Kelenjar parotid,
kelenjar ludah mayor. Sedangkan kelenjar ludah minor dapat ditemukan dimana saja
pada traktus aerodigestivus bagian atas, termasuk trakea dan sinus paranasal. Ketika
berfungsi dengan baik, kelenjar ludah jarang terlihat, tetapi ketika terkena penyakit
neoplastik, mereka dapat menjadi tantangan dalam diagnosis dan pengobatan
Klasifikasi
Tumor kelenjar ludah memiliki berbagai macam klasifikasi. Kami memilih
untuk mengklasifikasikan tumor menjadi 3, yaitu benign neoplasma, kondisi
tumorlike, dan malignant neoplasma.
Malignant neoplasma tidak akan dibahas pada makalah ini. Berikut ini adalah
klasifikasi untuk benign neoplasms and tumorlike conditions. (Kondisi tumorlike
dapat tertukar dengan benign tumor pada kelenjar ludah.)
A. Benign neoplasms
1. Adenomas
a. Pleomorphic adenoma (benign mixed tumor)
b. Monomorphic adenoma
1. Basal cell adenoma
1
B. Tumorlike conditions
1. Necrotizing sialometaplasia
2. Benign lymphoepithelial lesions
a. Mikulicz's syndrome
b. Sjgren's syndrome Sindrom Sjgren
3. Chronic sialadenitis and sialolithiasis
4. Sialoadenosis
5. Hyperplasia of mucous salivary glands
6. True cysts of major salivary glands
7. Vascular malformations
a. Venous malformation
b. Arteriovenous malformations
c. Lymphatic malformations
8. Granulomatous diseases
. Sarcoidosis
b. Tuberculosis
c. Actinomycosis
d. Cat-scratch fever
9. Miscellaneous Bermacam-macam
a. Lipoma
b. Heterotopic salivary glands
c. Masseter hypertrophy
Patogenesis
Untuk memahami asal usul tumor jinak kelenjar ludah diperlukan pengetahuan
tentang embriologi dan ultrastruktur dari kelenjar ludah normal. Kelenjar ludah utama
berasal dari ektoderm. Semua kelenjar ludah memulai perkembangannya dari lapisan
padat epitel oral. kemudian terus berkembang menjadi tubulus yang selanjutnya
menjadi sistem duktus kelenjar liur. Tubulus yang dilapisi sel epitel dan menjadi,
lurik, atau ekskretoris saluran diselingi.
Di kelenjar ludah baik dewasa dan lendir sel-sel serous yang dikeringkan oleh
serangkaian saluran drainase. Jalur sangat konsisten. Struktur asinar dilapisi dengan
duktus intercalate yang mengalir ke duktus striata dan akhirnya bermuara ke duktus
ekskretoris (Gbr. 61-1). pada setiap area ini, struktur selnya unik dan terdapat
perbedaan secara histologist pada neoplasma jinak kelenjar saliva.
Struktur duktus dari kelenjar parotis sangat kompleks, struktur duktus dari
kelenjar submandibular mirip meskipun sekresinya memiliki konsentrasi mukus yang
lebih tinggi. Struktur kelenjar ludah minor lebih sederhana, dengan satu unit sekretori
yang mengalir sendiri-sendiri.
Selain pemahaman morfologi selular, embriologi juga memainkan peranan
penting dalam patogenesis tumor. Selama enkapsulasi akhir dari kelenjar parotis,
misalnya, kelenjar getah bening yang terperangkap dan akan berkembang menjadi
Warthin's tumor.
Tumor lain juga memiliki asal-usul seluler tertentu.
pleomorfik adenomas
Sebagai contoh,
Oncocytomas timbul dari sel duktus striata dan tumor mucoepidermoid dan karsinoma
sel skuamosa berkembang di dalam duktus ekskretoris.
PEMBAHASAN
BENIGN NEOPLASMA
I.
MONOMORFIK ADENOMAS
Monomorphic adenoma adalah tumor
jinak dari kelenjar ludah yang juga timbul
dari ductal epithelium.. Tumor ini biasanya
terjadi pada kelenjar parotis dan kelenjar
ludah minor pada bibir atas.
Mereka juga ditemukan di daerah
lain kelenjar saliva minor, seperti pada
tipe
monomorphic
jaringan
adenoma..
predominan
Rata-rata
dari
pasien
Clear cell adenomas. Clear cell adenomas juga memiliki kecenderungan untuk terjadi
pada kelenjar parotid. Mereka tumbuh lambat, tanpa gejala, padat, dan berbatas tegas.
Potongan permukaan berwarna abu-abu-putih atau kuning.
Secara histologis, tumor ini terdiri dari dua jenis sel seragam : lapisan
eosinofilik gelap yang merupakan epitel ductus dan lapisan luar sel yang jelas yang
kaya glikogen. Tumor ini harus dibedakan dari karsinoma sel acinic dan
mucoepidermoid carcinomas. Kedua keganasan ini mungkin memiliki banyak ciri
clear cells, tetapi mereka tidak memiliki arsitektur sitoplasmik yang teratur dan sedikit
glikogen.
Banyak laporan yang bertentangan mengenai perilaku clear cell adenomas.
Karena jumlah infiltrasi terisolasi, kekambuhan, dan kemungkinan metastasis,
beberapa orang menyebutnya sebagai low-grade carcinomas. Pengobatan dengan
eksisi surgical.
sebaceous jarang timbul dari jaringan kelenjar ludah minor. Tidak ada laporan kasus
keganasan yang terjadi. Tumor ini tumbuh lambat, tanpa gejala, dan biasanya terjadi
pada kelenjar parotid. Kelenjar sebaceous ektopik di bibir dan oropharynx dianggap
ada pada 80% populasi. Biasanya ditemukan pada usia pertengahan dan orang orang
tua .
Secara mikroskopis tumor ini terdiri dari kista dilapisi dengan epitel skuamosa
dan sel sebaceous. Stroma lymphoid sekitarnya mungkin atau mungkin saja tidak
mengandung pusat germinal . Bedah eksisi adalah pengobatan pilihan.
II.
adenoma
terdiri
dari
pada
beberapa
contoh
gambar
merupakan sebuah
saliva.
Pleomorphic adenoma merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi dan paling
sering mengenai kelenjar parotid. Nama pleomorpic diambil dari penampilan yang
bervariasi dari tumor ini(architectural pleomorphism) bila dilihat secara mikroskopis.
Pleomorphic adenoma dikenal juga sebagai Mixed tumor.
A. Gambaran Klinis
Tumor biasanya bersifat soliter dan menunjukkan
pertumbuhan yang lambat, nyeri,dan membentuk
sebuah massa nodular yang keras. Nodul yang
letaknya soliter secara umum berkembang dari nodul utama.biasanya bersifat mobile
kecuali bila ditemukan di bagian palatum dan dapat menyebabkan atrofi ramus
mandibula jika lokasinya pada kelenjar parotid. Jika ditemukan pada bagian bawah
kelenjar parotid maka dapat menyebabkan gangguan pada ear lobe. Walaupun
diklasifikasikan sebagai tumor jinak, namun pleomorphic adenoma memiliki
kemampuan untuk tumbuh meluas dan mengalami malignat transformation menjadi
carcinoma ex-pleomorphic adenoma. Meskipun tumor jinak bersifat aneuploid,
namun dapat terjadi rekurensi setelah reseksi, jenis tumor ini menginvasi jaringan
normal disekitarnya dan bermetastase ke daerah yang lebih luas setelah kurun waktu
10 tahun.
B. Gambaran histologist
Fig. 1. Epithelial cell types present in pleomorphic adenomas. A: plasmacytoid cells (H&E, x200); B: fusiform cells
(H&E,x200);
C: cuboidal cells (H&E, x400); D: basaloid cells (arrows, H&E, x200); E: squamous cells (H&E, x100); F: clear cells
(H&E,x400
Fig. 2. Morphological patterns of the epithelial component. A: trabecular (left) and solid (right) (H&E, x100); B:
ductal (H&E, x100);
C:cystic (H&E, x50).
C. Diagnosis
Diagnosis dari tumor kelenjar saliva yaitu dengan pemeriksaan sampel
jaringan dan pemeriksaan radiografi. Prosedur pemeriksaan sampel jaringan ini terdiri
dari fine needle aspiration (FNA) dan core needle biopsy (bigger needle comparing to
FNA). Kedua prosedur ini dapat dilakukan pada pasien rawat jalan. Pemeriksaan
pelengkap lainnya yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan sampel jaringan adalah
ultrasound ,CT scan, dan MRI.
Treatment
Secara keseluruhan, prosedur utama yang dilakukan untuk pengobatan tumor
kelenjar saliva adalah reseksi bedah. Namun needle biopsy terlebih dahulu
diutamakan sebelum prosedur bedah dilakukan untuk mendiagnosa suatu tumor.
Lebih detail lagi mengenai tehnik bedah mana yang akan dipakai dan terapi supportif
yang akan dilakukan berdasarkan pertimbangan jenis tumornya apakah jinak atau
ganas.
Secara umum, tumor jinak kelenjar parotid diobati dengan superficial atau
total parotidektomi dengan prediksi masih memiliki resiko insiden rekurensi yang
tinggi. Nervus fasialis harus dilindungi bila memungkinkan. Tumor jinak dari kelenjar
submandibularis diobati dengan simple eksisi dengan perlindungan terhadap
9
III.
DUCTAL PAPILLOMAS
Ductal papilloma jarang terjadi dan merupakan tumor jinak. Tumor kelenjar
ludah papillary dikenal sebagai inverted ductal papilloma, intraductal papilloma, dan
sialedenoms papilliferum. Tumor ini menunjukkan adenomas dengan tampilan
papilla yang unik dan biasanya berhubungan dengan sistem ductus saliva excretory,
bersifat non-agresive dan biasanya terdapat pada glandula saliva minor. Tumor ini
terjad pada umur pertengahan dan jarang terjadi pada anak-anak. Ketiga tipe dari
ductal papillomas memiliki cirri klinis yang jelas dan bentuk histology mengikuti
perbedaan dari setiap tipenya.
10
Definisi
Inverted ductal papilloma adalah proliferasi papilla pada hubungan dari ductus
glandula saliva dan epitel permukaan mukosa mulut dan pola pertumbuhan
endophityc yang berbentuk massa nodular.
Sinonim
Epidermoid papillary adenoma
Epidemiologi
Insidensi sebenarnya tidak diketahui, tetapi sebenarnya sangat jarang ditemukan
kasusnya. Lesi ini terjadi biasanya pada orang dewasa umur 28-77 tahun dan lebih
banyak pada laki-laki.
Lokalisasi
Biasanya terjadi pada glandula saliva minor yang berlokasi pada bibir bawah diikuti
dengan vestibulum mandibula atau mukosa bukal. Laporan lainnya pada palatum dan
dasar mulut.
Gejala klinis
Nyeri, pembengkakan submukosa nodular kadang-kadang dengan dilatasi lubang atau
permukaan. Lesi ini bisa terjadi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.
11
Makroskopi
Lesi berukuran 0,5-1,5 cm, masa noduler yang berbentuk papilla dan occasional
cystic.
Histopatologi
Merupakan
Masa
adalah
neoplasma
epithelial
lanjutan
unencapsulated.
endophytic
deraceted
epithelial
mukosa.
pelebaran,
lunak
pada
connective tissue stroma. Proliferasi epithelium pada proyeksi papilla meluas pada
kavitas luminal dan tersusun atas epidermoid dan sel basal dan terlihat epitel
kolumner pada permukaan papilla. Kumpulan acinar atau individual mucocytes bisa
ditemukan pada lapisan sel epitel kolumner atau di bawah komponen epidermoid. Sel
epitel merupakan sel yang lunak dan kecil.
Differential diagnosis
Inverted ductal papilloma berbeda dari mucoepidermoid carcinoma. Inverted ductal
papilloma tidak multicystic, multinoduler, dan bentuk pertumbuhan infiltratif dari
karsinoma mucoepidermoid. Bentuk papilla ini jarang ditemukan pada karsinoma
mucoepidermoid.
Intraductal papilloma
12
Definisi
Intraductal papilloma merupakan sebuah proliferasi papilla luminal dari duktus
epithelium yang berasal dari sebuah segmen interlobular atau duktus ekskretori dan
menyebabkan dilatasi unikistik.
Epidemiologi
Intraductal papilloma sangat jarang terjadi.predileksi usia antara 8-77 tahun dengan
sebagian besar kasus terjadi pada dekade ke-6 atau ke-7 kehidupan.
Lokalisasi
Lebih sering terjadi pada kelenjar saliva minor daripada kelenjar saliva
mayor.Intraductal papillomas paling sering ditemukan pada bagian bibir dan mukosa
bukal. Tumor juga ditemukan pada bagian palatum dan lidah.jika dari seluruh kelenjar
saliva mayor yang paling sering diemukan pada kelenjar parotid, namun kasus pada
kelenjar submandibular dan sublingual juga ditemukan.
Gejala klinis
Intraductal papillomas pada kelenjar saliva mayor maupun minor dapat menimbulkan
gejala nyeri dan pembengkakan. Durasinya bervariasi dari minggu sampai bertahuntahun.
Gambaran makroskopis
Intraductal papillomas berbentuk nodule unikistik yang berukuran 0,5-2,0cm. Lumina
mengandung granul,jaringan yang rusak dan musin.
Histopatologi
Intraductal papillomas seluruhnya dibatasi oleh encapsulated unicystic cavity.
Sebagian atau seluruh lumen diisi oleh banyak percabangan elemen-elemen papilla
yang terdiri dari inti jaringan fibrovaskular yang ditutupi oleh sel kolumner atau
kuboid. Mucocytes menyelingi sepanjang lapisan epitel elemen papilla. Mukosa disini
dapat mengandung sedikit atau banyak sel.Pada beberapa temuan terdapat sebuah
dense fibrous connective tissue wall disekitarnya. Cytologic atypia dan gambaran
mitotic hamper seluruhnya menghilang.
13
Diagnosa Banding
Dalam membedakan Intraductal papillomas dengan papillary cystadenomas , secara
morfologi terdapat gambaran multikistik dari ukuran kecil sampai sedang. Pada
papillary cystadenoma, pertumbuhan intraluminal sering digambarkan oleh proyeksi
multiple papilla dengan variasi jenis sel, namun biasanya pertumbuhan papilla
memenuhi lumen sampai batas-batas tertentu.
Sialadenoma papilliferum
Definisi
Sialadenoma papilliferum merupakan suatu proliferasi papilla exophytic dan
endophytic dari permukaan mukosa dan duktus epitel saliva.
Epidemiology
14
Sialadenoma papilliferum adalah neoplasma yang jarang terjadi. Terjadi pada rentang
usia 31-87 tahun (rata-rata usia 59) dengan perbandingan lelaki dan wanita 1,5:1.
Lokalisasi
Kebanyakan kasus terjadi pada kelenjar saliva minor. Sangat jarang ditemukan
keterlibatan kelenjar saliva mayor, kalaupun ada biasanya pada kelenjar parotis. Lebih
dari 80% neoplasma terjadi pada palatum lunak dan atau keras. Kemudian diikuti oleh
buccal mukosa sebagai tempat kedua terbanyak. Tempat lainnya adalah pada bibir
bagian atas, retromolar pad, dan faucial pillar.
Gambaran klinis
Sialadenoma papilliferum bermanifestasi sebagai lesi yang tidak sakit. Pertumbuhan
papilla sering di interpretasikan sebagai squamous papilloma. Durasi dari bulan
hingga beberapa tahun.
Makroskopis
Banyak ditemukan papilla berbatas atau bentuk verucoid, sessile sampai bentuk
peduncle. Secara umum, ukuran tumor biasanya berkisar dari 0,5-1,5 cm.
Histopathology
Neoplasma ini terdiri dari suatu pola biphasic dengan komponen kelenjar berisi
kumpulan kista dan ruangan seperti duktus dibawah proliferasi papilla atau veruca
dari epitel squamous. Perluasan papilla epitel squamous ini di dukung oleh inti
fibrovaskular dan menambah ukuran mukosa yang berdekatan. Pada atau di dekat
dasar lesi terdapat perubahan epitel squamous menjadi epitel duktus kolumnar, yang
membatasi elemen yang berproliferasi. Elemen-elemen ini terdiri dari duktus yang
kecil dan ecstatic, beberapa memperlihatkan pembesaran. Duktus dan papilla dibatasi
oleh dua baris sel yang merupakan lapisan basal terdiri dari sel kuboid dan sel
kolumnar.
15
Differential Diagnosis
Differential diagnosis biasanya mengacu pada tiga lesi: squamous papilloma, inverted
ductal papilloma, dan mucoepidermoid carcinoma. Squamous papilloma tersusun
secara keseluruhan oleh epitel squamous serta sedikit terdapat pola pertumbuhan
endophytic dan diferensiasi kelenjar. Inverted ductal papilloma berbeda dengan
sialadenoma papilliferum, kelenjarnya tidak kompleks, dan berbatas tegas dengan
bentuk tumpul. Pola invasive dan variasi campuran epidermoid, intermediate,
mucous, dan clear cells ditemukan pada mucoepidermoid carcinoma.
16
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembesaran kelenjar ludah lebih jarang disebabkan oleh neoplasia
dibandingkan oleh inflamasi ataupun kondisi nonneoplastik lainnya
2. Untuk memahami asal usul tumor jinak kelenjar ludah diperlukan pengetahuan
tentang embriologi dan ultrastruktur dari kelenjar ludah normal.
3. Klasifikasi Benign Neoplasma
1. Adenomas
a. Pleomorphic adenoma (benign mixed tumor)
b. Monomorphic adenoma
1. Basal cell adenoma
2. Clear cell adenoma
3. Sebaceous lymphadenoma
c. Warthin's tumor
2. Oncocytoma
3. Oncocytic papillary cystadenoma
4. Myoepithelioma
5. Sialadenoma papilliferum
6. Inverted ductal papilloma
7. Hemangioma
8. Lymphangioma
17