Pembimbing:
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
RABDOMIOSARKOMA
Rabdomiosarkoma (RMS) kata ini berasal dari bahasa Yunani (rhabdo yang artinya
bentuk lurik dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor
ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh termasuk jaringan
otot, tendon, dan connective tissue.
Rabdomiosarkoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada anak-anak,
dengan Insidensi tertinggi pada umur rata-rata 6 tahun.
Tumor ini dapat timbul di berbagai bagian tubuh seperti di kepala dan leher (38%)
traktus genitourinarius (21%) ekstremitas (18%) tulang belakang (17%) dan
retroperitoneum (7%).
EPIDEMIOLOGI
Dengan angka insidensi 4,6% dalam 1 juta anak pada usia 0-14 tahun, terdapat
kira-kira 5,8% dari pada semua tumor padat malignant pada anak-anak.
RMS menduduki juara ketiga sebagai penyakit neoplasma setelah neuroblastoma
dan tumor Wilms.
RMS ini lebih sering menyerang perempuan dibandingkan dengan laki-laki , dengan
perbandingan 2 : 1
Etiologi
Regio Gejala
Makroskopik :
Gambaran makroskopisnya bervariasi .
Sebagian kasus, terdapat massa lunak gelatinosa
mirip anggur yang disebut sarkoma botrioides.
Pada kasus lain, polanya berupa massa infiltratif
dengan batas tidak jelas.
Mikroskopik :
Paling sering terjadi sekitar 60% pada anak, sering terjadi di daerah
kepala dan leher, serta genitourinaria.
Sel embrional rabdomiosarkoma menunjukkan hilangnya material
genom spesifik pada lengan pendek kromosom 11.
Hilangnya material gen 11p15 secara konsisten mungkin menunjukkan adanya tumor supresor gen pada lokasi
tersebut. Selain itu kandungan seluler DNA pada rabdomiosarkoma embrional adalah hiperdiploid
Mikroskopik :Rhabdomiosarkoma embrional terdiri dari sel-sel mesenkimal primitif dengan berbagai macam
tahapan miogenesis dengan tonjolan sel eosinofilik
Rabdomiosarkoma Alveolar
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah : Kemungkinan ditemukan adanya anemia akibat proses inflamasi / pansitopenia juga
dapat terlihat pada bone marrow.
o Tes Fungsi Hati (AST, ALT, Level bilirubin) : Jika ada metastasis pada hati maka nilainya kan
terganggu. Tes fungsi hati harus dilakukan sebelum melakukan kemoterapi.
o Tes Fungsi Ginjal : Pengukuran BUN dan kreatinin juga harus dilakukan sebelum melakukan
kemoterapi.
o Urinalisis : Bila terjadi hematuria dapat mengidentifikasi terlibatnya saluran genitourinaria dalam
proses metastasis tumor.
o Elektrolit dan Kimia Darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
Tumor Primer
Tumor yang resektabel
Dilakukan pembedahan radikal pada tumor yang resektabel dengan syarat :
tumor dapat diangkat semua dan batas sayatan bebas sel tumor ganas.
Terdapat 2 macam prosedur pembedahan yaitu :
Eksisi luas lokal : untuk G1 dan tumor masih terlokalisir
Eksisi luas radikal : untuk G3 dan tumor sudah menyebar regional/KGB
Jika diperlukan dapat diberikan terapi kombinasi yaitu : pembedahan +
radioterapi/kemoterapi.
Untuk mencegah mikrometastasis : pembedahan + radiasi + kemoterapi
Tumor yang non-resektabel : radiasi + kemoterapi
Penatalaksanaan