Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

“Vulnus Laceratum”

Faurantiani, S.Ked
16174251

PEMBIMBING :
dr. Mohammad Hendro Mustaqim, Sp.B
PENDAHULUAN
Tingginya angka kecelakaan
Vulnus laceratum merupakan terjadinya
menyebabkan angka kejadian vulnus
gangguan kontinuitas suatu jaringan
laceratum semakin tinggi, dan salah satu
sehingga terjadi pemisahan jaringan yang
kondisi vulnus laceratum yang paling
semula normal, luka robek terjadi akibat
sering terjadi termasuk dalam kelompok
kekerasan yang hebat sehingga
besar kasus yang disebabkan oleh
memutuskan jaringan.
kecelakaan lalu lintas.

Menurut data dari kepolisian dan LIPI


(lembaga ilmu pengetahuan Indonesia) setiap
tahunnya di Indonesia kecelakaan lalu lintas
terjadi sebanyak 26.464 kasus dengan
kejadian vulnus laceratum sebanyak 31.234
kejadian.
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Nomor RM : 09-16-52
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Padang datar, Aceh Jaya
Suku : Aceh
Tanggal Masuk RS : 26 November 2017
II. PRIMARY SURVEY

 A : Bebas, Stridor (-), Gargling (-), Snoring (-), berbicara lancar


 B : Spontan, sesak (-), RR : 20 x/i
 C : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/i (reguler, kuat angkat) T : 36,8 ºC, CRT : < 2 detik
 D : GCS : E4M6V5 = 15, Pupil isokor, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+)
 E:
- Suhu : 36,8 ºC
- Tampak luka robek pada kepala
III. ANAMNESA
Keluhan Utama
Luka robek di kepala

Telaah
Pasien datang ke IGD RSUD Meuraxa dengan keluhan luka robek
dikepala akibat kecelakaan lalu lintas sejak ±6 jam yang lalu, pasien
merasakan benturan yang sangat kuat pada bagian kepala, pasien dalam
keadaan sadar, tampak luka robek dengan perdarahan aktif (+), pasien
merasakan pusing (+), nyeri pada kepala (+), mual (-), muntah (-), tidak ada
keterbatasan dalam menggerakkan anggota tubuhnya, dan tidak ada
keluhan pada anggota tubuh lain. Selebelum pasien dibawa ke RS
Meuraxa, pasien dibawa ke rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian
kecelakaan, dan mendapatkan tindakan dengan penjahitan pada luka robek
dikepalanya.
RPD
RPD Tidak
TidakAda
ada

RPK
RPK Tidak Ada
Tidak ada

RPO
RPO Tidak Ada
Tidak ada

RKS
RKS Tidak
TidakAda
ada
IV. PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak sakit sedang, lemas, gizi cukup


Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Temperature : 36,6 ˚C
Pernafasan : 20x/menit
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : luka robek dikepala dengan panjang 10 cm dan lebar 3 cm, krepitasi
(-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), hematom (-/-)
Mulut : perdarahan (-), faring hiperemis (-), sumbatan (-), Tonsil T1-T1
tenang,
Hidung : perdarahan (-), deviasi septum (-)
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kel.tyroid (-)
Thorax : jejas (-), stem fremitus teraba kiri = kanan, sonor (+/+), Ves (+/+), Rh
(-/-), wh (-/-)
Jantung : BJ I > BJ II, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : supel (+), Nyeri tekan (-), Tympani (+), Peristaltik (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada keterbatasan ROM
STATUS LOKALIS

Look :
 Tampak luka robek di kepala bagian
tengah atas, berukuran 10 x 3 cm, tepi
tidak rata, perdarahan (+)
Feel :
 Suhu lebih hangat dari sekitar
 Nyeri tekan (+)
 Krepitasi (-)

Move : (-)
IV. PEMERIKSAAN
PENUNJANG

LAB

Hemoglobin 11,8 mg/dl 13 – 18

Hematokrit 37,4 % 42 – 52

Eritrosit 6,20/Ul x1000000 4,4 – 5,9

Leukosit 19,3 /Ul x1000 4,0 – 10,0

Trombosit 328 /Ul x1000 150 – 450


V. DIAGNOSA
Vulnus Laceratum a/r Parietalis

VI. PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA OPERATIF
IVFD RL 20gtt/menit
 IVFD RL 20 gtt/i
OPERATIF
NON MEDIKAMENTOSA
 Betrest Inj ceftriaxon 1 gr/12 jam Extended Pielolitotomi (R)
 Inj.Citicolin 250 mg/12 j
Masukan cairan Inj Ketorolac 1 amp/12 jam
 Inj.Cefotaxime 750 mg/12 j
Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
+ Insersi DJ Stent
Debridement (R)
+ wound
Diet
Badrest
rendah natrium  Inj.Ketorolac 1 amp/8 j
Vit.K 2 mg/12 jam
 Inj.Dexamethason 1 amp/12 j suture
LAPORAN OPERASI
(03 November 2017)
Jenis Operasi Debridement + wound suture

Diagnosa Diagnosa Pra Operatif : V. Laceratum a/r Parietal


Diagnosa Pasca Operatif `: V. Laceratum a/r Parietal

Komplikasi
Tidak Ada
Tanggal S O A P

27/11/17
- Nyeri luka post - Sens : CM V. Laceratum Non Farmakologis

operasi (+) - TD :120/80 a/r Parietal - Bed rest

- Lemas (+) mmHg

- Pusing (+) - HR : 80x/i Farmakologi

- RR : 19 x/i - IVFD RL 20gtt/menit

- Temp : 36,8 °C - Inj. Citicolin 250 mg/12 jam

- Inj. Cefotaxime 750 mg/12 jam

- Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam

- Inj. Dexamethason 1 amp/12 jam


Tanggal S O A P

28/11/20
17 - Nyeri luka post - Sens : CM V. Laceratum Non Farmakologis

operasi (+) - TD :120/70 a/r Parietal - Bed rest

- Lemas (+) mmHg

- Pusing berkurang - HR : 78 x/i Farmakologi

- RR : 19 x/i - IVFD RL 20gtt/menit

- Temp : 36,6°C - Inj. Citicolin 250 mg/12 jam

- Inj. Cefotaxime 750 mg/12 jam

- Inj Ketorolac 1 amp/8 jam

- Inj. Dexamethason 1 amp/12 jam


Tanggal S O A P
29/11/2017
- Nyeri luka post - Sens : CM V. Laceratum a/r Non Farmakologis

operasi (+) - TD :120/80 Parietal - Bed rest

- Lemas mmHg

berkurang - HR : 80 x/i Farmakologi

- Pusing - RR : 18 x/i - IVFD RL 20gtt/menit

berkurang - Temp : 36,0 °C - Inj. Citicolin 250 mg/12 jam

- Inj. Cefotaxime 750 mg/12 jam

- Inj Ketorolac 1 amp/8 jam

- Inj. Dexamethason 1 amp/12 jam


TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI KULIT
kepala
Menurut ATLS terdiri dari 5 lapisan (SCALP) yaitu :

1. Skin atau kulit


2. Connective Tissue atau jaringan penyambung
3. Aponeurosis atau galea aponeurotika 
4. Loose areolar tissue
5. Perikranium
ANATOMI KULIT
Fungsi Kulit :

1. Proteksi
2. Absorbsi
3. Eksresi
4. Persepsi
5. Termoregulasi
6. Pembentuk pigmen sel
(melanosit)
7. Pembentukan Vit.D
VULNUS

Hilangnya
Vulnus Hilangnya
sebagian jaringan
sebagian jaringan
tubuh
tubuh
JENIS VULNUS
Vulnus Scissum

• Luka sayat
• Pinggir halus dan rata
• Akibat benda tajam
Vulnus Laceratum JENIS VULNUS

• Luka laserasi
• Pinggirnya tidak rata
• Akibat benda tumpul
VULNUS PUNCTUM JENIS VULNUS

• LUKA TUSUK
• PINGGIR RATA
• DALAM
• DISEBABKAN BENDA TAJAM,
RUNCING
VULNUS
SCLOPETORUM
JENIS VULNUS

• LUKA TEMBAK
• LUKA MASUK
• LUKA KELUAR ADA ATAU
TIDAK ADA
• SALURAN BERONGGA
DISEBABKAN ENERGI DARI
PELURU
Vulnus Morsum

• Luka gigitan
• Luka berbentuk gigi –
gigi atau luka robek
• Bahaya infeksi bisa ular;
rabies
• Disebabkan gigitan
binatang anjing;
ular berbisa
LUKA BAKAR JENIS VULNUS
Penyebab api, air panas, dll
Morfologi luka terpenting,
derajatnya :
 DERAJAT I : KULIT
HIPEREMIS, UDEM
 DERAJAT II : TIMBUL BULA
 DERAJAT III : JARINGAN NEKROSIS,
ESCAR
LUKA SENGATAN LISTRIK

Penyebab : arus listrik tegangan tinggi 


mengaliri tubuh tahanan jaringan yang
lebih tinggi  menimbulkan luka bakar
yang lebih tinggi derajatnya
LUKA AKIBAT ZAT KIMIA

Merupakan luka bakar


Penyebab :
- oksidator : kaporit, permanganas kalikus,
asam kromat
- bahan korosif : phenol, fosfor, KOH,NaOH
 DENATURASI PROTEIN
JENIS VULNUS
LUKA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN LANGSUNG DAN SAMPING


 ARUS LISTRIK MASUK MELALUI
MATA, TELINGA DAN MULUT
 DAPAT PINGSAN, HENTI
JANTUNG DAN NAFAS
SAMBARAN KONTAK
 ARUS LISTRIK MASUK PADA TEMPAT KONTAK : LUKA
BAKAR 1-2 % , DERAJAT 2 SAMPAI
 PADA TUNGKAI DAPAT MENIMBULKAN
VASOKONSTRIKSI DAN PARALISIS
LUKA SUHU DINGIN

DERAJAT CEDERA SUHU DINGIN


 I : HIPEREMIA, OEDEM
 II : NEKROSIS KULIT DAN SUB KUTIS
 III : II + NYERI 1 BULAN, KEROPENG
 IV : MUMIFIKASI, RUSAK SELURUH
JARINGAN, DEMARKASI JELAS 1
BULAN
FASE PENYEMBUHAN LUKA

FASE
FASE FASE
REMODELLIN
INFLAMASI PROLIFERASI
G
FASE INFLAMASI
berlangsung hari 1-5

 Proses Hemostasis dan Pembekuan Darah


 peran trombosit yang keluar dari pembuluh darah yang
putus
 Proses Koagulasi
 mengeluarkan kaskade komplemen ; dari
kaskade dikeluarkan bradikinin dan
anafilaktosin C3a dan C5a
 Vasodilatasi
 permeabilitas pembuluh meningkat, terjadi
eksudat dan penyebukan sel-sel radang.
FASE
INFLAMASI
KLINIS REAKSI RADANG :
KEMERAHAN (RUBOR), HANGAT
(KOLOR),
NYERI (DOLOR), PEMBENGKAKAN
(TUMOR)

LEUKOSIT BERDIAPEDESE  MENEMBUS


DINDING PEMBULUH DARAH KARENA
KEMOTAKSIS, MENCERNA BAKIERI DAN KOTORAN;
 MUNCUL SEL MONOSIT DAN LIMFOSIT 
MEMBANTU MENGHANCURKAN BAKTERI  LUKA
HANYA DIPERTAUTAN FIBRIN YANG LEMAH

MONOSIT  MAKROFAG JUGA


MENYEKRESI SITOKIN ”GROWTH
FACTOR” UNTUK PENYEMBUHAN
LUKA SELANJUTNYA
FASE PROLIFERASI berlangsung hari ke 4 - minggu
ke 3
/FIBROPLASIA
proses proliferasi fibroblast dari sel
mesenkim yang belum berdiferensiasi

menghasilkan mukopolisakarida, asam


amino, bahan dasar serat kolagen
 mempertahankan pinggir luka

pertumbuhan kolagen diatur untuk


menyesuaikan dengan tegangan pada luka

kemampuan menahan regangan 80%


kemampuan kulit normal yang tercapai 3-6
bulan setelah penyembuhan

perupaan kembali patah tulang


memerlukan waktu satu tahun atau lebih
FASE PROLIFERASI/
FIBROPLASIA
Luka dipenuhi oleh sel-sel radang, fibroblast dan
kolagen, pembuluh darah baru (angioneogenesis)
 membentuk jaringan kemerahan, berbenjol-benjol
halus seperti “strawberry “
 JARINGAN GRANULASI

Epitel dari sel-sel basal dipinggir luka terlepas dari


dasarnya  berpindah menutupi permukaan luka.
Bila epitel sudah menutupi seluruh luka,
fase fibroblasia berhenti dan berlanjut dengan
fase pematangan “remodelling” (perpupaan kembali)
FASE
REMODELLING

Berlangsung dapat
berbulan – bulan
Terjadi proses pematangan  penyerapan
kembali jaringan yang berlebih 
pengerutan yang sesuai gaya gravitasi dan
perupaan ulang jaringan yang baru

Tubuh berusaha menormalkan


kembali semua abnormal
selama proses penyembuhan
Dihasilkan jaringan parut yang pucat tipis
dan lentur dan terlihat pengerutan
maksimal pada luka
 terjadi oedem dan pembengkakan
VULNUS LACERATUM

DEFINISI  Vulnus (luka) adalah suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas


DEFINISI jaringan tubuh.
 Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuinitas suatu
jaringan sehingga terjadi pemisah jaringan yang semula normal.
 Luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat sehingga
memutuskan jaringan, dengan tepi yang tidak beraturan.
ETIOLOGI  Alat yang tumpul
ETIOLOGI  Alat yang tumpul
 Jatuh ke benda tajam dan keras
 Jatuh ke benda tajam dan keras
 Kecelakaan lalu lintas dan kereta api
 Kecelakaan lalu lintas dan kereta api
 Kecelakaan akibat kuku
 Kecelakaan akibat kuku
 Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek,
 Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek,
terpotong, terbentur dan terjepit.
terpotong, terbentur dan terjepit.
 Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir
 Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir
 Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin
 Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin
 Trauma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam
 Trauma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam
dan basa serta zat iritif dan berbagai korosif lainnya.
dan basa serta zat iritif dan berbagai korosif lainnya.
VULNUS LACERATUM
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI Nyeri timbul karena
Timbulnya infeksi kulit mengalami luka
yang sangat hebat infeksi yang terjadi
kerusakan jaringan

Respon tubuh Menurunkan


terhadap trauma ambang stimulus Sel-sel yang rusak
akan terjadi proses terhadap akan membentuk zat
peradangan/inflamas reseptormekano kimia
i sensitif
MANIFESTASI
ETIOLOGI  Alat yang tumpul
KLINIS  Jatuh ke benda tajam dan keras
 Tanda-tanda umum
 Kecelakaan lalu lintasadalah syok,api
dan kereta terjadi akibat kegagalan
sirkulasi perifer
 Kecelakaan akibat ditandai
kuku tekanan darah menurun hingga
tidak teraba,
 Trauma keringatyang
mekanis dingin,disebabkan
lemah, kesadaran menurun
karena tergesek,
hingga tidak
terpotong, sadar. dan terjepit.
terbentur
 Tanda-tanda lokal
 Trauma elektris danseperti nyericidera
penyebab dan pendarahan
karena listrikpada
dan petir
daerah termis,
 Trauma sekitar terjadinya
disebabkanluka.
oleh panas dan dingin
 Lower Nepron
 Trauma atau Neprosis ditandai urine berwarna
kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam
merah,
dan basadisuria hingga
serta zat iritifanuria dan ureum
dan berbagai darah
korosif meningkat.
lainnya.
ETIOLOGI
DIAGNOSA

ANAMNESIS MEKANISME PENYEBAB, LINGKUNGAN, WAKTU

PERIKSA TELITI , TERTUKAR JENIS DAN MORFOLOGI LUKA

LUKA TERKONTAMINASI BERSIH ATAU KOTOR

LETAK LUKA DAN KONDISI PENDERITA


ETIOLOGI
TINDAKAN

PENCUCIAN LUKA
BEKERJA SECARA ANESTESI LOKAL ATAU DENGAN AIR,
A-SEPTIK UMUM
NaCl 0,9%

CAIRAN ANTISEPTIK,
LUKA DITUTUPI KAIN LUKA DIJAHIT PRIMER
DEBRIDEMENT KALAU
KASA STERIL DAN DI ATAU PRIIMER
PERLU, DISINFEKSI
BALUT TERTUNDA
SEKITAR LUKA
ETIOLOGI
KOMPLIKASI

PENYULIT LANJUT
• Koloid dan parut hipertrofik
PENYULIT DINI • Terjadi karena reaksi serabut kolagen yang
berlebihan
• Koloid tumbuh melewati batas luka
kemerahan, gatal dan tumbuh terus
• Parut hipertrofik tidak melewati batas luka

Hematom dalam ruangan mati dibawah jahitan dan menyusut lama – lama

Mudah terinfeksi dan timbul abses • Kontraktur misalnya di sendi- sendi

Jahitan dibuka  nanah dibersihkan  luka dibiarkan terbuka
 diberi antibiotik sampai timbul jaringan granulasi sehat

Dapat dilakukan kembali jahitan primer tertunda
ETIOLOGI
PROGNOSIS

 Pada kejadian vulnus laceratum, hal yang


terpenting adalah penanganan yang cepat dan
penatalaksanaan pada luka dilakukan secara benar
dapat memberikan keadaan yang baik.

 Penanganan yang cepat berguna juga menghindari


pasien dari bahaya infeksi dengan pembersihan
pada luka yang dilakukan dengan benar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai