TUMOR EWING
Oleh:
M. Ghilman Nurizzan G992003092
Pembimbing:
dr. Udi Herunefi, Sp. B, Sp. OT (K)
Sarkoma Ewing adalah neoplasma ganas yang terdiri dari sel kecil bulat yang
berbagai variasi derajat diferensiasi dari sel primitive jaringan neural. Secara
klinis, tumor ini memiliki karakter yang agresif dengan ciri pertumbuhan
(Pandarinath, 2008).
menyerang usia muda dan dahulu memiliki prognosis yang buruk, sampai
buruk bila ditatalaksana dengan radiasi atau amputasi tumor primer saja.
hasil yang lebih baik dari beberapa dekade yang lalu. kontrol lokal dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
yang tersusun atas sel bulat, kecil yang berasal dari jaringan neuro-
ekstremitas atas (9%), dinding dada (16%), pelvis (26%), tulang belakang
(6%), dan tulang tengkorak dan wajah (2%). Tulang wajah memiliki angka
kejadian yang jarang, dan tulang mandibula merupakan tulang yang paling
umum terkena. Sekitar 90% kasus yang dilaporkan terjadi pada mandibula
Puncak angka kejadian berada pada usia remaja (50%). Berdasar jenis
kelamin, laki-laki muda lebih sering daripada wanita muda dengan rasio
satu juta pada anak di bawah 3 tahun sampai 4,6 kasus per satu juta pada
2008 mencatat rata-rata 2 kasus baru setiap tahunnya atau rata-rata 3% dari
B. Etiologi
merupakan salah satu dari keluarga faktor transkripsi yakni FLI1, ERG,
ETV1, ETV4 dan FEV. Lebih dari 85% sarkoma Ewing terkait dengan
ekspresi yang stabil pada sel-sel punca mesenkim, yang dapat menjadi
translokasi kromosom, penyakit ini tidak diturunkan dari orang tua kepada
memiliki sedikit variasi dari tumor ke tumor, sehingga tidak ada cara yang
2011).
Kebanyakan pasien dengan sarkoma Ewing jatuh pada stage IIb atau III
telah disebut pencitraan untuk staging adalah CT scan thorak dan bone
didaerah sekitar tumor sering dan bisa teraba fluktuasi dan terlihat eritema
yang berasal dari perdarahan dalam tumor. Selain itu terjadi pembesaran
Riwayat demam biasanya tidak konsisten dan nyeri bervariasi mulai dari
sedang hingga sangat berat dan seringkali terus menerus serta lebih berat
di saat malam hari. Nyeri pada bagian tulang lain dapat menjadi indikasi
(Pandarinath, 2008).
E. Pemeriksaan Penunjang
Tes dan prosedur diagnostik berikut ini harus dilakukan pada semua
1. Pemeriksaan darah:
c. Alkali fosfatase
berkembanganya metastase
2. Pemeriksaan radiologis:
a. Foto rontgen:
Gambaran radiologis sarkoma Ewing tampak lesi destruktif
2011).
3. Pemeriksaan invasif:
lebih memungkinkan.
Massa tumor terlihat seperti lapisan-lapisan sel bulat,
neuroblastoma.
F. Tatalaksana
terapi lokal dan sistemik. Secara umum terapi yang diberikan untuk pasien
lokasi tumor, usia pasien dan tujuan fungsional akhir yang diharapkan
telah diberikan. Pasien dengan respons positif atau kondisi stabil dapat
G. Komplikasi Radioterapi
Risiko ini meningkat pada total dosis >60 Gy, dengan jenis keganasan
tahun).
osteitis pasca radiasi biasanya perubahan yang terjadi terbatas pada area
Sarkoma Ewing adalah suatu tumor ganas primer yang jarang terjadi
dimana sel kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. Terjadi
pada usia remaja dan dewasa muda. Biasanya penyakit ini menyerang tulang
panjang seperti pelvis, femur, humerus, dan tulang rusuk. Ewing’s sarcoma juga
dapat bermetastasis ketempat lain seperti sumsum tulang, paru-paru, ginjal, hati,
kelenjar adrenal, dan jaringan lunak lainnya. Untuk prognosis sarcoma Ewing ini
buruk. Mortalitas pada tahun-tahun pertama setelah diagnosis sekitar 95%. Akhir
akhir ini dengan terapi kombinasi radioterapi, kemoterapi dan operasi, prognosis
Bluemke DA, Fishman EK, Scott WW, Jr. Skeletal complications of radiation
Kamal AF, Putro RNH, Pattiata R. 2011. Diagnosis and Treatment of Ewing
Pampori R., Shamas I., Malik A. 2011. Ewing’s Sarcoma of Maxilla: A Case
Ewing tumors: results of 1058 patients treated in the CESS 81, CESS 86,
Sadata A. SM., Afrozc J., Rit S. N. 2013. A Rare Case of Ewing’s Sarcoma
Shailaja S.R. et al. 2011. Ewing’s Sarcoma of the Mandible: A Rare Case Report
http://sarcomahelp.org/research/ewings-sarcoma-EWS-FLI1.html