BAB I PENDAHULUAN
inhalan adalah senyawa organik berupa gas dan zat pelarut yang mudah menguap
22 juta orang Amerika usia 12 tahun atau lebih telah menggunakan inhalan, dan setiap tahun lebih dari Berbagai akibat 750.000 menggunakan buruk inhalan inhalan untuk dapat pertamaterjadi kalinya.2 Mereka dan yang menggunakan penyembuhan inhalan kebanyakan yang sulit anak-anak berusia 9-14 tahun walaupun yang lebih tua juga ada yang menggunakan.1
Inhalan terdapat pada berbagai barang keperluan, Inhalan banyak digunakan oleh anak-anak yang masih muda atau orangorang yang kurang punyai akses zat psikoaktif lain
Defenisi
Inhalan adalah kelompok kimia beragam zat psikoaktif terdiri dari pelarut organik dan zat volatil yang umumnya ditemukan pada lebih dari 1.000 produk rumah tangga biasa.4
Cara mengkonsumsi
Inhalan dikomsumsi dengan cara disedot melalui hidung dan mulut (sniffing), atau dituang dalam kantong plastik (bagging). Dengan menghirup 10-15 kali dari kantong plastik tertutup itu, dapat dicapai euforia untuk kebanyakan inhalan.1
Klasifikasi
Cara kerja
dimetabolisme di hati
Efek akut
Efek neurologis dan kognitif
Efek pada Organ Lain Selain Otak
Efek Psikososial
pendek Pengolahan informasi visual maupun auditorik melambat Perhatian/fokus berkurang Pengambilan keputusan menjadi tidak baik
Defisit Neurologis
Parkinsonisme Ensefalopati Cerebral atrofi Serebelum ataksia
Imaging
Penipisan corpus callosum
Efek Psikososial
Depresi
Kecemasan
Meningkatkan resiko penggunaan obat psikoaktif
Intervensi Farmakologis
Misra, Kofoed, dan Fuller (1999) melaporkan
keberhasilan penggunaan risperidone Risperidone diberikan dengan dosis 0,5 mg dua kali sehari selama 4 minggu mengurangi halusinasi auditori dan visual, paranoia, dan perilaku agresif. Ketika Dosis risperidone meningkat menjadi 1 mg dua kali sehari, keinginan untuk inhalansia berkurang secara signifikan, ideation paranoid berhenti
atau carbamazepine. etelah 5 minggu pengobatan, orang-orang di kedua kelompok karbamazepin dan haloperidol menunjukkan penurunan dalam tingkat keparahan gejala 48,3 persen dan 52,7
Shen
(2007) menggambarkan keberhasilan pengobatan dengan 100 mg lamotrigin harian, subjek melaporkan mengidam lebih sedikit untuk inhalansia dan mencapai 6 bulan tanpa efek samping yang signifikan dari obat
praklinis menunjukkan bahwa vigabatrin, selektif GABA transaminase inhibitor, bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk ketergantungan inhalansia.
Intervensi psikososial
Pendekatan holistik memasukkan unsur budaya
asli tradisional dilaporkan telah digunakan dengan sukses di Kanada (Dell, Dell, dan Hopkins, 2005; Laporan Tahunan YSAC, 2007) dan dengan populasi Aborigin di Australia (Preuss dan Brown, 2006).
Intervensi-termasuk
permintaan pengurangan pendekatan berbasis masyarakat, pendidikan, kepemudaan dan program rekreasi, manajemen klinis dan konseling, dan perumahan programdievaluasi secara menyeluruh dalam laporan Australia baru-baru (d'Abbs dan MacLean, 2008).
Pencegahan
Sebuah inovatif, pendekatan terpadu untuk
pencegahan penggunaan inhalansia melibatkan upaya mobilisasi masyarakat, strategi lingkungan, dan kegiatan berbasis sekolah digambarkan oleh Johnson dan rekan-rekannya
Pencegahaan dapat berupa membatasi
penjualan eceran produk yang dapat digunakan sebagai inhalansia, memodifikasi produk, mengganti substansi produk, dan sosialisasi bahaya inhalansia kepada masyarakat.
Secara umum pencegahan (prevensi) terbagi dalam 3 bagian yaitu: Prevensi primer adalah pencegahan agar orang yang sehat tidak terlibat penyalahgunaan/ketergantungan inhalan Prevensi sekunder adalah terapi atau pengobatan terhadap mereka yang terlibat penyalah gunaan atau ketergantungan inhalan. Prevensi tersier adalah rehabilitasi penyalahguna atau ketergantungan inhalan setelah memperoleh terapi.
Komplikasi medis
Toluena
Hepatomegali Alkalifosfatase >> Piuria, hematuria, albuminuria Anemia Kognitif defisit Ataksia Foot dragging polineuropati
Benzena
Anemia aplastik Leukemia Pansitopenia Nekrosis hepar Gastritis ensefalopati dispepsia
heksena
Anemia Polineuropati Atrofi otot parestesia
keton
Neuropati perifer
trikloretilena
hepatotoksik, nefrotoksisk, merusak nervus cranial, terutama nervus optikus.
Karbon tetraklor
Senyawa inii bersifat hepatotoksik dan nefrotoksik
Bensin
Bensin mengandung beberapa jenis senyawa yang mudah menguap, dapat menimbulkan perasaan lelah, berat badan berkurang, gemetar, jalan sempoyongan, neuritis, sampai pada kelumpuhan saraf tepi terutama
pelarut yang mudah menguap. Intoksikasi akut inhalan ditandai dengan adanya euforia, perasaan melayang., iritasi pada mata, melihat objek manjadi ganda (double vision), suara berdenging di telinga, berbangkis, hidung basah, batuk, disekitar mulut berbekas (rash), mual, muntah, diare, kehilangan nafsu makan, nyeri di dada, gangguan koordinasi motorik (bbicara cadel, jalan sempoyongan), letargi, hiporefleksi, gangguan irama jantung, nyeri otot dan sendi, halusinasi, ilusi, waham, daya nilai realitas terganggu, mudah tersinggung, impulsif, kesadaran berkabut dan perilaku aneh (bizare).