Disusun Oleh:
TAHUN 2021/2022
Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Pengenalan Tentang Strategi Pelaksaan 7
Diagnosa Keperawatan Jiwa
Waktu :
Penyuluh :
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan Bapak/Ibu petugas Pelayanan
Dinas Sosial mengetahui dan mengerti tentang tujuh diagnosa keperawatan jiwa
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan Bapak/Ibu petugas Pelayanan
Dinas Sosial mampu:
a. Mengetahui pengertian halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku kekerasan,
isolasi sosial, waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
b. Mengetahui tanda gejala halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku kekerasan,
isolasi sosial, waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
c. Mengetahui langkah- langkah halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku
kekerasan, isolasi sosial, waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
B. Sub Pokok
a. Pengertian halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial,
waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
b. Tanda gejala halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial,
waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
c. Langkah- langkah halusinasi, risiko bunuh diri, risiko perilaku kekerasan, isolasi
sosial, waham, harga diri rendah, defisit perawatan diri.
C. Kegiatan penyuluhan
D. Setting Tempat
Ket:
: Penyuluh
: Peserta penyuluhan
E. Media penyuluhan
1. Media
Lembar Balik, PPT
2. Sarana
Ruang Aula, mic, sound, LCD, bangku, proyektor, meja.
MATERI TENTANG TUJUH DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA
2. Data Objectif
a) Produktivitas menjadi menurun
b) Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
c) Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.
d) Penyalahgunaan suatu zat
e) Tindakan menarik dri dari hubungan sosial
f) Muncul tanda depresiseperti sukar tidur dan makan.
g) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.
h) Gampang tersinggung dan mudah marah.
c. Cara Penanganan
Sp 1 :
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
Membantu klien memilih/menetapakan kemampuan yang akan dilatih
Sp 2 :
melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesai dengan kemampuan klien dan
menyususn rencana tindakan
Sp 1 Keluarga :
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien dirumah,
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala, mendemonstrasikan cara merawat klien
dengan harga dirirendah dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan
cara merawat.
II. Isolasi Sosial
a. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam. Isolasi sosial merupakan
kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain
sebagai suatu keadaan yang negatif atau mengancam (Towsend, 2018). Isolasi sosial
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau mengharapakan
untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut
(Carpenito, 2015).
Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan
atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu
untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2015). Kondisi sendirian, yang dialami
individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam (Townsend, 2013).
b. Tanda dan Gejala
1. Mengeskpresikan perasaan kesepian, dan penolakan.
2. Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain tetapi tidak mampu.
3. Melaporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial.
4. Menggambarkan kurang hubungan yang berarti (Carpenito-Moyet, 2015).
5. Merasakan waktu berjalan lambat
6. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan
7. Perasaan tidak berguna
8. Perasaan penolakan
9. Kurang aktivitas secara verbal maupun fisik
10. Tampak depresif, cemas atau marah
11. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
12. Sedih, afek dangkal
13. Tidak komunikatif
14. Menarik diri
15. Kontak mata buruk
16. Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri
c. Cara Penanganan :
SP 1 : Membina hubungan saling percaya, membantu pm mengenal penyebab isolasi
sosial, membantu mengenal keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain, mengajarkan pm untuk berkenalan
SP 2 : Mengajarkan berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang pertama dan
seorang perawat)
SP 3 : Melatih berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang kedua seorang pm )
SP 1 Keluarga :
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi social, penyebab isolasi
social, dan cara merawat klien dengan isolasi social
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan masalah isolasi sosia
dihadapan klien
SP 3 Keluarga :
Membuat prencanaan pulang bersama keluarga
c. Cara Penanganan
SP 1 : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik
SP 2 : Melatih mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
SP 3 : Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik kedua : dengan pukul
bantal dan minum obat
SP 4 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial dan verbal
SP 5 : Perilaku kekerasan secara spiritual
SP 1 Keluarga :
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan
dirumah
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol kemarahan
SP 3 Keluarga :
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
c. Cara Penanganan
Ancaman percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri
SP 1 : Membina hubungan saling percaya, Percakapan untuk melindungi pasien dari
percobaan bunuh diri
SP 1 Keluarga :
Percakapan dengan keluarga untuk melindungi klien yang mencoba bunuh diri
Isyarat bunuh diri dengan diagnosa harga diri rendah
SP 1 : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
SP 2 : Percakapan meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien
isyarat bunuh diri
SP 1 Keluarga : percakapan untuk mengajarkan keluarga untuk cara merawat anggota
keluarga beresiko bunuh diri
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat klien resiko bunuh diri
SP 3 Keluarga : membuat perencanaan pulang bersama keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Kartika Sari. 2015. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press
Semarang.
Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha. Medika
Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan
Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna. 2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, B.A dan Akemat. (2016). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Cetakan I.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Narullita, D. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah Pada
Lansia Di Kabupaten Bungo Propinsi Jambi Tahun 2016.Jurnal Endurance:
Kajian Ilmiah Problema Kesehatan,2(3), 354-361. http://doi.org/10.22216/jen.v2i3.203
Rahmawati, E. D. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia Residual Dengan
Masalah Harga Diri Rendah Kronik Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
Zainudin Surakarta(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/5092.
Townsend. M.C. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Townsend, M. C., & Morgan, K. I. 2018. Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care
in Evidence-Based Practice (9 ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta : TIM
Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama