Anda di halaman 1dari 48

NEOPLASMA KELENJAR

LIUR
Andik Kusbianto, Sunarto Reksoprawiro
Divisi Bedah Kepala Leher, Departemen/ SMF Ilmu
Bedah
FKU Airlangga/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya

Pembimbing:

Dipersentasikan:

dr. Wooley R. Sp. B

Bima Achmad B. N.
(08711031)

PENDAHULUAN
Neoplasma kelenjar liur merupakan 3% dari
seluruh tumor kepala dan leher.
Kejadian seluruhnya 1,5 kasus/ 100.000
penduduk.
Terjadi 95% pada dewasa dan 5% pada anak.
65% kasus anak bersifat jinak (hemangioma dan
pleomorphic adenoma paling sering) dan 35%
bersifat ganas (mucoepidermoid carcinoma).
Perbedaan secara
T. Jinak
T. Ganas
Pengelolaan
kasus
dan
diagnosis
masih
terbatas.
Umum
Usia

> 40 tahun > 60


tahun

Jenis Kelamin

P>L

P=L

INSIDEN

80% tumor parotis bersifat jinak dan proporsi


keganasan meningkat dengan ukuran lebih kecil.

50% tumor submandibula bersifat jinak dan < 40% tumor


kelenjar sublingual dan kelenjar liur minor bersifat jinak.

Tumor kelenjar parotis paling sering adalah pleomorphic


adenoma.

Persentase Kemunculan

10%

K. Parotis
K.
Submandibula

10%

80%

Kelenjar
Submandibula
dan kelenjar
liur minor
lainnya

ETIOLOGI
Belum diketahui secara jelas
Dicurigai berasal dari radiasi ionisasi (dosis
rendah pada daerah leher dan kepala 10-20
tahun pleomorphic adenoma, mucoepidermoid
carcinoma, dan squamous cell carcinoma),

inhalasi serbuk kayu serta predisposisi


genetik.
Tembakau (mucoepidermoid carcinoma) dan
alkohol.

PATOFISIOLOGI
Tumorigenesis

Terdapat 2 hipotesis:
Biseluler
Diajukan 1971 oleh Eversole dan didukung
Regezi dan Batsakis 1977; bahwa
perkembangan neoplastik dalam kelenjar
liur berasal dari salah satu dari stem sel
yang berbeda, yaitu sel-sel duktus
ekskresitori dan duktus interkalatus.

Multiselluler
Perkembangan neoplasma terjadi dari
diferensiasi sel-sel didalam kelenjar air liur.

BISELUL
ER
Ductus
Ekskretori

Squamous Cell
Carcinoma
Mucoepidermoid
carcinoma

Ductus
Interkalatus

Pleimorphic adenoma
Warthins Tumor
Oncocytoma
Acinic cell carcinoma
Adenoid cystic
carcinoma

MULTISE
LULER
Ductus
Ekskretori
Ductus
Interkalatus
Ductus Striata

Sel Asinus

Squamous Cell
Carcinoma
Pleimorphic adenoma
Oncocytoma
Acinic cell carcinoma

KELENJAR
PAROTIS

379. Pewarnaan alum


hematoxylin-eosin :
200X
1. Serous acini
2. Fat cell
3. ductus intercalatus
(pot. longitudinal)
4. ductus intercalatus,
cross-sectionated

KELENJAR
SUBMANDIBULA

382. Pewarnaan alum


hematoxylin-eosin : 40X
1. Interlobuler
connective tissue
2. Mucous terminal
portion serous
demilune (Ebner's
sor Giannuzzi's
demilune)
3. Salivatary duct
4. Serous acini

KELENJAR
SUBLINGUA
386. Pewarnaan alum
hematoxylin-eosin: 120x
1. Tubules of mucous
glands
2. Serous half moon
(demilune)
3. Serous acinus
4. Interlobulare connective
tissue
5. Salivary duct
6. Vein
7. Striated duct, salivary
duct

DIAGNOSIS KLINIS
NEOPLASMA KELENJAR AIR
LIUR

ANAMNESIS
Membedakan antara neoplasma dengan
inflamasi, infeksi, atau autoimun.
Awal timbulnya massa, lama pertumbuhan,
perubahan ukuran atau gejala yang berkaitan
dengan makan, kelemahan wajah, atau
asimetri, dan rasa nyeri.
Neoplasma kelenjar parotis menunjukkan
pembesaran massa (81%), nyeri (21%), dan
paralisis saraf fasialis (12-20%) lebih sering
keganasan

Variasi Kelainan
Asal Tumor
Neoplasma kelenjar
liur laringeal
Tumor kelenjar liur
kavum nasii dan
paranasal
Neoplasma ruang
parafaringeal

Gangguan yang
Menyertai
Sumbatan jalan nafas,
disfagia, atau suara serak
Sumbatan hidung dan sinus
paranasal sehingga
menyebabkan terjadinya
sinusitis
Protrusi dinding lateral faring
dengan akibat disfagia dan
suara sengau

PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi pemeriksaan kepala leher secara umum
Menentukan ukuran, mudah digerakkan,
perluasan massa, fiksasi terhadap struktur
sekitarnya.
Evaluasi tumor pada lobus profundus dengan
inspeksi intraoral apakah ada pendorongan tonsil
atau uvula ke kontralateral.
Palpasi bimanual pada massa di submandibula
dan subingual juga dilakukan untuk mengetahui
perluasan dan perlekatan jaringan sekitarnya.

PEMERIKSAAN FISIK
Metastasis regional dari keganasan kulit
dan mukosa juga dapat memberikan
gambaran sebagai massa pada kelenjar
liur.
Pemeriksaan neurologi difokuskan pada
saraf-saraf kranialis untuk mengetahui
adanya infiltrasi perineural serta perluasan
dari lesi maligna.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan dan MRI
Membantu menentukan staging serta rencana
terapi,
Evaluasi ekstensi ekstragandular,
Menentukan kedalaman tumor parotis dan
mengungkap tumor lain di kontralateral,
Membedakan tumor intraparotis lobus profundus
dengan tumor parafaringeal,
Evaluasi adanya metastase limfonodi
servikalis,kecurigaan keterlibatan ruang
parafaringeal, arteri karotis, dan struktur lain yang
tidak memungkinkan operasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Membantu menuntun dalam FNAB sehingga
mengurangi biopsi intraoperatif.
Dengan teknologi terbaru high resolution probe
dan harmonic imaging dapat menunjukkan
lokasi, homogenitas/ heterogenitasan, bentuk,
vaskularitas, dan batas tumor kelenjar liur
pada daerah periaurikuler, bukal, dan
submandibula.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
FNAB
Sensitivitas pemeriksaan 95% dan spesifitas 98%.
Merupakan prosedur aman dan diterima dokter bedah.
Memberikan nilai prediksi positif 84% dan prediksi
negatif 77% , dengan negatif palsu <10%.
Bila tidak berhasil dalam penentuan diagnosis, maka
diperlukan biopsi insisional.

Nuclear Imaging
Technetium-99m (Tc-99m) pertechnatate scintigraphy
dengan stimulasi jus lemon dapat digunakan untuk
diagnosis Warthins tumor dengan menentukan koreksi
antar ukuran tumor dan uptake Tc-99m

STAGING
Klasifikasi TNM oleh American Joint Committe on
Cancer (AJCC) pada tumor kelenjar parotis,
submandibula, dan sublingual, tetapi tidak untuk
kelenjar minor lainnya.
Tumor
Primer (T)
T
UKURAN
Tx

Tumor primer tidak dapat ditentukan

T0

Tidak ada bukti adanya tumor primer

T1

Tumor 2 cm/ < pada dimensi yang terluas tanpa


ekstensi lokal

T2

2 cm > tumor < 4 cm pada dimensi terluas tanpa


ekstensi lokal

T3

4 cm > tumor < 6 cm pada dimensi terluas tanpa


ekstensi lokal

T4a

Tumor > 6 cm pada dimensi terluas tanpa ekstensi


lokal

STAGING
N

LIMFONODI REGIONAL

Nx

Limfonodi regional tidak dapat ditentukan

N0

Tidak terdapat metastasis limfonodi regional

N1

Metastasis pada limfonodi ipsilateral tunggal, 3cm atau


kurang

N2a

Metastasis pada limfonodi ipsilateral tunggal, 3cm <


tumor <6cm

N2b

Metastasis pada limfonodi ipsilateral multipel, tidak


>6cm

N2c

Metastasis pada limfonodi bilateral atau kontralateral,


METASTASIS JAUH
tidak > 6 cm
Adanya metastasi
jauh
tidak dapat
dinilai
Metastasis
pada satu
limfonodi,
lebih
dari 6 cm

Mx
N3
M0
M1

Tidak ada metastasis jauh


Metastasis jauh

AFCC Stage Grouping


STAGE
Stage I

GROUP
T1, N0, M0
T2, N0, M0

Stage II

T3, N0, M0

Stage III

T1, N1, M0
T2, N1, M0

Stage IV

T4, N0, M0
T3, N1, M0
T4, N1, M0
Setiap T, N2, M0
Setiap T, N3, M0
Setiap T, Setiap N, M1

NEOPLASMA JINAK

Pleomorphic adenoma
Nama lain
Asal

Benign mixed tumor

Epidemiologi

65% dari seluruh tumor kelenjar


liur,paling sering di kelenjar
parotis (70%),
submandibula(50%), dan KL
minor (45%), dan sublingual
(6%).
M =F
Pertumbuhan lambat, massa
padat, tidak nyeri, dan
cenderung mudah digerakkan
saat masih kecil,
Paralisis N7 (-),
Secara makroskopis berupa
massa yang berlobus,
berkapsul, dan terpisah dari
jaringan normal sekitarnya.
Secara mikroskopis terdiri dari
beberapa epitel menyerupai
kelenjar dan stroma mesenkial.
Stroma bisa dalam bentuk
myxoid, chondroid, fibroid, atau
osteoid.

Gambaran Klinis

Gambaran Patologi

Terapi

Terapi bedah parotidektomi


superficial untuk lesi superficial
dan parotidektomi total untuk
tumor di lobus profundus.
Enukleasi simple sering
menimbulkan rekurensi

Warthins Tumor
Nama lain

Papillary cystadenoma lymphosum

Asal
Epidemiologi

6-10% dari seluruh tumor parotis dan


12% terjadi secara bilateral/
multisentris.
Asimptomatis 90%.

Gambaran
Klinis

Kadang ditemukan nyeri jika


membesar dengan cepat.

Gambaran
Patologi

Secara makroskopis memiliki


permukaan yang berlobus dan kapsul
yang tipis serta kuat. Sering terlihat
kista multiple dengan berbagai ukuran
dan tepi irregular serta mengandung
cairan viscous. Adanya komponen
limfoid membentuk daerah yang solid
dari tumor dan kadang terlihat adanya
folikel limfoid.
Gambaran mikroskopis yang khas
adalah sel-sel epitel papiller dengan
stroma limfoid yang membentuk
proyeksi ke dalam ruang kistik.

Terapi

Masih controversial, tetapi


parotidektomi superficial dengan
preservasi saraf fasialis atau eksisi
local.

Oncocytoma
Nama lain
Asal
Epidemiologi

Gambaran
Klinis

Gambaran
Patologi

Terapi

Dari oncocyt granular di dalam kelenjar


liur
Sangat jarang < 1% dari seluruh
kejadian tumor kelenjar liur.
Paling sering muncul setelah decade ke6
M=L
Pertumbuhan massa lambat, tidak
nyeri, terutama di lobus superfisialis
parotis.
Bentuk tumor padat, teraba multi lobu,
dan mudah digerakkan seperti Wt,
oncocytoma mununjukkan peningkatan
uptake dari pertechnatate anion dan
oleh karena itu dibedakan dengan
neoplasma lainnya dengan technetium99m pertechnetate scintigrapy.
Secara makroskopis tumor yang
homogeny dengan permukaan halus
dan terbagi dalam lobules-lobulus
melalui septa jaringan fibrosa.
Secara mikroskopis terdiri dari sel-sel
oncocyt yang seragam dan terisi oleh
sitoplasma granuler asinofilik.
Parotidektomi superfisialis dengan
preservasi N7. Jika lesi pada kelenjar liur
minor, dianjurkan eksisi dengan batas
jaringan normal.

Monomorphic adenoma
Nama lain
Asal

Epidemiologi

Sel tunggal dan paling banyak


basal cell adenoma dari KL minor
dan parotis.
2% dari tumor jinak kelenjar jinak
dank has muncul decade ke-6.

Gambaran
Klinis

Gambaran
Patologi

Terapi

Secara makroskopis
permukaannya halus, berbatas
tegas, dan berkapsul.
Secara mikroskopis, basal cell
adenoma menunjukkan barisan
sel-sel palisade perifer dengan
membrane basal yang tebal.
Gambarannya hampir menyerupai
adenoid cystic carcinoma.
Eksisi adekuat hingga jaringan
batas jaringan sehat.

Myoepitelioma
Nama lain
Asal
Epidemiologi

Gambaran
Klinis

Gambaran
Patologi

Terapi

Frekuensi <1% dari seluruh


neoplasma kelenjar liur.
Terlihat di KL minor, terutama
palatum, parotis, dan kadang
kelenjar submandibula. Muncul
decade ke-5.
M<F
Hampir sama dengan KL
lainnya, berupa massa yang
tumbuh lambat dan
asimptomatis.

Secara makroskopis
menyerupai pleimorphic
adenoma tetapi tanpa stroma
myxoid.terdapat 3 jenis
gambaran mikroskopis, yaitu
spindle cell (paling sering),
plasmocytoid (jarang), dan
kombinasi keduanya (sangat
jarang).
Eksisi komplit

NEOPLASMA GANAS

KLASIFIKASI
NEOPLASMA
KELENJAR LIUR
(SELULER)
Tumor ganas kelenjar liur secara
histologi dibagi dalam 2 kelompok:
Low Grade Malignancy:
Acinic cell tumor
Mucoepidermoid carcinoma (I, II)
High Grade Malignancy:
Mucoepidermoid carcinoma (III)
Adenocarcinoma, poorly
diffrentiated carcinoma,
anaplastic carcinoma
Malignant mixed tumor
Adenoid cystic carcinoma

Mucoepidermoid carcinoma
Epidemiologi

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan
histopatologis

Sifat biologi

Terapi

Tumor ganas paling sering pada parotis dan


submandibula.
6-9% dari neoplasma kelenjar liur, dan 60-70%
terletak di kelenjar parotis.
Terdistribusi umur 20-70 tahun, dengan puncak
decade ke-5.
Merupakan keganasan kelenjar liur paling sering
di anakdan remaja.
Biasanya diklasifikasikan kedalam low grade (atau
well differentiated mengandung lebih banyak sel
mucus, memiliki sifat seperti tumor jinak tetapi
mampu mengadakan invasive dan invasi lokal)
atau high grade tumor (terdiri dari sel-sel
undifferentiated dengan banyak sel epidermoid
dan bersifat lebih agresif)
Inspeksi makroskopis memiliki batas tegas dan
kapsul parsial, sementara yang lain berbatas tidak
jelas, dan infiltrative. Permukaan tumor dapat
mengandung daerah solid, kistik, dan keduanya.
Ruang kistik terdiri dari material viscous atau
mukoid.
Tergantung pada grade tumor. Low grade tumor
bersifat kurang agresif dan memiliki prognosis
yang lebih baik dari tipe high grade. Tipe high
grade bersifat lebih agresif dengan angka
metastasis regional yang tinggi.
Terapi yang sesuai bergantung stadium tumor,
grade, dan lokasi. Stadium I dan II sering diterapi
dengan parotidektomi total dengan preservasi
saraf fasialis, eksisi kelenjar submandibula atau
eksisi luas pada kelenjar liur minor. Stadium III
dan IV sering memerlukan eksisi lebih radikal dan
disertai intervensi lain seperti diseksi leher atau

Acinic cell carcinoma


Epidemiologi

Merupakan low grade tumor yang


mewakili 1% neoplasma kelenjar liur
dan 2-4% daritumor parotis. 95%
berasal dari kelenjar parotis dan
sisanya di submandibula. Merupakan
tumor ganas tersering kedua di anak
dan remaja. Muncul decade ke-5
M<F
Manifestasi Klinis Menyerupai neoplasma lainnya,
pembesaran massa yang
asimptomatis.
Pemeriksaan
Gambaran makroskopis berupa massa
histopatologis
multilobuler dan asimptomatis.
Permukaannya keabu-abuan, rapuh,
dan tampak daerah solid dan kistik.
Secara mikroskopis dikelompokkan
dalam kategori solid, mikrositik,
papillary kistk, dan folikuler. Sel tumor
Nampak gelap dan memiliki
sitoplasma granuler. Stroma di
sekitarnya sering menunjukkan
infiltrasi limfoid.
Sifat biologi
Terapi

Terapi nya berupa eksisi:


parotidektomi superfisialis atau total
biasanya bermanfaat untuk control
local. Radioterapipost operatif dapat
membantu pada kasus-kasus dengan
tumor residu paska pembedahan.
Diseksi leher dilakukan jika terdapat

Adenoid cystic carcinoma


Epidemiologi

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan
histopatologis

Paling sering terjadi di kelenjar


submandibula dan kelenjar liur
minor. Sekitar 10-15% dari
seluruh neoplasma kelenjar liur.
Frekuensi lebih sering pada
wanita dan pada decade 5-6.
Berupa massa asimptomatis,
nyeri, dan paralisis saraf fasialis
terjadi sebagai gejala awal dan
sebagian kecil kasus. Bila tumor
mengenai kelenjar liur minor
ditandai dengan adanya massa di
submukosa dengan atau tanpa
nyeri dan ulserasi.
Gambaran makroskopis biasanya
monolobuler, tidak berkapsul,
dapat terlihat adanya infiltrasi
jaringan normal sekitarnya.
Secara mikroskopis terdapat 3
subtype: solid, cribiform, dan
tubuler. Dapat terpisah atau
dalam 1 massa tumor. Invasi
perineural khas terjadi 60%
kasus.

Sifat biologi
Terapi

Eksisi komplit dan radioterapi post


operatif. Karena kecenderungan
tumor ini mengadakan invasi
perineural, maka pengangkatan
syaraf fasialis seringkali dilakukan

Malignant mixed tumor


Epidemiologi Dapat terjadi sebagaai carcinoma ex-pleomorphic adenoma atau
berasal dari benign mixed tumor sebelumnya. Hanya 2-5% dari
neoplasma kelenjar liur.
Manifestasi
Klinis
Pemeriksaan
histopatologi
s
Sifat biologi Terdapat 3 tipe histologinya, yaitu carcinoma ex-pleomorphic
adenoma, carcinosarcoma, dan metastasizing mixed tumor
mengacu pada pleomorphic adenoma jinak lainnya yang
berkembang menjadi tumor metastasis.
Carcinoma ex-pleomorphic adenoma terjadi sekitar 3,6% dari
seluruh neoplasma kelenjar liur. Muncul decade ke 6-8 dengan
usia rata-rata 10 tahun lebih tua disbanding pleomorphic
adenoma. Paling sering di kelenjar parotis, diikuti submandibula,
dan palatum. Temuan makroskopis massa dengan konsistensi
keras, tidak berkapsul, dan noduler. Secara mikroskopis sel-sel
maligna hampir menyerupai sel-sel atipik seperti tampak pada
pleomorphic adenoma.
Carcinosarcoma tumor yang sangat jarang hanya 0,5% dari
neoplasma kelenjar liur. muncul pada usia rata-rata sekitar 60
tahun dengan frekuensi yang sama antara pria dan wanita.
Kelenjar parotis paling sering terkena. Secara mikroskopis, tumor
ini memiliki unsure sarcomatous, dan carcinomatous. Sebagian
besar didominasi unsure sarcomatous dan kondrosarkoma
merupakan tipe yang sel paling sering. Unsure undifferentiated
atau high grade ductal adenocarcinoma. Tumor ini bersifat
egresif dan tidakjarang menimbulkan metastasis jauh.
Terapi
Terapi yang agresif dianjurkan dengan kombinasi pembedahan
dan radioterapi post operatif.prognosis tergantung dari adanya
ekstensi local tumor dan subklasifikasi histology dari tumor itu
sendiri.

Kelenjar Parotis
Diagnosis histopatologi sering tidak diketahui sebelum
pembedahan.
Prosedur minimal:
Parotidektomi superfisial dengan identifikasi dan preservasi
syaraf fasialis.
Untuk jinak = diagnostik dan kuratif
Untuk ganas = dilanjutkan pengangkatan lobus profundus
dengan sebelumnya melepaskan cabang N7 .
Enukleasi atau biopsi insisional untuk tumor operabel tidak
pernah dikerjakan

Kelenjar Submandibula
Neoplasma jinak eksisi komplit yang bersifat
kuratif.
Neoplasma ganas eksisi komplit disertai
pembedahan lebih luas (limfonodi, jaringan lemak,
dan jaringan sekitarnya hingga batas bebas tumor).
Untuk tumor yang tidak dieksisi dilakukan
radioterapi preoperatif disusul dengan pembedahan
bila memungkinkan.

PROSEDUR PEMBEDAHAN

Parotidektomi Superfisialis
Pendekatan pertama untuk lesi operabel
Eukleasi, lumpektomi, dan biopsi eksisional
rekurensi tinggi dan merusak N7
Insisi dibuat pada lipatan preaurikuler,
diperpanjang ke inferior di depan tragus.
Insisi diperpanjang hingga cuping telinga dan
dilanjutkan ke posterior hingga ujung mastoid,
kemudian melengkung ke kaudal selanjutnya ke
medial lipatan kulit leher atas.

Contd
Bahan vasokonstriktor dapat diberikan sebelum insisi
untuk mengurangi perdarahan. (hindari injeksi terlalu
dalam agar tidak menimbulkan lesi N7).
Flap kulit didiseksi secara tajam dari fasia kelenjar
parotis atau tumor dibawahnya ke arah medial sampai
tepi posterior dari otot masseter.
Kutub bawah dari kelenjar parotis didiseksi dari otot
sternocleidomastoideus, ujung mastoid dan tulang
rawan, dan biasanya presrvasi dari n. Aurikularis
magnus.

Parotidektomi Total
Meliputi pengangkatan seluruh kelenjar parotis
baik superfisial maupun profundus dari syaraf
fasialis (parsial/ komplit) beserta tumor
bersangkutan dan jaringan normal sekitarnya.
Pada kasus tumor rekuren dan diseksi sulit
dilakukanmonitoring N7 dengan alat stimulator
syaraf dapat membandu identifikasi dan
preservasi N7.

Eksisi Kelenjar Submandibula


Pengangkatan meliputi NC7 cabang
mandibularis NC12, saraf lingualis, mandibula,
lidah dasar mulut, dan kulit dimana tergantung
ekstensi tumor.
Insisi dibuat 2 cm di bawah batas inferior
mandibula searah lipatan kulit. Kemudian
diperdalam sampai dengan platisma dan dibuat
flap ke arah kranial dengan hati-hati untuk
menghindari trauma NC7 III.

Contd...
Lapisan superfisial dari fasia servikalis profunda
dipisahkan, arteri, dan vena fasialis anterior
diligasi pada dua tempat dan dipotong di
antaranya.
Elevasi fasia akan memaparkan kelenjar
submandibula.
Diseksi dilakukan ke arah superiior dan
profunda dari arteri dan vena fasialis yang
diligasi.

Contd....
Otot milohioid ditarik ke arah anterior dan
kelenjar ditarik ke postoinferior sehingga terlihat
saraf lingualis dan duktus Wharton.
Selanjutnya saraf hipoglosus yang terletak
diantara m. Milohioid dan hipoglosus
dipreservasi sementara batas bawah kelenjar
submandibula dibebaskan, dan pangkal arteri
fasialis dipisahkan ke anterior dan diligasi pada
dua tempat dan dipotong di antaranya.

Radioterapi
Penggunaan radioterapi kini dikombinasi dengan
pembedahan dengan meningkatkan kontrol regional
dan angka survival sehingga radioterapi post op
dianjurkan.
Berguna untuk tumor high grade, residual
mikroskopis, ekstensi ekstrakapsuler, lekat dengan
NC7, rekuren, atau metastasi jauh.
Spiro & Wang kombinasi terapi meningkatkan
kontrol 5 tahun 95% dan 10 tahun 84%, dan bebas
tumor 10 tahun sebesar 77% dan 65%

Contd....
Temuan terbaru neutron based radioteraphy lebih efektif
dalam pengobatan neoplasma ganas terutama
pleomorphic adenoma yang tidak dapat di eksisi dan
adenoid carcinoma yang rekuren, tetapi tidak
memperbaiki survival rate. Dosis tinggi 60Gy untuk
stadium III & IV, dan dosis 66 Gy untuk di atasnya.
Teknik terbaru lainnya ialah stereostatic radiosurgery
menggunakan gama knife dan brachiteraphy dengan
iodine-125 .

Kemoterapi
Peranan kemoterapi terbatas pada
metastasis jauh dan dianjurkan sebagai
terapi paliatif.
Cisplastin, Doxorubicin dan 5 fluorouracil
adalah yang paling efektif.
Agen lainnya platinum based agent,
kombinasi mixtrone, atau vinorelbine,
fluoropyrimidine.

Terima Kasih Kepada :


dr. Wooley R. Sp. B
Selaku Pembimbing
Wassalamualaikum
Warahmatullahi
Wabarkaatuh

MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai