Anda di halaman 1dari 36

z TUMOR KELENJAR SALIVA

Disusun Oleh : Fajar Hani Priandhika || 160721220002

Pembimbing : drg. Riani Setiadhi sp.PM (K)


z WARTHIN’S TUMOR
Definisi
 Tumor kelenjar saliva jinak yang terdiri dari sel epitel
onkositik yang melapisi struktur papiler dan kistik dalam
stroma limfoid
 Terminologi  Papillary cystadenoma lymphomatosum,
z
adenolymphoma, cystadenolymphoma
 ICD-10: D11.9 - benign neoplasm of major salivary gland,
unspecified
 Tumor jinak kelenjar parotid yang paling sering ditemukan
urutan kedua (setelah adenoma pleomorfik) (Head Neck
Pathol 2020;14:412)
EPIDEMIOLOGI

 Menyumbang 5 - 20% dari semua tumor kelenjar saliva (J


Clin Exp Dent 2013;5:e218)
 Pada wanita, insidensi puncak terjadi pada rentang umur 60
tahun, sedangkan pada rentang umur 70 tahun pada pria.
z
 Usia rata-rata saat diagnosis adalah 62 tahun (rentang: 12 -
92 tahun) (Laryngoscope 1983;93:695)
 Sejarahnya, terdapat predileksi pria lebih banyak dibanding
wanita, namun akhir akhir ini predileksi seks menurun
 Insidensi ekstra-parotid sangat jarang dan dapat terjadi pada
periparotid lymph nodes, nasofaring, kelopak mata, dan
rongga mulut.
EPIDEMIOLOGI

z
ETIOLOGI
 Belum diketahui secara pasti, beberapa referensi menyebutkan
mutasi gen.
 Beberapa penulis menetapkan bahwa neoplasma jinak ini muncul
sebagai akibat dari beberapa efek tumourigenik pada inklusi epitel
yang terletak di kelenjar getah bening yang berdekatan atau kelenjar
z
parotis.
 Faktor pencetus lain berupa :
 Epstein Barr virus infection
 Merokok tembakau (biasanya bilateral)
 Autoimmune disease (especially thyroiditis)
 Ionizing radiation (radiation exposure in atomic bomb survivors)
 Chronic inflammation
 Obesity / High BMI
CLINICAL
 Nodular bulat atau ovoid, painless, slow-growing, fluktuatif dan firm
FEATURES
(keras) saat palpasi
 Unilateral, bilateral, atau multisentrik
 Asimptomatik pada 90% kasus
 Efeknya pada telinga dapat berupa tanpa atau sedikit sakit, ear ringing
z
(berdengung), dan hearing loss (jarang)
 Ukuran tumor Warthin bisa beberapa milimeter hingga sentimeter dan
rata-rata 2-4 cm
 Menurut sebuah penelitian, 56% tumor Warthin berukuran 1-3 cm, dan
40% berukuran 4-6 cm, dengan satu kasus berukuran > 10 cm.
 Tanpa pengobatan, swelling dapat meningkat secara bertahap dari
waktu ke waktu yang dapat menyebabkan facial nerve palsy (kesulitan
menggerakkan satu sisi wajah)
CLINICAL
FEATURES

z
PENEGAKAN
DIAGNOSA
 Biopsi (FNAB)
 Imaging (USG,CT-Scan, MRI, PET Scan)
 Uji Serologi

z
HISTOLOGICAL
FEATURES

z
HISTOLOGICAL
FEATURES

z
SEROLOGICAL
FEATURES

z
RADIOLOGY
Ultrasonography 

• In Warthin tumors, ultrasonography reveals a well-defined


mass with multiple anechoic areas or an anechoic mass, with
posterior acoustic enhancement at the lower pole of the
z
parotid.
• Nevertheless, the pattern may vary, and fast
growth secondary to infection may occur.
• In some cases, multiple septa and the thickness of
intratumoral fluid give a heterogeneous echogenic pattern. 
Ultrasonography 
RADIOLOGY

z
Magnetic Resonance Imaging 
RADIOLOGY
• Warthin tumors are often seen as encapsulated lesions
that show low or intermediate T1-weighted signal features.
• Intermediate signal intensity on T2-weighted images.
• The solid portion is predominant in the Warthin tumors, and
small cystic parts are seen in about 30% with thin uniform
z
walls without enhancement. 
• Well defined contour is a crucial finding in distinguishing
benign parotid tumors from malignant neoplasms.
• Both MRI and multislice CT have the capacity of multiplanar
demonstration of the tumors. Multislice CT
provides acceptable timing for the contrast enhancement
optimization and an applicable method. 
Magnetic Resonance Imaging  RADIOLOGY

z
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
 Pleumorphic Adenoma (dapat dibedakan dari gambaran
Ultrasonography)

 Mucoepidermoid Carcinoma (ada varian “warthins like”)

z
TREATMENT
 Bedah Eksisi (Superficial Parotidectomy)
 Tumor dengan ukuran yang relatif besar (>6 cm) bisa
dilakukan total parotidectomy
 Hindari enukleasi, karena tingginya kemungkinan
z rekurensi (80%) dan higher chance terjadinya
terjadinya
damage pada saraf
 Jika terjadi rekurensi, perawatan radioterapi
postoperative dapat diberikan.
KOMPLIKASI
 Kerusakan pada saraf wajah (kelumpuhan sementara
atau permanen)
 Cedera pada saraf auricular yang lebar dapat
menyebabkan hypesthesia pada telinga
z
 Prominensi/penonjolan sudut mandibula dapat terjadi
setelah superficial parotidectomy
 Salivary Fistule, Seroma, Hematoma
 Frey’s Syndrome (jika terjadi kerusakan pada saraf
auriculotemporal)
PROGNOSIS
 Prognosis dari Warthin’s Tumor adalah favorable
 Rekurensi jarang terjadi dan jika terjadi, seringkali karena
eksisi yang inadekuat
 Transformasi ke bentuk malignant sangat jarang (0.3%
z kasus
dari semua
z ONCOCYTOMA
Definisi
 Onkositoma adalah tumor jinak yang timbul dari onkosit
yang melapisi saluran kelenjar saliva dan cukup umum di
kelenjar saliva mayor.
 Menurut Hamperl, Onkocytes  jenis sel epitel khusus
z
yang ditandai dengan ukuran yang lebih besar dari sel
aslinya, dengan sitoplasma padat kaya mitokondria yang
mengandung granul asidofilik
 Terminologi  Oxyphillic adenoma, oxyphilic granular
cell adenoma
 ICD-10: D11.9 - benign neoplasm of major salivary gland,
unspecified
EPIDEMIOLOGI

 Menyumbang sekitar 0,4-1% dari semua neoplasma kelenjar


saliva, terjadi terutama di kelenjar parotis, dengan hanya
sebagian kecil terjadi di kelenjar saliva minor, palatum, fossa
tonsil, laring, rongga hidung, sinus maksilaris, dan kelenjar
lacrimal.z
 Biasanya ditemukan pada rentang umur diatas 50 tahun.
Peak incidence >80 tahun.
 Female to Male ratio = 1:1
 Lebih sering ditemukan dibanding onkositosis dan
carcinoma onkositik
EPIDEMIOLOGI

z
ETIOLOGI
 Belum diketahui secara pasti, beberapa referensi menyebutkan
mutasi gen.

 Faktor pencetus lain berupa :


 Epstein Barr / HIV virus infection
z
 Chemical Exposure (pekerja pabrik, perokok pasif)
 Ionizing radiation (radiation exposure in atomic bomb survivors)
 Obesity / High BMI
CLINICAL
FEATURES

z
PENEGAKAN
DIAGNOSA
 Biopsi (FNAB)
 Imaging (USG,CT-Scan, MRI, PET Scan)
 Uji Serologi

z
HISTOLOGICAL
FEATURES
 Sel bening (glikogen) eosinofilik yang berlapis lapis
 Sel poligonal monoton besar dengan pola trabekula,
acini atau folikuler dengan batas sel yang jelas,
 Sitoplasma granular, dengan nuklei yang bulat & kecil
z stroma, dengan background hyperplasia nodular
 Vascular
onkositik, psammoma bodies, tyrosine rich crystals
 Tidak ada gambaran mitosis dan elastosis
HISTOLOGICAL
FEATURES

z
RADIOLOGY

z
RADIOLOGY

z
SEROLOGICAL
FEATURES

z
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS

z
TREATMENT
 Bedah Eksisi (Superficial Parotidectomy)
 Tumor dengan ukuran yang relatif besar (>6 cm) bisa
dilakukan total parotidectomy
 Hindari enukleasi, karena tingginya kemungkinan
z rekurensi (80%) dan higher chance terjadinya
terjadinya
damage pada saraf
 Jika terjadi rekurensi, perawatan radioterapi
postoperative dapat diberikan.
KOMPLIKASI
 Kerusakan pada saraf wajah (kelumpuhan sementara
atau permanen)
 Cedera pada saraf auricular yang lebar dapat
menyebabkan hypesthesia pada telinga bahkan bisa
z
menyebabkan hearing loss
 Prominensi/penonjolan sudut mandibula dapat terjadi
setelah superficial parotidectomy
 Salivary Fistule, Seroma, Hematoma
 Frey’s Syndrome (jika terjadi kerusakan pada saraf
auriculotemporal)
z TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai