Faktor risiko
1. Radiasi
2. Paparan terhadap asbes, debu silika, dan nikel, pekerjaan di industri
kayu dan karet
3. Imunosupresi
4. Genetika
5. Kebiasaan merokok
PATOFISIOLOGI
1. Teori multiseluler: teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur.
2. Basal reserve cell theory: Sel-sel basal dari saluran ekskretoris dan saluran
interkalasi berkembang menjadi unit saliva fungsional dan mampu
mengembangkan tumor.
KLASIFIKASI
A. Tumor Jinak
1. Adenoma Pleomorfik
- Tumor ini merupakan tumor kelenjar saliva jinak yang paling sering cerjadi
pada orang dewasa dan anak-anak.
- Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat.
- Pertumbuhan tumor ini lambat, berbentuk bulat, dan konsistensinya lunak.
TUMOR
WARTHIN
Tumor ini paling sering terjadi pada pria usia 50-60 tahun dan ada hubunganya
dengan faktor resiko merokok. Tumor ini juga merupakan tumor yang paling
sering terjadi bilateral.
TUMOR GANAS
1.Mukoepidermoid karsinoma
- Tumor ini merupakan tumor kelenjar saliva ganas yang paling sering
ditemukan pada populasi dewasa dan anak-anak
- .Insidens kejadian paling tinggi didapat pada usia antara 30-40.
- Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang asimtomatis, 13
% dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan paralisis nervus fasialis
2. Karsinoma sel asini
Paling banyak berasal dari kelenjar parotis dan pertumbuhannya lambat. Tumor ini
berkapsul, merupakan suatu proliferasi sel-sel yang membentuk masa bulat, dengan
diameter kurang dari 3 cm
PROSEDUR
DIAGNOSTIK
a) Anamnesis dan pemeriksaan klinis
Kemungkinan tumor jinak:
Adanya massa yang pertumbuhannya lambat dan tidak disertai nyeri
Tidak terdapat paralisis nervus fasialis, glosofaringeus, vagus, asesorius,
hipoglosus dan pleksus simpatikus
Pada pemeriksaan fisik: massa umumnya padat kenyal atau kistik, tidak
terfiksir, dan berbatas tegas
Dapat didapatkan massa pada orofaring disertai disfagia (pada kasus tumor
parotis lobus profunda)
Kemungkinan tumor ganas:
Tumor Primer
Bila memungkinkan, operasi dapat dipertimbangkan untuk tujuan paliatif yang dapat dilanjutkan
dengan radioterapi atau kemoradiasi. Regimen kemoterapi yang diberikan:
1. Untuk jenis adenokarsinoma, karsinoma adenoid kistik, karsinoma sel asinus, karsinoma ex
mixed tumor dapat diberikan regimen kombinasi adriamisin, 5FU dan sisplatin yang diulang
tiap 3 minggu. Alternatif lain adalah kombinasi siklofosfamid, adriamisin, 5FU dan sisplatin
yang diulang tiap 3 minggu
2. Untuk jenis karsinoma sel skuamosa maka dapat diberikan kombinasi metotreksate dan sisplatin
yang diulang tiap 3 minggu.
3. Untuk jenis karsinoma mukoepidermoid dapat diberikan kombinasi adriamisin, 5FU dan
sisplatin yang diulang tiap 3 minggu. Alternatif lain adalah kombinasi siklofosfamid, adriamisin
dan cisplatin atau kombinasi sisplatin, bleomisin, dan metotreksate.
KGB
Diberikan radioterapi atau kemoradiasi. Operasi dapat
dipertimbangkan untuk tujuan paliatif
Penanganan nervus fasialis
- Nervus fasialis dapat dikorbankan bila intra operatif secara makroskopik
nervus telah terinfiltrasi tumor
- Bila fasilitas tersedia maka dapat dilakukan rekonstruksi nervus fasialis
(reanimasi saraf)
Metastasis jauh
KOMPLIKASI
A. Sindroma Frey
Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari
1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering
timbul residif lokal.
2. Skálová A, Hyrcza MD, Leivo I. Update from the 5th Edition of the World Health
Organization Classification of Head and Neck Tumors: Salivary Glands. Head Neck Pathol
[Internet]. 2022;16(1):40–53. Available from: https://doi.org/10.1007/s12105-022-01420-1
3. Grays Anatomy:The Anatomical Basis of Clinical Practice. USA: Elsevier, 2005: 515-518
4. Adams LG, Boies RL, Paparella MM. Dalam: Buku Ajar Penyakit THT , Ed.6. Jakarta: EGC,
1997: 305-319