LIUR
Andik Kusbianto, Sunarto Reksoprawiro
Divisi Bedah Kepala Leher, Departemen/ SMF Ilmu
Bedah
FKU Airlangga/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya
Pembimbing:
Dipersentasikan:
Bima Achmad B. N.
(08711031)
PENDAHULUAN
Neoplasma kelenjar liur merupakan 3% dari
seluruh tumor kepala dan leher.
Kejadian seluruhnya 1,5 kasus/ 100.000
penduduk.
Terjadi 95% pada dewasa dan 5% pada anak.
65% kasus anak bersifat jinak (hemangioma dan
pleomorphic adenoma paling sering) dan 35%
bersifat ganas (mucoepidermoid carcinoma).
Perbedaan secara
T. Jinak
T. Ganas
Pengelolaan
kasus
dan
diagnosis
masih
terbatas.
Umum
Usia
Jenis Kelamin
P>L
P=L
INSIDEN
Persentase Kemunculan
10%
K. Parotis
K.
Submandibula
10%
80%
Kelenjar
Submandibula
dan kelenjar
liur minor
lainnya
ETIOLOGI
Belum diketahui secara jelas
Dicurigai berasal dari radiasi ionisasi (dosis
rendah pada daerah leher dan kepala 10-20
tahun pleomorphic adenoma, mucoepidermoid
carcinoma, dan squamous cell carcinoma),
PATOFISIOLOGI
Tumorigenesis
Terdapat 2 hipotesis:
Biseluler
Diajukan 1971 oleh Eversole dan didukung
Regezi dan Batsakis 1977; bahwa
perkembangan neoplastik dalam kelenjar
liur berasal dari salah satu dari stem sel
yang berbeda, yaitu sel-sel duktus
ekskresitori dan duktus interkalatus.
Multiselluler
Perkembangan neoplasma terjadi dari
diferensiasi sel-sel didalam kelenjar air liur.
BISELUL
ER
Ductus
Ekskretori
Squamous Cell
Carcinoma
Mucoepidermoid
carcinoma
Ductus
Interkalatus
Pleimorphic adenoma
Warthins Tumor
Oncocytoma
Acinic cell carcinoma
Adenoid cystic
carcinoma
MULTISE
LULER
Ductus
Ekskretori
Ductus
Interkalatus
Ductus Striata
Sel Asinus
Squamous Cell
Carcinoma
Pleimorphic adenoma
Oncocytoma
Acinic cell carcinoma
KELENJAR
PAROTIS
KELENJAR
SUBMANDIBULA
KELENJAR
SUBLINGUA
386. Pewarnaan alum
hematoxylin-eosin: 120x
1. Tubules of mucous
glands
2. Serous half moon
(demilune)
3. Serous acinus
4. Interlobulare connective
tissue
5. Salivary duct
6. Vein
7. Striated duct, salivary
duct
DIAGNOSIS KLINIS
NEOPLASMA KELENJAR AIR
LIUR
ANAMNESIS
Membedakan antara neoplasma dengan
inflamasi, infeksi, atau autoimun.
Awal timbulnya massa, lama pertumbuhan,
perubahan ukuran atau gejala yang berkaitan
dengan makan, kelemahan wajah, atau
asimetri, dan rasa nyeri.
Neoplasma kelenjar parotis menunjukkan
pembesaran massa (81%), nyeri (21%), dan
paralisis saraf fasialis (12-20%) lebih sering
keganasan
Variasi Kelainan
Asal Tumor
Neoplasma kelenjar
liur laringeal
Tumor kelenjar liur
kavum nasii dan
paranasal
Neoplasma ruang
parafaringeal
Gangguan yang
Menyertai
Sumbatan jalan nafas,
disfagia, atau suara serak
Sumbatan hidung dan sinus
paranasal sehingga
menyebabkan terjadinya
sinusitis
Protrusi dinding lateral faring
dengan akibat disfagia dan
suara sengau
PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi pemeriksaan kepala leher secara umum
Menentukan ukuran, mudah digerakkan,
perluasan massa, fiksasi terhadap struktur
sekitarnya.
Evaluasi tumor pada lobus profundus dengan
inspeksi intraoral apakah ada pendorongan tonsil
atau uvula ke kontralateral.
Palpasi bimanual pada massa di submandibula
dan subingual juga dilakukan untuk mengetahui
perluasan dan perlekatan jaringan sekitarnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Metastasis regional dari keganasan kulit
dan mukosa juga dapat memberikan
gambaran sebagai massa pada kelenjar
liur.
Pemeriksaan neurologi difokuskan pada
saraf-saraf kranialis untuk mengetahui
adanya infiltrasi perineural serta perluasan
dari lesi maligna.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan dan MRI
Membantu menentukan staging serta rencana
terapi,
Evaluasi ekstensi ekstragandular,
Menentukan kedalaman tumor parotis dan
mengungkap tumor lain di kontralateral,
Membedakan tumor intraparotis lobus profundus
dengan tumor parafaringeal,
Evaluasi adanya metastase limfonodi
servikalis,kecurigaan keterlibatan ruang
parafaringeal, arteri karotis, dan struktur lain yang
tidak memungkinkan operasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Membantu menuntun dalam FNAB sehingga
mengurangi biopsi intraoperatif.
Dengan teknologi terbaru high resolution probe
dan harmonic imaging dapat menunjukkan
lokasi, homogenitas/ heterogenitasan, bentuk,
vaskularitas, dan batas tumor kelenjar liur
pada daerah periaurikuler, bukal, dan
submandibula.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FNAB
Sensitivitas pemeriksaan 95% dan spesifitas 98%.
Merupakan prosedur aman dan diterima dokter bedah.
Memberikan nilai prediksi positif 84% dan prediksi
negatif 77% , dengan negatif palsu <10%.
Bila tidak berhasil dalam penentuan diagnosis, maka
diperlukan biopsi insisional.
Nuclear Imaging
Technetium-99m (Tc-99m) pertechnatate scintigraphy
dengan stimulasi jus lemon dapat digunakan untuk
diagnosis Warthins tumor dengan menentukan koreksi
antar ukuran tumor dan uptake Tc-99m
STAGING
Klasifikasi TNM oleh American Joint Committe on
Cancer (AJCC) pada tumor kelenjar parotis,
submandibula, dan sublingual, tetapi tidak untuk
kelenjar minor lainnya.
Tumor
Primer (T)
T
UKURAN
Tx
T0
T1
T2
T3
T4a
STAGING
N
LIMFONODI REGIONAL
Nx
N0
N1
N2a
N2b
N2c
Mx
N3
M0
M1
GROUP
T1, N0, M0
T2, N0, M0
Stage II
T3, N0, M0
Stage III
T1, N1, M0
T2, N1, M0
Stage IV
T4, N0, M0
T3, N1, M0
T4, N1, M0
Setiap T, N2, M0
Setiap T, N3, M0
Setiap T, Setiap N, M1
NEOPLASMA JINAK
Pleomorphic adenoma
Nama lain
Asal
Epidemiologi
Gambaran Klinis
Gambaran Patologi
Terapi
Warthins Tumor
Nama lain
Asal
Epidemiologi
Gambaran
Klinis
Gambaran
Patologi
Terapi
Oncocytoma
Nama lain
Asal
Epidemiologi
Gambaran
Klinis
Gambaran
Patologi
Terapi
Monomorphic adenoma
Nama lain
Asal
Epidemiologi
Gambaran
Klinis
Gambaran
Patologi
Terapi
Secara makroskopis
permukaannya halus, berbatas
tegas, dan berkapsul.
Secara mikroskopis, basal cell
adenoma menunjukkan barisan
sel-sel palisade perifer dengan
membrane basal yang tebal.
Gambarannya hampir menyerupai
adenoid cystic carcinoma.
Eksisi adekuat hingga jaringan
batas jaringan sehat.
Myoepitelioma
Nama lain
Asal
Epidemiologi
Gambaran
Klinis
Gambaran
Patologi
Terapi
Secara makroskopis
menyerupai pleimorphic
adenoma tetapi tanpa stroma
myxoid.terdapat 3 jenis
gambaran mikroskopis, yaitu
spindle cell (paling sering),
plasmocytoid (jarang), dan
kombinasi keduanya (sangat
jarang).
Eksisi komplit
NEOPLASMA GANAS
KLASIFIKASI
NEOPLASMA
KELENJAR LIUR
(SELULER)
Tumor ganas kelenjar liur secara
histologi dibagi dalam 2 kelompok:
Low Grade Malignancy:
Acinic cell tumor
Mucoepidermoid carcinoma (I, II)
High Grade Malignancy:
Mucoepidermoid carcinoma (III)
Adenocarcinoma, poorly
diffrentiated carcinoma,
anaplastic carcinoma
Malignant mixed tumor
Adenoid cystic carcinoma
Mucoepidermoid carcinoma
Epidemiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan
histopatologis
Sifat biologi
Terapi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan
histopatologis
Sifat biologi
Terapi
Kelenjar Parotis
Diagnosis histopatologi sering tidak diketahui sebelum
pembedahan.
Prosedur minimal:
Parotidektomi superfisial dengan identifikasi dan preservasi
syaraf fasialis.
Untuk jinak = diagnostik dan kuratif
Untuk ganas = dilanjutkan pengangkatan lobus profundus
dengan sebelumnya melepaskan cabang N7 .
Enukleasi atau biopsi insisional untuk tumor operabel tidak
pernah dikerjakan
Kelenjar Submandibula
Neoplasma jinak eksisi komplit yang bersifat
kuratif.
Neoplasma ganas eksisi komplit disertai
pembedahan lebih luas (limfonodi, jaringan lemak,
dan jaringan sekitarnya hingga batas bebas tumor).
Untuk tumor yang tidak dieksisi dilakukan
radioterapi preoperatif disusul dengan pembedahan
bila memungkinkan.
PROSEDUR PEMBEDAHAN
Parotidektomi Superfisialis
Pendekatan pertama untuk lesi operabel
Eukleasi, lumpektomi, dan biopsi eksisional
rekurensi tinggi dan merusak N7
Insisi dibuat pada lipatan preaurikuler,
diperpanjang ke inferior di depan tragus.
Insisi diperpanjang hingga cuping telinga dan
dilanjutkan ke posterior hingga ujung mastoid,
kemudian melengkung ke kaudal selanjutnya ke
medial lipatan kulit leher atas.
Contd
Bahan vasokonstriktor dapat diberikan sebelum insisi
untuk mengurangi perdarahan. (hindari injeksi terlalu
dalam agar tidak menimbulkan lesi N7).
Flap kulit didiseksi secara tajam dari fasia kelenjar
parotis atau tumor dibawahnya ke arah medial sampai
tepi posterior dari otot masseter.
Kutub bawah dari kelenjar parotis didiseksi dari otot
sternocleidomastoideus, ujung mastoid dan tulang
rawan, dan biasanya presrvasi dari n. Aurikularis
magnus.
Parotidektomi Total
Meliputi pengangkatan seluruh kelenjar parotis
baik superfisial maupun profundus dari syaraf
fasialis (parsial/ komplit) beserta tumor
bersangkutan dan jaringan normal sekitarnya.
Pada kasus tumor rekuren dan diseksi sulit
dilakukanmonitoring N7 dengan alat stimulator
syaraf dapat membandu identifikasi dan
preservasi N7.
Contd...
Lapisan superfisial dari fasia servikalis profunda
dipisahkan, arteri, dan vena fasialis anterior
diligasi pada dua tempat dan dipotong di
antaranya.
Elevasi fasia akan memaparkan kelenjar
submandibula.
Diseksi dilakukan ke arah superiior dan
profunda dari arteri dan vena fasialis yang
diligasi.
Contd....
Otot milohioid ditarik ke arah anterior dan
kelenjar ditarik ke postoinferior sehingga terlihat
saraf lingualis dan duktus Wharton.
Selanjutnya saraf hipoglosus yang terletak
diantara m. Milohioid dan hipoglosus
dipreservasi sementara batas bawah kelenjar
submandibula dibebaskan, dan pangkal arteri
fasialis dipisahkan ke anterior dan diligasi pada
dua tempat dan dipotong di antaranya.
Radioterapi
Penggunaan radioterapi kini dikombinasi dengan
pembedahan dengan meningkatkan kontrol regional
dan angka survival sehingga radioterapi post op
dianjurkan.
Berguna untuk tumor high grade, residual
mikroskopis, ekstensi ekstrakapsuler, lekat dengan
NC7, rekuren, atau metastasi jauh.
Spiro & Wang kombinasi terapi meningkatkan
kontrol 5 tahun 95% dan 10 tahun 84%, dan bebas
tumor 10 tahun sebesar 77% dan 65%
Contd....
Temuan terbaru neutron based radioteraphy lebih efektif
dalam pengobatan neoplasma ganas terutama
pleomorphic adenoma yang tidak dapat di eksisi dan
adenoid carcinoma yang rekuren, tetapi tidak
memperbaiki survival rate. Dosis tinggi 60Gy untuk
stadium III & IV, dan dosis 66 Gy untuk di atasnya.
Teknik terbaru lainnya ialah stereostatic radiosurgery
menggunakan gama knife dan brachiteraphy dengan
iodine-125 .
Kemoterapi
Peranan kemoterapi terbatas pada
metastasis jauh dan dianjurkan sebagai
terapi paliatif.
Cisplastin, Doxorubicin dan 5 fluorouracil
adalah yang paling efektif.
Agen lainnya platinum based agent,
kombinasi mixtrone, atau vinorelbine,
fluoropyrimidine.
MATUR NUWUN