Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

CA NASOFARING pada Tn.


M
KELOMPOK 2 (DUA)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan kepala leher
terbanyak di temukan di Indonesia. Tumor ini sifatnya menyebar secara
cepat ke kelenjar limfe leher dan organ jauh, seperti paru, hati, dan
tulang. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah salah satu kanker kepala
leher yang bersifat sangat invasif dan sangat mudah bermetastasis
(menyebar) dibanding kanker kepala leher yang lain.
Karsinoma nasofaring paling sering di fossa Rosenmuller yang
merupakan daerah transisional epitel kuboid berubah menjadi epitel
skuamosa. Karsinoma nasofaring dibagi menjadi 3 tipe histopatologi
berdasarkan klasifi kasi WHO 1991, tipe-1 (karsinoma sel skuamosa
berkeratin) sekitar 10%, tipe-2 (karsinoma tidak berkeratin
berdiferensiasi) sekitar 15% dan tipe-3 (karsinoma tidak berkeratin tidak
berdiferensiasi), tipe yang ke-3 yang paling sering muncul (75%).
ANATOMI
Bangunan yang penting pada
nasopharing

• Ostium tuba eustachii pars


pharyngeal
• Torus tubarius
• Fossa rosen mulleri
• Fornix nasofaring
• Adenoid=tonsil
pharyngeal=luskha
Fungsi Nasofaring
FISIOLOGI
 Sebagai jalan udara pada respirasi
 Jalan udara ke tuba eustachii
 Resonator
 Sebagai drainage sinus paranasal kavum timpani dan
hidung

Secret dari nasopharing dapat


bergerak ke bawah karena:
 Gaya gravitasi
 Gerakan menelan
 Gerakan silia (kinosilia)
 Gerkan usapan palatum molle
DEFINISI
Karsinoma nasofaring merupakan tumor
ganas yang tumbuh pada ephitalial pelapis
ruangan dibelakang hidung (nasofaring)
dan belakang langit-langit rongga mulut
dengan predileksi di fossa Rossenmuller
dan atap nasofaring.
(HudaNasopharyngeal
Nurarif & Kusuma, 2013).
carcinoma
merupakan tumor ganas
yang timbul pada epithelial
pelapis ruangan dibelakang
hidung (nasofaring)
ETIOLOGI
Virus
Epstein-Barr
Sosial Jenis
ekonomi kelamin

Karsinoma
Kebiasaan Nasofaring
hidup Genetik

Lingkungan Pekerjaan

(Huda Nurarif & Kusuma, 2013)


MANIFESTASI KLINIK
Gejala nasofaring yang pokok adalah Menurut (Huda Nurarif & Kusuma, 2013) :
 Gejala Hidung
• Epiktasis : rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi perdarahan
• Sumbatan Hidung : sumbatan menetap karena pertumbuhan tumor
kedalam rongga nasofaring dan menutupi koana, gejalanya adalah pilek
kronis, ingus kental, gangguan penciuman

 Gejala Telinga
• Kataralis/Oklusi tuba Eustachii : tumor mula-mula pada fossa rosenmuler,
pertumbuhan tumor dapat menyebabkan penyumbatan muara tuba
(berdengung, rasa penuh, kadang gangguan pendengaran)
• Otitis Media Serosa sampai perforasi dan gangguan pendengaran. Sering kali
pasien datang sudah dalam kondisi pendengaran menurun, dan dengan tes rinne
dan webber, biasanya akan ditemukan tuli konduktif
Gejala Mata
• Pada penderita KNF seringkali ditemukan adanya diplopia (penglihatan ganda)
akibat perkembangan tumor melalui foramen laseratum dan menimbulkan
gangguan N. IV dan N. VI. Bila terkena chiasma opticus akan menimbulkan
kebutaan
Gejala Lanjut
• Limfadenopati servikal : melalui pembuluh limfe, sel-sel kanker dapt mencapai
kelenjar limfe dan bertahan disana. Dalam kelenjar ini sel tumbuh dan
berkembang biak hingga kelenjar membesar dan tampak benjola di leher bagian
samping, lama-kelamaan karena tidak dirasakan kelenjar akan berkembang dan
melekat pada otot sehingga sulit digerakkan
Gejala Kranial
• Gejala Kranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan mencapai saraf-
saraf kranialis. Gelajanya antara lain :
• Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini merupakan metastase secara
hematogen
• Sensitibilitas derah pipi dan hidung berkurang
• Kerusakan pada waktu menelan
• Afoni
• Sindrom Jugular Jackson atau sindrom reptroparotidean mengenai N. IX, N. X,
N. XI, N. XII. Dengan tanda-tanda kelumpuhan pada Lidah, palatum, Faring
atau laring, M. Sternocleidomastoideus, dan M. trapezeus
PATOFISIOLO
GI
Sel-sel epitel ganas nasofaring adalah sel poligonal besar dengan
komposisi syncytial. Sel-sel tidak menunjukkan parakeratosis atau
kornifikasi dan sering bercampur dengan sel-sel limfoid di nasofaring,
sehingga dikenal sebagai lymphoepithelioma. Sudah hampir dipastikan
ca nasofaring disebabkan oleh virus eipstein barr. Hal ini dapat
dibuktikan dengan dijumpai adanya protein-protein laten pada
penderita ca. nasofaring. Sel yang terinfeksi oleh EBV akan
menghasilkan protin tertentu yang berfungsi untuk proses proliferasi
dan mempertahankan kelangsungan virus di dalam sel host. Protein
tersebut dapat digunakan sebagai tanda adanya EBV, seperti EBNA-1
dan LMP-1, LMP-2A dan LMP-2B. EBNA-1 adalah protein nuclear yang
berperan dalam mempertahankan genom virus. EBV tersebut mampu
PATHWAY
• G:\LAPORAN KASUS.docx
Klasifikasi TNM
Menurut UICC (1987) pembagian TNM adalah sebagai berikut :
• T1 = Tumor terbatas pada satu sisi nasofaring
• T2 = Tumor terdapat lebih dari satu bagian
nasofaring. Penentuan Stadium
• T3 = Tumor menyebar ke rongga hidung atau orofaring. Stadium I T1 N0 M0
• T4 = Tumor menyebar ke endokranium atau mengenai Stadium II T2 N0 M0
syaraf otak. Stadium III T3 N0 M0
• N1 = Metastasis ke kelenjar getah bening pada sisi yang T1 – 3 N1 M0
sama, mobil, soliter dan berukuran kurang/sama dengan 3 Stadium IV T4 N0 – 1 M0
cm. Semua T N2 – 3 M0
• N2 = Metastasis pada satu kelenjar pada sisi yang sama Semua T Semua N M1
dengan ukuran lebih dari 3 cm tetapi kurang dari 6 cm, atau
multipel dengan ukuran besar kurang dari 6 cm, atau
bilateral/kontralateral dengan ukuran terbesar kurang dari 6
cm.
• N3 = Metastasis ke kelenjar getah bening ukuran lebih besar
dari 6 cm.
• M0 = Tidak ada metastasis jauh.
• M1 = Didapatkan metastasis jauh.
KOMPLIKASI
Petrosphenoid Retroparidean KGB, darah dan
sindrom sindrom Organ tubuh lain
 Tumor tumbuh  Tumor tumbuh  tulang, hati dan
ke atas ke dasar ke depan kearah paru
tengkorak rongga hidung
 menekan saraf kemudian dapat
N. III, N. IV, N.VI menginfiltrasi ke
juga menekan sekitarnya
N.V  menekan saraf
N. IX, N. X, N. XI,
N. XII
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologi konvensional.
• Pemeriksaan tomografi, CT Scan nasofaring.
• Scan tulang dan foto torak untuk mengetahui ada tidaknya metastasis
jauh.
• Pemeriksaan serologi, berupa pemeriksaan titer antibodi terhadap
virus Epstein-Barr ( EBV ) yaitu lg A anti VCA (Viral Capsid Antigen) dan
lg A anti EA.(Early Antigen)
• Pemeriksaan aspirasi jarum halus (FNAB), bila tumor primer di
nasofaring belum jelas dengan pembesaran kelenjar leher yang diduga
akibat metastasis karsinoma nasofaring.
• Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal untuk mendeteksi adanya
metastasis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakefektifan pola nafas
• Nyeri akut
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
• Risiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan
• Resiko infeksi
• Kurang pengetahuan tentang penyakit dan
perawatannya
• Harga Diri Rendah
• Penatalaksanaan
• Medis
• Stadium I : Radioterapi
• Stadium II-III : Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N <6cm: Kemoradiasi
• Stadium V dengan N >6cm : Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
• Pencegahan Karsinoma nasofaring
1. Ciptakan lingkungan hidup dari lingkungan kerja yang sehat, serta usahakan
agar pergantian udara lancar.
2. Hindari polusi udara, seperti kontak dengan gas hasil kimia, asap industri,
asap kayu, asap rokok, asap minyak tanah, dan polusi lain yang
mengaktifkan virus Epstein Bar.
3. Hindari mengkonsumsi makanan yang diawetkan, makanan yang panas,
atau makanan yang merangsang selaput ledir.
(Mangan, 2009)
KASU
S
Tn. M usia 33 tahun datang ke poli rumah sakit, mengeluh hidung
tersumbat sebelah kanan, penciuman menurun bahkan kadang-kadang
tidak bisa mencium aroma sejak 6 bulan yang lalu, disertai kadang-
kadang ada epistaksi dengan sendirinya, pendengaran pada telinga
sebelah kanan rasa berdengung dan ada penurunan, hasil pemeriksaan
garfu tala dikatakan bahwa Tn. M tuli konduktif (tuli sedang), pada leher
sebelah kanan nada pembesaran KGB yang menggangu pergerakan
leher untuk bergerak ke kanan disertai adanya gangguan menelan, hasil
pemeriksaan didalam mulut terlihat nya palatum mole.
ASUHAN KEPERAWATAN
CA NASOFARING pada
Tn.M Keluhan Utama
mengeluh hidung tersumbat sebelah kanan.
• ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang
Identitas Mengeluh hidung tersumbat sebelah
• Nama : Tn. M kanan,penciuman menurun bahkan kadang-kadang
• Jenis Kelamin : Laki-laki tidak bisa mencium aroma sejak 6 bulan yang lalu,
• Umur : 33 tahun disertai kadang-kadang ada epistaksi dengan
• Alamat :- sendirinya, pendengaran pada telinga sebelah kanan
• Pekerjaan :- rasa berdengung dan ada penurunan. hasil
• Anamnesis dan pemeriksaan garfu tala dikatakan bahwa Tn. M tuli
pemeriksaan dilakukan pada konduktif (tuli sedang), pada leher sebelah kanan nada
: pembesaran KGB yang menggangu pergerakan leher
untuk bergerak ke kanan disertai adanya gangguan
menelan, hasil pemeriksaan didalam mulut terlihat nya
palatum mole.
PENGKAJIAN FISIK
• Riwayat Penyakit Dahulu Keadaan Umum
• Sejak 6 bulan yang lalu Kesadaran : Composmentis
Warna Kulit : sawo matang
penciuman menurun,
Turgor kulit : < 2 detik
kadang ada epistaksi
BB : -
dengan sendirinya, Pemeriksaan Fisik
peradangan pada telinga Kepala
kanan, dan berdengung. Simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
• Riwayat Penyakit Keluarga tekan dan tidak ada lesi
- Mata
Simetris, kornea normal, sklera tidak ikterik
Mulut
Kebersihan gigi dan mulut cukup, adanya palatum mole
Telinga
Simetris, pendengaran kurang baik sebelah kanan,
konduktif (tuli sedang), telinga sebelah kanan berdengung
SAMBUNGAN…
• Leher
Pada leher ada pembesaran KGB, gangguan
menelan
• Thorax
• Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, gerakan teratur
• Abdomen
• Simetris, tidak ada lesi, tidak ada asites
DATA
FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
• Pasien mengeluh hidung tersumbat • Pasien tampak sulit bernafas
• Pasien mengeluh Nyeri
• Hasil pemeriksaan garfu tala
• Pasien mengeluh kesulitan menelan
• Pasien mengeluh penciuman
dikatakan bahwa Tn. M tuli konduktif
menurun bahkan kadang-kadang
(tuli sedang),
tidak bisa mencium aroma sejak 6 • hasil pemeriksaan menunjukkan
bulan yang lalu, disertai kadang- adanya pembesaran KGB disertai
kadang ada epistaksi dengan adanya gangguan menelan
sendirinya, pendengaran pada
telinga sebelah kanan rasa
berdengung dan ada penurunan
• Pasien mengeluh kesulitan menelan
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS : pasien mengeluh hidung Ketidakefektifan pola nafas Gejala penyakit terkait
tersumbat
DO : pasien tampak kesulitan
bernafas
DS Gangguan sensori Persepsi b.d perubahan sensori
Pasien mengeluh -kadang ada
epistaksi dengan sendirinya,
pendengaran pada telinga
sebelah kanan rasa berdengung
dan ada penurunan
DO
Hasil pemeriksaan garfu tala
dikatakan bahwa Tn. M tuli
konduktif (tuli sedang),
 
DS : pasien Gangguan menelan Pembesaran KGB
mengeluh kesulitan pada leher
dalam menelan
DO : hasil
pemeriksaan
menunjukkan
adanya pembesaran
KGB disertai adanya
gangguan menelan

Prioritas Masalah :
• Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan gejala penyakit
terkait
• Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi
sensori
• Gangguan Menelan berhubungan dengan Pembesaran KGB pada
DIAGNOSA KEPERAWATAN MUNGKIN MUNCUL

1. Ketidakefektifan Pola Nafas


2. Gangguan persepsi sensori
3. Gangguan Menelan
No Dx keperawatan NOC NIC

1. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan a. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
keperawatan selama ……… jam pasien suctioning.
menunjukkan keefektifan b. Berikan O2 ……l/mnt, metode………
jalan nafas dibuktikan c. Anjurkan pasien untuk istirahat
dengan kriteria hasil : dan napas dalam
a. Mendemonstrasikan batuk efektif d. Posisikan pasien untuk
dan suara nafas yang bersih, tidak memaksimalkan ventilasi
ada sianosis dan dispnea (mampu  
mengeluarkan sputum, bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
b. Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
c. Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang penyebab.
 
2.. Gangguan Sensori Persepsi Setelah dilakukan tindakan a. NEUROLOGIK MONITORING :
keperawatan selama …. - Monitor tingkat neurologis
Diharapakan gangguan persepsi sensori teratasi.
Kriteria hasil: - Monitor fungsi neurologis
-   Sensori function : hearing klien
-   Sensori function : vision
-   Sensori function : taste and smell - Monitor respon neurologis
  - Monitor reflek-reflek meningeal
a. Menunjukan tanda dan gejala persepsi dan sensori
- Monitor fungsi sensori dan
baik : penglihatan, pendengaran, makan, dan minum
baik. persepsi : penglihatan,
b. Mampu mengungkapkan fungsi persepsi dan sensori penciuman, pendengaran,
dengan tepat
c.   pengecapan, rasa
- Monitor tanda dan gejala
penurunan neurologis klien
b. EYE CARE :
- Kaji fungsi penglihatan klien
c. EAR CARE :
- Kaji fungsi pendengaran klien
- Jaga kebersihan telinga
- Monitor respon pendengaran
klien
- Monitor tanda dan gejala
penurunan pendengaran
- Monitor fungsi pendengaran
klien

 
3. Gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan ·        1.  Memantau tingkat kesadaran,
refleks batuk, refleks muntah, dan
keperawatan selama …. pasien kemampuan menelan
tidak mengalami nyeri, dengan ·         2. Memonitor status paru
menjaga/Mempertahankan jalan
kriteria hasil: napas
a. Dapat mempertahankan ·        3.  Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut sejauh mungkin
·        4.  Jauhkan manset trakea
b. Kemampuan menelan adekuat meningkat
c. Pengiriman bolus ke hipofaring
selaras dengan refleks menelan
d. Kemampuan untuk
mengosongkan rongga mulut
e. Mampu mengontrol mual &
muntah
 
SIMPULAN
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan kepala leher
terbanyak di temukan di Indonesia. Tumor ini sifatnya menyebar
secara cepat ke kelenjar limfe leher dan organ jauh, seperti paru,
hati, dan tulang. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah salah satu
kanker kepala leher yang bersifat sangat invasif dan sangat
mudah bermetastasis (menyebar) dibanding kanker kepala leher
yang lainKanker ini lebih sering ditemukan pada pria dibanding
wanita dengan rasio 2-3-1 dan apa sebabnya belum dapat
diungkapkan dengan pasti, mungkin ada hubugannya dengan
faktor genetic, kebebasan hidup, pekerjaan dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai