Anda di halaman 1dari 35

MOHD FAUZI BIN M.

ZEIN
030.06.312

Dokter Pembimbing:
Dr. Enos H. Siburian, Sp.B(K)ONK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


Makanan Penglihatan,
dalam mulut penciuman

Sekresi
air liur

Rangsangan Rangsangan
parasimpatik simpatik

Sekresi air liur Sekresi air


banyak, cair liur pekat,
dan kaya enzim sedikit
Lubrikasi
makanan

Enzim dan Ig
Amylase
mencerna
Air cegah infeksi
dan atur
karbohidrat liur keseimbanga
n flora mulut

Sifat basa
dan kaya
kalsium dan
fosfat
2nd maxillary
molar tooth
Auriculotempor
al nerve
Facial nerve
Orbicularis
Sternocleidoma
oris
stoid attached
to mastoid External carotid
process artery and nerve Buccinator
plexus
Retromandibular vein Parotid duct

Parotid sheath Medial


Parotid lymph node pterygoid and
masseter
Parotid sheath
flanking the
Parotid gland ramus of
mandible
Cervical lymph | Deep
Marginal mandibular
nodes | Superficial
branch of facial
nerve
Submandibular
Great auricular nerve
gland
External jugular vein
Carcinoma diartikan
sebagai apa-apa
neoplasma maligna
yang berasal dari sel
epitelial

CA
Parotis
Parotis pula diartikan
sebagai kelenjar liur
yang terbesar yang
terletak di
anteroinferior dari
telinga.
Insidens tumor kelenjar liur di
Amerika ialah 1.5 kasus
setiap 100,000 orang.
Dijangkakan 700 kematian
terjadi akibat tumor kelenjar
liur pertahun.Tumor kelenjar
liur sering terjadi pada usia
dekade ke-6.
Tumor kelenjar liur sering
terjadi pada usia dekade ke-6.
Tumor maligna biasanya terjadi
pada usia di atas 60 tahun dan
tumor benigna pada usia di
atas 40 tahun. Tumor jinak lebih
sering pada wanita tetapi tumor
maligna terdistribusi rata pada
wanita dan laki-laki

Ca parotis dapat dikelompokkan


kepada low grade carcinoma
(acinic cell ca, adenoid cystic ca,
low-grade mucoepidermoid ca)
dan high grade carcinoma
(adenocarcinoma, squamoous
cell ca, high-grade
mucoepidermoid ca).
 Etiologitumor pada kelenjar liur masih
belum jelas. Faktor-faktor predisposisi
antara lain ialah terapi radiasi, terhidu debu
silica dan nitrosamine.
A) Karsinoma mukoepidermoid
 Jenis terbanyak dari keganasan kelenjar liur( kira-kira 30%)
 Insidens kejadian paling tinggi didapat pada usia antara
dekade 30-40.
 Insidens keganasan kelenjar liur paling sering pada anak-
anak.
 Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan
intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak berkapsul, dan
metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %.
 Penentuan derajat keganasan berdasarkan patologi klinik
terdiri atas derajat rendah,menengah, dan tinggi.
 Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik
(berbentuk oval,batas tegas, dan adanya cairan mukoid).
Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai
dengan adanya proses infiltratif. Pasien-pasien usia muda
biasanya berderajat rendah.
B) Adenokarsinoma
 Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada
anak-anak.
 Tumor ini terdapat pada 4 % dari seluruh tumor parotis dan
20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa
gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada
jaringan diatas atau dibawahnya, 30 % pasien berkembang
metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis
nervus fasialis, dan 15 % merasa sakit pada wajahnya.
 Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated
atau strained sel duktus.
 Jenis-jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak
berdiferensiasi yang secara keseluruhan mempunyai angka
harapan hidup yang buruk
C) Karsinoma Adenokistik
 Merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk
tumor dengan potensial ganas derajat tinggi.
 Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor parotis, 15
% tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur
minor.
 Sebagian dari pasien merasa asimptomatik, walaupun
sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau
di bawahnya. Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus,
25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20 % terdapat
keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi
sebanyak 15 %.
 Tumor ini ditandai dengan penyebaran perineural awal.
Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel.
 Tumor ini mempunyai perjalanan penyakit yang panjang
ditandai oleh kekambuhan lokal yang sering, dan
kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun.
D) Karsinoma Sel Asiner
 Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis.
 Tumor ini menyerang lebih banyak wanita
dibanding pria.
 Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6.
 Terdapat metastasis ke nodus servikal pada
15% kasus.
 Tanda patologik khas adalah adanya amiloid.
 Asal mula sel ini dipikirkan dari komponen
serosa asinar dan sel duktus intercalated.
E) Karsinoma sel skuamosa
 Umumnya terjadi pada pria usia tua dan
ditandai dengan pertumbuhan cepat.
 Insiden metastasis ke nodus limfatikus
sebanyak 47 %.
 Tumor ini biasanya terdapat pada kelenjar
parotis.
 Tumor ini dipikirkan berasal dari sel duktus
ekskretorius.
F) Karsinoma Sel Duktus
 Tumor ini jarang, menyerupai kanker duktus
mammae.
 Duktus Stensen lebih sering terkena
dibandingkan dengan duktus Wharton.
 Tumor ini memiliki kecenderungan untuk
terjadi berulang pada tempat yang sama
(35%) dan dapat berkembang ke metastasis
jauh (62%), dengan hanya 23 % pasien yang
dapat hidup selama 3 tahun.
G) Karsinoma Sel Mioepitel
 Tumor ini jarang. Tumor ini unik karena
terdapat diferensiasi mioepitel dengan
struktur immunohisto-kimia dan struktur
ultra yang unik. Diobati dengan radiasi pasca
operasi dan kemoterapi jika diindikasikan.
H) Onkositoma Maligna
 Serupa dengan variasi benigna kecuali
ditandai dengan adanya metastasis jauh,
metastasis ke nodus servikal, dan pembuluh
darah, saraf, atau invasi ke limfatik.
I) Lesi Limfoepitel Maligna
 Tumor ini jarang, ditandai dengan adanya
area jinak dan ganas pada satu tumor. Bagian
maligna mewakili kanker anaplastik yang
berasal dari duktal.
J) Limfoma Maligna
 Limfoma maligna primer dari kelenjar saliva
jarang, pada umumnya di dapat pada lelaki
usia tua. Hal ini juga diamati pada sekitar 5-
10% pasien dengan tumor Warthin kelenjar
parotis.
 Terapi optimal adalah biopsy dengan terapi
radiasi pada daerah itu.
K) Metastasis Ke Kelenjar Parotis Dari Tempat
Lain
 Kelenjar parotis dapat menjadi tempat
metastasis dari keganasan yang berasal dari
kulit, ginjal, paru, payudara, prostat, dan
saluran pencernaan.
 Benjolan massa pada atau dekat rahang atau
dalam leher atau rongga mulut
 Rasa baal di wajah
 Kelemahan otot wajah
 Nyeri menetap pada area kelenjar liur(tanda
invasi perineural)
 Sukar menelan
 Sukar membuka mulut dengan luas
 Pembesaran KGB lokal(tanda metastasis)
 Nyeri telinga
A) Anamnesis
 Anamnesis yang lengkap harus dibuat untuk
menyingkirkan penyebab benjolan pada
kelenjar parotis.
 Pada anmnesis juga harus ditanyakan gejala
klinis yang lengkap seperti seberapa cepat
tumor membesar, wajah asimetris atau nyeri.
B) Pemeriksaan fisik
 Massa yang teraba dideskripsi dari letaknya,
saiz, konsitensi, mobilitas, penyebaran atau
apakah terfiksasi pada jaringan sekitar.
 Pemeriksaan KGB regional
 Pemeriksaan mukosa rongga mulut
 Pemeriksaan N.VII
 Pemeriksaan canalis auditorius
C) Pemeriksaan penunjang
i) Foto Ro
 Foto rontgen kepala dan leher dapat
menunjukkan ada atau tidak ada gangguan
tulang, atau mungkin penting juga untuk
diagnosa banding (batu kelenjar ludah;
kelenjar limfe yang mengalami kalsifikasi).
 Foto toraks diperlukan untuk menemukan
kemungkinan metastasis hematogen.
ii) CT-scan dan MRI
 CT dan MRI merupakan modalitas pencitraan
pilihan untuk Ca parotis (sensitivitas hampir
100%).
 MRI baik untuk mengevaluasi benjolan pada
kelenjar parotis.
 CT baik untuk mengevaluasi rekurensi dan
mengetahui adanya inflamasi pada kelenjar
parotis. CT Scan juga dapat menunjukkan
invasi neoplasma lebih awal.
 Keterbatasan - tumor karsinoma sel asiner
atau karsinom mukoepidermoid gred rendah
tidak dapat dibedakan dengan adenoma
pleiomorfik bila menggunakan CT dan MRI.
Keterbatasan dihapuskan dengan FNAB
 Pembedahan leher radikal bukan merupakan bagian rutin
tetapi dibutuhkan jika teraba adanya metastasis servikal
atau jika terdapat kekambuhan tumor ganas pada daerah
parotis.
 Pembedahan leher radikal digabung dengan reseksi parotis
radikal yang luas. Jika pada waktu operasi ditemukan
bahwa salah satunya berhubungan dengan tumor ganas
parotis,
 prosedur yang lebih disukai adalah parotidektomi total
dengan pengangkatan sekitarnya, jaringan lunak yang
berdekatan.
 Untuk terapi pasca-operasi dianjurkan terapi radiasi untuk
kebanyakan tumor parotis ganas. Terapi radiasi tambahan
dapat menurunkan angka kekambuhan total.
Figure 51.26 (a) Landmarks and cervical-mastoid-preauricular incision for superficial parotidectomy. (b) Skin
flap raised, (c) Development of the avascular plane along the anterior border of sternomastoid prior to sacrifice
of the great auricular nerve, (d) Identification of the trunk of the facial nerve, (e) Branches of the facial nerve
and retromandibular vein following delivery of the tumour, (f) Histological specimen revealing tumour and
superficial portion of parotid gland, (g) Wound closure with vacuum drain.
Komplikasi Intra Operasi Komplikasi Pasca Operasi

Awal Lanjut

Transeksi N. Paralisis N. Frey's syndrome

Hipoestesi pada nervus


Ruptur kapsul tumor parotis Hemoragik / hematom auricular magnus

Reseksi tumor parotis inkomplit Infeksi Rekurensi tumor

Nekrosis lipatan kulit Defisit jaringan lunak

Deformitas Kosmetik Keloid

Trismus

Fistula Parotid
 Prognosis Ca parotis tergantung dari staging
system dari AJCC. Dari sitem tersbut
didapatkan %-year survival rate untuk stage I
85%, stage II 66%stag III 53% dan stage IV 32%.
 Selain itu , prognosis juga tergantung
dari diagnose histologi Ca. Pembahagian
kategori Ca parotis kepada highgrade dan
low-grade sangat berguna. Pada tumor low-
grade, 10 years survival rate ialah 80-95%
dan tumor high-grade ialah 25-50%.
 Kelenjar parotis merupakan salah satu dari kelenjar liur
mayor.
 Keganasan pada tumor kelenjar parotis berkaitan dengan
paparan radiasi, debu silica, nitrosamine dan faktor
genetik. Kelenjar liur yang paling sering terjadi tumor
ialah kelenjar parotis.
 Kira-kira 10-20% daripada kejadian tumor kelenjar parotis
adalah ganas.
 Dari gejala klinis biasanya pasien datang tanpa keluhan
yang berarti kecuali benjolan di depan telinga atau di
daerah mandibula. Dan pada kasus yang sudah lanjut,
dengan pemeriksaan dalam rongga mulut biasanya
ditemukan darah atau pus yang keluar dari muara kelenjar
parotis.
 Pertumbuhan sel pada ca parotis dapat
cepat maupun lambat.
 Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya
sebagai indikator dari keganasan.
 Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung
dari stadiumnya, disebut dengan
parotidektomi.
 Terapi tambahan berupa radiasi pasca
operasi atau kemoterapi dapat diberikan
dengan mempertimbangkan resiko-resiko
yang harus dihadapi nantinya.
 Untuk prognosis, tergantung dari staging dan
juga dari derajat selnya.

Anda mungkin juga menyukai