Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KESIMPULAN
Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung,

rongga hidung atau nasofaring dan mencemaskan penderita serta para

klinisi. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan

yang mana hampir 90 % dapat berhenti sendiri. Epistaksis merupakan suatu

gejala dan bukan suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya suatu kondisi

kelainan atau keadaan tertentu. Epistaksis disebabkan oleh dua kelompok

besar yaitu lokal dan sistemik. Epistaksis dibedakan menjadi dua

berdasarkan lokasinya yaitu epistaksis anterior dan epistaksis posterior.

Untuk mendiagnosis penyebab epistaksis, dilakukan beberapa pemeriksaan

pada pasien, dalam memeriksa pasien dengan epistaksis harus dengan alat

yang tepat dan dalam posisi yang memungkinkan pasien untuk tidak

menelan darahnya sendiri. Tiga prinsip utama penanganan epistaksis adalah

menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah

berulangnya epistaksis. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memeriksa

pasien dengan epistaksis antara lain dengan rinoskopi anterior dan posterior,

pemeriksaan tekanan darah, foto rontgen sinus atau dengan CT-Scan atau

MRI, endoskopi, skrining koagulopati. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada

epistaksis yaitu memencet hidung, pemasangan tampon anterior dan

posterior, kauterisasi, ligasi arteri.

Epsitaksis dapat dicegah dengan antara lain tidak memasukkan benda

keras ke dalam hidung, tidak meniup melalui hidung dengan keras, bersin

melalui mulut, menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan

perdarahan, dan berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai