Anda di halaman 1dari 16

Journal Reading

Faktor Resiko Ketuban Pecah Dini

Pembimbing :
dr. Yusrizal, Sp.OG

Oleh :
Sarah Nadia
18174052
Abstrak

▪ Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup
▪ Penyebab kematian ibu : pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia, dan infeksi
▪ Penyebab infeksi salah satunya adalah ketuban pecah dini, Insiden kejadian KPD sekitar 10%
dari seluruh persalinan

2
Pendahuluan

▪ .
Setiap tahun, di seluruh dunia ada sekitar 358.000 kematian ibu. Di negara berkembang terjadi
Angka kematian ibu (AKI) & angka kematian bayi (AKB) tertinggi

▪ .
Jawa Barat memiliki tingkat kematian ibu tertinggi di 321 per 100.000

▪ .
Penyebab kematian ibu karena perdarahan, pra-eklampsia / eklampsia dan infeksi (ketuban
pecah dini)

3
Pendahuluan

Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai kebocoran selaput cairan amnion sebelum waktu
kelahiran dan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

Ketuban pecah dini adalah faktor penyebab kelahiran prematur dan kematian pada perinatal

4
Pendahuluan
Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisi yang mungkin terjadi:
 Infeksi yang terjadi langsung pada membran amniotik dari vagina atau serviks
 Fisiologi abnormal selaput ketuban
 Inkompetensi serviks
 Malposisi janin
 Wanita usia lebih muda dari 20 tahun dan lebih tua dari 35 tahun
 Multi-graviditas / faktor paritas
 Merokok, kondisi sosial ekonomi
 Pendarahan pervaginam
 Catatan abortus dan partus prematur sebelumnya,
 Kejadian pecah ketuban dini sebelumnya
 Pinggul sempit
 Kelelahan ibu di tempat kerja
 Trauma yang diderita seperti hubungan seksual
5
Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian ketuban pecah dini di
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) ANNISA Citeureup, Kabupaten Bogor tahun 2014

6
Metode
Metode penelitian analitik dengan desain case control

Populasi populasi kasus (ibu melahirkan yang menderita ketuban


pecah dini) dan populasi kontrol (ibu melahirkan yang
tidak menderita ketuban pecah dini)

Waktu penelitian Januari - Desember 2014

Tempat penelitian Rumah Sakit Ibu dan Anak ANNISA Citeureup, Kabupaten
Bogor

Sampel penelitian 114 kasus ibu yang menderita ketuban pecah dini dan
228 ibu yang tidak menderita KPD
7
Metode
Usia, paritas, kehamilan multiple, malposisi dan pendidikan
Variabel Independen

Variabel Dependen Ketuban pecah dini

Rekam medis persalinan & laporan ibu melahirkan yang


Pengumpulan Data menderita dan tidak menderita KPD. Instrumen yang
digunakan berupa checklist

Analisa Data Analisis statistik yang digunakan adalah bivariat dan


multivariat. Nilai < 0,05 dianggap signifikan

8
Metode
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Ibu yang melahirkan yang menderita Ibu yang melahirkan yang menderita
ketuban pecah dini pada usia ketuban pecah dini pada usia
kehamilan 37 minggu hingga 42 kehamilan kurang dari 28 minggu atau
minggu dan dicatat dalam rekam lebih dari 42 minggu dan tidak dicatat
medis dalam catatan medis

9
Hasil

10
Hasil

11
Diskusi
Usia ibu yang beresiko menderita ketuban pecah dini lebih banyak (62,3%) daripada pada
kelompok usia tidak berisiko (37,7%). Usia ibu <20 tahun terlalu muda dengan kondisi rahim yang
kurang matang untuk melahirkan. Sementara, usia> 35 tahun terlalu tua untuk melahirkan
berisiko tinggi menderita KPD.

Hasil uji statistik yang menganalisis hubungan antara paritas dan kejadian ketuban pecah dini
ditemukan nilai p = 0,003 yang berarti ada hubungan yang signifikan. Ada teori yang menyatakan
bahwa wanita yang mengalami kehamilan lebih dari dua kali perlu lebih berhati-hati karena hamil
terlalu sering mengakibatkan kondisi rahim lemah karena sering tegang pada saat kehamilan.

12
Diskusi
Ada hubungan yang signifikan antara kehamilan multipel dan ketuban pecah dini yang ditemukan
pada nilai p = 0,000, kehamilan multipel meningkatkan ketegangan uterus yang berlebihan yang
akhirnya dapat meningkatkan kontraksi. Jika kontraksi berlebihan sementara tanda-tanda
persalinan seperti pembukaan serviks belum maksimal maka akan lebih berisiko terjadi KPD.

Malposisi menunjukkan hubungan yang signifikan antara malposisi dan kejadian KPD dengan nilai
p = 0,000 (OR = 2,960). Dalam malposisi, posisi terendah janin tidak menutupi jalan lahir secara
maksimal, sehingga tidak ada resistensi pada membran amnion yang menyebabkan mudah
bocornya membran amnion.

13
Diskusi
Pendidikan ibu dan ketuban pecah dini dengan nilai p = 0,000 menunjukkan hubungan yang
signifikan. Pendidikan ibu merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Wanita berpendidikan
tinggi cenderung lebih sadar akan kesehatan diri mereka sendiri dan keluarga mereka serta
menyadari pemeriksaan nutrisi dan medis pada saat kehamilan. Selain itu, wanita berpendidikan
tinggi akan lebih mampu mendeteksi dini bahaya selama kehamilan.

14
kesimpulan

Faktor risiko ketuban pecah dini adalah usia, paritas dan pendidikan, tetapi faktor yang paling
dominan terhadap ketuban pecah dini adalah pendidikan.

15
Thanks You
Any questions?

16

Anda mungkin juga menyukai