Anda di halaman 1dari 23

Karsinoma

Sinonasal
Pendahuluan
Keganasan Tumor agresif
Sinus
Jarang ditemukan
Paranasal
Terdiagosa pada stadium lanjut

Prevalensi 1 : 100.000 populasi per tahun


3-5% dari tumor ganas di saluran napas atas
Usia 50-60 tahun
Pria > wanita
Penyakit Terpapar debu kayu, pewarna pakaiaan, debu kulit,
akibat kerja nikel, asbes, radium, gas mustard, formalin
Lokasi Asal Histopatologi
Karsinoma sel skuamosa 50%
60% Sinus Maksilla Adenocarsinoma 22%
Adeno Cystic Carsinoma 10%
Non Hodgkin’s Limphoma11%
20 – 30% Kavum nasi

Olfactoryesthesioneroblastoma 3%
Sarkoma 3%
1% Sinus Etmoid & Sfenoid Mucosal Melanoma 2%
Gejala Klinis
Keterlambatan Diagnosa

Hidung Mata
- Tersumbat - Diplopia
- Berair - Berair
- Epistaksis - Proptosis

Gigi Lainnya
- Gigi goyah - Nyeri Kepala
- Posisi gigi palsu - Kebas daerah wajah
tidak pas lagi
Pengobatan

Operasi Radioterapi Kemoterapi


Laporan Kasus
Pasien wanita berusia 34 tahun datang ke poli THT
RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 5 Juli 2019,
dengan keluhan benjolan di pipi dan mulut yang
dirasakan ± 3 tahun ini, riwayat gigi goyang dijumpai,
riwayat hidung tersumbat dijumpai sekitar 1 tahun,
riwayat hidung berdarah dijumpai sekitar 1 tahun,
penciuman pasien dirasakan menghilang sekitar 1
tahun, suara sengau dijumpai, benjolan di langit-langit
dijumpai sekitar 1 ini.
Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil sudah
>10 tahun.
Pemeriksaan Fisik
Rhinoskopi Anterior
• Massa tumor pada kedua
kavum nasi  mudah berdarah,
• septum nasi : deviasi ke arah
kanan, Pemeriksaan Leher
• konka inferior tidak dapat dinilai • Pembesaran
karena terhalang massa tumor Kelenjar getah
bening dijumpai
dileher kiri ukuran
Pemeriksaan Orofaring 3x4x2 cm
• Tampak massa memenuhi
rongga mulut, permukaan
tidak rata, kesan rapuh &
mudah berdarah
CT Scan Sinus
Paranasal
• Tampak massa solid irregular
density irregular border dengan
ukuran 40 mm x 42 mm di intra
oral kiri dan memasuki sinus
maksilaris kiri tampak berekspansi
ke eksterna.
• Tampak massa mengisi sampai
hypo pharynx dan mendorong
rongga nasal.
• Tampak destruksi os sinus
maksilaris kiri danos sphenoidalis
kiri.
• Tampak limpadenopaty region colli
kiri
Diagnosa : Tumor sinonasal stadium IV B,

• Massa tumor ukuran T4a,


• Dijumpai pembesaran kelenjar limfe leher (N1)
• Metastase tidak dijumpai (M0)

Pemeriksaan preoperatif
• Pemeriksaan darah laboratorium rutin, foto thorax dan EKG  dalam batas normal
• FNAB di RSU Dr Pirngadi : C3 (Atipikal Smear)

Pasien menjalani operasi rhinotomi lateral dan pemasangan obturator pada tanggal
16 juli 2019, operasi dilakukan bersama dengan dokter bedah mulut.
Laporan Operasi
• Dilakukan disinfeksi dilapangan operasi
• Dilakukan insisi dari kantus media sampai lateral dan dari
kantus media mengikuti nasal kres kearah ala nasi
• Dilakukan pembebasan kulit
• Mengidentifikasi foramen infraorbital
• Dilakukan identifikasi massa kemudian dilakukan
pengangkatan massa secara utuh
• Evaluasi dan control perdarahan
• Dilakukan penjahitan luka lapis demi lapis, luka operasi
ditutup dengan kassa steril
• Dilakukan pemasangan obturator di palatum
• Dilakukan pemasangan tampon
• Operasi selesai
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Makroskopik
Diterima jaringan dengan volume ± 500 cc dengan gigi, warna hitam dan abu-abu.

Mikroskopik
• Sediaan jaringan dari sinonasal, sebagian dengan pelapis epitel skuamous berlapis dalam batas normal, pada
bagian lain dijumpai sel-sel epitel squamous yang proliferative, sebagian besar membentuk struktur pail-
papil yang menyusup kedalam stroma (inverted papilloma) dan sebagian membentuk kelompokan massa
solid. Sel-sel epitel bentuk pleomorfik dengan inti bulat oval membesar, kromatin sebagian vesikuler,
sebagian kasar, sitoplasma eosinofilk , sebagian jernih, mitosis abnormal dijumpai. Tampak sel-sel bizzare
dan massa keratin diantara sel tumor. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrous dengan sebukan sedang sel-sel
radang limfosit,PMN, dan sel plasma. Pada beberapa tempat dijumpai massa nekrosis dan perdarahan
intertitial. Pembuluh darah proliferative, sebagian mengalami dilatasi dan kongesti. Tampak juga jaringan
loemak normal.

Kesimpulan : Keratinizing Squamous Cell Carcinoma


Diskusi

Pasien perempuan didiagnosis sebagai Diagnosis ditegakkan berdasarkan


Karsinoma sinonasal stadium IV B anamnesis, pemeriksaan fisik,
dengan pembesaran kelenjar getah pemeriksaan penunjang radiologi dan
bening dan tanpa metatase jauh histopatologi
(T4aN1M0)
Karsinoma sel skuamosa dikaitkan erat dengan faktor
lingkungan, kebiasaan merokok, penyakit akibat kerja.
(sebagai contoh terpapar nikel, kromium) dan dengan
pekerja pabrik kulit dan pabrik tekstil, industri kayu dan
furniture (Thompson 2005)  Hal ini sesuai dengan
riwayat pekerjaan pasien yaitu bekerja di pabrik tekstil.

Keterlambatan diagnosa pada pasien disebabkan karena gejala


yang umumnya tidak dirasakan pasien atau asimtomatis sehingga
pasien biasanya terdiagnosa pada stadium lanjut (jegoux 2013 ;
Haerle 2013 ; Sharma 2019).  Hal ini sesuai dengan kasus ini
dimana pasien datang ke poli THT Adam malik pada stadium IVB.

Gejala klinis pada pasien ini yaitu hidung tersumbat, rasa penuh pada
hidung dan epistaksis. Hal ini sesuai dengan gejala klinis pada karsinoma
sinonasal tidak spesifik seperti hidung tersumbat, hidung berair, epistaksis,
kebas, gigi goyang, proptosis, diplopia, dan mata berair sehingga
menyebabkan keterlambatan diagnosa (McColister 2015; Sharma 2019).
● Pemeriksaan CT Scan atau MRI digunakan untuk melihat staging tumor, dimana CT
scan merupakan manajemen utama dalam pemeriksaan. Tanda-tanda yang
menunjukkan adanya tumor ganas  osteolisis dinding sinus, opacity unilateral dan
atau heterogen dari rongga hidung atau sinus dengan peningkatan heterogen. Tumor
ini juga bersifat agresif (Jegoux 2013). Pada kasus ini ditemukan massa tumor di
intra oral kiri dan memasuki sinus maksilaris kiri dan tampak berekspansi ke
eksterna. Tampak masa mengisi sampai hypopharing dan mendorong rongga nasal
dan telah mendesyrukisi os sinus maxilaris kiri dan os sinus sphenoidalis kiri serta
dijumpai limpadenopati region colli kiri.

● Pada kasus ini dilakukan rhinotomi lateral dengan rencana kemoradioterapi


dikarenakan operator masih menyisakan sebagaian kecil tumor.
Hasil Histopatologi pada pasien ini 
Keratinizing Squamous Cell Carcinoma

• Secara histopatologi jenis karsinoma sel


skuamosa adalah yang paling sering
ditemukan yaitu sekitar 50 %, diikuti dengan
adenokarsinoma 22%, Adeno cystic
Carcinoma 10%, Non Hodgkin’s Lymphoma
11%, Olfactory esthesioneuroblastoma 3%,
sarkoma 3% dan mucosal melanoma 2%.
Jejoux 2013
Kesimpulan
Pasien wanita usia 34 tahun, berdasarkan pemeriksan histopatologi
didiagnosa dengan karsinoma sinonasal jenis keratinizing
squamous cell carcinoma.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai