Masuk : 11 kg
• BB lahir : 3,6 kg
• Tanggal masuk RS : 19 maret 2013
Anamnesa Penyakit
• KU : mencret
• Telaah :
Pasien datang ke RSUD. DR. DJOELHAM dengan diantaer
kedua orang tua nya pada hari selasa tanggal 19 maret
2013, dengan keluhan mencret. Sejak tadi pagi,dengan
frekuensi sudah 5 X dari pagi sampai siang.BAB nya cair,
bewarna kuning, dan berlendir tapi tidak berdarah dan
BAB ny tidak seperti air cucian beras. Pada hari kamis
sebelum nya pasien juga mencret dan telah dirawat di
rumah sakit swasta sampai hari sabtu. Dan pada hari
minggu dan senen keluarga pasien mengatakan anak
nya sudah tidak mencret tapi pada hari selasa mencret
nya mulai lagi. Demam ( + ), muntah ( + ), BAK ( + )
normal, pasien minum nya banyak. Batuk ( - ), pilek ( - ).
• RPO = --
• RPT = GE
Vital sign
• Keadaan umum : komposmentis
• HR : 98 X/ i
• RR: 36 X/ i
• T : 38,5 C
• BB: 11 kg

Status Gizi
• BB : 11 kg
• Umur : 2,2 tahun
• BBN : 2 ( N ) + 8
2 ( 2,2 ) + 8 = 12,4
• Status gizi : BB masuk/ BBN X 100 %
11/ 12,4 X 100 %
Jadi 88,7 %
Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
• Rambut : berwarna hitam, agak bergelombang
• Mata : reflek cahaya + / + , sklera ikterik - /-, mata cekung
• Hidung : sekret - / -
• Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-)
• Telinga : simetris ka = ki, serumen - / -
• Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax
• Paru DBN
• Jantung DBN
• Abdomen DBN

Ektremitas DBN
Genitalia
Tidak di lakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium
• Leukosit : 15.800
• Eritrosit : 4.340.000
• Hb : 10,6 g/dl
• Ht : 32,2 %
• Trombosit : 220.000

Diagnosa banding
– GE
– Disenrty
– Kolera

Diagnosa Kerja
GE dengan Dehidrasi Ringan-sedang
Penatalaksanaan
– Non farmakologi :
• Bed rest
• beri Asi sesering mungkin
• diet Mb

– farmakologi
• IVFD RL 120 gtt/i sampai BAK lalu 40 gtt/i ( mikro )
• Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 j
• Inj. Ondancetron 2 mg / 8 j
• Inj. Novalgin 250 mg / 8 j
• Cotrimoxazole 3 X 1 cth
• Lacto B 2 X 1
FOLLOW UP
Selasa, 19 Maret 2013
KU : mencret ( + ) 5 X, demam ( + ), muntah ( + ),
HR : 98 X/ I
RR : 36 X /i
T : 38,5 C
BB : 11 kg
Th :
• Diet Mb
• IVFD RL 120 gtt/i sampai BAK lalu 40 gtt (mikro )
• Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 j
• Inj. Ondancetron 2 mg / 8 j
• Inj. Novalgin 250 mg / 8 j
• Cotrimoxazole 3 X 1 cth
• Lacto B 2 X 1
Rabu, 20 maret 2013
KU : mencret ( + ) 8 X, muntah ( - ), demam ( - )
HR : 104 X / i
RR : 36 X / i
T : 37,3 C
BB : 11 kg

Th :
• Diet Mb
• IVFD RL 40 gtt/i ( mikro )
• Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 j
• Inj. Ondancetron 2 mg / 8 j
• Cotrimoxazole 3 X 1 cth
• Lacto B 2 X 1
Kamis, 21 maret 2013
KU : mencret ( + ) 2 X, muntah ( + ) 3 X
HR : 100 X / i
RR : 30 X / i
T : 37 C
BB : 11 kg

Th :
• Diet Mb
• IVFD RL 30 gtt/i ( mikro )
• Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 j
• Inj. Ondancetron 2 mg / 8 j
• Cotrimoxazole 3 X 1 cth
• Lacto B 2 X 1
Jumat, 22 maret 2013
KU : mencret ( - )
HR : 102 X / i
RR : 24 X / i
T : 36,7 C
BB : 11 kg

Th :
• Cotrimoxazole 3 X 1 cth
• Lacto B 2 X 1

PASIEN PBJ

Anda mungkin juga menyukai