Sinonasal
Pendahuluan
Keganasan Tumor agresif
Sinus
Jarang ditemukan
Paranasal
Terdiagosa pada stadium lanjut
Olfactoryesthesioneroblastoma 3%
Sarkoma 3%
1% Sinus Etmoid & Sfenoid Mucosal Melanoma 2%
Gejala Klinis
Keterlambatan Diagnosa
Hidung Mata
- Tersumbat - Diplopia
- Berair - Berair
- Epistaksis - Proptosis
Gigi Lainnya
- Gigi goyah - Nyeri Kepala
- Posisi gigi palsu - Kebas daerah wajah
tidak pas lagi
Pengobatan
Pemeriksaan preoperatif
• Pemeriksaan darah laboratorium rutin, foto thorax dan EKG dalam batas normal
• FNAB di RSU Dr Pirngadi : C3 (Atipikal Smear)
Pasien menjalani operasi rhinotomi lateral dan pemasangan obturator pada tanggal
16 juli 2019, operasi dilakukan bersama dengan dokter bedah mulut.
Laporan Operasi
• Dilakukan disinfeksi dilapangan operasi
• Dilakukan insisi dari kantus media sampai lateral dan dari
kantus media mengikuti nasal kres kearah ala nasi
• Dilakukan pembebasan kulit
• Mengidentifikasi foramen infraorbital
• Dilakukan identifikasi massa kemudian dilakukan
pengangkatan massa secara utuh
• Evaluasi dan control perdarahan
• Dilakukan penjahitan luka lapis demi lapis, luka operasi
ditutup dengan kassa steril
• Dilakukan pemasangan obturator di palatum
• Dilakukan pemasangan tampon
• Operasi selesai
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Makroskopik
Diterima jaringan dengan volume ± 500 cc dengan gigi, warna hitam dan abu-abu.
Mikroskopik
• Sediaan jaringan dari sinonasal, sebagian dengan pelapis epitel skuamous berlapis dalam batas normal, pada
bagian lain dijumpai sel-sel epitel squamous yang proliferative, sebagian besar membentuk struktur pail-
papil yang menyusup kedalam stroma (inverted papilloma) dan sebagian membentuk kelompokan massa
solid. Sel-sel epitel bentuk pleomorfik dengan inti bulat oval membesar, kromatin sebagian vesikuler,
sebagian kasar, sitoplasma eosinofilk , sebagian jernih, mitosis abnormal dijumpai. Tampak sel-sel bizzare
dan massa keratin diantara sel tumor. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrous dengan sebukan sedang sel-sel
radang limfosit,PMN, dan sel plasma. Pada beberapa tempat dijumpai massa nekrosis dan perdarahan
intertitial. Pembuluh darah proliferative, sebagian mengalami dilatasi dan kongesti. Tampak juga jaringan
loemak normal.
Gejala klinis pada pasien ini yaitu hidung tersumbat, rasa penuh pada
hidung dan epistaksis. Hal ini sesuai dengan gejala klinis pada karsinoma
sinonasal tidak spesifik seperti hidung tersumbat, hidung berair, epistaksis,
kebas, gigi goyang, proptosis, diplopia, dan mata berair sehingga
menyebabkan keterlambatan diagnosa (McColister 2015; Sharma 2019).
● Pemeriksaan CT Scan atau MRI digunakan untuk melihat staging tumor, dimana CT
scan merupakan manajemen utama dalam pemeriksaan. Tanda-tanda yang
menunjukkan adanya tumor ganas osteolisis dinding sinus, opacity unilateral dan
atau heterogen dari rongga hidung atau sinus dengan peningkatan heterogen. Tumor
ini juga bersifat agresif (Jegoux 2013). Pada kasus ini ditemukan massa tumor di
intra oral kiri dan memasuki sinus maksilaris kiri dan tampak berekspansi ke
eksterna. Tampak masa mengisi sampai hypopharing dan mendorong rongga nasal
dan telah mendesyrukisi os sinus maxilaris kiri dan os sinus sphenoidalis kiri serta
dijumpai limpadenopati region colli kiri.