Anda di halaman 1dari 33

CA PAROTIS

Hafizus Sabri
7112081513

Dokter Pembimbing:
Dr. Nazwir Nazar, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


ISLAM SUMATERA UTARA
ANATOMI KELENJAR LIUR
ANATOMI KELENJAR PAROTIS
2nd maxillary
molar tooth
Auriculotempor
al nerve
Facial nerve
Orbicularis
Sternocleidoma
oris
stoid attached
to mastoid External carotid
process artery and nerve Buccinator
plexus
Retromandibular vein Parotid duct

Parotid sheath Medial


Parotid lymph node pterygoid and
masseter
Parotid sheath
flanking the
Parotid gland ramus of
mandible
Cervical lymph | Deep
Marginal mandibular
nodes | Superficial
branch of facial
nerve
Submandibular
Great auricular nerve
gland
External jugular vein
FISIOLOGI KELENJAR PAROTIS
Kelenjar parotis ada;ah kelenjar saliva yang terbesar. Kelenjar
parotis merupakan kelenjar saliva yang berpasangan, berjumlah dua
buah. Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan berbentuk
irreguler, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellow wish),
serta terletak dibawah meatus acustikus externus didalam suatu
lekukan dibelakang ramus mandibulae dan didepan musculus
sternocleidomastoideus.
DEFINISI

Carcinoma merupakan
neoplasma maligna yang
berasal dari sel ephitelial

CA
Parotis
Parotis pula diartikan
sebagai kelenjar liur yang
terbesar yang terletak di
anteroinferior dari telinga.
Secara klinis didapat
benjolan ditandai dengan
terangkatnya cuping
telingan keatas.
Epidemiologi
Insidens tumor kelenjar liur di
Amerika ialah 1.5 kasus setiap
100,000 orang. Dijangkakan 700
kematian terjadi akibat tumor
kelenjar liur pertahun.Tumor
kelenjar liur sering terjadi pada
usia dekade ke-6.
Epidemiologi
Tumor kelenjar liur sering terjadi
pada usia dekade ke-6. Tumor
maligna biasanya terjadi pada usia
di atas 60 tahun dan tumor
benigna pada usia di atas 40 tahun.
Tumor jinak lebih sering pada
wanita tetapi tumor maligna
terdistribusi rata pada wanita dan
laki-laki

