Anda di halaman 1dari 20

ANGIOFIBROMA NASAL BELIA

Pembimbing:
Dr. Denny Satria Utama, M.Si.Med,
FICS Sp.T.H.T.K.L.(K)
ANGIOFIBROMA NASAL BELIA
Angiofibroma nasofaring
(disebut juga angiofibroma
nasofaring juvenilis/ANJ)
merupakan tumor jinak
vaskuler tetapi bersifat agresif
(klinis ganas). Angifibroma
terjadi khususnya pada laki-
laki, usia 20 tahunan
dipertimbangkan
berhubungan dengan faktor
hormonal.
Tumor berasal dari basis sfenoid dekat foramen palatina, pada daerah
hubungan antara orbita dan sfenoid proses pada tulang palatum dan
sfenoid, tumor biasanya menyebar ke fossa pterygopalatina, kavum nasi,
nasofaring, sinus etmoid dan sinus sfenoid. Angiofibroma juga bisa
menyebar ke orbita dan rongga kranial akibat destruksi tulang.
Vaskularisasi dari arteri Karotis eksterna melalui cabang a. Maksilaris
interna, kadang-kadang dari arteri Karotis interna.
Biasanya berasal dari Arteri Suplai
maxilaris interna. perdarahan
Dapat juga dari:
• External carotid artery
• Internal carotid artery
• Common carotid artery
• Ascending pharyngeal
artery
GEJALA KLINIS
GEJALA
Obstruksi nasi PEMERIKSAAN FISIK
Epistaksis berulang
Gangguan fungsi tuba Tergantung penyebaran dari
Proptosis/diplopia tumor
Nyeri di pipi
Sinusitis
Palatum mole bombans

cefalgia
Hearing loss (bila ada otitis media Tampak massa berwarna
efusi) merah keabu-abuan, licin,
Deformitas wajah. massa polipoid meskipun bisa
berbentuk ireguler dan berlobus.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan radiologi

Foto polos tampak adanya massa soft tissue


pada posterior kavum nasi dengan atau tanpa
penyebaran ke nasofaring dan sinus paranasal
CT scan terlihat gambaran arsitektur tulang
sinonasal dan dasar tengkorak, dan dengan
kontras tampak gambaran vaskularisasi yang
jelas
MRI lebih baik untuk melihat perluasan tumor ke
jaringan lunak intrakranial, intratemporan dan
intraorbital

Angiografi melihat vaskularisasi tumor dan


biasanya merupakan cabang dari a. Maksilla
interna dan pharingeal asendens cabang dari a.
carotis interna, sering menyebabkan perluasan
tumor ke nasofaring, sinus sfenoid, rongga
orbita, dan fossa infratemporal dan merupakan
tanda bahwa tumor telah meluas ke intrakranial.
Angiografi dan embolisasi hanya dilakukan bila
pasien direncanakan akan dilakukan operasi.
Anatomi vaskular dari angiofibroma penting
dalam operasi reseksi
STAGING ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
Radowski Classification of JNA
Ia : Terbatas pada nares posterior dan/ atau atap nasofaring
Ib : Stage Ia, dengan perluasan ke salah satu sinus
paranasal

IIa : Perluasan minimal ke fossa pterygomaksila


IIb : Melibatkan fossa pterygomaksila dengan atau
tanpa adanya erosi tulang orbita
IIc : Meluas ke dalam fossa temporal, atau bagian posterior
dari fossa pterygoids
 
IIIa : Perluasan minimal ke intrakaranial
IIIb : Perluasan jauh ke intrakranial dengan/ tanpa perluasan
ke sinus kavernosus
DIAGNOSIS BANDING

POLIP NASI
KARSINOMA NASOFARING
TATALAKSANA

Penanganan ANJ pada prinsipnya ada dua, yaitu yang pertama adalah penanganan perdarahan yang
bisa terjadi sewaktu-waktu dan penegakan diagnosis. Yang kedua adalah terapi. Diagnosis ANJ
berdasarkan CT scan dengan kontras. MRI dapat digunakan dan membantu menentukan adanya perluasan
ANJ ke intrakranial.

Angiografi dilakukan untuk mengetahui pernbuluh darah yang rnensuplai tumor


dan untuk embolisasi. Angiografi dilakukan pada arteri karotis eksterna dan arteri
karotis interna.
Terapi utama ANJ adalah operatif. Tindakan operatif dilakukan dengan pendekatan medial
maksilektomi, transpalatal, fasial degloving, skull base surgery, tergantung kondisi tumor. Dua
pendekatan yang dilakukan bersama akan memberikan lapangan pandang yang lebih baik.
Dilaporkan pendekatan transpalatal maupun kraniofasial skull base surgery dapat menjamin reseksi
tumor secara komplet. Dilaporkan angka rekurensi 6-24%. Embolisasi yang dilakukan 48-72 jam pre
op dapat rnengurangi perdarahan.

Biopsi tidak dilakukan dikarenakan risiko


perdarahan yang sangat hebat.

Radioterapi dilakukan pada kasus dengan perluasan ke basis kranii. Kemoterapi dapat diberikan pada
tumor yang meluas intra kranial. Pemberian hormon seperti estrogen sebagi terapi definitif tidak
memberikan hasil yang optimal. Tindakan embolisasi sebaiknya dipertimbangkan untuk persiapan
preoperatif.
Terapi pilihan dari
angiofibroma belia
 Operasi (gold standard of
treatment)
 Radiasi
 Kemoterapi
 Hormone terapi
External beam radiasi

 Biasanya digunakan untuk tumor yang sangat luas,


lokasi tumor yang sulit dan membahayakan .
 Alasan pembatasan Radiasi adalah:
1. Efek karsinogenik
2. Retardasi pertumbuhan
3. Temporal lobe radionecrosis
4. Panhypopituitarism
5. Cataracts
6. Radiation induced keratopathy
 Tindakan kemoterapi diambil jika
operasi dan sinar gagal dilakukan.
 Estrogen menunjukan efek yang baik
dalam mengecilkan ukuran tumor dan
vaskularisasi, namun dengan efek
feminimisme.
Sebagian besar Tindakan yang
diambil adalah operasi

Embolisasi dari cabang arteri karotis eksterna dapat mengurangi


perdarahan secara signifikan

Embolisasi dilakukan 24-72 jam sebelum operasi

Material yang digunakan berupa gelfoam dan polyvinyl


alcohol foam.

Gelfoam akan menghilang dalam 2 minggu, sedangkan


polyvinyl alcohol foam lebih permanen.
Indikasi
Angiofibroma nasofaring ukuran sedang
Pendekatan Transpalatal
Dengan pendekatan ini, pterigomaksilaris space dapat dijangkau.
Indikasi: ANJ yang besar dan meluas ke fossa infra temporal. Bila
lesi luas melebihi area nasofaring, pendekatan lain atau
kombinasi dengan pendekatan lain, seperti transmaksilari antral,
rinotomi lateralis, transbuccal mungkin diperlukan tergantung ke
Definisi
arah mana perluasannya.
Ekstirpasi
Teknik Transpalatal:
angiofibroma nasofaring
adalah operasi Indikasi :
pengangkatan 1. JNA atadium 1
pengangkatan tumor
2. Tumor ukuran kecil
pembuluh darah di
daerah nasofaring Kontra indikasi :
dengan pendekatan 3. Tumor yang menyebar ke lateral dan ke dinding nasofaring
transpalatal.
 
•Indikasi : Angiofibroma
masif yang menginfasi
nasal cavity, nasopharynx,
ethmoid and sphenoid sinus
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai