Anda di halaman 1dari 37

Carcinoma Epiglottis

Pembimbing : dr. Jenny, Sp. THT-KL, FICS

Disusun oleh : Ahmad Fathul Adzmi

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 14 OKTOBER - 17 NOVEMBER 2019
Anatomi Laring
• Laring dibagi menjadi 3
bagian:
• Supraglotis = pita suara palsu
(lipatan vestibular), ventrikel,
lipatan ariepiglotik dan
aritenoid
• Glotis = pita suara, komisura
anterior dan posterior
• Subglotis = bagian bawah
kartilago krikoid
• Fungsi Laring = Penghasil
suara, proteksi saluran nafas
ketika bernafas dan menelan
Anatomi epiglotis
Anatomi Epiglottis

• Epiglotis merupakan sayap fibrokartilago yang berbentuk


daun dilapisi mukosa pada permukaan lingual dan
berfungsi menutupi laryngeal ketika menelan.
• Epiglottis akan tegak ketika bernafas sehingga udara
masuk dan keluar dari paru-paru.
• Epiglottis memiliki indra perasa yang dipersarafi oleh
nervus vagus dari ganglior inferior.
Anatomi Epiglottis
• Epiglottis memiliki permukaan lingual dan laryngeal dan
dilapisi sel epitel skumosa bertingkat non keratin.
• Permukaan laryngeal terdiri dari epitel respirasi, dimana
terdapat epitel pseudostratified cilia dengan sel goblet.
Permukaan ini membentuk dinding anterior dari vestibule
laryngeal.
• Terdapat ruangan pre-epiglotic antara permukaan lingual
epiglottis dan membrane tiroid, ruangan ini terdapat
jaringan adipose
Anatomi Epiglottis
• Nervus laryngeal rekuren masuk ke laring melalui alur antara
trakea dan esophagus. Nervus ini mempersarafi otot-otot laring.

• Persarafan sensorik epiglottis dipersarafi oleh nervus laryngeal


superior(cabang dari nervus vagus) cabang laryngeal internal.

• Epiglottis mendapatkan suplai darah dari arteri laryngeal


superior, dimana cabang dari arteri tiroid superior(cabang dari
arteri carotid eksterna). Arteri ini masuk ke lairng melalui
pembukaan dari membrane tryrohyoid.
Histologi Epiglottis
• Pada epiglottis terdapat kartilago elastic yang membentuk
epiglottis :
• Perikondrium- merupakan lapisan jaringan penghubung
irregular yang mengelilingi kartilago. Dibagi menjadi dua
lapisan:
• Lapisan fibrous luar, terdapat fibroblast yang menghasilkan kolagen
tipe 1 pada permukaan luar perikondrium
• Lapisan krndrogenik dalam , mengandung sel mesenkimal yang
berdiferensiasi ke kondroblas, menginisiasi produksi matriks (elastin dan
kolagen tipe II) dan menjadi kondrosit immature
• Kondrosit, sel di lacuna yang berada di dalam kartilago yang
muncul sendiri atau banyak yang disebut kelompok isogen
• Matriks, terdiri dari serat elastic, kolagen tipe II dan substansi
proteoglikan.
Sistem Aliran Limfe pada Leher
• Klasifikasi kelompok kelenjar limfe (Committee for Head and
Neck Surgery and Oncology of American Academy of
Otolaryngology- Head and Neck Surgery (AAO-HNS)):
• Level IA merupakan tempat kelenjar limfe submental dan
submandibula.
• Level II A dan II B berlokasi di anteromedial saraf spinal assessorius
sementara level II B berlokasi di bagian posteromedialnya.
• Level III dan level IV terletak sepanjang rantai jugular tengah dan
bawah
• Level V membatasi kelompok kelenjar di segitiga posterior. Level V A
dan V B dipisah oleh garis horisontal yang terletak di inferior kartilago
krikoid.
• Level VI merupakan kompartemen sentral yang berisi kelenjar
paratrakea, retrosternal, prekrikoid, dan pretiroid.
Faktor Risiko
• Riwayat keluarga yang memiliki keganasan
• Riwayat terjadinya lesi pada daerah tersebut
• Merokok >20 rokok/hari
• Perokok pasif
• Alkohol >350mL/hari
• Infeksi HPV (HPV induced genome mutation)
• Translokasi kromosom
Tanda dan Gejala Secara Umum
• Suara serak atau hilang >2mgg
• Sulit menelan
• Globus
• Sulit bernafas
• Merasa terdapat benda asing dalam tenggorokan
• Stridor
• Hidung yang tersbumbat
• Nyeri pada daerah leher
• Perdarahan
• Gejala diatas sudah diobati namun tidak kunjung sembuh
Jenis-Jenis Keganasan pada Epiglotis
A. Synovial Sarcoma
• berasal dari pluripotent mesenchymal stem cell
• prevalensi 1% dari seluruh keganasan kepala-leher
• merupakan tumor jaringan lunak yang sangat ganas
• terdapat 2 tipe: Monofasik dan Bifasik
• tumor jenis ini tumbuh perlahan dan sering berulang. lokasi tersering
ialah di ekstremitas. namun beberapa literatur melaporkan 20 kasus
terjadi pada laring
• gejala yang muncul berdasarkan ukuran tumor. mulai dari disfagia
dan sakit tenggorokan sampai disfonia dan dispnea.
• terapi pilihan meliputi pembedahan, radioterapi, bedah laser.

• CT-Scan: massa berdinding tipis dengan atau tanpa kalsifikasi.


• tatalaksana: surgical resection, radiotherapy, chemotherapy,
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan sel-sel epitel
kuboidal dan kolumnar pembentuk struktur kelenjar.
B. Melanoma Maligna

• neoplasma yang berasal dr melanosit


• sejauh ini baru ditemukan 4 kasus di
dunia.
• biasanya ditemukan di lapisan basal
epidermis
• tanda klinis Melanoma Laring: suara
serak, hemoptisis, disfagia, obstruksi
jalan nafas dan stridor
• diagnosis berdasarkan pem histologi
dan biopsi spesimen
• MRI: digunakan untuk menentukan
staging tumor
• terapi kuratif: Radical Local Exicision
• Non-surgical: radiotherapy,
chemotherapy, immunotherapy
Photomicrograph menunjukkan epitel Photomicrograph menunjukkan
permukaan dan stroma yang variabilitas dalam ukuran, bentuk,
mendasarinya, yang mengandung infiltrat dan intensitas pewarnaan pada
padat melanosit ganas. melanosit ganas
Lanjutan...
Case Report:
• laki-laki 74 tahun dgn keluhan suara serak dan sensasi spt benda
asing di tenggorokan sejak 3 bulan lalu
• riwayat kebiasaan: merokok selama 40 tahun
• riwayat penyakit: “BCC of head and neck” kemudian diterapi
dengan cryotherapy dan eksisi.
• pemeriksaan laringoskop fiberoptik: ditemukan lesi polipoid
berwarna putih berukuran kecil pd bag. posterior epiglotis
• lesi tsb dilakukan pem. histoPA dengan pewarnaan HE : sel”
tumor dgn nukleus yg tampak jelas dan menunjukan
pleomorfisme serta pigmentasi melanin di sitoplasma.
• ps menjalani radioterapi: ps membaik dan tdk terjadi rekurensi.
C. Chondrosarcoma
• keganasan pd jaringan mesenkim
• manifes klinis: disfagia dan teraba massa di leher
• pertumbuhan tumor lambat dan jarang bermetastase
• biasanya tidak nyeri.
• histoPA: proliferasi nodul myxochondroid dibungkus oleh fibrosis
kolagen yang menunjukan inflamasi xanthomatosa dan terdapat
kondrosit
• CT-Scan: tumor berbentuk polikistik dengan septae multipel dan
kalsifikasi
• tatalaksana utama: pembedahan dengan eksisi luas.
• radioterapi dan kemoterapi tidak memiliki peran penting sebagai
terapi awal.
Chondrosarcoma
D. Adenoid Cystic Carcinoma
• ditemukan di kelenjar subepitel dan submukosa
• merokok tidak mempengaruhi insidens kejadian tumor
• merupakan tumor paling sering di kelenjar saliva
• namun bisa terjadi pada laring, dengan prevalensi:
• supraglotik: 25%
• glotik: 5%
• transglotik: 6%
• subglotik: 64%
• gejala dominan: dispnea
• jarang sekali metastase
• histoPA: bentuk cribiformis berisi pseudokista yang berisi musin
basofilik dengan sel basaloid yang dikelilingi oleh area intra-
tumor yang mengalami nekrosis.
E. Parapharyngeal Liposarcoma
• berasal dari kelenjar saliva atau neurogenik
• manifes klinis: disfagia, globus, suara serak, dyspnea
• diagnostik: radiologi dan histopatologi
• tumor dengan pertumbuhan sangat lambat
• terapi terbaik dengan pembedahan
Case Report:
• laki-laki usia 30 th dtg dengan massa di cavitas faringeal sejak 2
thn lalu. keluhan ps berupa sulit menelan dan obstructive sleep
apnea
• hasil CT Scan menunjukan massa solid iregular dgn densitas yg
rendah pada dinding posterior orofaring dan laringofaring dan
berbatas jelas
• kemudian massa tsb diangkat dengan pendekatan transcervical
: massa warna kuning, homogen, ukuran 7x7x6 cm
• histoPA dengan HE stain: massa menunjukan perubahan ke arah
keganasan. dengan pewarnaan Sultan-III ditemukan adanya
deposit lemak.
F. Paraganglioma Maligna
• berasal dari paraganglia dan regio
supraglotik
• bisa metastase ke organ lain, spt hepar
dan tulang
• gejala klinis: suara serak, disfagia,
dyspnea.
• mikroskopis: sel berbentuk poligonal
dan beberapa bentuk spindel
• histoPA: invasi vaskular pada lesi primer
dan metastasis ke kelenjar getah
bening
• tatalaksana: surgical exicision.
• Radiotherapy: mengurangi ukuran tumor.
G. Squamous Cell Carinoma • Terapi radiasi lebih disukai
• Keganasan ini sering ditandai untuk lesi tahap awal
dengan limfadenopati bilateral karena mempertahankan
• Faktor risiko utama pada anak- suara serta mengurangi
anak adalah paparan radiasi risiko kekambuhan
• Faktor risiko lain: merokok, • tumor stadium lanjut
pajanan terhadap asap pasif, mungkin perlu pendekatan
pajanan terhadap bahan kimia, multidisiplin (pembedahan,
riwayat keganasan pada radiasi, dan kemoterapi)
keluarga, infeksi HPV. baik secara bersamaan
atau bertahap.
• histopatologi dengan HE:
neoplasia skuamosa, disorganisasi • Risiko perkembangan
epitel dan hilangnya polaritas sel keganasan sekunder
normal, nuclei iregular dan adalah sekitar 1,7% dalam
peningkatan rasio nuklear- waktu 10 tahun.
sitoplasma.
Histopatologi squamous cell carcinoma
dengan HE
Stadium Kanker
• Stadium 0: Sel abnormal ditemukan pada pinggir laring.
• Stadium 1: Kanker terbentuk. Stadium I kanker laring
bergantung dimana lokasi awal kanker dari laring:
• Supraglotis: kanker hanya berada pada daerah supraglotis dan
pita suara dapat bergerak dengan normal
• Glotis: kanker berada pada salah satu atau kedua pita suara
dan pita suara dapat bergerak dengan normal
• Subglotis: kanker berada hanya pada subglotis
• Stadium 2: kanker berada hanya di laring. Stadium II
kanker laring bergantung dimana lokasi awal kanker dari
laring
• Supraglotis: kanker melebihi satu area dupraglotis atau di
sekeliling jaringan.
• Glotis: kanker mulai menyebar ke supraglotis dan atau subglotis
dan atau pita suara tidak dapat bergerak dengan normal.
• Subglotis: kanker menyebrang ke satu atau kedua pita suara,
dimana mungkin tidak dapat bergerak dengan normal
• Stadium III bergantung dimana kanker telah menyebar dari
supraglotis, glotis atau subglotis.
• Pada stadium III kanker di supraglotis :
• Kanker berada di laring dan pita suara tidak dapat bergerak,
kanker mungkin telah menyebar ke salah satu limfe nodus pada
leher sisi yang sama dengan tumor dan ukuran limfe nodus 3 cm
atau lebih kecil; atau
• Kanker berada di subglotis dan salah satu limfe nodus pada sisi
leher yang sama dengan tumor, limfe nodus berukuran 3 cm atau
lebih kecil; atau
• Kanker telah menyebar pada satu atau kedua pita suara, dan
mungkin tidak dapat bergerak dengan normal. Kanker telah
menyebar ke salah satu limfe nodus pada sisi leher yang sama
dengan tumor, limfe nodus berukuran 3 cm atau lebih kecil
• Stadium IV dibagi menjadi stadium IVA, IVB dan stadium IVC4
• Stadium IVA
• Kanker telah menyebar ke kartilago tiroid dan atau telah menyebar ke
jaringan di sekitar laring seperti leher, trakea, tiroid, atau esophagus.
Kanker telah menyebar ke salah satu limfe nodus pada sisi leher yang
sama dengan tumor, limfe nodus berukuran 3 cm atau lebih kecil; atau
• Kanker telah menyebar ke salah satu limfe nodus pada sisi leher yang
sama dengan tumor dan limfe nodus berukuran 3 cm tapi tidak
melebihi 6 cm atau telah menyebar melebihi satu limfe nodus di leher
dan tidak lebih besar dari 6 cm. kanker mungkin telah menyebar ke
jaringan sekitar laring, seperti leher, trakea, tiroid, atau esophagus. Pita
suara mungkin tidak dapat bergerak secara normal.
• Stadium IVB
• Kanker telah menyebar ke ruangan di depan kolumna spinalis,
disekitar arteri carotid, atau telah menyebar ke bagian dada.
Kanker mungkin telah menyebar ke satu atau lebih limfe nodus
di leher dan limfe nodus mungkin dapat berukuran bermacam-
macam; atau
• Kanker telah menyebar ke limfe nodus dan berukuran lebih dari
6 cm dan mungkin telah menyebar ke ruangan di depan
kolumna spinalis, disekitar arteri carotid, atau ke bagian dada.
Pita suara mungkin tidak dapat bergerak secara norma
• Stadium IVC, kanker telah menyebar ke bagian tubuh
lain, seperti paru-paru, liver, atau tulang.
Pemeriksaan Penunjang
• Endoskopi: melihat secara cepat, follow up
• Foto Thorax: metastasis
• CT-Scan/MRI: stadium dari kanker, membedakan normal
atau tidaknya jaringan, besarnya jaringan dan invasi
kartilago atau nodus limfatikus
• Biopsi: Diagnosis pasti
Tatalaksana
• Pembedahan:
• Tindakan bedah merupakan terapi yang sering dilakukan untuk
semua tahap kanker laryngeal.
• Prosedur pembedahan radikal dimana dilakukan pengangkatan
seluruh struktur laring dinamakan laringektomi total.
• Sedangkan laringektomi pasial dilakukan untuk karsinoma laring
stadium I yang masih munkgin dilakukan radiasi dan tumor
stadium II.
Tatalaksana
• Kemoterapi
• Kemoterapi merupakan terapi kanker dengan menggunakan
obat untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker, juga
membunuh sel atau menghentikan sel unutk membelah diri.
• Ketika kemoterapi masuk melalui mulut atau injeksi ke vena atau
otot, obat akan masuk ke pembuluh darah dan dapat
mencapai sel kanker pada seluruh tubuh disebut kemoterapi
sistemik.
Tatalaksana
• Radioterapi
• Terapi radiasi merupakan terapi kanker yang menggunakan x-
ray berkekuatan tinggi untuk membunuh sel kanker atau
menahan pertumbuhan sel kanker. Terdapat dua tipe terapi
radiasi
• Terapi radiasi ekternal menggunakan mesin dari luar untuk mengirin
radiasi ke sel kanker.
• Terapi radiasi internal menggunakan substansi radioaktif melalui jarum,
atau kateter yang ditempatkan kedalam atau didekat kanker.
• Terapi radiasi hiperfraksi dapat digunakan untuk terapi kanker
laryngeal. Terapi radiasi hiperfraksi adalah terapi radiasi yang
menggunakan dosis lebih kecil dari dosis sehari-hari. Terapi
dibagi menjadi dua dosis dan diberikan dua kali sehari.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai