DISLOKASI SHOULDER
Oleh:
M. Ghilman Nurizzan G992003092
Pembimbing:
dr. Rieva Ermawan, Sp.OT (K)
Rangka gerak atas / ekstremitas atas manusia terdiri dari lengan, tangan,
sangat penting bagi kehidupan karena selalu digunakan untuk aktivitas sehari-hari
seperti makan, minum, mengenakan pakaian serta masih banyak kegiatan sehari-
yang terjadi di shoulder atau gelang bahu difasilitasi oleh sejumlah sendi yang
Salah satu sendi pada anggota badan bagian atas yang sering mengalami
gangguan adalah sendi bahu. Sendi ini sering mengalami dislokasi karena struktur
sendi bahu mempunyai range of motion yang luas. Dislokasi sendi bahu
merupakan salah satu gangguan pada sendi di ekstremitas atas yang masih sering
ditemukan.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
seperti pada saat terjatuh dari kendaraan. Penyebab lainnya yaitu gerakan lengan
atas yang menyentak dan cepat, atau dapat pula disebabkan karena kelainan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dapat terjadi sebagian komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dalam kasus ini tulang
dari mangkuk sendi), atau suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang
membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Dislokasi merupakan suatu
dekat sendi atau mengenai sendi disertai luksasi sendi yang disebut fraktur
B. Anatomi Sendi
a. Sendi bahu
Sendi bahu dibentuk oleh kepala tulang humerus dan mangkok sendi,
lainnya.
Cavitas glenoidalis sebagai mangkok sendi bentuknya agak cekung
kepala tulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat
paling luas, tetapi stabilitas sendi relatif kurang stabil. Dengan melihat
b. Kapsul sendi
ada gangguan pada sendi yang ringan saja, maka yang pertama kali
kapsul tersebut tidak memiliki reseptor nyeri, maka kita tidak merasa
(Nordin, 2001).
ke arah depan. Subluksasio ke arah posterior terjadi dari terjatuh dengan posisi
lengan terulur. Dislokasi inferior dapat terjadi dari lemahnya tonus otot dengan
hemiplegia dan dari berat lengan menarik humerus ke arah bawah. Dislokasi
glenohumeral anterior biasa terjadi pada atlit, khususnya pemain sepak bola (Lutz,
2006).
D. Klasifikasi
1. Dislokasi anterior
2. Dislokasi posterior
E. Mekanisme Trauma
mayor. Biasanya terjadi karena rotasi eksternal secara paksa dan ekstensi
menyebabkan robekan pada kartilago glenoid labrum dan kapsul dari batas
anterior kavum glenoid (Keating, 2004). Lebih jarang dislokasi ini juga
dapat terjadi pada pasien yang terjatuh dengan bertumpu pada tangan dan
sendi bahu dalam posisi ekstensi. Pada dislokasi ini, kaput humerus
anterior glenoid. Tetapi pada beberapa kasus labrum tetap utuh dan kapsul
anterior dan inferior. Selain itu mungkin ada indentasi pada bagian
berkekuatan besar dengan posisi terjatuh pada bahu anterior atau pada
tangan dengan posisi adduksi dan rotasi internal, karena kejang epileptic
dan mungkin ada indentasi dari aspek anterior dari kaput humerus (Cole,
2010).
F. Manifestasi Klinis
akut yang pertama kali pasien dapat menjelaskan dengan baik mekanisme
trauma; adanya ruda paksa pada bahu dalam keadaan abduksi, rotasi
adanya nyeri, terdapat benjolan pada bagian depan bahu, posisi lengan
gangguan gerak sendi bahu. Ada 2 tanda khas pada dislokasi sendi bahu
anterior ini yaitu sumbu humeru yang tidak menunjuk ke bahu dan kontur
lengannya dan lengan yang cedera ditopang oleh tangan sebelah lain dan
oleh tangan sebelah lain dan ia tidak dapat menyentuh dadanya. Lengan
yang cedera tampak lebih panjang dari normal, bahu terfiksasi sehingga
mengalami fleksi dan lengan bawah berotasi ke arah interna. Posisi badan
sirkumflex harus diperiksa karena rentan mengalami cedera pada kasus ini
riwayat trauma yang hebat pada bahu, riwayat terkena aliran listrik, atau
intoksikasi alkohol.
pasien yang kurus kaput humerus dapat teraba pada bagian posterior
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos
nterjadi rotasi interna dan eksterna. Pada rotasi interna dapat dilihat lesi
gambaran berupa light bulb yang diakibatkan rotasi interna dari humerus.
2. CT-scan arthrografi
abnormalitas glenoid.
nterjadi rotasi interna dan eksterna. Pada rotasi interna dapat dilihat lesi
3. MRI
berulang dan lebih bagus untuk mendiagnosa lesi patologis untuk hal- hal
H. Penatalaksanaan
anggota gerak ditarik ke atas dan kaput hemerus ditekan dengan kaki agar
kembali ke tempatnya.
arah lateral dan lengan diadduksi dan sendi siku dibawa mendekati tubuh
tulang
rekurensi) dan hanya 1 minggu pada usia lebih 30 tahun (lebih sering
jaringan lunak. Apabila hal ini tidak berhasil dapat dilakukan reduksi
1. Awal
yang rapuh. Ini bisa terjadi saat cedera ataupun saat melakukan
2. Terlambat
Dislokasi sendi bahu merupakan salah satu kelainan dalam bidang bedah
trauma. Pemahaman yang cermat mengenai anatomi sendi bahu sangat penting
bagi kita sebagai kunci kerberhasilan dalam mereduksi kembali dislokasi yang
adanya tidaknya fraktur yang menyertai. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk
Cole A, Pavlou P. The Shoulder and Pectoral Girdle. Dalam: Solomon Louis,
Orthopaedic and Fracture 9th ed. 2010. London: Hodder Arnold. 337-
368.
Keating John, Hoofer Geoff, Robb James. Regional Injuries. Dalam: Luqmani
Rasjad, C. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone.
Hal. 406-408.
Salter, RB. Textbook of the Disorder and Injury of the Muskuloskeletal System
edition. 739-744.