Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

CA PAROTIS

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Karsinoma parotis adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel
epithelial yang terjadi di kelenjar liur yang terbesar yang terletak di
anteroinferior dari telinga yang disebut parotis. Karsinoma parotis dapat
dikelompokkan menjadi low grade carcinoma dan high grade carcinoma.
Low grade carcinoma terdiri atas acinic cell ca, adenoid cystic ca, low-grade
mucoepidermoid ca sedangkan high grade carcinoma terdiri dari
adenocarcinoma, squamoous cell ca dan high-grade mucoepidermoid ca.

2. Anatomi Fisiologi
Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu
kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri
dari kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis
(Dawes,2008)

Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak


secara bilateral di depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus
mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di bawah lengkung
zigomatik. Kelenjar parotis terbungkus dalam selubung parotis (parotis
shealth). Saluran parotis melintas horizontal dari tepi anterior kelenjar. Pada
tepi anterior otot masseter, saluran parotis berbelok ke arah medial, menembus
otot buccinator, dan memasuki rongga mulut di seberang gigi molar ke-2
permanen rahang atas (Dawes, 2008).
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar
kedua, terletak pada dasar mulut di bawah korpus mandibula. Saluran
submandibularis bermuara melalui satu sampai tiga lubang yang terdapat pada
satu papil kecil di samping frenulum lingualis. Muara ini dapat dengan mudah
terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang keluar (Dawes, 2008).
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak
paling dalam. Masing-masing kelenjar berbentuk badam (almond shape),
terletak pada dasar mulut antara mandibula dan otot genioglossus. Masing-
masing kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan bersatu untuk membentuk
massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum lingualis
(Dawes, 2008).
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis,
kelenjar labialis, kelenjar palatinal, dan kelenjar glossopalatinal. Kelenjar
lingualis terdapat bilateral dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelenjar
lingualis anterior berada di permukaan inferior dari lidah, dekat dengan
ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar campuran
posterior. Kelenjar lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan
margin lateral dari lidah. Kelenjar ini bersifat murni mukus.
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir.
Kelenjar ini bersifat mukus dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni
mukus, terletak pada palatum lunak dan uvula serta regio posterolateral dari
palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama
dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan
glossopalatinal.
Fungsi kelenjer ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan
cairan pertama yang mencerna makanan. Deras nya air liur dirangsang oleh
adanya makanan di mulut, melihat, membaui, dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva atau ludah adalah cairan yang bersifat alkali. Ludah
mengandung musin, enzim pencerna, zat tepung yaitu ptialin dan sedikit zat
padat. Fungsi ludah bekerja secara fisis dan secara kimiawi.

3. Faktor Resiko
 Idiopatik
Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat
nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun.
Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik
yang umum.
 Genetik
Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama
dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen
merupakan segmen DNA yang menyebabkan sel meningkatkan atau
menurunkan produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
difesiensi sel .akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran
yang tidak terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini
dapat merupakan bagian dari virus virus tumor.
 Bahan-bahan kimia
Obat-obatan hormonal berkaitan dengan perkembangan kanker tertentu telah
terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi
karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah pertumbuhan
tumor.
 Faktor imunologis
Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk
mendapatkan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan
{bermutasi} berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus
dikenal oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahannya. Dua puncak
insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak dan
lanjut usia, yaitu dua periode ketika system imun sedang lemah. (Sr. Mari
Baradero.2008.hal10)

4. Tanda dan gejala


Gejala pada neoplasma parotis yaitu biasanya terdapat pembengkakan di depan
telinga dan kesulitan untuk menggerakkan salah satu sisi wajah. Paralisis nervus facialis
sering didapatkan pada pasien dengan neoplasma parotis maligna. Adanya bengkak
biasanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsang (painless) dan
menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan.
Keluhan yang dirasakan pasien berupa benjolan yang soliter, tidak nyeri,
dipre/infra/retro aurikuler, jika terdapat rasa nyeri sedang sampai berat biasanya terdapat
pada keganasan. Terjadinya paralisis nervus facialis pada 2-3% kasus keganasan parotis.
Terdapatnya disfagia, sakit tenggorokan, serta gangguan pendengaran. Dan dapat pula
terjadi pembesaran kelenjar getah bening jika terjadi metastasis. Anamnesis yang lengkap
harus dibuat untuk menyingkirkan penyebab benjolan pada kelenjar parotis. Selain itu
dalam anamnesis juga perlu ditanyakan bagaimana progresivitas penyakitnya, adakah
faktor-faktor resiko yang dimiliki oleh pasien, dan bagaimana pengobatan yang telah
diberikan selama ini.

5. Klasifikasi
Berikut ini merupakan klasifikasi dari CA Parotis, yaitu :
1. Karsinoma Mukoepidermoid
- Jenis terbanyak dari keganasan kelenjar liur (sekitar 30%).
- Insidens kejadian paling tinggi ditemukan pada usia 30-40 tahun.
- Insidens keganasan kelenjar liur yang paling sering ditemukan pada
anak-anak.
- Tumor ini berasal dari sel epithelial lobar intralobar duktus saliva.
Tumor ini tidak berkapsul serta metastase kelenjar limfe ditemukan
sebanyak 30-40%.
- Penentuan derajat keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri dari
derajat rendah, menengah dan tinggi.
- Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk
oval, batas tegas serta adanya carian mukoid). Tumor derajat rendah
dan tinggi ditandai dengan adanya proses infiltratif. Pasien-pasien
usia muda biasanya ditemukan yang berderajat rendah.
2. Adenokarsinoma
- Keganasan parotis kedua yang paling sering ditemukan pada anak-
anak.
- Berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel
duktus.
- Sebagian besar (80%) tanpa gejala, 40% ditemukan terfiksasi di
jaringan diatas atau dibawahnya, 30% metastasis ke nodus servical,
20% menderita paralisis nervus facialis dan 15% mengeluhkan sakit
pada wajahnya.
- Jenis-jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak
berdiferensiasi secara keseluruhan dan mempunyai angka harapan
hidup yang buruk.
3. Karsinoma adenokistik
- Neoplasma kelenjar liur spesifik yang termasuk neoplasma dengan
potensial keganasan tinggi.
- Didapat pada 3% seluruh neoplasma parotis, 15% neoplasma
submandibular dan 30% neoplasma kelenjar liur minor.
- Sebagian pasien merasa asimptomatik, walaupun sebagian besar
terfiksasi pada struktur diatas atau dibawahnya.
- Ditandai dengan adanya penyebaran perineural awal. Asalnya
dipikirkan dari sel mioepitel.
- Mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh
kekambuhan lokal yang sering dan dapat terjadi kekambuhan setelah
15 tahun.
4. Karsinoma sel asiner
- Terjadi pada sekitar 3% neoplasma parotis.
- Lebih sering terjadi pada wanita.
- Puncak insidens antara lain dekade ke 5 atau ke 6 kehidupan.
- Terdapat metastasis ke nodus servikal, kira-kira 15% kasus.
- Tanda patologik khas adalah amiloid.
- Asalnya diperkirakan dari komponen serosa asinar dan sel duktus
intercalated.
5. Karsinoma sel skuamosa
- Sering terjadi pada pria berusia tua dan ditandai dengan
pertumbuhannya yang cepat.
- Insidens metastase ke nodus limfatikus sebanyak 47%.
- Biasanya terdapat pada kelenjar parotis.
- Dipikirkan berasal dari sel duktus ekskretorius.
6. Karsinoma sel duktus
- Jarang, dan menyerupai karsinoma duktus mammae.
- Duktus stensen lebih sering terkena dibandingkan dengan duktus
Wharton.
- Memiliki kecendrungan untuk terjadi berulang pada tempat yang
sama (35%). Dapat bermetastasis jauh (62%) dan hanya 23% pasien
yang dapat bertahan hidup selama 3 tahun.

6. Komplikasi
Komplikasi – komplikasi pengobatan kanker kepala dan leher dapat di
kelompokkan sebagai anatomis, fisiologis, teknik atau fungsional. Pendekatan
paling baik pada komplikasi adalah pencegahan. Perbaikan dini keseimbangan
mellitus, dan penghentian ketergantungan alcohol adalah pengukuran non-
spesifik yang penting. Penggunaan antibiotic praoperasi tampaknya
menurunkan kecendrengunan infeksi luka dan gejala sisa nya. Pengobatan
radiasi pra operasi diberikan dalam dosis terapeutik jelas meningkatkan resiko
komplikasi. Pendidikan untuk penderita sangat penting untuk mendapatkan
kerjasama dimana mungkin terjadi penyulit rehabilitasi pascaoperasi.
(Schwartz ,2000)
7. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa macam pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk penegakan
diagnosis tumor parotis meliputi pemeriksaan histopatologik danpemeriksaan radiologik
(foto polos, sialografi, CT- Scan, dan MRI)
a. Pemeriksaan Histopatologik
1. Biopsi Aspirasi Jarum Halus (Fine – Needle Aspiration Biopsy)
Biopsi Aspirasi Jarum halus merupakan alat yang sederhan untuk diagnostic.
Biopsi aspirasi jarum halus memiliki kelebihan yaitu tingkat keakuratan yang
cukup tinggi dengan sensitifitas 88-98% dan spesifitas 94% pada tumor jinak
.Biopsi aspirasi jarum halus juga sensitive dalam mendeteksi
keganasan sebesar58-98 % dengan spesifitas 71-88%. Tekhnik ini sederhana,
dapat ditoleransi dengankomplikasi yang minimal. Selain untuk menegakan
diagnosis defenitif, pemeriksaanini juga bermanfaat untuk menentukan tindakan
tepat selanjutnya dan untuk evaluasipreoperative. Keakuratan FNAb bergantung
pada ketrampilan citopatologist
2. Bedah Diagnostik
Biopsi pembedahan sebaiknya dihindari. Biopsi eksisional dan
enukleasimassa parotis berhubungan dengan peningkatan rekurensi
tumor, terutama padaadenoma pleiomorfik. Penanganan bedah yang
baik untuk tumor parotis adalahreseksi bedah komplit melalui
parotidektomi dengan identifikasi dan preservasinervus fasialis.
Identifikasi nervus fasialis ditujukan agar dapat dilakukan
eksisitumor yang adekuat dan mencegah cedera nervus fasialis. Cara
ini memeastikanbatas jaringan sehat yang adekuat disekeliling tumor,
sehingga pada kebanyakankasus tidak hanya bersifat diagnostic,
tetapi juga kuatif. cara ini jarang dilakukan danbiasanya dilakukan
hanya pada pasien dengan keganasan yang tidak dapat dioperasi.Pada
kasus seperti ini, biopsy dengan insis terbuka berguna dalam
diagnostichistopatologi dan terapi radiasi paliatif atau kemoterapi

b.Pemeriksaan Radiologi
1. Sialograi
Teknik ini memerlukan suntikan bahan kontras yang larut
dalam air atauminyak langsung keduktus submandibula atau
parotis. Setelah pemakaian anastesitopical pada daerah duktus,
tekanan yang lembut dilakukan pada kelenjar, dan muaraduktus
yang kecil diidentifikasi oleh adanya aliran air liur. Muara duktus
dilebarkandengan menggunakan sonde lakrimal. Kateter ukuran
18, mirip dengan jenis yangdigunakan untuk pemberian cairan
intravena, atau pipa polietilen secara lembutdimasukkan sekitar 2
cm kedalam duktus.. Kateter dipastikan pada sudut mulut. Tekhnik
ini sama untuk kelenjar parotis dan submandibula. Bagaimanapun
kanulasi duktuskelenjar submandibula, memebutuhkan kesabaran
dari pada pelebaran duktus parotis.Film biasa sinar X diperoleh
untuk meyakinkan bahwa tidak terdapat substansiradioopak,
seperti batu dalam kelenjar. Antara 1,5 dan 2 ml media kontras
disuntikansecara lembut melalui kateter kedalam kelenjar sampai
penderita merasakan adanyatekanan tetapi tidak melewati tititk
ketika penderita mengeluh nyeri. Dilakukan fotolateral, lateral
oblik, oblik, dan anteriposterior. Ketika kateter diangkat penderita
dapatdiberikan sedikit sari buah lemon. Dalam 5 sampai 10 menit
pengambilan foto ulang.Normal jika seluruh media kontras
dikeluarkan dalam waktu itu. Persistensi mediakontras dalam
kelenjar 24 jam setelah test ini pasti abnormal
Terdapat keuntungan dan kerugian dari bahan kontras yang
dapat larutdalam air dan lemak. Sekarang ini Pantopaque dan
Lipidol merupakan bahan kontras yang paling popular.
Sialografi lebih berguna pada gangguan – gangguan kronis
kelenjar parotis seperti sialadenitis rekuren, sindrom sjorgen, atau
obstruksi duktus sepertistriktur. sialografi tidak berguna untuk
membedakan massa jinak dari massa keganasan.Sialografi
merupakan kontra indikasi terdapatnya peradangan aKut kelenjar
yang baru terjadi.

2. CT-Scan dan MRI


CT-Scan dan MRI digunakan untuk menemukan tumor dan
menggambarkanluasnya. Sedangkan biopsi untuk menegaskan jenis sel

8. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk kanker parotis yaitu dengan tindakan
ekstervasi (pengangkatan) glandula submandibularis dan glandula
sublingualis.
- Tumor – tumor jinak :Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah
dengan sebagian daerah sekitarnya.
- Tumor-tumor ganas: Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi luas
kedua kelenjer ludah, radioterapi.
Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu
kemungkinan keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan
tanda-tanda penting apakah suatu lesi kelenjer saliva adalah keganasan.
Resolusi lengkap dan trial terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat
membantu untuk merencanakan bedah eksisi. MRI memberikan informasi
anatomi paling baik tentang ukuran tumor dan penetrasi. Sialografi, atau
injeksi bahan kontras ke dalam duktus stenson atau Wharton, berguna
untuk memperlihatkan perbedaan perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi
limfoepitelial dari penyumbatan karena batu. 80% batu kelenjer
submandibular adalah radioopak (Schwartz, 2000).
 Penatalaksanaan non medis
Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau disembuhkan
dengan meminum rebusan daun sirsak. Kanker merupakan penyakit yang
mematikan dan pengobatan nya melewati kemoterapi. Pengobatan-
pengobatan kimia walaupun berhasil membunuh kanker, tetapi tidak
menutup kemungkinan, sel-sel akan tumbuh kembali dan menyebar. Daun
sirsak baru diketahui memiliki khasiat sebagai pembunuh kanker, walaupun
sebenarnya khasiat ini sudah ditemukan dari beberapa tahun silam.
Menurut hasil riset Dr. Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika
Seikat, daun sirsak mengandung senyawa acetoginis yang terdiri dari
annomuricin F yang bersifat sitotoksik atau membunuh kanker. Untuk
pengobatan, daun sirsak selain di konsumsi tunggal, akan lebih baik bila di
konsumsi berbarengan dengan herbal jenis lainnya seperti sambiloto, temu
putih atau temu mangga. Perpaduan beberapa jenis herbal akan bersifat
sinergis dan saling mendukung untuk mempercepat proses penyembuhan
penyakit.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengakjian merupakan langkah awal dasar dari proseskeperawatan. Tujuan
utama dari pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data secara lengakap dan
akurat karena dari data tersebut akan ditentukan masalah keperawatan yang
dihadapi klien.
1. Pengkajian umum :
-Identitas klien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, rencana terapi
- Identitas penanggung jawab : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat
- Alasan masuk rumah sakit
2. Data riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat klien pernah menderita penyakit akut / kronis, Riwayat klien
pernah menderita tumor lainnya, Riwayat klien pernah memakai
kontrasepsi hormonal, pil ,suntik dalam waktu yang lama, Riwayat klien
sebelumnya sering mengalami peradangan kelenjer parotis.
- Riwayat kesehatan sekarang
Perlu diketahui:
 Lamanya sakit
Lamanya klien menderita sakit kronik / akut
 Factor pencetus
Apakah yang menyebabkan timbulnya nyeri, sters, posisi, aktifitas
tertentu
 Ada tidak nyakeluhan sebagai berikut: demam, batuk, sesak nafas,
nyeri dada, malaise
- Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular atau
kronis.Menderita penyakit kanker atau tumor.
3. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
- TTV
- Tingkat kesadaran
- Rambut dan hygiene kepala.
Keadaan rambut biasanya kotor, berbau, biasanya juga ada lesi,
memar,dan bentuk kepala
- Mata
Pemeriksaan mata meliputi konjungtiva, sclera mata, keadaan pupil
- Gigi dan mulut
Meliputi kelengkapan gigi, keadaan gusi, mukosa bibir, warna lidah,
peradangan pada tonsil.
- Leher
- Inspeksi dalam keadaan istirahat
pembengkakan yang abnormal, Penderita juga diperiksa dari
belakang. Kulitnya abnormal, Dinilai saluran-saluran keluar
kelenjer ludah dan melakukan pemeriksaan intraoral
- Inspeksi pada gerakan
Dinilai fungsi n.facialis, n.hipoglosus dan otot-otot, trismus
fiksasi pada sekitarnya ada pembnengkakkan atau tidak.
- Palpasi
Selalu bimanual, dengan satu jari di dalam mulut dan jari-jari
tangan lainnya dari luar. Tentukan lokalisasi yang tepat,
besarnya (dalam ukuran cm), bentuk, konsistensi dan fiksasi
kepada sekitarnya.
- Stasiun-stasiun kelenjer regional
Selalu dinilai dengan teliti dan dicatat besar, lokalisasi,
konsistensi, dan perbandingan terhadap sekitarnya. Selalu
diperlukan pemeriksaan klinis daerah kepala dan leher
seluruhnya.
- Dada / thorak
Biasanya jenis pernapasan klien dada dan perut, terjadi perubahan pola
nafas dan lain-lain
- Cardiovaskuler
Biasanya akan terjadi perubahan tekanan darah klien dan gangguan
irama jantung
- Pencernaan/Abdomen
Ada luka, memar, keluhan (mual, muntah, diare) dan bising usus
- Genitalia
Kebersihan dan keluhan lain nya
- Ekstremitas
Pembengkakan, fraktur, kemerahan, dan lain-lain.
4. Aktifitas sehari-hari
Pada aktifitas ini biasanya yang perlu diketahui adalah masalah, makan,
minum, bak, bab, personal, hygine, istirahat dan tidur. Biasanya pada klien
dengan tumor parotis tidak terjadi keluhan pada saat beraktifitas karena kien
tidak ada mengeluhkan nyeri sebelum dilakukan operasi.
5. Data social ekonomi
Menyangkut hubungan pasien dengan lingkungan social dan hubungan
dengan keluarga
6. Data psikologis
Kesadaran emosional pasien
7. Data spiritual
Data diketahui, apakah pasien/keluarga punya kepercayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan suplai
nutrisi
2. Nyeri akut berhubungan dengan interupsi sel syaraf sekunder terhadap
hyperplasia sel
3. Defisit pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan perawatan,
pengobatan kurang paparan terhadap informasi.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur atau bentuk
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Dawes, C. 2008. Salivary Flow Patterns and the Health of Hard and Soft Oral
Tissues. The Journal of the American Dental Association.139 : 185-245
Baradero,Mary.(2008).Klien gangguan Endokrin. Jakarta:EGC
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta: EGC
Swartz, 2000, Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC : Jakarta, p 227 – 238
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya tumor parotis didasarkan pada dua teori utama yaitu :
1. Teori Sel Cadangan,
Yaitu merupakan teori yang paling banyak digunakan. Teori ini
menyatakan bahwa pertumbuhan sel – sel tumor dipicu olehpertumbuhan
sel – sel cadangan (stem cell) yang berasal dari sistem duktuskelenjar
parotis. Tipe tumor bergantung pada tipe stemcell dan daridiferensiasi stem
cell pada tahap transformasi sel normal menjadi sel tumor.Stem cell dari
duktus intrkalaris akan berkembang menjadi karsinoma kistik adenoid dan
karsinoma sel asinik. Stem cell dari duktus ekskretoris akanberkembang
menjadi karsinoma mukoepidermoid. karsinoma sel skuamosa,dan
karsinoma duktus salivaorius.
2. Teori Multiseluler, menyatakan bahwa pembentukan sel– sel tumor
kelenjarludah berkembang dari diferensiasi sel – sel unitnya. Sebagai
contoh, karsinoma sel skuamosa berkembang dari epitel duktus
ekskretorius, dankarsinoma sel asinik berkemban dari sel asini.
Pathofisiologi Ca Parotis

Kanker parotis

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervesi
1. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang Nutritional Status : Food and Fluid Nutrition Management
dari kebutuhan Intake a. Kaji adanya alergi makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
selama..........diharapkan nyeri pasien dapat jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
berkurang dengan kriteria hasil : pasien.
a. Adanya peningkatan berat badan c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
sesuai dengan tujuan d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
b. Berat badan ideal sesuai dengan dan vitamin C
tinggi badan e. Berikan substansi gula
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
nutrisi tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi g. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
e. Tidak terjadi penurunan berat badan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
yang berarti h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan
m. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
n. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
o. Monitor kalori dan intake nuntrisi
p. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
q. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Nyeri akut NOC : NIC :


2 a. Pain Level Pain Management
b. Pain control a. Lakukan pengkajian nyeri secara
c. Comfort level komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
selama..........diharapkan nyeri pasien dapat presipitasi
berkurang dengan kriteria hasil : b. Observasi reaksi nonverbal dari
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggunakan tehnik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri, mencari bantuan) nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
berkurang dengan menggunakan f. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
manajemen nyeri lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, masa lampau
intensitas, frekuensi dan tanda g. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
nyeri) dan menemukan dukungan
d. Menyatakan rasa nyaman setelah h. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri berkurang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
e. Tanda vital dalam rentang normal. pencahayaan dan kebisingan
i. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
j. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
k. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
l. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
m. Tingkatkan istirahat
n. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
o. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
1.
4 Defisiensi NOC : NIC :
pengetahuan a. Kowlwdge : Disease Process Teaching : Disease Process
b. Kowledge : Health Behavior
a. Berikan penilaian tentang tingkat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pengetahuan pasien tentang proses penyakit
selama........diharapkan pasien mampu
mengerti dengan keadaannya saat ini yang spesifik
dengan kriteria hasil : b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
a. Pasien dan keluarga menyatakan bagaimana hal ini berhubungan dengan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
prognosis dan program pengobatan tepat.
b. Pasien dan keluarga mampu c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
melaksanakan prosedur yang muncul pada penyakit, dengan cara yang
dijelaskan secara benar tepat
c. Pasien dan keluarga mampu d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara
menjelaskan kembali apa yang yang tepat
e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
dijelaskan perawat/tim kesehatan
cara yang tepat
lainnya.
f. Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
g. Hindari harapan yang kosong
h. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
i. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
k. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
l. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
m. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
n. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

Gangguan citra NOC : NIC :


5 tubuh a. Body image Body image enchancement
b. Self esteem a. Kaji secara verbal dan non-verbal respon
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien terhadap tubuhnya
b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
selama diharapkan pasien mampu
c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
menerima keadaannya saat ini dengan
kemajuan dan prognosis penyakit
kriteria hasil : d. Dorong klien mengungkapkan perasannya
e. Identifikasi arti pengurangan melalui
a. Body image positif
pemakaian alat bantu
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan
f. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
personal
kelompok kecil
c. Mendeskripsikan secara faktual
perubahan fungsi tubuh
d. Mempertahankan interaksi sosial

Anda mungkin juga menyukai