Anda di halaman 1dari 6

MINI REFERAT KISTA GINJAL

A. DEFINISI

Kista adalah suatu kantung tertutup yang dilapisi oleh jaringan epitel dan
berisi cairan atau bahan setengah padat. Kista ginjal dapat disebabkan oleh
anomaly congenital ataupun kelainan yang didapat. Kista ginjal dibedakan dalam
beberapa bentuk, yaitu :
1. Ginjal multikistik diplastik
2. Ginjal polikistik
3. Kista ginjal Soliter.
Diantara bentuk – bentuk kista ginjal ini, ginjal polikistik berkembang
secara progresif menuju kerusakan kedua buah ginjal.
Polikisitik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang
berarti rongga tertutup abnormal, dilapisi epitel yang mengandung cairan atau
bahan semisolid, jadi polikistik (polycystic) ginjal adalah banyaknya kistik
(cytstic) pada ginjal
Kista – kista tersebut dapat dalam bentuk multipel, bilateral, dan
berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal
normal akibat penekanan. Ginjal dapat membesar (kadang – kadang sebesar
sepatu bola) dan terisi oleh kelompok kista – kista yang menyerupai anggur. Kista
– kista itu terisi oleh cairan jernih atau hemorargik
.
Penyakit Ginjal Polikista adalah suatu penyakit keturunan diamana pada
kedua ginjal ditemukan banyak kista, ginjal menjadi lebih besar tetapi memiliki
lebih sedikit jaringan ginjal yang masih berfungsi.

B. FAKTOR RISIKO
Penyebab utama dari terjadinya Kista Ginjal sampai saat ini belum
diketahui namun terdapat beberapa faktor predisposisi yang menjadi penyebab
munculnya penyakit Kista Ginjal. Adapun beberapa faktor tersebut antara lain :
1. Genetik
Kelainan genetik yang menyebabkan penyakit ini bisa bersifat dominan
atau resesif, artinya bisa memiliki 1 gen dominan dari salah satu orang tuanya
(autosomal dominant) atau 2 gen resesif dari kedua orang tuanya (autosomal
resessive). Penderita yang memiliki gen resesif biasanya baru menunjukkan gejala
1
pada masa dewasa. Penderita yang memiliki gen dominan biasanya menunjukkan
penyakit yang berat pada masa kanak-kanak.
2. Usia
Angka kejadian penyakit Kista Ginjal meningkat sesuai usia. Sekitar 20 %
pada usia di atas 40 tahun dan 30 % pada usia 60 tahun, namun secara umum kista
ginjal lebih banyak diderita pada usia 30-40 tahun.
3. Jenis Kelamin
Penyakit Kista Ginjal ini sering ditemukan pada pria dibanding wanita.

C. Klasifikasi
Polikistik ginjal dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyakit ginjal polikistik
resesif autosomal (Autosomal Resesif Polycystic Kidney/ARPKD) dan bentuk
penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic
Kidney/ADPKD).
1. Ginjal Polikistik Resesif Autosomal (Autosomal Resesif Polycystic
Kidney/ARPKD) : Anomali perkembangan yang jarang ditemui dan berbeda
dengan penyakit ginjal polikistik dewasa karena memiliki pewarisan yang
resesif autosomal, terdapat subkategori perinatal, neonatal, infantile dan
juvenil.
2. Ginjal Polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic
Kidney/ADPKD) : Merupakan penyakit multisistemik dan  progresif yang
dikarakteristikkan dengan formasi dan pembesaran kista renal di ginjal  dan
organ lainnya (seperti : liver, pancreas, limfa) . Kelainan ini dapat didiagnosis
melalui biopsi ginjal, yang sering menunjukkan predominasi kista glomerulus
yang disebut sebagai penyakit ginjal glomerulokistik, serta dengan anamnesis
keluarga.

2
D. Manifestasi Klinik
a.  Nyeri Pinggang
Nyeri pada area dari ginjal-ginjal dapat disebabkan oleh infeksi kista,
perdarahan ke dalam kista-kista, atau peregangan atau penekanan dari jaringan
yang berserat disekitar ginjal dengan pertumbuhan kista.
b.  Hipertensi
Terjadi karena iskemi segmental atau adanya obstruksi. Sehingga
mengaktifkan hormon renin yang menyebabkan terjadinya vasokontriksi dan
berakhir menjadi Hipertensi.
c. Sakit Kepala
Sakit kepala yang berat disebabkan oleh aneurysms pembuluh-
pembuluh darah yang menggelembung di tempat di dalam otak. Sakit kepala
juga dapat disebabkan tekanan darah tinggi.
d. Infeksi Saluran Kemih
Gejala infeksi ini pada umumnya sama seperti demam, diikuti
gangguan berkemih. Saat kencing terasa nyeri dan panas, kemudian sering kali
merasa ingin kencing, akan tetapi kalau sudah berkemih biasanya tidak bisa
lancar, terkadang juga bisa timbul kencing darah (hematuria). Infeksi menahun
seperti ini yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
e. Kelelahan
Hal ini terjadi karena penurunan produksi hormon eritropoiten yang
berperan dalam produksi sel darah merah sehingga terjadilah anemia, akibatnya
orang yang menderita penyakit kista ginjal mudah sekali mengalami kelelahan.
f. Mual dan anoreksia
Rasa mual dan anoreksia muncul karena telah terjadi gangguan
metabolisme protein dalam usus, selain itu meningkatnya ureum dalam darah
menyebabkan terjadinya asidosis metabolik sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan asam lambung.
g. Penurunan atau peningkatan berat badan
Penurunan berat badan dapat terjadi karena rasa mual dan anoreksia
sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Selain itu penurunan fungsi ginjal. juga
berdampak pada penumpukan cairan dalam tubuh dan bisa menyebabkan

3
terjadinya oedem pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita kista
ginjal juga dapat mengalami peningkatan berat badan.
E. Patofisiologi
Banyak teori menjelaskan tentang mekanisme terjadinya Kista Ginjal.
Diantara teori-teori tersebut adalah :
1. Terjadi kegagalan proses penyatuan nefron dengan duktus kolektivus
2. Kegagalan involusi dan pembentukkan kista oleh nefron generasi
pertama.
3. Defek pada membrane basal tubulus (tubular basement membrane).
4. Obstruksi nefron oleh karena proliferasi epitel papila.
5. Perubahan metabolisme yang merangsang terjadinya kista.
Kedua ginjal menjadi tidak normal, walaupun salah satu mungkin lebih
besar daripada yang lain. Didalamnya terdapat kista-kista yang difus, dengan
ukuran yang bervariasi antara beberapa 1 cm sampai 10 cm.
Apabila di dalam ginjal terdapat suatu massa seperti kista yang jika
dibiarkan maka kista ini akan menekan ginjal. Secara perlahan ini akan
mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi ginjal. Untuk mempertahankan
homeostasis maka tubuh melakukan suatu kompensasi dengan meningkatkan
aktivasi hormon renin yang diubah menjadi angiostensin I yang kemudian diubah
menjadi angiostensin II, yaitu senyawa vasokontriktor paling kuat. Vasokonstriksi
dapat meningkatkan tekanan darah. Aldosteron disekresikan oleh kortek adrenal
sebagai reaksi terhadap stimulasi oleh kelenjar hipofisis dan pelepasan Adeno
(ACTH) sebagai reaksi terhadap perfusi yang jelek atau peningkatan osmolalitas
serum. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah.
Selain itu penurunan fungsi ginjal juga berdampak pada terjadinya
penimbunan sisa-sisa hasil kemih (azotemia) yang mengakibatkan terjadinya
penurunan glomerolus filtrasi rate (GFR), sehingga terjadi peningkatan ureum
kreatinin dalam darah. Salah satu organ yang mengalami dampak ini adalah
saluran GI, terjadinya gangguan metabolisme protein dalam usus serta asidosis
metabolik yang berakhir pada gejala nausea dan anoreksia
Pada kondisi lain edema pada pasien Kista Ginjal disebabkan rendahnya
kadar albumin serum yang mengakibatkan rendahnya tekanan osmotik plasma,
kemudian akan diikuti peningkatan transudasi cairan dan kapiler ke ruang

4
interstitial sesuai dengan hukum Starling. Akibatnya volume darah yang beredar
akan berkurang (underfilling) yang selanjutnya mengakibatkan perangsangan
sekunder sistem renin-angiostensin-aldosteron yang meretensi natrium dan air
pada tubulus distalis. Hipotesis ini menempatkan albumin dan volume plasma
berperan penting pada proses terjadinya edema
Jika kista yang tumbuh pada ginjal terutama daerah korteks maka
peregangan kapsula renalis sehingga jaringan ginjal membengkak. Hal inilah yang
menyebabkan rasa nyeri pada daerah pinggang sampai ke bahu.
F. Komplikasi

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin muncul akibat kista ginjal,
yaitu:
1. Kista pecah
Kista ginjal  yang pecah dapat menyebabkan rasa sakit cukup parah
pada bagian punggung atau bagian samping, yaitu antara tulang rusuk
dan panggul.
2. Infeksi pada kista
Jika kista ginjal mengalami infeksi, penderita bisa mengalami rasa sakit
dan demam.
3. Gangguan buang air kecil
Jika seseorang mengalami sumbatan yang disebabkan oleh kista ginjal,
maka kesulitan buang air kecil bisa terjadi dan dapat menyebabkan
pembengkakan pada ginjal.
4. Gagal ginjal
Ginjal berfungsi untuk membersihkan material sampah dari tubuh serta
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia di dalam tubuh. Ketika
seseorang mengalami gagal ginjal, berarti fungsi ginjalnya sudah
rusak, sehingga material sampah dan cairan tertimbun di dalam tubuh.
Penyakit ginjal polikistik bisa menyebabkan kondisi ini.
5. Hipertensi
Penyakit ginjal polikistik bisa meningkatkan risiko penderitanya untuk
mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, karena ginjal memiliki
peranan penting dalam mengendalikan tekanan darah. Jika terjadi
hipertensi, maka risiko serangan jantung dan stroke juga meningkat.

5
G. TATALAKSANA
Penatalaksanaan kista pada ginjal adalah konservatif, dengan evaluasi
rutin menggunakan USG. Apabila kista sedemikian besar, sehingga menimbulkan
rasa nyeri atau muncul obstruksi, dapat dilakukan tindakan bedah.Tindakan bedah
yang dapat dilakukan pada kista adalah aspirasi percutan.
1. Bedah terbuka
a. Eksisi
b. Eksisi dengan cauterisasi segmen yang menempel ke parenkim.
c. Drainase dengan eksisi seluruh segmen eksternal kista.
d. Heminefrektomi
2. Laparoskopi
Pada tindakan aspirasi percutan harus diingat bahwa kista
merupakan suatu kantung tertutup dan avaskuler, sehingga teknik
aspirasi harus betul-betul steril, dan perlu pemberian antibiotik
profilaksis. Karena apabila ada kuman yang masuk dapat menimbulkan
abses. Seringkali kista muncul lagi setelah dilakukan aspirasi, meskipun
ukurannya tidak sebesar awalnya.

Anda mungkin juga menyukai