Anda di halaman 1dari 32

ALO

Acute Lung Oedema


Oleh:
M. Reza Toriqudin (130801073)
Wahyu Juli Iswanto (130801093)

Definisi
Edema paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan
patologi di ekstravaskuler dalam paru.( Arief Muttaqin,
2008 ).
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Akumulasi Cairan Di Paru
Yang Terjadi Secara Mendadak. (Aru W Sudoyo, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, 2006).

Etiologi
Penyebab terjadinya alo dibagi menjadi 2, yaitu:
kardiogenik
non kardiogenik

kardiogenik
Yaitu edema paru yang bukan disebabkan karena
gangguan pada jantung atau sistem kardiovaskuler.
a.Penyakit pada arteri koronaria
b. Kardiomiopati
c.Gangguan katup jantung
d. Hipertensi

non kardiogenik
Yaitu edema paru yang bukan disebabkan karena kelainan pada
jantung tetapi paru itu sendiri. Pada non-kardiogenik, alo dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Infeksi pada paru
2. Lung injury, seperti emboli paru, smoke inhalation dan infark
paru.
3. Paparan toxic
4. Reaksi alergi
5. Acute respiratory distress syndrome (ards)
6. Neurogenik

PATOFISIOLOGI

Alo kardiogenik akibat peningkatan tekanan atau volume yang


mendadak tinggi di atrium kiri, vena pulmonalis akan diteruskan
peningkatan tekanannya ke kapiler dengan tekanan melebihi 25 mmhg
Mekanisme fisiologis tersebut gagal mempertahankan keseimbangan
sehingga cairan akan membanjiri alveoli dan terjadi oedema paru
Jumlah cairan yang menumpuk di alveoli ini sebanding dengan
beratnya oedema paru
Penyakit jantung yang potensial mengalami alo adalah semua keadaan
yang menyebabkan peningkatan tekanan atrium kiri >25 mmhg.

Lanjut
Sedangkan alo non-kardiogenik timbul oleh kerusakan dinding
kapiler paru yang dapat mengganggu permeabilitas endotel
kapiler paru
sehingga menyebabkan masuknya cairan dan protein ke
alveoli
Proses tersebut akan mengakibatkan terjadinya pengeluaran
sekret encer berbuih dan berwarna pink froty
Adanya sekret ini akan mengakibatkan gangguan pada

Gambar 1.Patofisiologi edema Paru ( dikutip dari Loraine etal. NEJM 2005 : 353: 2791)

WOC
NON
KARDOGENIK

KARDIOGENI
K

ARSD
Gagal jantung
kiri

1.Pnemonia
2.Aspirasi
Asam
Lambung
3.Bahan
Toksik

Isufisien
si
limfatik

Unkwnow
n

1.Post. Lung
transplant

1.Pulmonar
y Embolism

2.Lymphang
itic
carsinomicl
osis

2.Eclamasia

3.Silicosis
Ketidakseimbanga
n
Staling Force

3.High
altitude
Pulmonary
edema

Tekanan
Kapiler Paru

Tekanan
Onkotik
Plasma

Tekanan
Negative
Interstitial

Cairan
berpindah ke
interstitial

Akumulasi cairan berlebih (transudat /


eksudat)

Tekanan
Onkotik
Interstitial

Alveoli terisi
cairan

Gangguan
pertukaran
gas

Gangguan
perfusi
jaringan

Cardiac
ouput

O2 jaringan

Pengambil
an O2

Pemasangan alat bantu


nafas (ventilator)

Bed rest
fisik

Pemasangan selang
endotrakheal

Defisit
perawata
n diri

Ganggua
n
komunika
si verbal

Kelelahan

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis Edema Paru secara spesifik dibagi


dalam 3 stadium:

Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3

Lanjut....

Stadium 1.

Terdapat distensi pada pembuluh darah kecil paru yang prominen


saat pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas
difusi gas CO.
Keluhan mungkin hanya berupa adanya sesak napas saat
bekerja.
Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan kelainan, kecuali
mungkin adanya ronkhi pada saat inspirasi
karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat
inspirasi.

Stadium 2.
terjadi edema paru intersisial dimana batas pembuluh darah paru menjadi
kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis
menebal
Adanya penumpukan cairan di jaringan kendor inter-sisial, akan lebih
memperkecil saluran napas kecil, terutama di daerah basal
Mungkin pula terjadi refleks bronkhokonstriksi dapat mengakibatkan
takhipnea.
Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi
takhipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan
cairan intersisial diperlambat.Pada pemeriksaan spirometri hanya
terdapat sedikit perubahan saja.

Stadium 3.
terjadi edema alveolar dimana pertukaran gas sangat terganggu,
terjadi hipoksemia dan hipokapnia
Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan
Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata
Terjadi right-to-left intrapulmonary shunt
Dimana penderita biasanya menderita hipokapnia, tetapi pada kasus
yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory acidemia.Pada
keadaan ini morphin hams digunakan dengan hati-hati

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan dengan mengevaluasi manifestai klinis sehubungan dengan kongesti


paru. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan antara lain berupa:
1.

EKG
untuk melihat apakah terdapat sinus takikardi dengan hipertropi atrium kiri atau
fibrilasi atrium, tergantung penyebap gagal jantung, gambaran infark, hipertrofi
ventrikel kiri atau aritmia.

2.

Laboratorium
Analisa Gas Darah : pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah kemudian hiperkapnea
Enzim jantung : meningkat jika penyebap gagal jantung adalah infark
miokard
Darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit, urinalis, Enzim jantung (CK-MB, Troponin T),
angiografi coroner

Lanjut...

3. Foto thorak
Gambaran radiologisnya berupa :
Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskuler di hilus)
Kranialisasi vaskuler
Hilus suram (batas tidak jelas)
4. Echokardiography

Gambaran penyebap gagal jantung : kelainan katup, hipertopi ventrikel (hipertensi),

segemental wall motion abnormally (PJK) umumnya ditemukan dilatasi ventrikel kiri/atrium kiri
5. Pulmonary Artery Catheter
Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz) adalah tabung yang panjang dan tipis (kateter) yang
disisipkan

kedalam vena besar dari dada atau leher dan dimajukan melalui ruang ruang sisi

kanan dari jantung dan

diletakkan kedalam kapiler-kapiler paru atau pulmonary capillaries

(cabang-cabang yang kecil dari pembuluh- pembuluh darah dari paru-paru).

Penatalaksanaan

Mengurangi volume sirkulasi total untuk memperbaiki pertukaran gas pernapasan


Kombinasi terapi oksigen dan terapi medis.
Oksigen dengan konsetrasi yang adekuat untuk mengurangi hipoksia dan dispnea
Hipoksia menetap, oksigen harus diberikan dengan tekanan positif intermiten atau
kontinu
Jika terjadi gagal napas perlu diberikan intubasi endotrakea dan ventilasi mekanis
Penggunaan tekanan positif akhir ekspirasi sangat efektif mengurangi aliran balik vena
Menurunkan tekanan kapiler paru, dan memeperbaiki oksigenasi dapat dipantau melalui
pulse oksimetri dan pengukuran AGD.

Lanjut...

Morfin secara intravena dalam dosis kecil


untuk mengurangi kecemasan dan dispnea serta menurunkan tekanan
perifer sehingga darah dapat didistribusikan dari paru ke bagaian tubuh
lain.
akan menurunkan tekanan dalam kapiler paru dan mengurangi
perembesan cairan ke jaringan paru.

# Morfin tidak boleh diberikan bila edema paru disebabkan oleh cedera
vaskuer otak, penyakit paru kronis, atau syok kardiogenik

Lanjut..
Digitalis diberikan untuk meningkatkan kontrakitilitas jantung
dan curah ventrikel kiri.
Perbaikan kotrakitilitas jantung akan meningkatakan curah
jantung dan memperbaiki diuresis yang akan menurunkan
tekanan diastole.
tekanan kapiler paru dan trasnudasi atau perembesan cairan ke
alveoli akan berkuarang.

Lanjut

Aminofilin bila pasien mengalami wheezing dan terjadi


bronkospasme
diberikan aminofilin untuk merelaksasi bronkospasme
Aminofilin diberikan melalui intravena secara terus menerus
dengan dosis sesuai berat badan

Komplikasi
Pada pasien dengan Edema paru kemungkinan untuk terjadi Gagal
Hal ini dikarenakan terjadinya akumulasi cairan pada alveoli yang menyebabkan
ketidakmampuan paru untuk melakukan pertukaran gas O2 dan CO2 secara adekuat
sehingga mengakibatkan

GAGAL
NAPAS

pasokan Oksigen ke jaringan paru menjadi sedikit.

KEMATIAN

Contoh kasus

Ny. M, 46 tahun masuk IGD pada tanggal 20/1/16 jam 02.00 dan
masuk ICU pada tanggal 20/1/10 jam 05.00 dengan keluhan sesak
napas, sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien sering
merasa sesak napas terutama bila melakukan pekerjaan rumah
tangga sehari-hari. Sejak satu hari sebelum MRS pasien merasa
sesak semakin berat seperti dicekik, pada pengakjian di dapatkan
tangan pasien menjadi dingin dan basah, kuku sianosis, dan warna
kulit menjadi abu-abu sampai pucat. Selain itu denyut nadi juga
melemah, dan cepat, vena leher menegang.Pasien mulai batuk,
dengan mengeluarkan sputum yang banyak. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan berat badan 60kg, tinggi badan 165 cm, tekanan darah
140/90mmHg, nadi 90X/menit,pernafasan 32X/menit, suhu 35,7 0 C.

Primary Survey

Airway

Terdapat bunyi suara nafas tambahan di daerah paru


Tidak ada jejas pada daerah dada
Obstruksi (+)
Terdapat secret septum

Breathing

Inspeksi : pola nafas cepat / sesak, pengembangan dada simetris.


Palpasi: tidak ada bunyi krepitasi.
Terdapat sianosis
Reflek batuk (+)
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung (+) ,takipnea
pernafasan menggunakan otot aksesoris pernafasan (retraksi intercostae)
RR = 25 x/menit , ireguler
Pemakaian O2 Maker 5 L/M

Lanjut...
Circulation
Penurunan curah jantung :gelisah,latergi,takikardia
Disritmia
Adanya peningkatan JVP
Gangguan tingkat kesadaran : lemah, gelisah
Capillary refil time >3 detik
Terdapat perubahan warna
Disability
kesadaran: composmentis
Keadaan umum: GCS ( E : 4, V : 5, M : 5)
Ekstremitas dingin

PENGKAJIAN SEKUNDER

Nursing history
Pada tanggal 27/01/16 pukul 10.00 wib Ny M umur 46 tahun
datang ke IGD RSUD jombang dengan keluhan sesak napas. Sesak
napas munculnya kadang-kadang pada saat beraktivitas.
menurutnya 2 minggu belakangan ini Ny. M semakin sering
mengalami sesak nafas.

Observasi dan Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum

: lemah dan gelisah

Kesadaran
: Composmentis
GCS
: E : 4, V : 5, M : 5

Lanjut...

Tanda tanda vital

Suhu : 35,70 C

N : 90 x/menit, teratur dan kuat,

T : 140/90 mmHg

RR : 35 x/menit

TB= 165cm, BB= 60 kg

Keluhan utama

Riwayat Penyakit Sekarang : Pada tanggal 27/01/16 pukul 10.00 wib Ny M umur 46 tahun datang ke IGD RSUD jombang dengan keluhan sesak
napas, sesak napas munculnya kadang-kadang pada saat beraktivitas. menurutnya 2 minggu belakangan ini Ny M semakin sering mengalami sesak
nafas.

Pengkajian nyeri (PQRST)

: klien mengeluh sesak nafas

Ny M mengatakan sesak nafas dirasakan secara tiba- tiba dan memberat saat beraktivitas. Kualitas sesak nafas seperti cekik. Sesak napas
dirasakan di daerah dada 15 menit.. Dan sesak napas dirasakan Ny. M sejak 2 minggu.

Riwayat Penyakit Dahulu

: Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya

Riwayat Penyakit keluarga

: Keluarga Ny. M tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.

Riwayat sosial

: Ny. M jarang melakukan olahraga.

Pemeriksaan fisik Head to toe

. Pemeriksaan fisik Head to toe


Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris , penyebaran rambut merata, bersih tidak ada ketombe
Palpasi : Tidak ada jejas pada kepala , tidak ada nyeri tekan pada kepala , massa (-)

Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, skelera mata tidak ikterik , pupil isokor

Telinga
Inspeksi : telinga simetris, keadaan telinga bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus

Kulit
Inspeksi :

a.warna : Sawo matang


palpasi :

a. Suhu raba: dingin


b.turgor kulit normal
d. Oedem (-)

Lanjut...
Mulut dan bibir
Inspeksi :
a. bentuk mulut simetris
b.Membrane mukosa kering
Hidung
Inspeksi :
Terdapat pernapasan dengan cuping hidung
Simetris antara kanan dan kiri
Tidak ada secret pada hidung
Pemakaian O2 Masker 5 L/M
Vena leher:
Inspeksi : Terdapat bendunganvena jugularis
Palpasi : Terdapat distensi/bendunganvena jugularis, tidak ada

Lanjut...

Dada ( Jantung / Paru)


Anamneses: Ny. M mengeluh sesak napas seperti dicekik
Inpeksi :

1.Terdapat penggunaan otot bantu pernafasan


2 Pergerakan simetris antara dada kiri dengan
3. Tidak tampak adanya jejas
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi : terdengar bunya S1,S2 tunggal
Auskultasi : Suara nafas vesikuler

4. jantung
Auskultasi : terdengar ireguler dan cepat , tidak terdengar adanya BJ tambahan

Abdomen

Anamnesa : klien mengatakan kehilangan selera makan


Inspeksi : tidak ada distensi abdomen , tidak ada penurunan berat badan
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: Hipertimpani
Auskultasi : bising usus 16x/menit

Lanjut...

Kandung kemih
Inspeksi : tidak terpasang dower kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Genital
(tidak terkaji)

Ekstremitas bawah dan atas


Akral dingin
Teraba nadi radialis, cepat, ireguler
Kuat angkat

Pengelompokan data

1. Data subyektif:
Pasien mengatakan sesak nafas seperti dicekik

2. Data Obyektif:

TD: 140/90 mmhg , Nadi : 90x/menit , RR: 32/menit , Suhu: 35,7 0 C


Irama jantung terdengar teratur
Pengembangan dada pasien simetris
Pola nafas pasien tidak teratur
Pasien tampak lemah dan gelisah

Anda mungkin juga menyukai