Anda di halaman 1dari 20

TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

 Tumor hidung dan sinus paranasal-----umumnya jarang


ditemukan, baik jinak maupun ganas.
 Di Indonesia dan luar negeri kekerapan jenis ganas mencapai 1
% dari seluruh keganasan.
 Epidemiologi dan Etiologi
- Insiden tumor ganas dan sinus di
Jepang 2 per 100.000 penduduk
pertahun.
- THT FKUI RSCiptomangngunkusumo------keganasan ditemukan
10,1 % dari
seluruh tumor ganas. Laki-laki lebih
banyak d/ rasio 2:1
- Etiologi tumor ganas dan sinus
secara pasti belum ditemukan, tetapi
diduga zat hasil industri mrpkn
penyebab utama antara lain :
 Nikel
 Debu Kayu, Kulit, Formaldehid,
Kromium
Jenis Patologi

• Tumor jinak dan ganas di kavum nasi dan sinus


berasal dari epitel dan non epitel
• Tumor jinak epitel ad/ adenoma dan papiloma
• Non epitel ad/ fobroma, angiofibroma,
hemangioma, neurilemoma, ostema, displasia,
fibrosa
• Tumor ganas epitel ad/ karsinoma sel skuamosa
• Tumor jinak mudah kambuh atau secara klinis
bersifat ganas krn tumbuh agresif mendestruksi
tulang Misal : papiloma, displasia, fibrosa.
Gejala dan Tanda

• Gejala tergantung dari asal primer tumor serta


arah dan perluasannya.
• Tumor sinus maksila bisanya tanpa gejala.
• Gejala dikatagorikan :
 Gejala Nasal : obstruksi hidung unilateral
dan rinonera, sekret sering bercampur
darah (epitaksis). Tumor yg besar mendesak
tulang hidung----terjadi deformitas hidung.
Khas tumor ganas ad/ berbau.
Gejala Orbital--- Perluasan tumor ke arah
orbital----menimbulkan diplopia, proptosis,
(penonjolan bola mata)oftalmoplegia, gg
visus dan epifora
lanjutan
 Gejala oral-------perluasan tumor ke rongga mulut--
---penonjolan atau ulkus di palatum atau prosesus
alveolaris. Pasien mengeluh gigi palsunya tdk pas
lagi atau gigi geligi goyah.
 Gejala fasial-----perluasan tumor kedepan
akan menyebabkan penonjolan pipi. Disertai
nyeri , anestesia atau parestesia muka jika
mengenai nervus trigeminus.
 Gejala intrakranial-----p-erluasan tumor ke
intrakranial---menyebabkan sakit kepala
hebat, otfalmoplegia, dan gg visus. Dapat
disertai likueora yaitu cairan otak kleuar
melalui hidung,
Pemeriksaan
• Perhatikan wajah pasien ----apakah ada asimetris
atau distorsi
• Jika ada proptosis------perhatikan arah
pendorongan bola mata.
• Jika mata terdorong keatas berarti tumor berasal
dari maksila.
• Jika kebawah dan lateral berarti berasal dari sinus
frontal atau etmoid.
• Periksa kavun nasi dan nasofaring melalui rinoskopi
anterior dan posterior
• Untuk rongga oral selain inspeksi lakukan palpasi d/
sarung tangan (palpasi gusi rahang atas, dan
palatum
• Apakah ada nyeri tekan, penojolan atau gigi goyah.
Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos u/ menentukan diagnosa awal----


terutama jika ada erosi tulang dan
perselubungan padat unilateral…..dicurigai
keganasan ----d. CT scan-----mrpkn sarana
terbaik o/k lebih jelas perluasan tumor dan
destruksi tulang.
• Diagnosis-------ditegakan berdasarkan
pemeriksaan histopatologi.
• Jika tumor di rongga mulut, maka biopsi mudah
dan harus segera dilakukan.
• Jika dicurigai tumor vaskuler (angifibroma,
jangan lakukan biopsi---sulit menghentikan
perdarahan).
Karsinoma Nasofaring
• Mrpkn tumor ganas daerah kepala dan leher yg
terbanyak ditemukan di Indonesia.
• 60 % tumor ganas kepala dan leher mrpkn
karsinoma nasofaring, kemudian diikuti o/ tumor
ganas hidung dan sinus paranasal ( 18 %), laring (16
%), dan tumor ganas rongga mulutatonsil,
hipofaring dlm prosentase rendah.
• Laboratorium Patologi Anatomik tumor ganas
nasofaring berada kedudukan lima besar dari
tumor ganas tubuh manusia bersama tumor ganas
serviks, uteri, tumor payudara, tumor getah bening
dan tumor kulit.
• Diagnosi dini menentukan prognosis pasien, namum
sul;it dilakukan o/k nasofaring tersembunyi
dibelakang langit-langit dan terletak dasar
tengkorak.
Epidemiologi dan Etiologi

• Ras Mongoloid mrpkn faktor dominan timbulnya


kanker nasofaring-------kekerapan cukup tinggi
pada penduduk : Cina Selatan, Hongkong, Vietnam,
Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
• Ditemukan kasus cukup banyak di negara Yunani,
Afrika bagian utara seperti Aljazair dan Tusina,
Orang eskimo di Alaska dan Tanah Hijau…..mereka
mengawetkan makanan d/ bahan pengawet
nitrosamin.
• Di Indonesia di RS Ciptomangunkusumo 100 kasus
setahun, RS Hasan Sadikin 60 kasus, Ujujng
Pandang 25 kasus, Palembang 25 kasus, 15 kasus di
Denpasar dan 11 di Padang Bukit Tinggi
Lanjutan
• Penyebab karsinoma ad/ virus epstein-Barr------
hampir semua pasien bnasofaring didapatkan titer
anti virus EB yg cukup tinggi.
• Tumor ini sering ditemukan pada laki-laki dan
sebabnya belum diketahui secara pasti-----
mungkin ada hubunganya d/ genetik, kebiasaan
hidup, pekerjaan.
• Faktor lingkungan yg berpengaruh ad/ iritasi o/
bahan kimia, asap sejenis kayu tertentu, kebiasaan
makan makanan terlalu panas.
• Faktor genetik lebih banyak ditemukan heriditer
atau familier pasien karsinoma nasofaring d/
keganasan pd organ tubuh lain.
• Contoh kasus di Cina satu keluarga d/ 49 anggota
dari dua generasi didpt 9 kasus dan 1 menderita
tumor ganas payudara.
Gejala dan Tanda
• Gejala karsinoma dibagi 4 kelompok :
- Nasofaring, gejala telinga, gejala mata dan
syaraf, serta mestatasis atau gejala dileher.
- gejala nasofaring -----epiktaksis ringan atau
sumbatan hidung.
- gejala telinga mrpkn gejala dini timbul krn
temnpat asal tumor dekat d/ muara tuba
eustachius----gg dpt berupa tinitus, rasa tdk
nyaman sampai rasa nyeri ditelinga (otalgia)
- Nasofaring berhubungan dekat d/ rongga
tengkorak melalui beberapa lobang, maka gg
beberapa saraf otak dpt terjadi gejala lanjut
karsinoma.
- Penjalaran melaui foramen laserum mengani saraf
otak ke III, IV, , VI dan V.
Diagnosis
• Pemeriksaan Ct – scan daerah kepala dan leher ---
----tumor promer yg tersembunyi tdk sulit
ditemukan.
• Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti
VCA u/ infeksi virus E-B-----menunjukkan
kemajuan dalam mendeteksi karsinoma.
• Diagnosa pasti ditegakan d/ melakukan biopsi
yaitu dari hidung dan mulut.
• Biopsi melaui hidung dilakukan tanpa melihat jelas
tumornya.
• Biopsi melaui mulut d/ memakai bantuan kateter
nelaton dimasukan mellaui hidung dan ujung
kateter yg berada didalam mulut ditarik keluar
dan diklem bersama sama yg ada diujung hidung.
Terapi
• Radioterapi mrpkn pengobatan utama dan ditekankan pd
penggunaan megavoltage d/ pengaturan komputer.

• Pengobatan tambahan ; diseksi leher, pemberian tetrasiklin,


faktor transfer, interferon, kemoterapi,seroterapi, vaksin
dan anti virus.
• Kombinasi kemo-radioterapoi d/ mitomycin C dan 5-fluoracil
oral setiap hari sebelum radiasi---bersifat “radio-
sensitizer”memperlihatkan hasil yg memberi aharapan
kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring

• Perawatan paliatif-----------perhatian pertama pasien d/


pengobatan radiasi.
• Menasihakan pasien u/ makan d/ kuah, ,membawa minuman
kemanapun pergi, memakan dan mengunyah bahan yg rasa
asam---mertangsan keluarnya air liur.
• Pencegahan ------Pemberian vaksin d/ penduduk resiko tingi
• Penerangan akan kebiasaan hidup yg salah
• Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yg tidak sehat.
TUMOR LARING
• Tumor Jinak Laring-----> 5 % dari semua jenis
tumor laring
• Tumor jinak laring berupa :
- Papiloma laring
- Adenoma
- Kondroma
- Mioblastoma
- Hemangioma
- Lipoma
- Neurofibroma
Papiloma Laring

• Digolongkan dalam 2 jenis :


1. Papiloma laring juventil---
ditemukan pada anak------
berbentukl multipel dan
mengalami regresi waktu
dewasa.
2. Pada orang dewasa---berbentuk
tunggal---tdk resolaosi dan
mrpkn prakanker
Bentuk Juventil
• Tumor---dpt tumbuh pada pita suara bagian
anterior atau subglotik.
• Dapat pula tumbuh di plika ventrikulis atau
eritenoid.
• Secara mikroskopik-----bentuk buah murbei,
berwarna putih jelabu dan kadang kemerahan.
• Sifat yg meninjol pada tumor ini ----sering
tumbuh ------pengangkatan sering dilakukan.
• Gejala :
- suara parau
- Kadang terdapat batuk
- Timbul sesak nafas dengan stridor
Terapi

• Ekstripasi pailoma d/ bedah mikro


• Sinar laser
• Pemberian vaksin
• Obat anti virus
• Hormon
• Kalsium
• Tidak dianjurkan memberikan radioterapi
Tumor Ganas Laring
• RS Ciptomangunkusumo--- karsinoma laring menduduki
urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas
hidung dan sinus paranasal.
• Data statistik WHO (1961)---35 negara rata-rata 1.2 per
100.000 penduduk meninggal o/k karsinoma laring.
• Etiologi karsinoma laring belum diketahui secara pasti.
• Perokok dan peminum alkohol mrpkn orang-orang resiko tinggi
thd karsinoma laring.
• Penelitian epidemiologi…..rokok, alkohol dan sinar radioaktif.
• Penanggulangan karsinoma laring -----diagnosis dini dan
tindakan/pengobatan tepat dan kuratif.
Kekerapan
 THT FKUI/RSCM periode 1982 – 1987 proporsi
karsinoma laring 13,8 % dari 1030 kasus keganasan
THT. Jml kasus rata-rata 25 pertahun.
 Perbandingan laki-laki dan wanita 11 : 1 dan terjadi
pada usia 56 – 59 thn d/ kebiasaan merokok 73,94
%.
 Periode 1988 – 1992 karsinoma laring 9,97 %
(peringkat ketiga atau 712 kasus.
 Karsinoma nasofaring 71,77 %, keganasan hidung
dan nasofaring 10,11 %, telinga 2,11 %,
orofaring/tonsil 1,69 % esofagus/bronkus 1,54 %,
rongga mulut 1,40 % dan parotis 0,28 %.
 Histopatologi-------sel skuamosa 95 % - 98 % dari
semua tumor ganas laring.
 Karsinoma sel skuamosa dibagi tiga deferiansi : -
baik (grade 1),sedang (grade 2) dan buruk (grade 3).
Gejala
• Serak mrpkn gejala utama---disebabk o/ fungsi fonasi
laring.
• Kualitas nada sangat rendah---dipengaruhi o/ besar
celah glotik, besar pita suara, ketjaman tepi pita suara.
• Ketidakteraturan pita suara
• Oklusi atau penyempitan celah glotik
• Terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan
ligamenDispnea dan stridor
• Nyeri tenggorok
• Disfagia
• Batuk dan hemoptisis.
• Nyeri alih ke telinga
• Nyeri tekan laring ----komplikasi supurasi tumor
menyerang kartilago tiroid dan perikanondrium.
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan klinis
 Pemeriksaan penunjang (lab darah, radiologi, foto torak paru-
--u/ keadaan paru atau mestatase paru)
 CT scan
 Diagnosa pasti ditgekan d/ patologi anatomik..
 Penanggulangan :
- Pembedahan
- Radiasi
- Obat sitostatika atau kombinasi
 Rehabilitasi Suara
- Rehabilitasi umum (mmemasyarakat)
- Rehabilitasu khusus (rehab suara) /voice
rehablitation.
- 2 hal faktor utama/penting :
- faktor fisik
- Pisko-sosial

Anda mungkin juga menyukai