Anda di halaman 1dari 18

GA Pada Soft Tissue Tumor di

Pundak

Pembimbing:
dr. Syamsul Bahri, Sp.An
M. Khaled, AMK.An

SMF ANESTESI RSUD DR PIRNGADI


MEDAN
2018
General anestesia (GA)
Adalah blokade nyeri dari seluruh tubuh yang
mengakibatkan depresi nervus saraf pusat
yang reversibel dengan menggunakan obat-
obatan secara intravena, inhalasi (volatile),
atau kombinasi keduanya. Trias anestesi
meliputi sedasi, analgesi dan relaksasi.
Stadium I : stadium analgesia atau stadium
disorientasi
Mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran

Stadium II : stadium eksitasi atau stadium delirium


Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan pernafasan
yang irreguler, pupil melebar dengan refleks cahaya (+),
pergerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot
meninggi dan diakhiri dengan hilangnya refleks menelan dan
kelopak mata.

Stadium III : stadium pembedahan


Mulai dari akhir stadium II, dimana pernafasan
mulai teratur. Dibagi dalam 4 plana, yaitu :
Plana 1 Ditandai dengan pernafasan teratur,
Plana 2 Ditandai dengan pernafasan yang
pernafasan torakal sama kuat dengan
teratur, volume tidal menurun dan frekwensi
pernafasan abdominal, pergerakan bola mata
pernafasan naik. Mulai terjadi depresi pern
terhenti, kadang-kadang
afasan torakal, bola
letaknya eksentrik, pupil mengecil lagi da
mata terfiksir ditengah, pupil mulai
n refleks cahaya (+),
midriasis dengan refleks cahaya menurun dan
lakrimasi akan meningkat, refleks farings da
refleks kornea menghilang.
n muntah menghilang, tonus otot menurun.

Plana 3 Ditandai dgn pernafasan abdominal


yang lebih dominan daripada Plana 4
torakal karena paralisis otot interkostal yang
Pernafasan tidak adekuat, irreguler,
makin bertambah sehingga pada akhir plana 3
terjadi paralisis karena paralisis otot diafragma yg makin
total otot interkostal, juga mulai terjadi nyata, pada akhir plana 4, paralisis total
paralisis otot- diafragma, tonus otot makin menurun dan
otot diafragma, pupil melebar dan refleks cah akhirnya flaccid, pupil melebar dan refleks
aya akan menghilang pada akhir plana 3 ini, cahaya (-), refleks sfingter ani menghilang.
lakrimasi refleks farings & peritoneal
menghilang, tonus otot-otot makin menurun.
Stadium IV : stadium paralisis
Mulai dari kegagalan pernapasan yang kemudian akan segera diikuti
kegagalan sirkulasi.
Mempersiapkan mental dan fisik pasien
secara optimal dengan melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium, dan pemeriksaan lain.

Merencanakan dan memilih teknik serta


obat-obat anestesi yang sesuai keadaan
Persiapan fisik dan kehendak pasien. Dengan
Pra Anestesi demikian, komplikasi yang mungkin
terjadi dapat ditekan seminimal
mungkin.

Menentukan klasifikasi yang sesuai


dengan hasil pemeriksaan fisik, dalam
hal ini dipakai klasifikasi ASA
(American Society of Anesthesiology)
sebagai gambaran prognosis pasien
secara umum.
Kelas Status Fisik

ASA I Seorang pasien yang normal dan sehat, selain penyakit yang akan dioperasi.

ASA II Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang.

ASA III Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang belum mengancam jiwa.

Penderita sekarat yang mungkin tidak bertahan dalam waktu 24 jam dengan atau tanpa pembedahan, kategori ini
ASA IV meliputi penderita yang sebelumnya sehat, disertai dengan perdarahan yang tidak terkontrol, begitu juga
penderita usia lanjut dengan penyakit terminal.

ASA V Pasien dengan kematian batang otak dan organnya siap untuk ditransplantasi.
Tahapan anestesi umum

Premedikasi

Tujuan pemberian premedikasi :


 Memberikan rasa nyaman bagi pasien
 Lebih Membuat amnesia
 Memberikan analgesia
 Mencegah muntah
 Memperlancar induksi.
 Mengurangi jumlah obat-obat anestetika.
 Menekan reflek-reflek yang tidak diinginkan.
 Mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas.
Adapun obat-obat yang sering di gunakan sebagai premedikasi adalah :
 Sulfas atropine : antikolinergik. Sediaan : dalam ampul 0,25 mg dan
0,50 mg. Dosis : 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015 /kgBB anak-anak.
Pemberiaan : SC,IM,IV
 Midazolam Obat penenang ( transquilaizer ). Dosis premedikasi
dewasa 0,07-0.1 mg/kgBB, disesuaikan dengan umur dan keadaan
pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. pada orang tua dan pasien lemah
dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB,Efek sampingnya terjadi perubahan
tekanan darah arteri, denyut nadi dan pernafasan,umumnya hanya
sedikit.
 Fentanil : Golongan narkotik. Fentanyl dan alfentanil umumnya
digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena dapat
memperkuat anastesi umum sehingga mengurangi timbulnya
kesadaran selama anastesi. Sediaan dalam ampul 2 ml dan dosisnya 2
-5 mg/kgBB.Golongan narkotika selain fentaniyl ada petidin dan
morfin yang efek sampingnya peningkatan tekanan otak atau cedera
kepala.
Induksi

 Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar


menjadi tidak sadar,sehingga memungkinkan di mulainya anestesi dan
pembedahan induksi anestesi dapat dikerjakan secara
intravena,inhalasi,intramaskular atau rectal. Untuk persiapan induksi
anestesi, sebaiknya diingat kata
STATICS:
o S : Scope : Stetoskop
o T : Tubes : Pipa trakea.
o A : Airway : Pipa mulut-faring (Guedel,orotracheal airway) dan pipa
hidung-faring (nasotracheal airway).
o T : Tape : Plester untuk fiksasi pipa
o I : Introducer : Mandrin atau stillet
o C : Connector : Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia
o S : Suction : Penyedot lender, ludah, dan lain-lainnya
Contoh obat induksi antara lain :
• Tiopental ( tiopenton,pentotal ) di berikan secara
intravena dengan kepekatan 25% dan dosis antara 3-7
mg/kgBB. Pada anak-anak dan manula digunakan dosis
rendah dan dewasa mudah sehat dosis tinggi.
• Propofol ( recofol,diprivan ) intravena dengan kepekatan
1% menggunakan dosis 2 -3 mg/kgBB.
• Ketamin ( Katalar ) Intravena dengan dosis 1-2 mg.kgBB.
 Induksi Inhalasi. Hanya dikerjakan dengan halotan (
fluotan ) atau sevofluran cara induksi ini dikerjakan pada
bayi atau anak anak yang belum terpasang jalur vena atau
pada orang dewasa yang takut dengan suntik.
 Perektal. Anastesi general yang di berikan perektal
kebanyakan di pakai pada anak, menggunakan thiopental
atau midazolam.
Obat pelumpuh otot
(Muscle Relaxant )

 Succynil Choline. Pelumpuh otot depolarisasi dengan mulai kerja


cepat, sekitar 1 -2 menit dan lama kerja singkat sekitar 3-5 menit
sehingga obat ini sering digunakan dalam tindakan intubai trakea.
Sediaan dalam flacon berisi bubuk 100 mg dan 500 mg. pengenceran
dengan garam fisiologis/aquabidest steril 5 atau 25 ml sehingga
membentuk larutan 2 % sebagai pelumpuh otot jangka pendek. Dosis
untuk intubasi 1 -2 mg/kgBB /IV.
 Atrakurium Besilat ( Tracrium ). Kemasan 1 ampul berisi 5 ml
yang mengandung 50 mg atrakurium besilat. Stabilitas larutan sangat
bergantung pada penyimpanan pada suhu dingin dan pelindungan
terhadap penyinaran.
Dosis intubasi : 0,5-0.6 mg/kgBB/iv
Dosis Relaksasi otot : 0,5-0,6 /kgBB/IV
Dosis Pemeliharaan : 0.1-0.2 mg/kg/BB/IV
Intubasi
Prosedur Tindakan Intubasi
 Persiapan pasien sebaiknya diposisikan dalam posisi tidur telentang,oksiput di ganjal dengan
menggunakan alas kepala

 Oksigenisasi. Setelah pemberian anestesi dan pelumpuh otot, lakukan oksigenisasi dengan
memberikan oksigen 100% minimal dilakukan selama 2 menit.

 Laringoskop. Mulut pasien di buka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop di pegang
dengan tangan kiri. Blade laringoskop di masukan dari sudut kiri dan lapangan pandang
akan terbuka. Blade laringoskop di dorong ke dalam rongga mulut. Gagang diangkat dengan
tangan kiri dan akan terlihat ukula, faring sertaepiglotis. Ekstensi kepala di pertahankan
dengan tangan kanan.epiglotis di angkat sehingga tampak aritenoid dan pita suara yang
tampak keputihan bentuk huruf V.

 Pemasanga pipa endotrakea

 Mengontrol letak pipa. Dada dipastikan mengembang saat diberikan ventilasi

 Ventilasi. Pemberian ventilasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien bersangkutan.


Ekstubasi
Mengangkat keluar pipa endotrakea
(ekstubasi) harus mulus dan tidak disertai
batuk dan kejang otot yang dapat
menyebabkan gangguan nafas, hipoksia
sianosis.

Pasca bedah
Pasien harus diobservasi terus (pernafasan, tekanan
darah, dan nadi) sesudah operasi dan anestesi selesai
sewaktu masih dikamar bedah dan kamar pulih.
Soft Tissue Tumor

Definisi
Soft tissue atau jaringan lunak merupakan
semua jaringan nonepitel selain tulang,
tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem
saraf pusat, sel hematopoietik, dan
jaringan limfoid

Patofisiologi Soft Tisssue Tumor


Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak
atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi
jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan
nonepitelial ekstraskeletal tubuh.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally,
meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabut
luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari
tempatnya, maka tumor membesar melewati batas
sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan
lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan
tubuh.
No. Soft tissue tumor
Lipoma
1. Tumor Jaringan Lemak
Liposarkoma
Fasilitis Nodularis

Fibromatosis

2. Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Jaringan Fibrosa Fibromatosis Superfisialis

Fibromatosis Profunda

Fibrosarkoma
Histiositoma Fibrosa

3. Tumor Fibriohistiositik Dermatofibrosarkoma Protuberans

Histiositoma Fibrosa Maligna


Rabdomioma
4. Tumor Otot Rangka
Rabdomiosarkoma
Leiomioma

Leiomiosarkoma
5. Tumor Otot Polos
Tumor otot polos dengan potensi
keganasan tidak jelas
Hemangioma

Limfangioma
KESIMPULAN
General anestesia (GA) bagian dari tubuh yang terletak
adalah blokade nyeri dari antara kulit dan tulang serta
seluruh tubuh yang organ tubuh bagian dalam. Yang
mengakibatkan depresi nervus tergolong jaringan lunak adalah
saraf pusat yang reversibel yang berasal dari jaringan
dengan menggunakan obat- embrional mesoderm yaitu
obatan secara intravena, inhalasi jaringan ikat, otot,pembuluh
(volatile), atau kombinasi darah dan limfe, jaringan lemak,
keduanya. Trias anestesi dan selaput saraf. Tumor
meliputi sedasi, analgesi dan jaringan lunak atau Soft Tissue
relaksasi. Tumor (STT) adalah suatu
Anestesi umum atau benjolan atau pembengkakan
pembiusan umum adalah abnormal yang disebabkan
kondisi atau prosedur ketika pertumbuhan sel baru.
pasien menerima obat untuk
amnesia,analgesia,melumpuhka
n otot,dan sedasi.3
Jaringan lunak adalah
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai