Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

Chest pain ec ACS


ec STEMI Killip II

Disusun Oleh:
Theresia Bornok Bintang S.Ked
NIM. FAB 118 080

Pembimbing:
dr. Yosua Hendriko M

Program Pendidikan Profesi


Bagian Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine
Fakultas Kedokteran UPR/RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2020
PENDAHULUAN

Sindrom koroner akut (SKA) keadaan darurat jantung


dengan manifestasi klinis rasa tidak enak didada atau
gejala lain sebagai akibat iskemia miokardium.

SKA terdiri atas Disebabkan oleh terlepasnya plak


yang merangsang terjadinya
1.Angina Pektoris Tidak Stabil agregasi trombosit dan trombosis,
2.Infark Miokardium Tanpa sehingga pada akhirnya akan
Elevasi ST menimbulkan stenosis atau oklusi
pada arteri koroner dengan atau
3.Infark Miokardium Akut (Ima)
tanpa emboli.
Yang Disertai Elevasi Segmen St
LAPORAN KASUS

Primary Survey (Tn. A / 74 tahun)


• Vital Sign:
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Denyut Nadi : 69 kali/menit (reguler, kuat angkat, dan isi cukup)
• Frekuensi Napas : 26 kali/menit, abdominal-torakal
• Suhu : 36,80C

• Airway : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas


• Breathing : Spontan, 26 kali/menit, pernapasan abdominal-torakal,
pergerakan thoraks simetris kiri dan kanan
• Circulation : Denyut nadi 69 kali/menit, reguler, kuat angkat, dan isi
cukup. CRT < 2 detik
• Disability : GCS (E4M6V5), pupil isokor +/+, diameter 3mm/3mm
....Primary Survey
• Evaluasi masalah : Berdasarkan survey
primer sistem triase, kasus ini merupakan kasus
yang termasuk dalam priority sign karena
pasien datang dengan keluhan nyeri dada
dengan diberi label kuning.

• Tatalaksana awal : Tatalaksana awal pada


pasien ini adalah ditempatkan di ruang non
bedah, pemberian oksigen nasal kanul 3
liter/menit, dan infus intravena menggunakan
cairan NaCl 0,9% 10 tetes/menit dan Nebulisasi
dengan Salbutamol (combivent) 1 ampul.
Secondary Survey

Identitas
• Nama : Tn. A
• Usia : 74 tahun
• Jenis Kelamin : Laki – Laki
• Alamat : Jalan Pinus, Palangka Raya
• Tgl Pemeriksaan : 12 Februari 2020 pukul 11.00 WIB
ANAMNESIS

Anamnesis
• Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Keluhan Utama : Nyeri Dada
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang telah berlangsung
sejak ± 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat pasien
beraktivitas dirumah. Keluhan nyeri dirasakan seperti seperti
tertindih beban berat dan menjalar sampai ketangan kiri pasien.
Nyeri disertai keringat dingin dan berkurang jika beristirahat. Nyeri
dirasakan memberat ± 5 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan sesak
napas yang telah berlangsung sejak ± 1 hari SMRS. Sesak Napas
dirasakan tiba-tiba saat pasien beraktivitas dirumah. Sesak napas
dirasakan terus menerus. Sesak nafas memberat saat melakukan
aktivitas dan posisi berbaring. Sesak dirasakan memberat ± 4 jam
SMRS . Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 2 hari SMRS. Keluhan
berdebar-debar (-), demam (-), pingsan (-).
....Anamnesis

• Riwayat Kebiasaan:
• Pasien merupakan perokok aktif mengkonsumsi ± 1
bungkus setiap hari selama lebih dari 20 tahun.

• Riwayat Penyakit Dahulu:


• Hipertensi tidak terkontrol
• Pasien menyangkal pernah memiliki keluhan serupa
sebelumnya.
• Penyakit maag dan asma disangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga:


• Pasien tidak mengetahui
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)

Vital sign :
• Tekanan Darah : 130 / 80 mmHg
• Denyut Nadi : 69 kali/menit (reguler, kuat angkat,
dan isi cukup)
• Frekuensi Napas :26 kali/menit, abdominal-torakal
• Suhu :36,8 0C
....Pemeriksaan Fisik
Kepala
• Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

Leher
• Pembesaran kelenjar tiroid (-/-), peningkatan JVP (-)

Thoraks
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan, retraksi (-)
• Palpasi : Fremitus vokal normal kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (+/-), wheezing (-/-)
....Pemeriksaan Fisik
Jantung
• Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi :Ictus cordis tidak teraba
• Auskultasi :Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2), tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
• Inspeksi :Datar
• Auskultasi :Bising usus (+) normal
• Palpasi :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba besar
• Perkusi :Timpani (+)

Ekstremitas
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edem (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Pasien Kadar Normal


Hematologi
Hb 13,1 g/dl 13,5-18,0 g/dl
Hematokrit 39,4% 37-48 %
Leukosit 8.58 /ul 4.500-11.000/ul
Eritrosit 4.31 juta/ul 4-6 juta/ul
Trombosit 167.000/ul 150.000-400.000/ul
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 126 mg/dl < 200 mg/dl
Creatinin 2.18 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
Ureum 67 mg/dl 21-53 mg/dl
PEMERIKSAAN EKG

Kesan :
Sinus Irreguler HR 70 x/menit, Aksis Normal
ST Elevasi Lead II,III,Avf
Q Patologis Lead II,III,Avf
Interpretasi :
Inferior Miokard Infark
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAK

Interpretasi :
- Kardiomegali, CTR = 55%
- Elongasi Aorta,Trakea letka
sentral
- Paru : Bercak pada paraaorta
perihiler kiri
- Sinus costofremikus dan
diafragma tampak baik
- Jaringan lunak dan tulang
tampak normal
Kesan : Bronkopneumonia
DIAGNOSIS
Chest pain ec ACS ec STEMI INFERIOR

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan awal pada pasien PO:

diberikan o2 nasal canul 2-4 lpm, - Aspilet 80 mg 1-0-0


- Clopidogrel 75 mg 1-0-0
infuse NaCl 0,9%, Nebulisasi dengan
- Bisoprolol 2,5 mg 0-1-0
combivent 1 ampul
- Sukralfat syr 3 x 1 C
- Infus NaCl 0,9% 10 tpm
- Injeksi IV Furosemid 1 amp
- SP Nitrogliserin 0,5 mcg/KgBB/
7,5cc/jam
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Dubia ad bonam


• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Pasien Teori

Nyeri dada tipikal (angina): gejala cardinal pada


• Nyeri dada sejak 12 pasien IMA.
jam SMRS. - Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial.
• Nyeri dirasakan seperti - Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa
seperti tertindih beban terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk,
rasa diperas, dan dipelintir.
berat dan menjalar ke
- Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga
lengan sebelah kiri. ke leher, rahang bawah, gigi,
• Nyeri disertai keringat punggung/interskapula, perut, dan dapat juga
ke lengan kanan.
dingin dan berkurang
jika beristirahat. - Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat
atau jika diberikan obat nitrat.
- Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi, udara
dingin, dan sesudah makan.
- Gejala yang menyertai: mual, muntah, sesak
napas, keringat dingin, cemas dan lemas.
• Dapat berlangsung lebih dari 20-30 menit
ANAMNESIS
Anamnesis Teori
Pada pasien nyeri dada Pada keadaan aktivitas yang berlebih →
dirasakan tiba-tiba saat meningkatkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
beraktivitas sejak ± 5 jam. → jantung akan meningkatkan denyut jantung
→ meningkatkan cardiac output.

Faktor resiko: Jenis kelamin Keadaan yang membuat plak dari


laki-laki, usia lebih dari 45 aterosklerosis terutama pada pembuluh darah
tahun, riwayat merokok. koroner.

Keringat dingin Cemas → peningkatan aktivitas saraf simpatis


dalam tubuh yang juga akan → kenaikan
sekresi epinefrin dari kelenjar adrenalin.

Sesak napas Peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic


ventrikel kiri
Perasaan cemas dapat menimbulkan
hiperventilasi
PEMERIKSAAN FISIK DAN LABORATORIUM
Pasien Teori
Konjungtiva Anemis Penanda adanya penurunan kadar hemoglobin
darah.
Laboratorium Darah Anemia pada pasien disebabkan, Sitokin
proinflamasi seperti TNF-ά, interleukin-1 dan
Hb : 13,1 gr/dL interleukin-6 meningkat dan menyebabkan
gangguan pada berbagai aspek eritropoiesis
seperti mengurangi sekresi eritropoietin serta
menurunkan aktifitas ertropoietin pada
prekursor eritrosit dalam sumsum tulang.
PEMERIKSAAN EKG
Kasus Teori
Kesan :
Sinus Irreguler HR 70 x/menit,
Aksis Normal
ST Elevasi Lead II,III,Avf
Q Patologis Lead II,III,Avf

Interpretasi :
inferior miokard infark
TRIAS DIAGNOSTIK
GEJALA GEJALA KHAS
1. Nyeri a. Nyeri dada bagian dada depan ( bawah sternum) dengan/ tanpa
Dada penjalaran, kadang berupa nyeri dagu, leher/seperti sakit gigi,
penderita tidak bisa menunjukan rasa nyeri dengan satu jari tetapi
dengan tangan.
b. Kualitas nyeri sepertt ditekan, rasa berat/panas terbakar.
c. Durasi >20 menit
d. Kadang disertai mual, keringat dingin, berdebar/sesak
e. Nyeri tidak hiilang dengan istirahat/ nitrogliserin sublingual

2. Adanya a. Gelombang Q (signifikan infark) / Q patologis


perubahan b. Segmen ST elevasi
EKG c. Gel T meninggi/menurun
3. Kenaikan a. CKMB merupakan enzim yang spesifik sebagai penanda terjadinya
enzim otot kerusakan otot jantung , enzim ini meningkat 6 – 10 jam setelah nyeri
jantung dada dan kembali normal dalam 48 – 72 jam
b. Pemeriksaan Aspartate Amino Transferase (AST) pasien datang
setelahh hari ke 3 nyeri dada/LDH (laktat dehydrogenase meningkat
setelah hari ke 4 & normal pada hari ke 10
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Teori
O2 nasal kanul 2 – 4 liter/menit Oksigen diberikan untuk oksigenasi dalam
tubuh sehingga mencegah terjadinya
hipoksia
Nebulisasi Salbutamol ( Nebulisasi dengan Bronkodilator
Combivent ) (salbutamol)dilakukan untuk mengatasi
sesak napas akibat penyempitan saluran
napas.
SP Nitrogliserin 0,5 mcg/KgBB/ Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual
7,5cc/jam bagi pasien dengan nyeri dada yang masih
berlangsung saat tiba di ruang gawat
darurat. Dalam keadaan tidak tersedia NTG,
isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai
sebagai pengganti
Furosemide Furosemide (Diuretik intravena diberikan
untuk optimalisasi hemodinamik.
Pemberian diuretik sangat penting dalam
kasus terdapat dispnea serta tanda retensi
cairan
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Teori
Bisoprolol 2,5 mg 1 tablet Penyekat Beta (Beta blocker).
Keuntungan utama terapi penyekat beta
terletak pada efeknya terhadap
reseptor beta-1 yang mengakibatkan
turunnya konsumsi oksigen
miokardium.
CPG 75 mg 1 tablet Penghambat reseptor ADP yg
dianjurkan bagi pasien yang
direncanakan untuk terapi reperfusi
menggunakan agen fibrinolitik
Aspilet 1 tablet Antiagregrasi platelet sehingga
mencegah pembentukan trombus
Sukralfat Syrup 3 x 1 C Antiulcerant untuk mengobatu dan
mencegah tukak lambung. Mengurangi
efek samping dari pemberian obat
aspirin.
KESIMPULAN

Tn. A, 74 tahun datang dengan keluhan nyeri dada


disertai sesak napas. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
pasien memiliki 2 dari 3 kriteria untuk menegakkan
diagnosis ST elevasi miokard infark inferior.
Penanganan yang cepat dan tepat harus diberikan
untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut pada
miokard. Terapi awal adalah terapi yang diberikan
pada pasien dengan diagnosis kerja kemungkinan SKA
atau SKA atas dasar keluhan angina di ruang gawat
darurat, sebelum ada hasil pemeriksaan EKG dan/atau
marker jantung. Terapi awal adalah Morfin, Oksigen,
Nitrat, Aspirin, dan Clopidogrel (disingkat MONACO),
yang tidak harus diberikan semua atas bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA

• DAFTAR PUSTAKA
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia. Pedoman
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi 3. Jakarta: 2015.
• Brown, CT. 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. dalam Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC. Hal
589-599.
• Alwi, I. 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1616.
• Harun, S. 2000. Infark Miokard Akut. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal: 1090-1108.
• Zafari, AM. Myocardial Infarction. Available on:
http://emedicine.medscape.com/article/155919-overview. Diakses
pada tanggal 04 Oktober 2016 pukul 17.35. Amerika. 2016.
• Isselbacher, JK. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi
13 Volume 3. Jakarta : EGC.
• Sudoyo, W. Aaru, Bambang Setiyohadi. 2007. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta : FKUI.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai