TUMOR PAROTIS
DISUSUN OLEH
RISKA MAHA RANI
2111040045
liur parotis. Dari tiap 5 tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1
berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan 30 % adalah maligna.
Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa: pada orang
Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan, penyebabnya tidak diketahui. Sinar
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar
merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati ruangan di depan
prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas parotis pada anak jarang
biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas
terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis,
50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh.
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau
mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-
sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya. (Arif
maka perlu adanya perawatan dan support sistem yang intensif, serta tindakan
masalah yang ada dapat teratasi dan komplikasi yang mungkin terjadi
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau
mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-
sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya. (Arif
mansoer, 2001).
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial
(Zwaveling, 2006).
multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma.
Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.
B. Etiologi
a. Idiopatik
Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat nyeri
dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun. Infeksi virus,
defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum.
b. Genetik
Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama
dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen
merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau menurunkan
produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan difesiensi
sel, akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran yang tidak
terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini dapat
merupakan bagian dari virus virus tumor.
c. Bahan-bahan kimia
obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan kanker
tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi
karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor.
d. Faktor imunologis
Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk
mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan { bermutasi}
berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus dikenal oleh system imun
tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh
nya tumor pada masa kanak kanak dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system
imun sedang lemah.
.C Patofisiologi
Kelainan peradangan Peradangan biasanya muncul sebagai pembesaran
kelenjer difus atau nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat obstruksi duktus dan
infeksi retograd oleh bakteri mulut. Parotitis bacterial akut dapat dijumpai pada
penderita pascaoperasi yang sudah tua yang mengalami dehidrasi dan biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor benigna,
dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma plemorfik. Adenoma plemorfik adalah
proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus sebagaimana juga disertai penigkatan
komponen stroma. Tumor-tumor ini dapat tumbuh membesar tanpa menyebabkan
gejala nervus vasialis. Adenoma plemorfik biasanya muncul sebagai masa tunggal
yang tak nyeri pada permukaan lobus parotis. Degenerasi maligna adenoma
plemorfik terjadi pada 2% sampai 10%.
E. Klasifikasi
Penggolongan histologik tumor-tumor kelenjer ludah Tumor – tumor epithelial
1. Adenoma
1) Pleimorph adenoma (meng. tumor)
2) Monomorph adenomas
a)Adenolimfoma (tumor dari warthin)
b)Oxifil adenoma (onkositoma)
c)Jenis-jenis lain (tipe lain)
2. Tumor muko epidermoid
3. Tumor sel asinus
4. Karsinoma
1) Karsinoma adenoid kistik (silindroma)
2) Adenokarsinoma
3) Karsinoma planoselulare
4) Undifferentiated carcinoma
5) Karsinoma dalam adenoma pleimorph (maligna meng. tumor)
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rontgen
Foto – foto rontgen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan ikut
sertanya tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk penilaian
kemungkinan metastasis hematogen.
Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan submandibularis dengan bahan kontras
(sialografi) dapat menunjukan, apakah tumor yang ditetapkan klinis itu berasal dari
atau berhubungan dengan kelenjer-kelenjer ludah tersebut. Pemeriksaan ini penting
untuk membedakan antara suatu tumor dengan radang (khronik), dan kalau dapat
ditambah dengan temografi. Metode ini kurang berguna untuk membedakan antara
tumor jinak dan ganas.
2. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap, urin.
2) Laboratorium patologi anatomi
3) Pemeriksaan CT-Scan
Diagnosa dari suatu tumor dapat tergantung pada batas-batas tumor dan hasil biobsi dari
lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan di biobsi. Informasi
dari pemeriksaan CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu mendiagnosis.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi
(pengangkatan). Glandula submandibularis dan glandula sublingualis tumor jinak : Eksis
local yang luas dari seluruh kelenjer ludah dengan sebagian daerah sekitarnya.tumor
ganas : Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi luas kedua kelenjer ludah,
radioterapi.
Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu
kemungkinan keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-tanda
penting apakah suatu lesi kelenjer saliva adalah keganasan. Resolusi lengkap dan trial
terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk merencanakan bedah
eksisi. MRI memberikan informasi anatomi paling baik tentang ukuran tumor dan
penetrasi. Sialografi, atau injeksi bahan kontras ke dalam duktus stenson atau Wharton,
berguna untuk memperlihatkan perbedaan perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi
limfoepitelial dari penyumbatan karena batu. 80% batu kelenjer submandibular adalah
radioopak.
SHOCK MANAGEMENT:
CARDIAC
Auskultasi suara paru untuk
menentukan adanya crackles
dan suara nafas tambahan
lainnya
Catat tanda dan gejala
penurunan cardiac output
Monitor gejala inadekuatnya
perfusi arteri koronaria
(misalnya perubahan
gelombang ST pada EKG atau
angina)
Monitor nilai koagulasi (PT,
PTT,fibrinogen, trombosit)
Pertahanankan keseimbangan
cairan dengan memberikan
cairan dan diuretic
Berikan obat inotropic positif
atau kontraktilitas
Tingkatkan preload yang
optimal dengan memperbaiki
kontraktilitas ketika
meminimalkan gagal jantung
(memberikan nitrogliserin)
Tingkatkan penurunan afterload
(memberikan vasodilator atau
intraaortic balloon pumping)
Tingkatkan perfusi arteri
koronaria (dengan
mempertahankan MAP >60
mmHg dan mengontrol
takikardia)
L .IMPLEMENTASI
Adalah mengolah dan mewujudkan dari rencana tindakan keperawatan, meliputi
tindakan yang telah direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter edngan
ketentuan rumah sakit.
M. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakuan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Marlyn. E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC. Jakarta, 2000.
MC. Kay. D.W : Neor Concept and Approach To Club Foot Treatment Section I, Prinaples And
Morbid Anatomy. J. Red Orthapedic 3 : 3447, 1982
Pedoman Diagnosis dan Terapi, LAB / UPF Ilmu Bedah, RSUD. Dr. Soetomo, 1994.