Ca parotis dapat dikelompokkan


kepada low grade carcinoma
(acinic cell ca, adenoid cystic ca, low-
grade mucoepidermoid ca) dan high
grade carcinoma (adenocarcinoma,
squamoous cell ca, high-grade
mucoepidermoid ca).
Tumor Kelenjar liur
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
 Etiologi tumor pada kelenjar liur masih belum jelas.
Faktor-faktor predisposisi antara lain ialah terapi radiasi,
terhidu debu silica dan nitrosamine.
TUMOR GANAS
A) Karsinoma mukoepidermoid
 Jenis terbanyak dari keganasan kelenjar liur( kira-kira 30%)
 Insidens kejadian paling tinggi didapat pada usia antara dekade 30-
40.
 Insidens keganasan kelenjar liur paling sering pada anak-anak.
 Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar
duktus saliva. Tumor ini tidak berkapsul, dan metastasis kelenjar
limfe ditemukan sebanyak 30-40 %.
 Penentuan derajat keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri
atas derajat rendah,menengah, dan tinggi.
 Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik
(berbentuk oval,batas tegas, dan adanya cairan mukoid). Tumor
derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya
proses infiltratif. Pasien-pasien usia muda biasanya berderajat
rendah.
B) Adenokarsinoma
 Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak.
 Tumor ini terdapat pada 4 % dari seluruh tumor parotis dan 20 %
dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa gejala (80%),
40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau
dibawahnya, 30 % pasien berkembang metastasis ke nodus
servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan 15 % merasa
sakit pada wajahnya.
 Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau
strained sel duktus.
 Jenis-jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak
berdiferensiasi yang secara keseluruhan mempunyai angka harapan
hidup yang buruk
C) Karsinoma Adenokistik
 Merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk tumor
dengan potensial ganas derajat tinggi.
 Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor parotis, 15 %
tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor.
 Sebagian dari pasien merasa asimptomatik, walaupun sebagian
besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di bawahnya.
Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa
sakit di wajah, 20 % terdapat keterlibatan nervus fasialis, dan
metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %.
 Tumor ini ditandai dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor
ini dipikirkan dari sel mioepitel.
 Tumor ini mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai
oleh kekambuhan lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi
setelah 15 tahun.
D) Karsinoma Sel Asiner
 Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis.
 Tumor ini menyerang lebih banyak wanita
dibanding pria.
 Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6.
 Terdapat metastasis ke nodus servikal pada 15%
kasus.
 Tanda patologik khas adalah adanya amiloid.
 Asal mula sel ini dipikirkan dari komponen serosa
asinar dan sel duktus intercalated.
E) Karsinoma sel skuamosa
 Umumnya terjadi pada pria usia tua dan ditandai
dengan pertumbuhan cepat.
 Insiden metastasis ke nodus limfatikus sebanyak 47
%.
 Tumor ini biasanya terdapat pada kelenjar parotis.
 Tumor ini dipikirkan berasal dari sel duktus
ekskretorius.
F) Karsinoma Sel Duktus
 Tumor ini jarang, menyerupai kanker duktus
mammae.
 Duktus Stensen lebih sering terkena dibandingkan
dengan duktus Wharton.
 Tumor ini memiliki kecenderungan untuk terjadi
berulang pada tempat yang sama (35%) dan dapat
berkembang ke metastasis jauh (62%), dengan
hanya 23 % pasien yang dapat hidup selama 3
tahun.
G) Karsinoma Sel Mioepitel
 Tumor ini jarang. Tumor ini unik karena terdapat
diferensiasi mioepitel dengan struktur immunohisto-kimia
dan struktur ultra yang unik. Diobati dengan radiasi pasca
operasi dan kemoterapi jika diindikasikan.
H) Onkositoma Maligna
 Serupa dengan variasi benigna kecuali ditandai
dengan adanya metastasis jauh, metastasis ke
nodus servikal, dan pembuluh darah, saraf, atau
invasi ke limfatik.
I) Lesi Limfoepitel Maligna
 Tumor ini jarang, ditandai dengan adanya area jinak dan
ganas pada satu tumor. Bagian maligna mewakili kanker
anaplastik yang berasal dari duktal.
J) Limfoma Maligna
 Limfoma maligna primer dari kelenjar saliva jarang, pada
umumnya di dapat pada lelaki usia tua. Hal ini juga diamati
pada sekitar 5-10% pasien dengan tumor Warthin kelenjar
parotis.
 Terapi optimal adalah biopsy dengan terapi radiasi pada
daerah itu.
MANIFESTASI KLINIS
 Benjolan massa pada atau dekat rahang atau dalam leher
atau rongga mulut
 Kelemahan otot wajah
 Nyeri menetap pada area kelenjar liur(tanda invasi
perineural)
 Sukar menelan
 Sukar membuka mulut dengan luas
 Pembesaran KGB lokal(tanda metastasis)
 Nyeri telinga
DIAGNOSIS
A) Anamnesis
 Anamnesis yang lengkap harus dibuat untuk
menyingkirkan penyebab benjolan pada kelenjar
parotis.
 Pada anmnesis juga harus ditanyakan gejala klinis
yang lengkap seperti seberapa cepat tumor
membesar, wajah asimetris atau nyeri.
B) Pemeriksaan fisik
 Massa yang teraba dideskripsi dari letaknya,
konsitensi, mobilitas, penyebaran atau apakah
terfiksasi pada jaringan sekitar.
 Pemeriksaan KGB regional
 Pemeriksaan mukosa rongga mulut
 Pemeriksaan N.VII
 Pemeriksaan canalis auditorius
C) Pemeriksaan penunjang
i) Foto Ro
 Foto rontgen kepala dan leher dapat
menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang,
atau mungkin penting juga untuk diagnosa banding
(batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang mengalami
kalsifikasi).
 Foto toraks diperlukan untuk menemukan
kemungkinan metastasis hematogen.
ii) CT-scan dan MRI
 CT dan MRI merupakan modalitas pencitraan pilihan
untuk Ca parotis (sensitivitas hampir 100%).
 MRI baik untuk mengevaluasi benjolan pada kelenjar
parotis.
 CT baik untuk mengevaluasi rekurensi dan mengetahui
adanya inflamasi pada kelenjar parotis. CT Scan juga
dapat menunjukkan invasi neoplasma lebih awal.
 Keterbatasan - tumor karsinoma sel asiner atau
karsinom mukoepidermoid gred rendah tidak dapat
dibedakan dengan adenoma pleiomorfik bila
menggunakan CT dan MRI. Keterbatasan dihapuskan
dengan FNAB
STADIUM
TATALAKSANA
 Pembedahan leher radikal bukan merupakan bagian rutin tetapi dibutuhkan
jika teraba adanya metastasis servikal atau jika terdapat kekambuhan tumor
ganas pada daerah parotis.
 Pembedahan leher radikal digabung dengan reseksi parotis radikal yang
luas. Jika pada waktu operasi ditemukan bahwa salah satunya berhubungan
dengan tumor ganas parotis,
 prosedur yang lebih disukai adalah parotidektomi total dengan
pengangkatan sekitarnya, jaringan lunak yang berdekatan.
 Untuk terapi pasca-operasi dianjurkan terapi radiasi untuk kebanyakan
tumor parotis ganas. Terapi radiasi tambahan dapat menurunkan angka
kekambuhan total.
Figure 51.26 (a) Landmarks and cervical-mastoid-preauricular incision for superficial parotidectomy. (b) Skin
flap raised, (c) Development of the avascular plane along the anterior border of sternomastoid prior to sacrifice
of the great auricular nerve, (d) Identification of the trunk of the facial nerve, (e) Branches of the facial nerve
and retromandibular vein following delivery of the tumour, (f) Histological specimen revealing tumour and
superficial portion of parotid gland, (g) Wound closure with vacuum drain.
Tabel Komplikasi Parotidektomi (Marchese-
Ragona R, De Filippis, 2005)

Komplikasi Intra Operasi Komplikasi Pasca Operasi

Awal Lanjut

Transeksi N. Paralisis N. Frey's syndrome

Hipoestesi pada nervus


Ruptur kapsul tumor parotis Hemoragik / hematom auricular magnus

Reseksi tumor parotis inkomplit Infeksi Rekurensi tumor

Nekrosis lipatan kulit Defisit jaringan lunak

Deformitas Kosmetik Keloid

Trismus

Fistula Parotid
Prognosis
 Prognosis Ca parotis tergantung dari staging system dari
AJCC. Dari sitem tersbut didapatkan %-year survival rate
untuk stage I 85%, stage II 66%stag III 53% dan stage IV
32%.
 Selain itu , prognosis juga tergantung dari diagnose
histologi Ca. Pembahagian kategori Ca parotis kepada
highgrade dan low-grade sangat berguna. Pada tumor low-
grade, 10 years survival rate ialah 80-95% dan tumor high-
grade ialah 25-50%.
Kesimpulan
 Kelenjar parotis merupakan salah satu dari kelenjar liur mayor.
 Keganasan pada tumor kelenjar parotis berkaitan dengan paparan radiasi,
debu silica, nitrosamine dan faktor genetik. Kelenjar liur yang paling sering
terjadi tumor ialah kelenjar parotis.
 Kira-kira 10-20% daripada kejadian tumor kelenjar parotis adalah ganas.
 Dari gejala klinis biasanya pasien datang tanpa keluhan yang berarti kecuali
benjolan di depan telinga atau di daerah mandibula. Dan pada kasus yang
sudah lanjut, dengan pemeriksaan dalam rongga mulut biasanya ditemukan
darah atau pus yang keluar dari muara kelenjar parotis.
 Pertumbuhan sel pada ca parotis dapat cepat
maupun lambat.
 Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai
indikator dari keganasan.
 Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari
stadiumnya, disebut dengan parotidektomi.
 Terapi tambahan berupa radiasi pasca operasi atau
kemoterapi dapat diberikan dengan
mempertimbangkan resiko-resiko yang harus
dihadapi nantinya.
 Untuk prognosis, tergantung dari staging dan juga
dari derajat selnya.

Anda mungkin juga menyukai