Program Dokter
Internship
SUBDURAL Oleh:
dr. Hayyumahdania
HEMATOM Reswan
Pendamping:
dr. Habibi
Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 4 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Desa Tunggang, Kecamatan Lebong utara, Lebong
Tanggal masuk : 25 Maret 2019
No. RM : 795354
Primary Survey
Airway (Paten) Disability :(Neurologis : Penurunan kesadaran)
- Look : agitasi (-), benda asing di mulut (-), sianosis (-) - GCS : E3 M6 V5 = 14
- Feel: hembusan nafas (+) cukup - Refleks pupil : sulit dinilai/+
Exposure :
- Listen : Snoring (-), gorgling (-), stridor (-).
- hematom palpebra kanan
Breathing
-hematom regio parietal kanan
- SpO2 : 100%
Circulation : (Syok -)
- Perdarahan (-)
- Nadi 99x/ mnt
- TD (-)
- CRT : <2 detik
- Akral hangat (+)
Anamnesis
Keluhan utama
penurunan kesadaran post kecelakaan lalu lintas ± 8 jam SMRS
AMPLE
Alergi : Alergi obat (-)
Medication : Tidak sedang dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol
Past illness : Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
Last meal :-
Event : Sudah dijelaskan dalam mekanisme trauma
Riwayat trauma
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya
Status Generalis :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS : E 3 M 6 V 5 : 14
Tanda Vital
SPO2 : 100%
TD :-
RR : 25x/menit
N : 99x/menit, reguler, kuat angkat
S : 36,5
Pemeriksaan Fisik
Head to toe :
• Kepala dan leher
Hematom palpebra dekstra, hematom regio parietal dekstra
• Mata
Konjungtiva anemis (-), Racoon eyes (-), Uk.pupil : sulit dinilai/3mm, RCL sulit dinilai/+, RCTL sulit
dinilai/+
- Hidung dan telinga
Cairan LCS (-), perdarahan aktif (-)
• Mulut
Bibir pucat (-) mukosa mulut kering (-)
• Thoraks
I Simetris dalam keadaan statis dan dinamis. Retraksi dinding dada (-), flail chest (-), jejas (-)
P Stem fremitus kanan = kiri simetris
P Sonor seluruh lapangan paru
A Suara napas vesikuler (+/+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Head to toe :
• Cordis
I Iktus kordis tidak terlihat
P Iktus Cordis tidak teraba
P batas jantung dalam batas normal
A Bunyi Jantung I-II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : Supel (+), BU (+)
I Datar dan simetris. Distensi (-), venectasi (-)
P Supel (+), DM (-), NT (-)
P Timpani seluruh regio abdomen
A Bising usus (+) normal
• Ekstremitas :
Akral hangat dan CRT <2”
Motorik : ekskremitas atas dan bawah gerak sama aktif, kekuatan otot ada
Sensorik : rangsang nyeri ada
Pemeriksaan Fisik
Status lokalis :
Os temporalis sinistra
Look : tampak hematom (+) luka kotor (-), perdarahan (-), deformitas (-)
Feel : Terdapat swelling, nyeri tekan (+)
Move : Sulit dinilai
Palpebra sinistra
Look : tampak hematom (+) luka kotor (-), perdarahan (-), deformitas (-)
Feel : Terdapat swelling, nyeri tekan (+)
Move : sulit dinilai
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
UMUM
A : Airway (cervical spine control)
B : Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi (O2 2 Liter/menit)
C : Circulation (hemorrharge control, RL 20 tpm)
D : Disability : status neurologis
E : Exposure/environmental control
Terapi
Khusus
IVFD RL xx tpm
Paracetamol infus 3 x 300mg
Transamin 3 x 150mg
Cefotaxim 3 x 300mg
Ranitidin 2 x 15
Rawat Seruni
Anatomi
Definisi
Hematoma Subdural adalah penimbunan
darah didalam rongga subdural
Klasifikasi
Trauma
• Trauma Kapitis
Non Trauma
• Pecahnya aneurisma atau malformasi PD didalam
ruang subdura
• Gangguan pembekuan darah
• Keganasan
• Penggunaan antikoagulan
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
– Keasadaran : sadar sampai penurunan kesadaran
– Tanda peningkatan tekanan intrakranial
– Defisit motorik
Gejala Umum (sering) Gejala Ringan (sering) Gejala Akut/Berat (jarang)
Sakit kepala Konfusi Hemiplegi
Tampak lelah Gangguan gaya jalan Afasia
Mual/Muntah Penurunan keadaan mental Kejang
Inkontinensia
Diagnosis
•Riwayat trauma kepala
Pemeriksaan •ABCD
•laboratorium
Pemeriksaan •Foto tengkorak
Penunjang •CT-Scan
•MRi
Tatalaksana
Tindakan tanpa Operasi
• Tindakan Konservatif (koreksi faal hemostasis, Kortikostearoid,
Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial
Operasi
• Pasien SDH tanpa melihat GCS, dengan ketebalan > 10 mm atau pergeseran
midline shift > 5 mm pada CT-scan
• Semua pasien SDH dengan GCS < 9 harus dilakukan monitoring TIK
• Pasien SDH dengan GCS < 9, dengan ketebalan perdarahan < 10 mm dan
pergeeran struktur midline shift. Jika mengalami penurunan GCS > 2 poin
antara saat kejadian sampai saat masuk rumah sakit
• Pasien SDH dengan GCS < 9, dan/atau didapatkan pupil dilatasi asimetris/fixed
• Pasien SDH dengan GCS < 9, dan/atau TIK > 20 mmHg.
Terima Kasih