Anda di halaman 1dari 10

TATALAKSANA EPISTAKSIS

Ignasia Fernanda Marcelina


Tiga Prinsip Utama
Penanganan

Mencegah
Menghentikan
Mencegah berulangnya
Pendarahan epistaksis
Komplikasi
Epistaksis
Pertolongan Pertama Indikasi Rumah Sakit
- Posisikan kepala menunduk dan - Mimisan tidak berhenti dengan
duduk condong ke depan penekanan
- Tekan cuping hidung 10-15 menit - Mimisan hebat sampai pingsan
(metode Trotter) - Mimisan berulang
- Bernafas melalui mulut - Mimisan pada anak 2 tahun atau bayi
- Kompres pangkal hidung dengn air - Sumbatan jalan napas
dingin - Mimisan akibat kelainan anatomi
jika perdarahan tidak berhenti segera dan trauma pada wajah
ke pelayanan kesehtan terdekat.
• Identifikasi pendarahan dan kontrol
Tatalaksana epistaksis
pendarahan
di rumah sakit
• Pada pasien yang mengalami syok
hipovolemik, beri cairan kristaloid
• Kehilangan darah 15% beri transfuse PRC
• Syok hipovolemik grade 2-3 : transfuse
WB
• Tanda kelebihan cairan : edema dan sesak;
sesak karena cairan menumpuk di paru :
ronkhi basah, suara vesikuler menurun.

POSISI PASIEN
Pasien duduk tegak, dengan kepala menunduk
Jika kesadaran menurun, posisikan berbaring dan
arah kepala berlawanan dengan hidung epitaksis.

Metode trotter
Tekan cuping hidung 10-15 menit
Oxymetazoline
65% dapat
menghentikan
perdarahan

Tampon: kapas yang


telah dibasahi dengan
adrenalin 1:10.000 dan
lidokain atau pantokain
2%
• JIKA PERDARAHAN TIDAK BERHENTI..
Lakukan Kauterisasi
“Kauterisasi kimia (chemical cautery) dengan mengunakan silver nitrate :
perdarahan ringan aktif, dan jika sumber perdarahan telah diketahui.’’
CARANYA : tampon dikeluarkan, sumber perdarahan diolesi dengan larutan
tersebut sampai timbul krusta yang berwarna kekuningan akibat terjadinya
nekrosis superfisial
JIKA GAGAL..
Kauterisasi elektrikal/ laser.
• Jika perdaraha belum berhenti

Pemasangan anteriornasal packing / tampon hidung anterior


kasa yang dilapisi jeli petroleum, spons yang terbuat dari
hydroxylated polyvinyl acetate yang akan mengembang apabila
basah
Dipasang Selama 3-5 hari

• Setelah tampon terpasang, tetesi tampon dengan sedikit


cairan vasokonstriktor untuk mempercepat perhentian
perdarahan.
• Tetesi saline kedalam lubang hidung agar tampon
dapat mengembang sempurna.
Epistaksis posterior
• Tampon Posterior : Tampon Bellonq
• Kateter masukkan dari hidung –
nasofaring keluar melalui mulut
• Tampon kasa/ balon isi 5-7 ml air dikaitkan
di ujug kateter
• Keteter ditarik dari hidung
• Sehingga tampon kasa berada di belakang
koana, nasofaring posterior
• Menekan sumber perdarahan
• Teknik terbaru double ballon
• Lakukan klem umbilical didepan hidung.
• Jika tindakan konservatif gagal untuk menghentikan
perdarahan…..
Maka dapat lakukan ligasi pembuluh darah
- Ligasi Arteri Karotis Eksterna
- Ligasi Arteri Maksilaris Interna
- Ligasi Arteri Etmoidalis
- Angiografi dan Embolisasi

Anda mungkin juga menyukai