Anda di halaman 1dari 2

1.

Stadium IVA = Tumor dengan perluasan intrakranial dan / atau terdapat keterlibatan saraf
kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator. Tidak ada
pembesaran dan metastasis kelenjar getah bening unilateral serta metastasis kelenjar getah
bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa
supraklavikula. Tidak ada metastasis jauh.
2. Stadium IVB = Tumor primer, tumor terbatas di nasofaring, tumor meluas ke jaringan
lunak, perluasan tumor ke orofaring dan / atau rongga hidung tanpa perluasan ke
parafaring, disertai perluasan ke parafaring, tumor menginvasi struktur tulang dan / atau
sinus paranasal, tumor dengan perluasan intrakranial dan / atau terdapat keterlibatan saraf
kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator. Metastasis kelenjar
getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6 cm atau terletak di dalam fossa
supraklavikula.
3. Stadium IVC = Tumor primer, tumor terbatas di nasofaring, tumor meluas ke jaringan
lunak, perluasan tumor ke rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring. Bisa jadi disertai
perluasan ke parafaring, tumor menginvasi struktur tulang dan atau sinus paranasal, tumor
dengan perluasan intrakranial dan atau terdapat keterlibatan saraf kranial, fossa
infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator. Selain itu dapat juga pembesaran
kelenjar getah bening regional, pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai, tidak
ada pembesaran, metastasis kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar
kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikula, metastasis kelenjar getah
bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa
supraklavikula, metastasis kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6
cm atau terletak di dalam fossa supraklavikula, ukuran lebih dari 6 cm, di dalam
supraklavikula dan terdapat metastasis jauh.

J. Tatalaksana

Secara umum penatalaksanaan untuk kasus tumor jinak berupa eksisi komplit. Pada

kasus nasopharyngeal angiofibroma, dengan angka kekambuhan sebesar 20%,

penatalaksaannya berupa embolisasi angiografi yang selektif atau terapi hormonal sesudah

dilakukan reseksi bedah.2

Penatalaksanaan pada KNF mencakup radiasi, kemoterapi atau kombinasi keduanya,

serta didukung dengan terapi simptomatik sesuai dengan gejala. Perlu dilakukan koordinasi

antara bagian THT, Onkologi Radiasi dan Onkologi Medik. Sebelum dilakukan terapi juga

perlu diperika gigi, mata dan neurologi.13

Terapi sistemik pada KNF adalah dengan kemoradiasi dilanjutkan dengan kemoterapi

ajuvan, yaitu Cisplatin + radioterapi diikuti dengan Cisplatin/5-FU atau Carboplatin/5-FU.

Radioterapi telah diketahui sejak lama sebagai tatalaksana utama dari KNF. Hal ini
dikarenakan sifatnya yang sangat radiosensitif dan lokasi anatomi yang berada di bagian

dalam. Radioterapi sendiri dapat bertujuan untuk kuratif definitif maupun sebagai paliatif.13

Gambar 2.14 Pedoman modalitas terapi KNF20

K. Prognosis

Prognosis tumor jinak nasofaring umumnya baik jika penanganan eksisi tumor

dilakukan secara komplit. Sedangkan prognosis tumor ganas nasofaring pada umumnya

buruk. Angka ketahanan hidup penderita karsinoma nasofaring dipengaruhi oleh faktor usia

(dimana pada usia muda umumnya prognosis lebih baik), stadium klinis, dan lokasi

metastasis regional (metastasis regional ipsilateral memiliki prognosis lebih baik

dibandingkan metastasis kontralateral, dan metastasis yang terbatas pada leher atas

prognosisnya lebih baik dibandingkan metastasis pada leher bawah). Prognosis lebih buruk

pada keratinizing squamous cell carcinoma dibandingkan dengan tipe tumor lainnya.2

Pada non keratining squamous cell carcinoma, prognosisnya buruk jika dijumpai

anaplasia dan atau plemorfisme, proliferasi sel yang tinggi (dihitung dengan mitosis atau

dengan proliferasi yang dihubungkan dengan marker imunohistokimia) dan sedikitnya

jumlah sel radang limfosit.2

Anda mungkin juga menyukai