Anda di halaman 1dari 31

GASTEROENTERITS DENGAN DEHIDRASI

SEDANG
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam
Menjalani Program Dokter Internship Indonesia
Aceh Barat Daya, 2021

dr. Fitriana

Pembimbing:
dr. Rismalisa Fitri Sp. A

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Teungku Peukan
Aceh Barat Daya, 2021
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien Riwayat Penyakit Sekarang

• Laki-Laki, Inisial Os. MF usia 8 • Demam sejak 3 hari SMRS,


bulan. demam perlahan naik di waktu
terutama sore dan malam hari
• BAB cair sejak 2 hari SMRS,
disertai sedikit ampas dengan
frekuensi >3 kali, lendir (-), darah
(-).
• Muntah sebanyak >5 kali dalam
satu hari terakhir ini.
• Saat ini tampak lemas disertai rasa
rewel dan gelisah.
• Pasien ingin minum terus ASI
dan ada rasa haus.
LAPORAN KASUS

Riwayat Pengobatan Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien belum mengkonsumsi • Pasien tidak pernah mengelami


jenis obat apapun untuk keluhan keluhan ini sebelumnya dan
yang dialami sekarang ini. penyakit lainnya juga disangkal
oleh pasien.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kebiasaan Sosial

• Tidak terdapat anggota keluarga • Pasien adalah anak yang lahir dari
yang mengalami keluhan yang keluarga sederhana dengan
sama dengan pasien. pendapatan keluarga dalam
• Keluarga pasien tidak memiliki kategori cukup.
riwayat penyakit menular atau
keturunan lainnya.
LAPORAN KASUS

Vital Sign Temuan Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran: Compos Mentis • Turgor: Kembali Lambat


• Nadi : 140 kali/menit • Mata: Reflek cahaya (+/+), conj.
palp inf pucat (-/-), mata cekung
• Frekuensi Nafas: 26 kali/menit (+/+), Air Mata (-/-)
• Suhu Tubuh: 37.10 C • Lidah: Papil atrofi (-), Beslag (-),
• BB: 7.1 KG Tremor (-), Kesan Kotor (+)
• PB: 67 CM
• Status Gizi; Baik
LAPORAN KASUS
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Fisik Laboratorium darah rutin


Profil Lab Hasil
• BJ I > BJ II, Reguler
Haemoglobin 11.2 gr/dl
• Soepel (+), Peristaltik (+) kesan
meningkat Leukosit 11.6 x103/ul
• Ekstremitas: Akral Hangat, CRT Trombosit 149 x103/ul
> 2 Detik Hematokrit 34.5%
Eritrosit 4.39 x106/ul
GDS 107 mg/100 ml
LAPORAN KASUS

Diagnosis Kerja Tatalaksana Injeksi

• Gastroenteritis Akut Dengan • Rawat Inap + Observasi Urine


Dehidrasi Sedang Output
• IVFD Ringer Laktat 532 cc dalam
3 jam pertama  710 cc habis
dalam 24 jam berikutnya
LAPORAN KASUS

Tatalaksana Oral Prognosis

• Zinc Syr 1x20 mg • Quo et Vitam : Bonam


• L Bio 2x1 Sachet • Quo et Functional : Bonam
• Oralit 5-10 ml/kgbb/jam tiap • Quo et Sanactionam : Bonam
BAB cair
• Domperidone Syr 1x2 mg
PEMBAHASAN
• Berdasarkan hasil anamnesis ke pasien, pasien dikonsulkan pada bagian
anak dengan keluhan BAB cair disertai muntah dan juga demam.
• Dari hasil pemeriksaan fisik sudah ditemukan tanda dehidrasi
dimana pada pasien mulai rewel terlalu aktif, peningkatan rasa haus,
turgor yang kembali lambat, mata cekung serta CRT yang kembali lebih
dari dua detik.
• Kondisi ini menandakan bahwa diare dan muntah yang terjadi pada
pasien sudah menyebabkan dehidrasi sedang pada pasien.
• Dari hasil pemeriksan laboratorium, dijumpai sedikit peningkatan kadar
leukosit pasien.
PEMBAHASAN
• Semua terapi yang diberikan pada pasien sudah sesuai teori.
Berdasarkan rekomendasi dari WHO, pada dasarnya untuk kasus diare
terdapat lima tatalaksana utama yakni rehidrasi (Ringer Laktat 532 cc
dalam 3 jam pertama  710 cc habis 24 jam berikutnya dan oralit 5-10
ml/kgbb/jam tiap mencret), supplement zink (Zinc Syr 1x20 mg).
• L Bio yang diberikan pada pasien dalam hal ini merupakan probiotik
yang termasuk ke dalam penanganan diare tambahan pada pasien.
• Probiotik sendiri adalah organisme hidup dengan dosis yang efektif
untuk menangani diare akut pada anak. Probiotik memberikan manfaat
untuk mengurangi durasi diare.
PEMBAHASAN
• Pemberian oralit pada pasien ini sudah sesuai dengan teori, dimana
oralit ini sebenarnya merupakan campuran garam elektrolit seperti
natrium klorida (NaCl), Kalium Klorida (KCl), dan trisodium sitrat
hidrat, serta glukosa anhidrat, digunakan untuk meningkatkan
keseimbangan elektrolit serta pencegahan komplikasi.
• Oralit sendiri diberikan untuk menganti cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang hilang oleh karena diare.
• Walaupun air penting untuk mencegah dehidrasi, air minum biasa
yang dikonsumsi tidak mengandung garam dan elektrolit yang
diperlukan saat diare dengan dehidrasi, untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh maka diberikan oralit.
PEMBAHASAN
• Mengenai dosis oralit yang diberikan pada pasien, sebenarnya secara
teori ialah untuk kasus diare dengan dehidrasi ringan sedang sebanyak 75
ml/kgbb untuk tiga jam pertama dilanjutkan ¼-setegah gelas tiap BAB.
• Pemberian oralit pada kasus pasien ini seharusnya 500 ml dalam 3
jam pertama lalu dilanjutkan 50-100 ml atau ¼-1/2 gelas tiap kali
BAB.
• Sementara itu, pemberian Zinc yang berfungsi untuk proses
pertumbuhan dan diferensiasi sel, sintesis DNA serta menjaga
stabilitas pada dinding sel.
PEMBAHASAN
• Edukasi pada orangtua juga merupakan hal yang sangat penting
dilakukan, terkait pemantuan status dehidrasi, pemberian pengobatan
yang tidak perlu bahkan tidak dianjurkan, cara pemberian zink dan oralit
yang benar dan baik serta edukasi mengenai nutrisi pada anak seperti
tetap memberikan asi, atau tetap makan namun dalam jumlah yang
sedikit serta porsi yang lebih sering.
PEMBAHASAN
• Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada
bagian mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare
dan muntah.
• Diare ialah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari
biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang
lebih lembek atau cair (kandungan air pada feses lebih banyak dari
biasanya yaitu lebih dari 200gram atau 200ml/24jam).
• Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan
frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari disertai dengan muntah
dan berlangsung kurang dari 14 hari.
PEMBAHASAN
• Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari
World Gastroenterology Organisation, terdapat beberapa agen yang
dapat menyebabkan terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen
infeksi dan non-infeksi.
• Lebih dari 90 % diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan
sekitar 10% oleh karena sebab lain. Terdapat beberapa penyebab
infeksi yang ada seperti virus, bakteri dan parasit agen.
• Beberapa penyebab virus antara lain yakni Human Caliciviruses
(HuCVs), rotavirus dan adenovirus.
• Infeksi bakteri juga menjadi penyebab kasus gastroenteritis akut bakteri
yang sering menjadi penyebabnya adalah Diarrheagenic Escherichia
coli, Shigella species, Vibrio cholera dan Salmonella.
• Untuk kelompok parasite terdapat beberapa penyebab seperti
Cryptosporidium parvum, Giardia L, Entamoeba histolytica dan
Cyclospora cayetanensis, meskipun kasusnya sangatlah jarang terjadi.
PEMBAHASAN
• Untuk etiologi non infeksi yang dapat menyebabkan GEA adalah
malabsorpsi atau maldigesti karbohidrat, lemak, asam amino, protein,
vitamin dan juga mineral. Penyebab lainnya seperti imunodefiensi,
terapi obat antibiotic, antasida dan masih kemoterapi juga bisa
menyebabkan gastroenteritis akut.
• Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen infeksi
yang berperan dalam terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah
faktor agent dan faktor host.
• Patogenesis diare karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:
1.Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)
2.Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)
PEMBAHASAN
• Manifestasi klinis dari gastroenteritis akut biasanya bervariasi. dari
salah satu hasil penelitian, mual (93%), muntah (81%) atau diare
(89%), dan nyeri abdomen (76%) umumnya merupakan gejala yang
paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien.
• Selain itu terdapat tanda-tanda dari dehidrasi sedang sampai berat,
seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, ataupun
perubahan status mental, terdapat pada <10 % dari hasil pemeriksaan.
• Diagnosis dari gastroenteritis akut dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
PEMBAHASAN
• World Health Organization merekomendasikan lima tatalaksana utama
diare yang disebut dengan lintas penatalaksanaan diare (rehidrasi,
suplement zinc, nutrisi, antibiotik selektif, dan edukasi
orangtua/pengasuh.
• Pemberian cairan pada kondisi tanpa adanya dehidrasi adalah
dengan metode pemberian larutan oralit dengan osmolaritas rendah.
Oralit untuk pasien diare tanpa dehidrasi diberikan sebanyak 10 ml/kgbb
tiap BAB.
• Rehidrasi pada pasien diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang dapat
diberikan sebanyak 75 ml/KgBB. Buang Air Besar (BAB) berikutnya
diberikan oralit sebanyak 10 ml/KgBB.
• Pada bayi yang masih mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI), ASI dapat
diberikan.
PEMBAHASAN
• Selanjutnya kasus diare dengan dehidrasi berat dengan atau tanpa tanda-
tanda syok, diperlukan rehidrasi tambahan dengan cairan parenteral.
• Bayi dengan usia<12 bulan diberikan ringer laktat (RL) sebanyak 30
ml/KgBB selama satu jam, dapat diulang bila denyut nadi masih terasa
lemah. Apabila denyut nadi teraba adekuat, maka ringer laktat
dilanjutkan sebanyak 70 ml/KgBB dalam lima jam.
• Anak berusia >1 tahun dengan dehidrasi berat, dapat diberikan ringer
laktat (RL) sebanyak 30 ml /KgBB selama setengah sampai satu jam.
• Apabila nadi teraba lemah maupun tidak teraba, langkah pertama dapat
diulang. Apabila nadi sudah kembali lagi kuat, dapat dilanjutkan dengan
memberikan ringer laktat (RL) sebanyak 70 ml/KgBB selama dua
setengah hingga tiga jam.
• Penilaian dilakukan tiap satu hingga dua jam. Apabila status rehidrasii
belum dapat dicapai, jumlah cairan intravena dapat ditingkatkan.
PEMBAHASAN
• Oralit diberikan sebanyak 5 ml/KgBB/jam apabila kondisi pasien
sudah dapat mengkonsumsi langsung. Bayi dilakukan evaluasi enam
jam berikutnya, sementara usia anak-anak dapat dievaluasii tiga jam
berikutnya.
• Suplement zinc digunakan untuk mengurangi durasi diare, menurunkan
risiko keparahan penyakit, dan mengurangi episode diare. Secara ilmiah
zinc terbukti dapat menurunkan jumlah buang air besar (BAB) dan
volume tinja serta mengurangi risiko dehidrasi.
• Pemberian zinc selama 10-14 hari dapat mengurangi durasi dan
keparahan diare. Zinc dapat diberikan dengan dosis 10 mg/hari (usia < 6
bulan) dan 20 mg /hari (usia > 6 bulan).
PEMBAHASAN
• Pemberian air susu ibu (ASI) dan juga makanan yang sama saat anak
sehat diberikan guna mencegah penurunan berat badan dan
menggantikan nutrisi yang hilang.
• Pasien tidak perlu untuk puasa, makanan dapat diberikan sedikit
demi sedikit namun jumlah pemerian lebih sering (>6 kali/hari) dan
rendah serat.
• Pemberian nutrisi ini dapat mencegah terjadinya gangguan gizi,
menstimulasi perbaikan pada usus, dan mengurangi derajat penyakit.
PEMBAHASAN
• Pemberian antibiotik dilakukan terhadap kondisi-kondisi seperti:
1.Patogen sumber merupakan kelompok bakteria
2.Diare yang berlangsung sangat lama (>10 hari) dengan kecurigaan
penyebab adalah Enteropathogenic E coli
3.Apabila patogen dicurigai adalah Enteroinvasive E coli.
4.Agen penyebabnya adalah Yersinia ditambah penderita memiliki
tambahan diagnosis berupa penyakit sickle cell.
5.Infeksii Salmonella pada anak usia yang sangat muda, terjadi
peningkatan temperatur tubuh (>37,5 C) atau ditemukan kultur darah
positif bakteri.
PEMBAHASAN
• Orangtua diharapkan dapat memeriksakan anak dengan diare
puskesmas atau dokter keluarga bila didapatkan gejala seperti:
demam, tinja berdarah, makan dan atau minum sedikit, terlihat sangat
kehausan, intensitas dan frekuensi diare semakin sering, dan atau belum
terjadi perbaikan dalam waktu tiga hari.
• Orangtua maupun pengasuh diberikan informasi mengenai cara
menyiapkan oralit disertai langkah promosi dan preventif yang
sesuai dengan lintas diare.
• Pemberian obat-obatan seperti antiemetik, antimotilitas, dan antidiare
kurang bermanfaat dan kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi.
• Bayi dengan usia kurang dari tiga bulan, tidak dianjurkan untuk
menerima obat jenis antispasmolitik maupun antisekretorik. Obat
pengeras feses anak juga dikatakan tidak bermanfaat sehingga obat-
obatan tersebut juga tidak perlu diberikan.
PEMBAHASAN
• Penanganan diare berikutnya adalah pemberian probiotik dan juga
prebiotik. Probiotik adalah organisme hidup dengan dosis yang efektif
untuk menangani diare akut pada anak.
• Probiotik memberikan manfaat untuk mengurangi durasi diare. Probiotik
efektif untuk mengurangi durasi diare oleh virus namun kurang efektif
untuk mengurangii durasi diare yang disebabkan oleh bakteria
(Guandalini).
• Mekanisme probiotik sebagai tatalaksana penanganan diare ialah melalui
produksi substansi antimicrobial, modifikasii dan toksin, mencegah
penempelan patogen pada saluran cerna, dan menstimulasi sistem imun.
PEMBAHASAN
• Dehidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan
defisiensi cairan dan elektrolit.
• Dehidrasi dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya kekurangan
cairan dan kelebihan asupan zat terlarut (misalnya protein dan klorida
atau natrium).
• Menurut pedoman MTBS, gejala yang sering muncul pada anak
dehidrasi adalah mata cekung, malas minum, cubit kulit perut kembali
lambat. Menurut Sodikin, gejala ubun-ubun cekung, tonus otot dan
turgor kulit berkurang, mukosa bibir kering.
PEMBAHASAN
• Dehidrasi sering dikategorikan sesuai kadar konsentrasi serum dari
natrium menjadi dehidrasi isonatremik (130-150mEq/L),
hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (>150 mEq/L).
• Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang
hilang, maka dehidrasi dapat dibagi atas:
1.Dehidrasi ringan (defisit 4%BB)
2.Dehidrasi sedang (defisit 8%BB)
3.Dehidrasi berat (defisit 12%BB)
PEMBAHASAN

Gambar 1 Derajat Dehidrasi


PEMBAHASAN

Gambar 2 Terapi Cairan


KESIMPULAN
• Dengan penatalaksanaan diare yang baik, diare memiliki prognosis yang
baik. Mortalitas anak dengan diare yang terbanyak disebabkan karena
dehidrasi berat dan malnutrisi sekunder.
• Prognosis buruk apabila terjadi malnutrisi serta malabsorbsi. Neonatus
dan infant merupakan kelompok umur yang lebih besar memiliki
risiko sindrom dehidrasi, malnutrisi, dan malabsorpsi.
• Meskipun mortality rate diare yang rendah, anak dengan diare dapat
mengali perburukan oleh karena komplikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai