Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 8

1. NI LUH PUTU RISNA YULIA DEWI P07120016048


2. LUH PT. SHINTYA BAGASWARI K. P07120016056
3. A.A. ISTRI MIRAH AMBARAWATI P07120016059
4. KADEK RISNA SURASTINI P07120016063
5. PT MILA RAHARDIPTHASARI P07120016071
PEMBAHASAN MATERI
1. PENGERTIAN Terapi Modalitas
2. Peran Perawat Dalam Terapi Modalitas
3. Jenis-jenis Terapi Modalitas
4. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
1. PENGERTIAN TERAPI MODALITAS
Terapi modalitas keperawatan jiwa dilakukan untuk
memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar
mampu bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan
masyarakat sekitar. (Nasir dan Muhits, 2011)

Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku


pasien dan perilaku yang maladaptif menjadi perilaku
adaptif ( Kusumawati dan Hartono, 2010).
Terapi modalitas bertujuan agar pola perilaku
atau kepribadian seperti keterampilan koping,
gaya komunikasi dan tingkat harga diri secara
bertahap dapat berkembang.
2. PERAN PERAWAT ( DALAM TERAPI MODALITAS)
MENURUT Nasir dan Muhits, 2011 meliputi :
1. Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota
keluarga
2. Memberikan dukungan kepada klien
3. Mengkoordinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan
kesehatan.
4. Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder, dan
tersier
3. JENIS-JENIS TERAPI MODALITAS
1. PSIKOTERAPI 2. Psikoanalisis Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu cara • Dikembangkan oleh Sigmud Freud.
pengobatan terhadap masalah Tujuan terapi psikoanalisis adalah
emosional seorang pasien yang sebagai berikut :
dilakukan oleh seorang yang terlatih • Menurunkan rasa takut klien
dalam hubungan professional secara • Mengembalikkan proses pikir yang
sukarela. luhur
• Membantu klien menghadapi realitas
• Menurunkan kecemasan
• Memperbaiki komunikasi interpersonal
3. Prikoterapi Individu 4. Terapi Modifikasi Pelaku
merupakan bentuk terapi Proses mengubah perilaku
yang menekankan pada terapi ini adalah dengan
perubahan individu dengan cara menggunakan teknik yang disebut
mengkaji perasaan, sikap, cara conditioning yaitu suatu proses
berfikir, dan perilakunya. dimana klien belajar mengubah
(Videbeck Sheila L, 2008 dalam perilaku.
Nasir dan Muhits, 2011).
Cara melakukan conditioning adalah sebagai berikut :
• Reciprocal inhibition
Cara mengurangi ansietas.
• Positive conditioning
Dengan memberikan hadiah(reward) pada setiap prilaku.
• Eksperimental extinction
Yaitu upaya menurunkan suatu perilaku dengan cara tidak memberikan reward
berulang-ulang.
Penerapan teori perilaku ini adalah sebagai berikut :
• Pendekatan terapis kepada klien bersifat objektif, tidak menghakimi.
• Klien diyakinkan bahwa reaksi meyakinkan akan pulih.
• Informasi yang tidak akurat dikoreksi segera.
• Klien dikuatkan untuk dapat mengendalikan perilakunya.
5. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni
pengarahan partisipasi seseorang
untuk melaksanakan tugas
tertentu yang telah ditetapkan.
a. Tujuan terapi okupasi
• Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi mental
• Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik
• Mengajarkan ADL
• Membantu klien menyesuaikan diri dengan tugas rutin di rumah
• Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang
dimiliki.
• Menyediakan berbagai macam kegiatan.
• Mengarahkan minat dan hobi.
b. Peranan Aktivitas dalam terapi
Peranan terapi tersebut sebagai penghubung antara batin klien
dengan dunia luar, berhubungan dengan tujuan pekerjaan dan dapat
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi dalam kelompok terapi.

c. Indikasi terapi Okupasi


• Klien dengan kelainan tingkah laku
• Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan
• Klien yang mengalami kemunduran
• Klien dengan cacat tubuh disertai dengan gangguan kepribadian
• Orang yang mudah mengekspresikan perasaan melalui aktifitas
• Orang yang mudah belajar sesuatu dengan praktik langsung daripada
membayangkan
d. Karakteristik Terapi Okupasi
• Mempunyai tujuan yang jelas
• Mempunyai arti tertentu bagi klien
• Harus mampu melibatkan klien walau minimal
• Dapat mencegah bertambah buruknya kondisi
• Dapat memberi dorongan hidup
• Dapat dimodifikasi
• Disesuaikan dengan minat

e. Jenis Kegiatan
Antara lain olahraga, permainan, kerajinan tangan, seni, rekreasi,
diskusi dan perawatan kebersihan diri
f. Proses terapi okupasi

Pengumpulan data Analisa data dan Penentuan tujuan dan


identifikasi masalah sasaran

Evaluasi Penentuan aktivitas


g. Pelaksanaan Terapi Okupasi
Terapi dilakukan 1-2 jam setiap sesi baik
metode individual maupun kelompok dengan
frekuensi kegiatan per sesi 2-3 kali dalam
seminggu. Setiap kegiatan dibagi menjadi 2
bagian (pertama: ½-1 jam, kedua: 1-2 jam)
5. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan merupakan
keadaan lingkungan yang ditata untuk
menunjang proses terapi, baik fisik, mental
maupun sosial agar dapat membantu
penyembuhan dan pemulihan klien.
(Suliswati (2005) dalam Direja 2011)
a. Tujuan terapi lingkungan Keterampilan psikososial :
Mengatur batasi gangguan Orientation :
perilaku dan perilaku maladaptive Assetation : kemampuan
serta mengajarkan mengekspresikan perasaan
kememampuan psikososial.
Accupation : kemampuan
memupuk percaya diri
Recreation : kemampuan
menggunakan dan membuat
aktifitas menyenangkan
b. Karakteristik Terapi Lingkungan
Setiap interaksi merupakan suatu kesepakatan, klien
memikul tanggung jawab dari tingkah lakunya sendiri,
pemecahan masalah dengan diskusi, menggunakan
komunikasi terbuka.
Upaya menciptakan lingkungan yg terapeutik

• Aspek Fisik • Aspek sosial


Menciptakan lingkungan fisik yg • Aspek emosional
aman dan nyaman.
• Aspek spiritual
• Aspek Intelektual Klien
Tingkat intelektual klien dapat
ditentukan melalui kejelasan
stimulasi dari lingkungan dan sikap
perawat.
c. Peran perawat dalam terapi
Perawat dalam memenuhi kebutuhan klien
berdasarkan pada identitas masalah baik kebutuhan
fisik dan emosional. Perawat yang berperan sebagai
mothering care tidak hanya memenuhi kebutuhan klien
tetapi juga memfasilitasi klien agar mengembangkan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
7. Terapi Somatik
Terapi somatik adalah terapi • Jenis-jenis terapi somatic
yg diberikan kepada klien dengan meliputi:
gangguan jiwa dengan tujuan a. Restrain
mengubah perilaku yang Restrain adalah terapi dengan
maladaptif menjadi perilaku menggunakan alat-alat mekanik
adaptif dengan melakukan atau manual untuk membatasi
tindakan dalam bentuk perlakuan mobilitas fisik klien.
fisik. b. Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan
mengurung klien dalam ruangan
khusus.
c. Fototerapi d. ECT (Electro Convulsif Therapi)
Fototerapi atau sinar adalah terapi ECT (Electro Convulsif Therapi)
somatic pilihan.Terapi ini diberikan adalah suatu tindakan terapi dengan
dengan memaparkan klien pada menggunakan aliran listrik dan
sinar terang (520 kali lebih terang menimbulkan kejang pada penderita
dari sinar ruangan). baik tonik maupun klonik.
8. Terapi Aktivitas Kelompok
Tujuan kelompok adalah sebagai
Terapi aktivitas kelompok : berikut :
Stimulasi sensori adalah
upaya untuk menstimulasi • Setiap anggota kelompok dapat
semua pancaindera bertukar pengalaman
(sensori) agar memberi • Berupaya memberikan
respon yang adekuat. pengalaman dan penelasan pada
orang lain
• Merupakan proses menerima
umpan balik
Manfaat terapeutik dari terapi aktivitas
kelompok, meliputi :
Umum Rehabilitasi
• Meningkatkan kemampuan uji • Meningkatkan keterampilan
realitas (reality testing) melalui ekspresi diri
komukasi dan umpan balik
• Meningkatkan keterampilan
dengan atau dari orang lain
sosial
Khusus
• Meningkatkan identitas diri
• Menyalurkan emosi secara
konstruktif
Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
• Mengembangkan stimulasi kognitif
• Mengembangkan stimulasi
sensoris
• Mengembangkan orientasi realitis
• Mengembangkan sosialisasi
Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok

Kerangka Teoritis
Menurut model ini pimpinan kelompok (Leader) harus memfasilitasi dan
Terapi Aktivitas
memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekpresikan perasaan dan
Kelompok
mendiskusikan perasaan untuk penyelesaian masalah.

Model
Dengan menggunakan model ini leader memfasilitasi komunikasi efektif, masalah
komunikasi
individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
CON’T

Model
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
psikodrama
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu.

Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan, tindakan)


Model digambarkan melalui hubungan interpersonal. Pada teori ini terapis bekerja
interpersonal dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar
anggota dan terapis.
Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas kelompok Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Kognitif/Persepsi Stimulasi Sensori
Tujuannya antara lain: Tujuannya antara lain :
• Meningkatkan kemampuan • Meningkatkan kemampuan
orientasi-orientasi realita sensori
• Meningkatkan kemampuan • Meningkatkan upaya
memusatkan perhatian memusatkan perhatian
Karakteristik:
• Penderita dengan gangguan
persepsi yang berhubungan
dengan nilai-nilai
Terapi Aktivitas Kelompok
CON’T Sosialisasi
Terapi Aktivitas Kelompok Tujuan umum :
Orientasi Realitas Tujuan umum dari terapi ini
Tujuannya antara lain : adalah mampu meningkatkan
hubungan interpersonal antar
• Pembicaraan penderita sesuai anggota kelompok, berkomukasi
realitas saling memperhatikan,
• Penderita mampu mengenal diri Tujuan khusus :
sendiri
• Penderita mampu menyebutkan
Karakteristik : identitasnya
• Penderita dengan GOR terhadap Karakteristik :
orang lain, waktu dan tempat
yang sudah dapat berinteraksi • Penderita sering berada
dengan orang lain ditempat tidur
CON’T
Penyaluran Energi
Tujuannya antara lain :
• Menyalurkan energy, destruktif
ke konstruktif.
• Mengekpresikan perasaan
Tahapan-tahapan dalam Terapi Aktifitas
Kelompok
a. Pre kelompok c. Fase Kerja
Dimulai dengan membuat tujuan, d. Fase Terminasi
merencanakan siapa yang menjadi
leader, anggota tempat dan waktu Ada 2 jenis terminasi akhir dan
kegiatan kelompok terminasi sementara.

b. Fase Awal
Pada fase ini terdapat 3 tahapan
yang terjadi, yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
Terapis

Terapis adalah orang yang


dipercaya untuk memberikan
terapi kepada klien yang
mengalami ganguan jiwa.
Peran Perawat Dalam Terapi Aktifitas
Kelompok
• Mempersiapkan program terapi aktifitas kelompok
• Tugas sebagai leader dan coleader
• Tugas sebagai fasilitator
• Tugas sebagai observer
• Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
• Program antisipasi masalah

Anda mungkin juga menyukai