Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Ca Sinonasal pada Laki-laki


Usia 56 tahun
Oleh
Adlin Nadila Fitaloka
I4061202066

Pembimbing
dr. Eni Nuraeni, M.Kes, Sp. THT-KL
Pendahuluan Etiologi & Faktor resiko
Epitel mukosa
Kelenjar seromusinosa
10-15% tumor ganas THT & Jaringan lunak
peringkat kedua setelah
Tumor hidung dan sinus
paranasal Jaringan saraf
Ca Nasofaring Sel hematolimfoid
Tulang rawan
Gejala dan tanda odontogenik

Pemeriksaan fisik &


Pemeriksaan Penunjang

Staging

Terapi multidisiplin ilmu


Pembedahan, Radioterapi, Kemoterapi

Prognosis
Anatomi Hidung

Nasal externus
Os nasal, processus frontalis
maxillaris, pars nasalis ossis
frontalis

Cavum nasi
Membran Mukosa respiratorius
Persarafan
Pendarahan
Anatomi Sinus paranasal
Epidemiologi

Ca 25% 75%

Sinonasal Kavum nasi Sinus paranasal

1% dari seluruh keganasan


3% dari Ca di kepala & leher
Asia
2 : 1
Etiologi & faktor resiko

Inhalan o Debu dari industri kayu, teksti,


Spesifik kulit dan tepung
o Debu logam berat
Alkohol
o Uap isoprofil alkohol

Asap Rokok o Uap pelarut

Radiasi

Virus HPV
Paparan Sel normal -> sel kanker
Patogenesis
Anti onkogen
Proliferasi &
Kerusakan & mutasi gen
Diferensiasi
Protonkogen

1. Fase inisiase Perubahan bahan genetik sel

2. Fase Promosi Sel terinisiasi -> ganas

3. Fase In situ Kanker tumbuh terbatas di jaringan tempat asal

4. Fase Invasive Kanker menembus membran basalis

5. Fase Diseminasi Penyebaran sel kanker ke organ lain


Patogenesis

Karsinoma sel squamosa -> mukosa pernapasan sinus maksilaris & rongga hidung

intestinal type Adenocarcinoma -> sinus ethmoid


Manifestasi Klinis

01 Gejala nasal 02 03
Gejala orbita Gejala oral
Obstruksi hidung unilateral, Diplopia, proptosis, Penonjolan ulkus di
rinorea, sekret bercambur oftalmoplegia, palatum atau prosesus
darah, sekret berbau, gangguan visus, alveolaris, gigi goyang,
deformitas hidung epifora nyeri di gigi

04 Gejala fasial 05 Gejala Intrakranial

Penonjolan pipi, Sakit kepala hebat,


nyeri, anestesia / ophtalmoplegia, gangguan visus,
parestesia muka likuorea, trismus
Epitel Non epitel
Karsinoma sel squamous Chondrosarcoma
Differensiasi Osteogenic sarkoma
Squamous basaloid Soft tissue sarcoma
Adenosquamous Fibrosarcoma
Karsinoma sel nonsquamous Malignant fibrous
Adenoid cystic carcinoma histiocytoma
Mucoepidermoid carsinoma Hemangiopericytoma
Adenocarcinoma Angiosarcoma
Neuroendocrine carcinoma Kaposi’s sarcoma
Hyalinizing clear cell Rhabdomyosarcoma
carcinoma Lymphoploroferative
Melanoma maligna Lymphoma
Olfactory neuroblastoma Polymorphic reticulosis
Sinonasal undifferentiated Plasmacytoma
carcinoma Metastatic

KLASIFIKASI
1. Karsinoma Sel Skuamosa
Keganasan yang berasal dari epitel mukosa
cavum nasi / sinus paranasal.

Insidensinya sekitar 70% dari semua kasus,


jarang terjadi pada anak-anak dan lebih sering
pada pria dibandingkan wanita, terjadi pada
rentang umur 55-65 tahun.

sinus maksilaris (60-70%),


cavum nasi (12-25%),
sinus ethmoidalis (10-15%)
sinus frontalis dan sphenoidalis (1%).
a. Keratinizing Squamous Cell Carcinoma

Makroskopis:
exophytic atau endophytic
dengan ulserasi, nekrosis dan
perdarahan yang bervariasi.

Mikroskopis:
kumpulan sel-sel eosinofilik
yang terususun tidak teratur
dengan keratinisasi dan reaksi
pembentukan jaringan ikat
yang berlebihan
b. Non Keratinizing Squamous Cell Carcinoma

Makroskopis
exophytic dan atau
pertumbuhan terbalik, mudah
hancur, dengan ada atau
tidaknya perdarahan serta
nekrosis.

Mikroskopis
Pola plexiform atau ribbon like
growth pattern, bentuk “ sel
tumor biru” menginvasi ke dalam
jaringan dibawahnya dengan
batas yang jelas dan dapat
membentuk desmplasia. .
2. Adenokarsinoma
10 hingga 14% dari seluruh tumor ganas nasal dan sinus
paranasal. sering pada laki-laki dengan usia 40 - 70 tahun

Makroskopis
berbentuk polipoid, papila, nodular, dan
fungating. Konsistensi biasanya lunak,
dan kadang-kadang ditemukan ulserasi
maupun perdarahan.

Mikroskopis
Tipe cribriform dengan gambaran khas
penampakan “swiss cheese”. menginvasi
dan merusak jaringan lunak dan tulang
di sekitarnya dan jarang bermetastasis
3. Undifferentiated carcinoma
Jarang terjadi tapi sangat agresif. Banyak terjadi pada deade
3-9 dan juga laki-laki.

Makroskopis
Sel tumor berukuran sedang - besar dan
cepat membesar, bentuk bulat hingga
oval

Mikroskopis
proliferasi hiperselular dengan pola
pertumbuhan yang bervariasi, inti sel
pleomorfik dan hiperkromatik ,anak inti
menonjol, sitoplasma eosinofilik
Diagnosis

01 02 03

Anamnesis Pemeriksaan fisik Penunjang


Gejala nasal, orbita, Wajah, rhinoskopi Xray
oral, fasial, intrakranial anterior, nasoendoskopi, CT Scan
Riwayat terpapar kelenjar getah bening di Biopsi
bahan kimia. leher
Pemeriksaan Xray

Walters maxilla Foto polos sinus paranasal kurang


berfungsi dalam mendiagnosis dan
menentukan perluasan tumor kecuali
Caldwell Sinus etmoid & orbita
pada tumor tulang seperti osteoma. Foto
polos tetap berfungsi sebagai diagnosis
Sinus sphenoid, dindin
Lateral anterior posterior sinus awal, terutama jika ada erosi tulang dan
frontal dan maxilla perselubungan padat unilateral, harus
dicurigai keganasan
submentovertex
Sinus sphenoid dan etmoid posterior
Pemeriksaan CT Scan

CT scan merupakan sarana terbaik karena lebih jelas


memperlihatkan lokasi dan perluasan tumor serta
erosi dan destruksi tulang.

Penggunaan kontras dilakukan untuk menilai tumor,


vaskularisasi dan hubungannya dengan arteri karotis.
Pada CT Scan dengan kontras akan memberikan
gambaran perluasan tumor ke organ sekitarnya
Pemeriksaan MRI

MRI dapat membedakan jaringan tumor dari jaringan


lunak atau jaringan normal sekitarnya, membedakan
sekret di dalam nasal yang tersumbat yang
menempati rongga nasal, menunjukkan penyebaran
perineural, membuktikan temuan imaging pada
sagital plane, dan tidak melibatkan paparan terhadap
radiasi ionisasi, tetapi kurang begitu baik dalam
memperlihatkan destruksi tulang
Pemeriksaan Biopsi
Pendekatan endoskopi melalui hidung
(nasoendoskopi) merupakan teknik yang
optimal untuk biopsi tumor sinonasal

Biopsi tumor sinus maksila, dapat dilakukan


melalui tindakan sinoskopi atau melalui operasi
Caldwell-Luc yang insisinya melalui sulkus
ginggivo-bukal

Pada kasus tumor sinus maksila yang tidak


dapat dicapai melalui hidung, biopsi dilakukan
dengan punksi fossa kanina dan dengan
bantuan endoskop
Staging
Tatalaksana
Terapi kombinasi (pembedahan dan radioterapi)
adalah pilihan saat ini. Biasanya dosis pra operasi
5.500 sampai 6.000 rad kobalt-60 diberikan selama
5 sampai 6 minggu, diikuti dengan eksisi bedah.
Kadang-kadang pertumbuhan masa diangkat melalui
pembedahan diikuti dengan radioterapi
pascaoperasi.
Dalam memilih terapi bedah yang optimal harus mempertimbangkan
Pembedahan dengan seksama dalam memilih pendekatan endonasal yaitu melalui
pendekatan rhinostomi lateral, rhinostomi medial, transfasial, transoral,
weber fergussion incision, dan midfacial degloving.

Maksilektomi total Maksilektomi Rhinotomi lateral


terbatas

pengangkatan semua Pengangkatan satu tumor terbatas pada


sinus maksila. dinding sinus maksial. rongga hidung dan
Medial: medial sinus ethmoid.
maksila, kavum nasi,
sinus etmoid
Tatalaksana

Radioterapi Kemoterapi Rekonstruksi

Radioterapi melibatkan sebagai terapi tambahan, penyembuhan luka primer,


penggunaan energi tinggi, kombinasi dengan memelihara / rekonstruksi
penetrasi sinar untuk radioterapi. bentuk wajah, pemulihan
menghancurkan sel-sel kanker di oronasal, memfasilitasi
Kemoterapi biasanya kemampuan berbicara &
zona yang akan diobati.
diperuntukkan untuk menelan
terapi tumor stadium
kadang digunakan sendiri pada
lanjut.
stadium I dan II, atau dalam
kombinasi sebagai adjuvan
Komplikasi Ca Sinonasal

Perdarahan Kebocoran cairan otak


Untuk menghindari Akibat kegagalan
perdarahan a. Etmoid rekontruksi dengan gejala
anterior & posterior dan rinorhea yang jernih, rasa
a. Sfenopalatina dapat asin di mulut
dikauter atau diligasi

Epifora Diplopia
Sebab obstruksi Untuk menghindari
pada aliran tratus dengan perbaikan
lakrimalis dasar orbita.
PROGNOSIS

Angka Kelangsungan hidup 5 tahun


• Stadium I 63%
• Kavum nasi 45% • Stadium II 61%
• Sinus Maksila 38% • Stadium III 50%
• Ethmoid 13% • Stadium IV 35%
Penyajian
Kasus
Riwayat Penyakit
Tn. E Sekarang
3 bulan
lalu Benjolan di hidung kiri
sering mengeluarkan nanah
bercampur darah & berbau
Umur 56 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki Seminggu Sakit kepala hebat hingga
Pekerjaan: karoeresi ke mata, mual muntah,
Alamat: Sintang dan susah bernafas
No. RM: 148638
Tanggal Pemeriksaan: 13 Agustus 2021 Hidung tersumbat,
nyeri di hidung,
penurunan penglihatan
Keluhan Utama: Benjolan di hidung kiri
Riwayat Penyakit dahulu

September 2019 Januari 2020

Keluhan serupa RS Siloam Riwayat


Benjolan serupa yang Biopsi: Hipertensi
diawali hidung Adenocarcinoma
Maag
tersumbat dan bersin-
Operasi namun
bersin
tidak melakukan
tindakan lanjut
Tidak ada riwayat Tidak ada terhadap Infion, ondansentron,
serupa di anggota obat maupun metiprednisolon,
keluarga makanan clindamycin

Riwayat
Riwayat Penyakit
Riwayat Alergi Pengobatan
keluarga
sebelumnya

Bekerja di karioeseri selama 4 tahun dan


sering terpapar bahan kimia seperti asap,
Riwayat Sosio ekonomi debu, cat, las kawat Pasien juga memiliki
riwayat merokok selama 30 tahun
Pemerisaan Fisik Status Lokalis
Keadaan Umum
Hidung
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6) Pemeriksaan luar
Keadaan Umum: Sakit sedang bentuk asimetris, pembengkakan (-/+), nyeri tekan (-/+),
Tekanan Darah : 172/96 mmHg teraba hangat (-/+)
Nadi : 78x/menit
Pernapasan : 21 x/menit Cavum nasi
Suhu : 36.4 o C sempit, massa menonjol keluar dari cavum nasi sinistra
SpO2 : 98 % disertai pus bercampur darah
Berat Badan : 90 kg
Tumor
massa berbentuk berbenjol-benjol, berwarna kemerahan,
mudah berdarah
Mukosa
Hiperemis (-/-), sekret (+/+) , edem (-/-), polip (-/-)

Septum: Deviasi ke kanan

Sinus paranasal
Nyeri tekan pada dahi (+)
Pemeriksaan penunjang
MSCT Scan sinoparanasal
Tampak lesi isodens memenuhi cavum nasi
bilateral terutama sinistra dan meluas ke sinus
ethmoidalis-frontalis-sphenoidalis dan maxillaris
bilateral dan meluas ke posterior ke nasopharing
curiga masuk ke intracranial (lobus frontalis
bilateral) dengan destruksi dinding sinus
sphenoidalis bilateral
Kesan: Massa sinonasal dengan destruksi dinding
sinus sphenoidalis bilateral dan curiga meluas ke
intracranial

Biopsi
● Adenocarcinoma
Resume
● Tn E, 56 tahun dengan keluhan benjolan di hidung kiri yang membesar sejak 3 bulan
yang lalu. Benjolan sering mengeluarkan cairan seperti nanah bercampur darah dan
berbau. Keluhan disertai sakit kepala hebat berdenyut di kepala kiri hingga ke mata
dan memberat disertai mual dan muntah selama seminggu terakhir . Adanya nyeri di
hidung dan susah bernafas, pasien harus bernafas melalui mulut karena adanya rasa
sumbatan di hidung, serta penurunan penglihatan sejak munculnya benjolan.

● Pasien memiliki riwayat keluhan yang sama sejak 2 tahun yang lalu dan riwayat biopsi
dan operasi tumor adenocarcinoma sinonasal sejak 1 tahun yang lalu tanpa tindakan
lebih lanjut. Pasien juga sudah berobat ke dokter karena sakit kepala hebat dan diberi
obat anti nyeri, antibiotik, obat maag, dan anti radang namun keluhan tidak mereda.

● Pada pemeriksaan fisik didapatkan hidung asimetris dengan adanya benjolan massa
yang menonjol dari cavum nasi sinistra. Massa berbentuk berbenjol benjol berwarna
kemerahan, mudah berdarah, dan keluar cairan pus yang disertai oleh darah. Terdapat
nyeri tekan di hidung, hidung teraba hangat dan nyeri tekan di dahi terutama di sebelah
kiri. Pada pemeriksaan MSCT dan Biopsi menunjukkan adanya keganasan berupa
Adenocarcinoma Sinonasa yang sudah meluas ke intracranial
Diagnosis
Adenocarcinoma sinonasal
Tatalaksana Edukasi

1. Asam Tranexamat 500 mg,


15 tablet diminum 3 x 1 Edukasi pasien mengenai
2. Cefadroxil 500 mg, 15 penyakit yang dialami
tablet diminum 3 x 1
3. Paracetamol 500 mg, 15
Edukasi pasien mengenai
tablet diminum 3 x 1
tatalaksana operasi dan
4. Lansoprazol 15 tablet,
kemoterapi
diminum 2 x 1

Konsultasi ke bagian ilmu


penyakit dalam, jantung
Pembedahan: Rhinotomi lateral dan anestesi
Prognosis

Quo ad vitam
01 Dubia ad malam

Quo ad functionam
02 Dubia ad malam

Quo ad sanactionam
03 Dubia ad malam
PEMBAHASAN
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik

Faktor resiko
Gejala Nasal
obstruksi nasal unilateral &
rinorea, deformitas nasal, sekret Riwayat bekerja di karioeseri
bercambur darah
sekret berbau = Jaringan nekrotik Pajanan inhalan bahan-bahan kimia
meningkatkan resiko Ca Sinonasal
Gejala Orbita
Gangguan visus Riwayat merokok

Gejala Intrakranial Paparan asap beresiko yang tinggi pada


keganasan dibidang kepala dan leher.
Sakit kepala hebat
Mual muntah
karsinoma sel squamosa & adenocarcinoma
Ca tersering yang berhubungan dengan
pajanan bahan-bahan kimia
Pemeriksaan Adenocarcinoma
Penunjang
tumor ganas tersering kedua setelah
karsinoma sel squamos pada regio
sinonasal (10-14%)
MSCT:
Masa sinonasal dengan destruksi
dinding sinus sphenoidalis bilateral dan paling sering ditemukan pada laki-laki
curiga meluas ke intracranial (lobus dengan usia 40-70 tahun.
frontalis bilateral)
Sering ditemukan di sinus etmoid
Biopsi: gejala utama: hidung tersumbat, nyeri,
Adenocarcinoma massa pada wajah dengan deformasi
dan atau proptosis dan epistaksis
Secara umum bersifat agresif
STAGING

tumor dari cavum nasi yang meluas ke


T4b sinus paranasal, meluas ke arah
nasofaring dan dicurigai meluas ke
intracranial melalui lobus frontalis
bilateral

N0 Tidak terdapat pembesaran kelenjar


getah bening

Stadium IVb T4b N0-3 M0


Tatalaksana Medikamentosa

Asam Traneksamat Cefadroxil


obat hemostatik. Mengatasi Antibiotik cephalosporin.
perdarahan akibat fibrinolisis Menghambat pertumbuhan
berlebihan bakteri

Paracetamol Lansoprazol
Antipiretik analgetik Obat PPI menghambat
Menghambat enzim sekresi asam lambung
Siklooksigenase

Pembedahan: Rhinotomi lateral


Rhinotomi Lateral
Operasi ini dilakukan untuk tumor terbatas pada rongga hidung
dan ethmoid. Sayatan dari canthus medial mengikuti sisi hidung
ke dalam ruang depan hidung. Tindakan dilakukan di bawah
penglihatan langsung.

Penatalaksanaan Ca sinonasal harus


dilakukan dengan pendekatan holistik
multidisiplin ilmu, sehingga pasien juga
dirujuk untuk berkonsultasi kepada spesialis
penyakit dalam, jantung serta anestesi
terkait apakah kontraindikasi pada pasien
untuk melakukan tindakan
Kesimpulan
Telah dilaporkan suatu kasus ca sinonasal pada pasien dengan nama Tn. E, 56 tahun.
Pasien mengeluh adanya benjolan di hidung kiri yang membesar sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan
sering mengeluarkan cairan seperti nanah bercampur darah dan kadang berbau. Keluhan disertai
sakit kepala hebat berdenyut di kepala kiri hingga ke mata, disertai mual dan muntah, nyeri di
hidung, hidung tersumbat serta penurunan penglihatan. Keluhan ini mengganggu aktivitas pasien
dan menyebabkan pasien sulit tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hidung asimetris dengan adanya benjolan massa
yang menonjol dari cavum nasi sinistra. Massa berbentuk berbenjol benjol berwarna kemerahan,
mudah berdarah, dan keluar cairan pus yang disertai oleh darah. Pada pemeriksaan rhinoskopi
anterior dan nasoendoskopi dijumpai cavum nasi sempit, terdapat sekret pada mukosa hidung,
deviasi septum ke kanan. Diagnosis pasti pada penyakit ini adalah dengan pemeriksaan MSCT dan
Biopsi. Berdasarkan pemeriksaan penunjang tersebut didapatkan hasil Adenocarcinoma sinonasal
dengan massa yang dicurigai telah meluas ke intracranial (lobus frontalis bilateral).
Tatalaksana pada karsinoma sinonasal ini bisa berupa medikamentosa terhadap
keluhan pasien seperti asam tranexamat, cefradroxil, paracetamol, dan lansoprazole. Serta
rencana pembedahan rhinotomi lateral yang terlebih dahulu perlu dikonsultaskan pada bagian
ilmu penyakit dalam, jantung, dan anestesi.
CREDITS: This presentation template was created

Thank you!
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai