Anda di halaman 1dari 5

A.

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT


1. DEFENISI

Tumor merupakan pertumbuhan baru suatu jaringan dengan perkembangan


sel-sel yang tidak abnormal, dimana perkembangan sel-sel ini tidak terkontrol dan
progresif. Jaringan sel-sel yang baru (neoplasma) ini kehilangan kendali normal atas
pertumbuhannya sehingga tumbuh tidak terkontrol dan progresif di berbagai bagian
tubuh, diantaranya yaitu tumor otak, tumor mata, tumor mediastinum, tumor parotis,
dan sebagainya.

Kelenjar parotis adalah bagian dari kelenjar air liur dan merupakan kelenjar
air liur terbesar yang letaknya berada di bagian dalam dan depan telinga. Kelenjar liur
atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang menyekresikan cairan saliva, terbagi
menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor terdapat tiga
pasang, yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati ruangan
didepan prosesus mastoid dan liang telinga luar.

Tumor parotis adalah tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer
saliva minor atau mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan
sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya.
(Arif mansoer, 2009).
Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5
tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil
atau submandibularis dan 30 % adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan
geografik dan suku bangsa: pada orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan,
penyebabnya tidak diketahui. Sinar yang mengionisasi diduga sebagai faktor etiologi.

2. ETIOLOGI
1) Genetik

Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama
dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen
merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau menurunkan
produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan difesiensi sel
.akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran yang tidak terkendali
semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini dapat merupakan bagian dari
virus virus tumor.

2) Idiopatik

Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat
nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun. Infeksi
virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum.

3) Faktor Imunologis

Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk


mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan (bermutasi)
berbeda secara antigenis dari sel-sel yang normal dan harus dikenal oleh system imun
tubuh yang kemudian memusnahannya. Dua puncak insiden yang tinggi untuk
tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika
system imun sedang lemah
4) Bahan atau Zat Kimia

Obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan kanker


tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi
karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor. (Sr.
Mari Baradero.2008).

3. MANIFESTASI KLINIS

Tumor parotis mempunyai gambaran klinis: massa tumor tunggal, keras,


bulat, bergerak (mobile), pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal. Suatu
nodul yang terisolasi umumnya tumbuh di luar dari pada normal, dari suatu nodul
utama dibandingkan dengan suatu multinodular.

1) Adanya benjolan yang mudah digerakkan


2) Pertumbuhan amat lambat
3) Tidak memberikan keluhan
4) Paralisis fasial unilateral (Shirley E. Otto, 2003)

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan rontgen

Foto-foto rontgen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan


ikut sertanya tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk penilaian
kemungkinan metastasis hematogen. Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan
submandibularis dengan bahan kontras (sialografi) dapat menunjukan, apakah
tumor yang ditetapkan klinis itu berasal dari atau berhubungan dengan kelenjer-
kelenjer ludah tersebut. Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara suatu
tumor dengan radang (khronik), dan kalau dapat ditambah dengan temografi.
Metode ini kurang berguna untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas.
2) Pemeriksaan laboratorium :
a. Hasil pemeriksaan rutin laboratorium sering tidak memberikan informasi yang
berkaitan dengan tumor, tetapi terkadang LED meningkat pada limfoma dan
TBC mediastinum.
b. Uji tuberkulin bila dicurigai adanya limfadenitis TBC.
c. Pemeriksaan T3 dan T4 dibutuhkan untuk mendeteksi tumor tiroid.
d. Pemeriksaan beta-HCG dan alfa-fetoprotein dilakukan untuk tumor
mediastinum yang termasuk kelompok tumor sel germinal, khususnya bila ada
keraguan antara tumor sel germinal seminoma atau nonseminoma.
(syahruddin, 2011).

3) Pemeriksaan CT-Scan
Diagnosa dari suatu tumor dapat tergantung pada batas-batas tumor dan
hasil biobsi dari lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan
di biobsi. Informasi dari pemeriksaan CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu
mendiagnosis.

5. PENATALAKSANAAN

1) Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi
(pengangkatan) glandula submandibularis dan glandula sublingualis :

a. Tumor – tumor jinak : Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah
dengan sebagian daerah sekitarnya.
b. Tumor-tumor ganas : Disseksi kelenjer leher “en- bloc” dan eksisi luas
kedua kelenjer ludah, radioterapi. Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus
dipertimbangkan sebagai suatu kemungkinan keganasan. Riwayat dan
pemeriksaan fisik memberikan tanda-tanda penting apakah suatu lesi kelenjer
saliva adalah keganasan. Resolusi lengkap dan trial terapeutik adekuat.
Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk merencanakan bedah eksisi.
MRI memberikan informasi anatomi paling baik tentang ukuran tumor dan
penetrasi. Sialografi, atau injeksi bahan kontras ke dalam duktus stenson atau
Wharton, berguna untuk memperlihatkan perbedaan perubahan stenotik
kronis pada lesi-lesi limfoepitelial dari penyumbatan karena batu. 80% batu
kelenjer submandibular adalah radioopak. (Schwartz, 2000)

6. KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai