Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

“SINDROM KORONER
AKUT – NON ST
ELEVATED MYOCARDIAL
INFARCTION (NSTEMI)”

Disusun Oleh:
Alamul Huda, S. Ked.

Program Pendidikan Profesi 1


Bagian Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine
Fakultas Kedokteran UPR/RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2020
PENDAHULUAN
• Pembuluh darah koroner : penyalur aliran
darah utama utk otot2 jantung → terjadi
gangguan → kematian jaringan miokard →
IMA
• IMA: masalah kardiovaskular yang utama
menyebabkan angka perawatan rumah sakit
dan angka kematian yang tinggi

2
....PENDAHULUAN

WHO Amerika Serikat Indonesia


(2004) (2002) (2002)
IMA merupakan IMA salah satu IMA merupakan
penyebab kematian penyebab tingginya penyebab kematian
utama di dunia. 7,2 anga kesakitan dan utama dengan angka
juta (12,2%) kematian kematian. Angka kematian 220.000
disebabkan oleh IMA. kesakitan 600 kasus (14%).
per 100.000 orang
dan 500.000-700.000
meninggal.

3
....PENDAHULUAN

• Penanganan yg cepat dan tepat →


memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner →
mencegah kerusakan miokard
yang lebih luas.

4
LAPORAN KASUS

Primary Survey (Tn. M. 61 tahun)


• Vital Sign :
• Tekanan Darah : 140/100 mmHg
• Nadi : 86 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
• Pernapasan : 21 x/menit, torako-abdominal
• Suhu : 36,7 0C (suhu aksila)
• Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
• Breathing : spontan, 21x/menit, pernapasan torako abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan & kiri
• Circulation : tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 91 x/menit reguler,
kuat angkat, isi cukup.
• Disability : GCS (Eye 4,Verbal 5, Motorik 6) pupil isokor +/+,
diameter 3mm/3mm
5
....PRIMARY SURVEY
• Evaluasi masalah
• Berdasarkan survey primer sistem triase, kasus ini
merupakan kasus yang termasuk dalam priority
sign karena pasien datang dengan keluhan nyeri
dada dengan diberi label kuning
• Tatalaksana awal pada pasien ini adalah
ditempatkan di ruang non bedah, pemberian
oksigen nasal kanul 2 liter/menit, dan dilakukan
pemasangan akses infus intravena menggunakan
cairan NaCl 0.9% 20 tetes/menit

6
SECONDARY SURVEY

Identitas
• Nama : Tn. M
• Usia : 61 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Darhan Umar, Sampit
• Tgl pemeriksaan: 08 Januari 2020 pukul 09.00

7
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien rujukan dari RSUD dr. Murjani Sampit dengan SKA. 6
jam SMRS pasien merasakan nyeri hebat pada bagian tengah
dada. Nyeri muncul secara tiba-tiba saat pasien bekerja. Nyeri
dirasakan di bagian tengah dada seperti dihimpit benda berat,
menjalar ke punggung dan lengan kiri dengan durasi lebih kurang
30 menit. Nyeri tidak berkurang dan tidak hilang dengan
beristirahat. Lokasi nyeri tidak dapat ditunjuk dengan satu jari
dan tidak dipengaruhi posisi. Pasien juga mengeluhkan gelisah,
sesak nafas, mual, lemah. Tidak ada batuk, muntah, demam tidak
ada dan nyeri ulu hati tidak ada. BAK dan BAB tidak ada
keluhan. Sakit kepala disangkal, nyeri ulu hati disangkal,
berdebar-debar disangkal, dan demam disangkal.
8
....ANAMNESIS

Riwayat Kebiasaan
• Pasien merupakan perokok aktif mengkonsumsi ± 2
bungkus setiap hari. Pasien sebelumnya makan
makanan berlemak dan memiliki kebiasaan makan
makanan dengan kolesterol tinggi seperti goreng-
gorengan.

9
....ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien memiliki keluhan serupa sebelumnya selama ±7 bulan
terakhir. Penyakit maag, asma, diabetes melitus, dan jantung
sebelumnya juga disangkal. Pasien mengaku menderita
tekanan darah tinggi namun tidak terkontrol.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Orang tua pasien menderita hipertensi.

10
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
• Vital sign :
• Tekanan Darah : 140/100 mmHg
• Denyut Nadi : 86 kali/menit (reguler, kuat angkat, dan isi
cukup)
• Frekuensi Napas : 21 kali/menit, abdominal-torakal
• Suhu : 36,70C

11
....PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala
• Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), edem palpebra (-/-)
• Leher
• Pembesaran kelenjar tiroid (-/-),
peningkatan JVP (-)

12
....PEMERIKSAAN FISIK

• Paru-paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
retraksi (-)
• Palpasi : Fremitus vokal normal kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-)
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Auskultasi: Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2), tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
13
....PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba besar
• Perkusi : Timpani (+)
• Ekstremitas
• Akral hangat
• CRT < 2 detik
• Edema (-)

14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Pasien Kadar Normal
Hematologi    
Hb 14,6 g/dl 11-16 g/dl
Hematokrit 42,8 % 37-48 %
Leukosit 7.500 /µl 4.500-11.000/µl
Eritrosit 4,97 juta/µl 4-6 juta/µl
Trombosit 280.000/µl 150.000-400.000/µl
Kimia Klinik    
Glukosa Sewaktu 94 mg/dl < 200 mg/dl
Ureum 23 mg/dl 21-53 mg/dl
Creatinin 0.6 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
HbsAg Negatif Negatif
Kolesterol - 255 mg/dl
Trigliserida - 194 mg/dl
Asam urat - 4,7 mg/dl
SGOT - 23 U/L
SGPT - 26 U/L

15
...PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Irama dasar sinus rhythm


• Heart rate 86 kali/menit
• Reguler
• Aksis : normoaksis
• Segmen ST : non-elevasi pada V1,V2,V3,V4
16
....PEMERIKSAAN PENUNJANG

CTR 52% = Kardiomegali


(+)

Corakan bronvaskuler tidak


meningkat: edem pulmo (-)

17
DIAGNOSIS

Infatk miokard akut - tanpa ST


elevasi

18
PENATALAKSANAAN

• IVFD NaCl 0,9% 500cc / 24 jam


• Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
• Inj. Lovenox 2 x 0,6
• Aspilet 1 x 80 mg. PO
• Brilinta 2 x 90 mg. PO
• Betasone 1 x 2,5 mg PO (1-0-0)
• Atorvastatin 1 x 20 mg PO (0-0-1)
• Pro Rawat ICVCU 19
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Dubia ad bonam


• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

20
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Nyeri dada yang dirasakan tiba- Nyeri dada tipikal (angina): gejala
tiba. cardinal pada pasien IMA.

Nyeri dada dirasakan di bagian Dapat berlangsung lebih dari 20-30


tengah dada seperti dihimpit beban menit
berat, menjalal ke punggung
berlangsung kurang lebih 30 menit

Nyeri tidak berkurang jika


beristirahat.

Gejala penyerta berupa keringat


dingin, cemas, lemas, sesak napas,
dan mual.

21
....PEMBAHASAN

• Sifat nyeri dada angina:


• Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial.
• Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
• Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang
bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke
lengan kanan.
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau jika diberikan
obat nitrat.
• Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan
sesudah makan.
• Gejala yang menyertai: mual, muntah, sesak napas, keringat
dingin, cemas dan lemas.
22
....PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Pada pasien nyeri dada Pada keadaan aktivitas yang
dirasakan sejak ± 6 jam. berlebih → meningkatkan
kebutuhan oksigen dalam tubuh
→ jantung akan meningkatkan
denyut jantung → meningkatkan
cardiac output
Faktor resiko: jenis kelamin Keadaan yang membuat plak
laki-laki, usia lebih dari 45 dari aterosklerosis terutama
tahun, perokok aktif pada pembuluh darah koroner.
mengkonsumsi ± 2 bungkus
setiap hari, dan kebiasan makan
yang berlemak.

23
Foam Fatty Intermediate Fibrous Complicated
Cells Streak Lesion Atheroma Plaque Lesion/Rupture

ATHEROSCLEROSIS TIMELINE

Endothelial dysfunction
From first decade From third decade From fourth decade
Smooth muscle Thrombosis,
Growth mainly by lipid accumulation and collagen haematoma
24
.
....PEMBAHASAN

25
....PEMBAHASAN

26
....PEMBAHASAN

27
....PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Keringat dingin Cemas → peningkatan aktivitas saraf
simpatis dalam tubuh yang juga akan
→ kenaikan sekresi epinefrin dari
kelenjar adrenalin.
Mual Peningkatan aktivitas saraf simpatis →
menyebabkan penekanan kerja saraf
parasimpatis
Sesak napas Peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolic ventrikel kiri
Perasaan cemas dapat menimbulkan
hiperventilasi
Lemas Penurunan aliran darah ke otot-otot
rangka.

28
....PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik Teori


TD: 140/100 mmHg Perfusi yang berkurang yang
menyebabkan kematian jaringan
miokard, sedangkan kebutuhan
oksigen harus tetap terpenuhi untuk
seluruh jaringan di dalam tubuh →
kompensasi pada jantung yaitu dengan
meningkatkan tekanan darah.
Menurut kriteria JNC 7, termasuk
dalam hipertensi grade II.

29
....PEMBAHASAN

• Klasifikasi
• 1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction)
• 2. Infark miokard dengan non elevasi segmen
ST (NSTEMI: non ST segment elevation
myocardial infarction)
• 3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP:
unstable angina pectoris)
30
....PEMBAHASAN
NSTEMI STEMI
Oklusi sebagian dari Oklusi total dari arteri
arteri koroner tanpa koroner yang
melibatkan seluruh menyebabkan area infark
ketebalan miokardium, yang lebih luas meliputi
sehingga terjadi depresi seluruh ketebalan
segmen ST pada EKG. miokardium, yang ditandai
dengan adanya elevasi
segmen ST pada EKG.

31
GAMBARAN EKG

32
Regio Infark Miokard Arteri yang tersumbat Lead EKG yang mengalami
perubahan
Infark anterior Arteri koronaria sinistra Elevasi segmen ST pada lead
desendens anterior V3 -V4, perubahan resiprokal
(depresi ST) pada lead II, III,
aVF.

Infark inferior Arteri koronaria dextra Elevasi segmen ST pada lead


II, III, aVF, perubahan
resiprokal (depresi ST) V1 –
V6, I, aVL.

Infark lateral Arteri koronaria sinistra Elevasi segmen ST pada aVL,


cabang sirkumfleksa V5 – V6.
....PEMBAHASAN
TRIAS DIAGNOSTIK
IMA
GEJALA GEJALA KHAS
1. Riwayat a. Nyeri dada bagian dada depan ( bawah
nyeri sternum) dengan/ tanpa penjalaran,
dada kadang berupa nyeri dagu, leher/seperti
yang khas sakit gigi, penderita tidak bisa
menunjukan rasa nyeri dengan satu jari
tetapi dengan tangan.
b. Kualitas nyeri seperti ditekan, rasa
berat/panas terbakar.
c. Durasi >20 menit
d. Kadang disertai mual, keringat dingin,
berdebar/sesak
e. Nyeri tidak hiilang dengan istirahat/
nitrogliserin sublingual
34
....PEMBAHASAN
2. Adanya a. Gelombang Q (signifikan infark) / Q
perubahan patologis
EKG b. Segmen ST depresi
c. Gel T meninggi/menurun
3. Kenaikan a. CKMB merupakan enzim yang spesifik
enzim otot sebagai penanda terjadinya kerusakan
jantung otot jantung , enzim ini meningkat 6 – 10
jam setelah nyeri dada dan kembali
normal dalam 48 – 72 jam
b. Pemeriksaan Aspartate Amino
Transferase (AST) pasien datang setelahh
hari ke 3 nyeri dada/LDH (laktat
dehydrogenase meningkat setelah hari
ke 4 & normal pada hari ke 10
35
....PEMBAHASAN
Penatalaksanaan Teori
O2 nasal kanul 2 liter/menit Oksigen diberikan untuk oksigenasi dalam
tubuh sehingga mencegah terjadinya
hipoksia
Inj. Ranitidine 1 ampul Histamin 2 antagonis untuk mengurangi
sekresi asam lambung
Aspilet 3x1 tablet Antiagregrasi platelet sehingga mencegah
pembentukan trombus
Lovenox 0, 4 cc Enoksaparin (lovenox) : 100 U/KgBB,
sekali sehari atau 40 mg setiap 12 jam

36
KESIMPULAN

Tn. M, 61 tahun datang dengan keluhan nyeri dada. Berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
didapatkan diagnosis INFARK MIOKARD AKUT TANPA ST
ELEVASI. IMA adalah oklusi koroner akut disertai iskemia yang
berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel
dan kematian (infark) miokard. Sumbatan ini sebagian besar
disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang
kemudian diikuti oleh terjadinya trombosis, vasokonstriksi, reaksi
inflamasi dan mikroembolisasi distal. Pada pasien ini terdapat
faktor resiko terjadinya IMA, yaitu faktor jenis kelamin, usia,
kebiasaan merokok, makan makanan kolesterol tinggi.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia. Pedoman Tatalaksana


Sindrom Koroner Akut. Edisi 3. Jakarta: 2015.
2. Brown, CT. 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. dalam Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC. Hal 589-599.
3. Alwi, I. 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1616.
4. Harun, S. 2000. Infark Miokard Akut. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal: 1090-1108.
5. Zafari, AM. Myocardial Infarction. Available on:
http://emedicine.medscape.com/article/155919-overview. Diakses pada tanggal 04
Oktober 2016 pukul 17.35. Amerika. 2016.
6. Isselbacher, JK. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13
Volume 3. Jakarta : EGC.
7. Sudoyo, W. Aaru, Bambang Setiyohadi. 2007. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi
IV. Jakarta : FKUI.

38

Anda mungkin juga menyukai