RESPIRASI &
KARDIOVASKULAR
Adlin Nadila Fitaloka
I4061202066
Pembimbing:
dr. I Komang Wirawan, Sp.An
Kegawatan
Respirasi
suatu keadaan yang mengancam jiwa dan
membutuhkan penanganan cepat akibat
terganggunya pertukaran gas dalam paru
atau suatu kegagalan paru memperoleh O2
dari udara luar
1. Gagal Nafas
Kegagalan pernapasan adalah suatu kondisi dimana oksigen tidak cukup masuk dari paru-paru ke
dalam darah. Keadaan ini disebabkan oleh pertukaran gas antara paru dan darah yang tidak adekuat sehingga
tidak dapat mempertahankan pH, pO2, dan pCO2, darah arteri dalam batas normal dan menyebabkan hipoksia
tanpa atau disertai hiperkapnia.
Tipe I merupakan kegagalan oksigenasi atau hypoxaemia arteri ditandai dengan tekanan parsial O2
arteri yang rendah. (PaO2 < 60 mmHg)
Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia ditandai dengan peningkatan tekanan parsial CO2
arteri yang abnormal (PaCO2 > 46 mmHg)
Tipe III adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi dan ventilasi ditandai dengan hipoksemia dan
hiperkarpnia, penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2
ETIOLOGI
TIPE 1 (HIPOKSEMIA) TIPE 2 (HIPERKAPNIA)
Analisis Gas Darah Arteri Darah Lengkap Fungsi Ginjal & Hati Pemeriksaan lain
Memastikan dx dan Anemia, polisitemia Etiologi kegagalan Rontgen dada dan
membantu perbedaan pernafasan Echocardiography, tes fungsi
antara akut dan kronis paru
02
Sumbatan Jalan Nafas
Sumbatan Jalan Nafas
Total Parsial
Oropharyngeal Airway
Pembedahan 03 Cricothyroidotomy
3. Edema Paru Akut
Timbunan cairan di ruang antara pembuluh darah
kapiler dan parenkim paru (alveolus). Hal ini
mengurangi kemampuan O2 dan Co2 untuk berdifusi
melintasi permukaan alveolus-kapiler, menyebabkan
hipoksemia dan hipoksia seluler
01 02 03
• Takipneu Radiologi
- Sesak hebat disertai
• Retraksi dinding dada Hilus melebar disertai bendungan
sianosis
• Ronki basah kasar, sering paru (batwing appearance)
- Sering berkeringat dingin
- Batuk dengan sputum disertai wheezing EKG
• Gallop Dapat normal, dapat gambaran
kemerahan
• SpO2 < 90% Iskemik miokard, hipertrofi ventrikel
Kegawatan
Kardiovaskuler
1. Cardiac Arrest
hilangnya fungsi jantung secara
tiba-tiba guna mempertahankan
sirkulasi normal darah yang
berfungsi untuk menyuplai oksigen
ke otak dan organ vital lainnya, yang
ditandai dengan tidak ditemukannya
denyut nadi akibat ketidakmampuan
jantung untuk dapat berkontraksi
dengan baik
Hipertensi
Emergensi
02 peningkatan tekanan darah (TD) yang berat
(>180/120 mmHg) disertai bukti kerusakan baru
atau perburukan kerusakan organ target (target
organ damage= TOD).
Hipertensi Emergensi
Gejala
tergantung kepada organ terdampak, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dada, sesak
napas, pusing kepala atau gejala defisit neurologis
03
Diagnosis SKA
01 02 03
EKG
-Nyeri dada tipikal / atipikal Dapat normal, LBBB baru, elevasi
• Umumnya dapat normal
- lama lebih dari 20 menit segmen ST persisten (>20 menit),
• Regurgitasi mitral, hipotensi,
-Lebih dari satu faktor risiko: depresi segmen ST dengan atau
takipneu, bradikardi-takikardi,
DM, kolesterol, HT, keturunan tanpa inversi gel T
diaphoresis, ronkhi basah halus,
gallop S3, edema paru Marka Enzim Jantung
Lab
Foto thorax
Spektrum Klinis SKA
EKG: ST Elevasi
Enzim jantung EKG: Tanpa ST
meningkat depresi
STEMI Non STE ACS
Oklusi total aliran Oklusi parsial aliran
Insisiasi tatalaksana darah koroner darah koroner
revaskularisasi tidak
perlu menunggu hasil
marka jantung
Hipovolemik Obstruktif
Kehilangan cairan internal Hambatan sirkulasi
maupun eksternal menuju jantung
Kardiogenik Distributif
Gangguan pompa jantung
pada vol intravaskular Sepsis, anafilasis,
yang cukup neurogenik
Shock Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat terganggunya sistem
sirkulasi akibat dari volume darah di intravaskuler yang berkurang. Hal ini bisa
terjadi akibat perdarahan yang masif atau kehilangan plasma darah.
Etiologi
Tension pneumothorax
Cardiac tamponade
Pulmonary embolism
Aortic stenosis
Syok Distributif
Syok distributif adalah syok yang disebabkan oleh maldistribusi volume
sirkulasi darah pada tubuh. Ada tiga jenis syok distributif yaitu:
1. Syok anafilaktik: kejadian akut yang berpotensi fatal dimana terjadi reaksi
system multiorgan yang disebabkan oleh perilisan mediator kimia dari sel
mast dan basophil.
2. Syok sepsis: disebabkan karena infeksi pathogen.
3. Syok neurogenik: suatu keadaan hilangnya tonus otonom secara tiba-tiba
akibat dari cidera tulang belakang, misalnya disfungsi ganglia simpatis
paravertebral yang menginervasi segmen torakolumbal, dimana bagian ini
merupakan persarafan yang berfungsi untuk mempertahankan tonus
pembuluh darah perifer.
Tatalaksana umum Syok
1. Ventilasi dan oksigenasi untuk meningkatkan hantaran oksigen
2. Resusitasi cairan meningkatkan aliran darah mikrovaskular dan
meningkatkan curah jantung
3. Pemberian agen vasoaktif
Tatalaksana Syok Hipovolemik
1. Ventilasi dan oksigenasi adekuat
2. Resusitasi cairan menggunakan kristaloid isotonis (NaCl 0,9% atau ringer
laktat). Pemberian awal adalah dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/kgBB
atau sekitar 1-2 liter pada orang dewasa
3. Kontrol perdarahan jika memungkinkan lakukan transfusi darah
4. Transfusi darah dapat diberikan apabila: perdarahan akut sampai Hb < 8
gr/dL atau Ht <30%; pada orang tua, kelainan jantung dan paru, Hb < 10
gr/dL
Tatalaksana Syok Kardiogenik
1. Penanganan awal: resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi jalan
nafas, koreksi hipovolemia dan hipotensi
2. Intervensi farmakologi: sesuai penyebabnya, infark miokard atau
sindrom coroner akut diberikan aspirin dan heparin. Obat vasokontriksi,
misalnya dopamine, epinefrin, dan norepinefrin mempertahankan
tekanan darah yang adekuat untuk mempertahankan perfusi jaringan
dan volume intravaskuler
3. Mechanical circulatory support: digunakan pada pasien yang tidak
responsif dengan pengobatan yang telah diberikan misalnya dengan
Intra-aortic Ballon Pump (IABP) atau Ventricular Assist Device (VAD).
Tatalaksana Syok Sepsis
1. Ventilasi dan oksigenasi adekuat
2. Bolus cairan 20 ml/kgBB kristaloid diberikan dalam kurun waktu 30 menit
3. Jika tekanan darah tidak meningkat setelah resusitasi cairan, pemberian
vasopressor tidak boleh ditunda. Vasopressor harus diberikan untuk
mempertahankan MAP >65 mmHg
4. Pemberian antibiotik spektrum luas
Tatalaksana Syok Anafilatif
Tatalaksana Syok Obstruktif