Anda di halaman 1dari 33

Deteksi Dini

dan Gambaran Klinis DD


dan DBD pada Anak

Oleh :
Dr. H. Irawan Anasta Putra , Sp.A
Definisi

• Demam Dengue adalah


Demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi
dan tulang, ruam – ruam dan penurunan jumlah sel darah
putih.
• Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (
DHF ) adalah
Demam Dengue disertai pembesaran hati dan tanda – tanda
perdarahan.
Pada keadaan yang berat bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah
dan syok akibat kebocoran plasma / DSS.
Penyebab : Virus dengue

 Termasuk kelompok Arbovirus


 Virus dengue mempunyai 4 stereo tipe
yaitu den-I, den-II, den-III,den-IV
 Semua stereotipe ada di Indonesia, yang dapat
diisolasi adalah tipe den – II dan den – III.
Namun dominasi stereotipe virus penyebab DBD
adalah den-II dan den-III yang sering menyebabkan
manifestasi klinis yang berat
 Dapat terjadi reaksi silang antar stereotipe
dengan gejala klinis yang sama
Angkah Kejadian

• DBD sering menyerang anak usia sekolah


• Bayi terkecil yang pernah dilaporkan menderita DBD
berumur 3 bulan
• Proporsi kelompok < 12 bulan sekitar 3 %
• Usia balita sekitar 19 %
• Usia penderita DBD terbanyak antara
5 – 10 tahun sekitar 57 %
• Usia anak yang lebih besar sekitar 23 %
Patofisiologi

• Sampai sekarang patogeneis DBD masih merupakan


hipotesis.
• Untuk membedakan dengan demam lain harus
dibuktikan adanya kebocoran plasma pada penderita
DBD
• Selain klinis, DBD harus diperkuat dengan adanya
data :
Trombositopenia < 100.000
Hematokrit meningkat sebesar 20 %
Ilustrasi kasus

Seorang anak perempuan, berusia 4 tahun meninggal karena


sakit Demam Berdarah Dengue. Orangtuanya menolak bila
dikatakan oleh dokter bahwa anaknya terlambat di bawa ke
Rumah sakit.
Riwayat penyakit :
Saat panas hari 1 – 2 anaknya berturut – turut di bawa ke
dokter dan hanya dikatakan menderita ISPA. Selama rawat
jalan saat hari ke 3 didiagnosis sebagai gejala tifus.
Selanjutnya pada hari ke 5 dinyatakan meninggal karena
penyakit DBD hanya berselang beberapa jam setelah masuk
rumah sakit.
Gambaran Klinis DBD
• Gejala awal DBD tidak khas, hampir semua infeksi akut pada
awal penyakit menyerupai DBD
• Gejala khas seperti perdarahan pada kulit atau tanda
perdarahan lainnya kadang terjadi hanya di akhir periode
penyakit
• Tragisnya bila DBD terlambat didiagnosis, maka kondisi
penderita sulit diselamatkan
• Perjalanan penyakitnya sangat cepat, dalam beberapa hari
bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam
keadaan kritis.
• Untuk menghindari keterlambatan diagnosis DBD, perlu
diketahui deteksi dini dan tanda bahaya DBD
Gejala awal DBD

Deteksi Dini
Bagaimana agar DBD khususnya pada anak dapat
diketahui secara dini ?

• Gejala awal penyakit ( 1 – 3 hr ) ini hampir sama dengan penyakit infeksi virus
lainnya
• Tetapi ada beberapa karakteristik klinis yang bisa diamati untuk mencurigai
DBD seperti :
. Demam yang timbul mendadak, langsung tinggi diatas
39 C , gejala khas yang dicurigai biasanya anak tampak lemas,
loyo, tidak mau bermain dibawah, minta digendong dan tidur terus
menerus sepanjang hari
• Biasanya pada hari ke 3 demam sedikit menurun namun hari
ke 4 dan ke 5 meningkat lagi akhirnya hari ke 6 demam
membaik.
• Selain itu harus dicurigai bila panas tidak disertai batuk, pilek
dan sakit tenggorokan atau di lingkungan rumah tidak ada
yang menderita penyakit flu.
• Harus diwaspadai juga bila dalam beberapa waktu terakhir di
sekitar rumah ada yang mengalami DBD.
• Gejala perdarahan bukan dianggap sebagai tanda untuk
mendeteksi awal penyakit, karena gejala itu lebih jelas timbul
saat fase akhir penyakit.
Tanda bahaya DBD
Tanda bahaya apakah yang harus dicurigai
agar tidak terjadi keterlambatan ?

Bila pada awal deteksi dini sudah dicurigai DBD, harus dimonitor
dengan ketat tanda bahaya yang bisa terjadi.

Tanda bahaya yang harus diketahui pada penyakit DBD adalah :


• Tanda perdarahan berlebihan pada kulit ( bintik merah ), hidung, gusi atau
berak darah warna kehitaman dan berbau
• Tanda bahaya lainnya adalah bila panas yang berangsur dingin, tetapi anak
tampak loyo dan pada perabaan dirasakan ujung – ujung tangan atau kaki
dingin.
( Hati – hati anak dingin sering dianggap orangtua anak sembuh )
• Tanda bahaya lain adalah penampilan anak tampak sangat
gelisah, tidak mau makan minum sama sekali, kesadarannya
menurun, kejang dan nafas sesak
• Komplikasi yang berbahaya :
. Syok
. Perdarahan kepala
. Perdarahan hebat diseluruh tubuh
. Gangguan fungsi otot jantung
Pada keadaan tersebut diatas biasanya penderita sulit
untuk diselamatkan
• Panas pada hri 1 – 2 tidak bisa terdeteksi gejala demam
berdarah dan tidak ada penangan secara khusus
• Manifestasi berbahaya biasanya timbul pada panas hari ke 3 –
5

Jadi monitor tanda bahaya dan tindakan penting harus


dilakukan saat panas hari ke 3 – 5 terutama harus
diperhatikan adalah tingkah laku si anak karena pada saat
tersebut suhu badan akan turun, jadi seolah – olah anak
sembuh karena tidak demam lagi ???
Gambaran Klinis Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue
Demam Dengue GEJALA Demam Derdarah Dengue

Nyeri Kepala
Muntah
Mual
Nyeri Otot
Batuk
Pilek
Kejang
Kesadaran Menurun
Uji Tourniquet
Petekie
Pendarahan sal. Cerna
Hepatomegali
Nyeri Perut
Trombositopeni
Renjatan
Prevalensi 25% 50% 75% 100%
Pertolongan pertama pada DBD
• Penderita DBD : Demam tinggi , muntah atau tidak
mau minum
• Pertolongan pertama yang penting adalah :
. Harus memberi minum sebanyak – banyaknya ( kira –
kira 2 liter atau 8 gelas sehari )
. Minuman yang diberikan sesuai dengan selera anak
seperti susu, teh manis, sirup air putih atau oralit
• Untuk memantau cairan tubuih tidak kurang, perhatikan jumlah kencing
anak bila BAK banyak berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi
• Bila hiperpirexia – beri antipiretik gol. Parasetamol atau asetaminophen
• Riwayat kejang – beri anti kejang
Indikasi rawat pada DBD

1. Demam terlalu tinggi ( suhunya 39 C atau lebih )


2. Muntah terus menerus
3. Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran
4. Kejang
5. Perdarahan hebat, muntah atau berak darah
6. Nyeri perut hebat
7. Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh
badan teraba dingin dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa
haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
8. Hasil laboratorium menunjukkan adanya peningkatan kekentalan darah (
Hematokrit ) dan atau penurunan jumlah trombosit
Catatan
• Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam
berdarah maka anggota keluarga lain yang demam
hendaknya segera berobat untuk memastiukan apakah
tertular demam berdarah atau tidak
• Sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus
dengue ataupun vaksin demam berdarah
• Upaya untuk mencegah terjadinya demam berdarah ditujukan
pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya.
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan dengan mendeteksi antigen virus dengue ( NS 1
Ag ) , hari 1 – 2 sudah terdeteksi
Sensitifitas 93,5 %
• Pemeriksa penunjang lainnya :
. Darah rutin ( Hb, Ht dan Trombosit )
. Isolasi Virus ( waktu > 7 hari ) – Lab. Canggih
. PCR ( Analisis berpengalaman, Alat khusus )
. Pemeriksaan Serologis ( IgM / IgG) waktu 3-5
hari setelah gejala timbul
• Foto Toraks
Grafik Respon Immun
Infeksi Dengue
Grafik Waktu Deteksi
Keterangan grafik
• NS 1 dapat dideteksi 1 – 2 hari setelah demam
timbul dan akan bertahan selma 9 hari
• Ig. M dapat terdeteksi 3 – 5 hari setelah demam
timbul kemudian membentuk antibodi dan
bertahan selama 20 hari
• Ig. G terdeteksi 14 hari setelah demam timbul
kemudian membentuk antibodi dan bertahan selama
30 – 40 hari
Diagnosis WHO

• Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria WHO 1999


yang dengan ditemukan adanya salah satu dari
Trombositopenia dan atau Hemokonsentrasi
• Diagnosis DBD menurut WHO 1999 :
. Panas selama 2 – 7 hari
. Manifestasi perdarahan (kulit s/d perd. saluran
Cerna) dan tanda kegagalan sirkulasi
. Trombositopenia ( < 100.000 / ul )
. Bukti adanya kebocoran plasma ( Hematokrit )
• Antigen NS1 positif sebagai petanda diagnosis dini adanya
infeksi virus dengue
Derajat penyakit menurut WHO

Derajat I : Demam + Uji Tourniquit (+)


Derajat II : Derajat I + Perdarahan
spontan
Derajat III : Kegagalan circulasi
Derajat IV : Syok berat
Hal utama yang harus diperhatikan dalam
manajemen pasien DBD :
1. Mencegah terjadinya syok akibat perembesan
plasma dari ruang intravaskuler ke ekstravaskuler
dengan pemberian cairan .
2. Mengganti cairan intravaskuler disesuaikan dengan
derajat penyakit, baik atau syok .
3. Memberikan oksigen sesegera mungkin .
4. Mendeteksi adanya perdarahan saluran cerna
5. Memperbaiki gangguan asam basa dan elektrolit
6. Memonitor secara berkala klinis dan labor.
7. Memberikan obat sesuai indikasi
Resusitasi Volume
Sangat penting dalam penatalaksanaan D B D
dengan tujuan meningkatkan transfor Oksigen
ke sel atau jaringan yaitu dengan meningkatkan
curah jantung , yaitu :
• Memperbaiki pra beban dengan resusitasi volume
secepatnya
• Meningkatkan kontraksi jantung (inotropik)
• Menurunkan resistensi pembuluh darah sistemik
Penting untuk DBD

• Pada DBD :
Resusitasi volume yang cepat, tepat dan akurat
akan memberikan hasil yang baik tanpa obat –
obat inotropik
• Penyulit seperti perdarahan masif akan
tampak pada syok berkepanjangan atau
berulang, akibat resusitasi volume yang tidak
adekuat
Harus di Ingat !!!
Tentang Dengue Syok Sindrom :
• Syok merupakan keadaan kegawatan
• Cairan pengganti adalah pengobatan yang
utama untuk memperbaiki kekurangan
volume plasma
• Pasien anak akan cepat mengalami syok dan
sembuh kembali bila diobati segera dalam 48
jam
Penatalaksanaan Syok dan Perdarahan
pada DBD

Meliputi :
1. Pengelolaan syok pada DBD
2. Therapi cairan
3. Transfusi darah dan trombosit
4. Penggunaan monitor pada DBD
5. Tatalaksana Disseminated Intravaskuler
Coagulation ( DIC ) pada DBD
→ dibahas tersendiri
Pengelolaan Syok pada DBD

• Berdasarkan patogenesis dan patofisiologi


DBD → Pengelolaan DBD → terapi cairan
• Syok hipovolemik pada DBD disebabkan :
. Kebocoran vaskuler
. Perdarahan
• Terapi oksigen
Untuk mencukup kebutuhan oksigen ke
jaringan
Resusitasi Cairan pada Syok
• Resusitasi awal tetap kristaloid ( RL )
• Bila syok berlanjut
. Baru diberikan Koloid Hidroxyethylstarch
( HES ) 6 %. BM. 100.000 – 300.000
sesuai kebutuhan
. Kemudian komponen darah seperti FFP
Konsentrat trombosit sesuai kebutuhan
Resusitasi awal
• Kristaloid 40 – 60 ml/KgBB (10 - 20 mnt ) atau koloid 20 – 30
ml/KgBB (10 – 20 mnt)
• Cairan berikutnya adalah campuran kristaloid sampai perfusi
jaringan baik.
Pemberian cairan 60 – 100 ml / KgBB selama 12 jam
• Apabila perfusi end organ belum tercapai , pemberian cairan
lanjutan harus hati-hati .
Bila resusitasi tahap awal gagal → rawat HCU/PICU.
Pemeriksaan lengkap : elektrolit, Hb,Ht,Trombosit
• Tetesan cairan dikurangi bertahap ( 24-48 jam) setelah syok
teratasi . Selanjutnya rumatan .
Tanda Kebocoran Vaskuler Berat
• PEI (Pleural Efusion Index ) / Ht meningkat
• Hipoproteinemia , hipoalbuminemia
• Udema paru dengan distres respirasi
PENGELOLAAN :
• Terapi oksigen sesuai kebutuhan
• Bila perlu ventilator mekanik
• Cairan koloid hiperonkotik , furosemide dan
pembatasan cairan sampai 50 %
• Monitor ketat tanda vital
• Cairan rumatan bila Ht < 40 %
Transfusi Komponen Darah
• Hb dipertahankan sekitar 10 g/dl
• Pemberian :
. PRC ( Delta Hb x 4 x BB )
. FFP ( 15 ml / kgBB )
Kriopresipitat diberikan apabila terdapat
Pemanjangan PT, PTT dan perdarahan
. Trombosit diberikan bila Tr < 30.000
dengan manifestasi DIC dan perdarahan
Algoritme Pengelolaan
Dengue Syok Sindrome ( DSS )
•Koloid HES BM 200.000 / 6% : 20 -30 ml/kgbb 10 - 20 menit
•RL : 40 -60 m l / Kgbb
•Oksigenasi Adekuat

Perbaikan (+)
Perbaikan (-)
- Perfusi jaringan
- Hb, Ht, trombosit
- PEI Syok
berkepanjangan

PICU
Rl 60- 100 ml / KgBB ( 12 jam)
( 5 - 8 ml / Kb BB / jam
TVS

RL diturunkan perlahan-
lahan
TVS < 15 cm H2O TVS > 15 cm H2O Kebocoran
s/d 24 -48 jam
Cairan pemeliharaan Perdarahan Masif vascular >>
(PIM?) •PEI >
•HT ↑
Hemodinamik stabil •Protein ↓
•Albumin ↓
Komponen darah •Asidosis Metabolik
•RC •Gangguan elektrolit
•FFP
•TC
Stop i.v.f.d
Keterangan
TVS : Tekanan Vena Sentral •Ventilator mekanik
IVFD : Intravenous fluid drip •Koloid hiperonkotik
PEI : Pleural effusion index

Anda mungkin juga menyukai