APENDISITIS KRONIK
EKSASERBASI AKUT
Oleh:
dr. Fifi Erlina
Pendamping
dr. Femmy Vionita K.
dr. Erwin Sumardi
Narasumber
dr. Ari Widyanti, Sp. B
PROGRAM DOKTER INTERNSIP
RSUD SEJIRAN SETASON
2016
KASUS
Diambil dari: Autoanamnesis
Tanggal : 12 Mei 2016
Pukul : 10.00 WIB
Identitas pasien :
Nama
: Nn. R
Umur
: 22 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jln. Raya Bakit, Desa Pakit
Kecamatan Parit Tiga
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Mahasiswa
Tgl. Masuk RS : 03-05-2016
Tgl. Pemeriksaan : 03-05-2016
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Nyeri perut kanan bawah.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat di IGD RS daerah Solo
dan sempat dirawat 2 hari di RS. Pasien mendapatkan
terapi pulang:
Asam mefenamat tab 3 x 1
Amoxicilin tab 3 x 1
Paracetamol tab 3 x 1
Pasien juga sudah dilakukan pemeriksaan
Apendikogram di RS Solo dan didapatkan hasil
peradangan pada appendiks. Dokter menyarankan untuk
dilakukan tindakan Operasi tetapi pasien menolak
dikarenakan pasien ingin liburan Semester di Bangka.
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign
Nadi
: 80 x/menit, teratur, kuat
Suhu
: 36,7 oC
Respiratory rate
: 20x/menit
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Status gizi
: Baik
Keadaan umum
KU
: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Pemeriksaan generalis
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
:
: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
: Pernafasan cuping hidung(-)
: Sianosis peri-oral (-)
Leher
KGB
JVP
Trakea
:
: tidak teraba membesar
: 5 + 2 cm H2O
: di tengah, retraksi supraclavicular (-)
Thorax
Inspeksi
Bentuk umum : simetris, barrel chest (-)
Sela iga
: tidak menyempit
Pergerakan :tidak ada bagian yang
tertinggal dan tidak ada retraksi
Iktus cordis : tidak terlihat
Thorax
Palpasi
Vokal fremitus : kiri = kanan, tidak meningkat
Mammae
: tidak ada kelainan
Iktus kordis
: tidak teraba
Perkusi
Paru-paru
: Sonor kiri = kanan
Batas paru hati
: Intercostalis V dextra,
tidak terdapat peranjakan hati
Thorax
Batas Jantung
Batas atas : intercostalis space III linea parasternalis sinistra
Batas kiri
: Linea mid clavicula sinistra
Batas kanan : intercostalis space V linea sternalis dextra
Auskultasi
Paru paru
Suara pernafasan vesikuler
Vokal resonans kiri = kanan, tidak meningkat
Tidak terdapat wheezing di kedua lobus paru
Cor
Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Abdomen
Status Lokalis
Regio abdomen :
I : Tampak normal.
Pe : Timpani di seluruh abdomen.
Pa :
Massa (-)
Nyeri tekan (+) kuadran kanan bawah (Mc.Burney sign)
Nyeri lepas (Blumberg sign)(+)
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
Rovsing sign (+).
Au : BU (+) normal.
ALVARADO SCORE
Alvarado score
M:1
A: 1
N:1
T:2
L:0
E:0
R:1
S:0
Total Alvarado Score : 6
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Mei 2016
Hb : 12 gr%
Leukosit
: 8200/mm2
Trombosit
: 274.000/mm2
Hematokrit
: 35%
Diff. Count
:
Basofil
: 0%
Eosinofil : 4%
Staf : 0%
Segmen
: 56%
Limfosit
: 35%
Monosit
: 5%
Pemeriksaan laboratorium tanggal 4 Mei 2016
Urin :
PH : 6,0
BJ : 1.025
PP Test : Eritrosit : -
DIAGNOSA KERJA
Apendisitis kronik eksaserbasi akut.
TATALAKSANA
Pre operasi :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1gr IV
Inj. Ranitidin 2x50mg IV
Inj. Ondansetron 2x4mg IV
Inj. Ketorolac 3x10mg IV
Pro Appendectomy
Puasa pre operasi
Appendectomy
Post operasi :
IVFD RL 20 tpm
Ceftizoxim 2x1 IV
Ranitidin 2x1 IV
Ketorolac 3x1 IV
Dexamethasone 3x1 IV
Metronidazol 3x500 mg IV
Obat pulang :
Cefadroxil tab 2x1
Asam mefenamat tab 3x1
Dexamethasone tab 3x1
Ranitidin tab 2x1
Kontrol poli Bedah
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
RESUME
Pasien perempuan 22 tahun datang ke IGD RSUD Sejiran Setason pada tanggal 3 Mei 2016
dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 jam Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).
Pasien juga mengeluh demam hilang timbul, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan kembung.
Keluhan yang dirasakan pasien sudah 2 bulan SMRS dan bersifat hilang timbul. Pasien sudah
pernah berobat di RS daerah Solo. Pasien jarang mengkonsumsi serat dan pasien sangat
menyukai makanan pedas. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan bunyi timpani di seluruh
abdomen, Mc.Burney sign (+), Blumberg sign (+), Psoas sign (+), obturator sign (+), rovsing sign
(+), BU (+) normal, pasien tampak sakit sedang, TD : 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20
x/menit, T 36,7, dan akral hangat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 12 gr%.
Leukosit : 8. 200/mm3, Trombosit 274. 000/mm3, Hematokrit 35%. Total Alvarado Score pada
pasien adalah 6. Pada pasien telah dilakukan apendikogram di Solo dan didapatkan peradangan
pada apendiks, pasien sudah disarankan untuk operasi di Solo tetapi pasien menolak. Pasien
dirawat di RSUD Sejiran Setason pada tanggal 3 Mei 2016 dengan diagnosa apendisitis kronik
eksaserbasi akut. Pada tanggal 9 Mei 2016 dilakukan tindakan appendectomy pada pasien.
Pada tanggal 10-12 Mei 2016 dilakukan perawatan post appendectomy di ruang Anggrek Bedah
RSUD Sejiran Setason. Pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 10.00 WIB pasien diperbolehkan pulang
dan kontrol ke poli Bedah 1 minggu post operasi. Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam.
PEMBAHASAN KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Apendisitis
Apendisitis akut adalah suatu radang yang
timbul secara mendadak pada apendik dan
merupakan salah satu kasus akut
abdomen yang paling sering ditemui.
Apendisitis akut merupakan radang bakteri
yang dicetuskan berbagai faktor,
diantaranya adalah hiperplasia jaringan
limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing
ascaris dapat juga menimbulkan
penyumbatan.
Klasifikasi
Klasifikasi Apendisitis :
Apendisitis akut
Apendisitis kronik
Anatomi
Etiologi
Faktor obstruksi
Faktor bakteri
Pola hidup
Penegakan diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
1. Abdomen
2. Psoas sign
3. Obturator sign
4. Alvarado score
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Penanganan kegawatdaruratan
Preoperatif
Appendectomy
Postoperatif
Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah
perforasi apendiks yang dapat
berkembang menjadi peritonitis atau
abses. Insidens perforasi adalah 10%
sampai 32%. Perforasi secara umum
terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala
mencakup demam dengan suhu 37,70C
atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan
nyeri tekan abdomen yang kontinyu.