Anda di halaman 1dari 32

Referat

CA TONSIL

Oleh:
Athifa Syofiza Putri
1610070100049

 
Preseptor :
dr. Elfahmi, Sp. THT-KL
Anatomi Tonsil
Tonsil terletak di lateral orofaring.
Dibatasi oleh:

• Lateral : M. konstriktor faring superior


• Anterior : M. palatoglosus
• Posterior : M. palatofaringeus
• Superior : Palatum mole
• Inferior : Tonsil lingual
Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu :

1. Jaringan ikat
2. Folikel germinativum (merupakan sel limfoid)
3. Jaringan interfolikel (terdiri dari jaringan limfoid).
• Fosa Tonsil

Fosa tonsil atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot


orofaring, yaitu :
• batas anterior adalah otot palatoglosus
• batas lateral atau dinding luarnya adalah otot
konstriktor faring superior.
• Kapsul Tonsil

Bagian permukaan lateral tonsil ditutupi oleh suatu membran


jaringan ikat, yang disebut kapsul.

• Plika Triangularis

Diantara pangkal lidah dan bagian anterior kutub bawah tonsil


terdapat plika triangularis yang merupakan suatu struktur
normal yang telah ada sejak masa embrio.
• Pendarahan

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A. karotis


eksterna, yaitu :

1) A. maksilaris eksterna (A. fasialis) dengan cabangnya A.


tonsilaris dan A. palatina asenden
2) A. maksilaris interna dengan cabangnya A. palatina desenden
3) A. lingualis dengan cabangnya A. lingualis dorsal
4) A. faringeal asenden.
• Aliran getah bening

Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju


rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular
node) bagian superior di bawah M. Sternokleidomastoideus,
 ke kelenjar toraks  duktus torasikus.

• Persarafan
Tonsil bagian atas mendapat sensasi dari serabut saraf ke V
melalui ganglion sfenopalatina dan bagian bawah dari saraf
glosofaringeus.
• Imunologi Tonsil

Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu :

1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif


2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik.
T0 : post tonsilektomi
T1: dalam fossa tonsilaris
T2: diluar fossa tonsilaris,tapi
belum melewati garis paramedian
T3: melewati garis
paramedian,tapi belum melewati
garis median
T4: melewati garis median
Fisiologi Tonsil

Pada tonsil terdapat sistim imun kompleks yang terdiri


atas sel M (sel membran), makrofag, sel dendrit, dan APCs
yang berperan dalam transportasi antigen ke sel limfosit
sehingga terjadi sintesis imunoglobin spesifik. Juga
terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel
pembawa IgG.

Tonsil merupakan organ limfotik sekunder yang


diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang
sudah disensitisasi.
Definisi

Tumor tonsil atau yang lebih dikenal dengan kanker tonsil


merupakan suatu keganasan yang terdapat di salah satu dari tiga
tipe tonsil pada tenggorokan. Tumor atau kanker tonsil paling
sering terjadi pada tonsil palatina, yang terletak di kedua sisi
tenggorokan, meskipun dapat juga terjadi pada tonsil faringeal,
yang berada di belakang rongga hidung, atau di tonsil lingual, yang
pada bagian belakang lidah.
Etiologi

Penyebab pasti tumor ganas tonsil sampai saat ini belum


diketahui dengan pasti. Beberapa faktor presdisposisi
mempengaruhi terjadinya tumor :

• Perokok berat
• Peminum alkohol
• Kebersihan mulut yang kurang baik
• Virus epstein barr
• Herpes simplex virus tipe 16 dan 18
Klasifikasi berdasarkan histopatologi

1. Karsinoma sel skuamosa tonsil


Tonsil Karsinoma sel skuamosa tonsil menunjukkan
pembesaran dan ulserasi dari tonsil, tapi bisa juga tidak selalu
disertai dengan ulserasi. Tampilannya hampir sama dengan
limfoma dan hanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan
histologis. Sekitar 90% kanker tonsil adalah karsinoma sel
skuamosa.
2. Limfoma
Limfoma merupakan jenis yang paling umum kedua pada
keganasan tonsil. Limfoma tonsil biasanya ditandai dengan
massa submukosa dan pembesaran asimetris pada salah satu
tonsil. Bila terdapat limfadenopati , maka pembesaran kelenjar
getah bening diamati pada sisi yang sama.
Tanda dan gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dialami oleh pasien
yang menderita ca tonsil :

• Nyeri atau kesulitan menelan


• Benjolan pada leher
• Nyeri telinga (terutama pada satu sisi, dengan tidak ada
masalah telinga lainnya)

Gejala lain yang mungkin timbul :


1. Trismus
2. Mengeluh ada benjolan di leher
3. Perdarahan dari mulut
4. Penurunan berat badan
5. Kesulitan berbicara,
6. Intoleransi makan atau minum yang asam
7. Bau mulut
• Pemeriksaan fisik status generalis : Penurunan berat badan

• Pemeriksaan fisik status lokalis


• a) Inspeksi (tonsil)
• Pembesaran unilateral
• Permukaan tidak rata
• Ulserasi
• b) Palpasi (leher)
• Teraba massa tumor (letak, besar, konsistensi, fiksasi pada kulit
dan jaringan sekitarnya)
• Pembesaran kelenjar regional (lokasi, ukuran,dan jumlah,).
Perjalanan penyakit

Karsinoma sel skuamosa tonsil mungkin terbatas pada fossa


tonsil

perluasan untuk struktur berdekatan sering terjadi

 umumnya menyebar di sepanjang sulkus glossotonsillar


sampai ke dasar lidah dengan tingkat bervariasi
 penyebaran sering ke superior sampai ke palatum mole atau
nasofaring
penyebaran inferior
 keterlibatan leher
lateral

superior ruang Perluasan luas dalam


parafaringeal dapat ruang parafaringeal
 keterlibatan dasar mungkin  arteri
tengkorak karotis

Perluasan
penyebaran
Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium
• Pembekuan dan koagulasi (termasuk jumlah trombosit dan lain –
lain).
• Tes fungsi hati, diperlukan pengetahuan tentang fungsi hati karena
untuk mengetahui riwayat diet pasien dan penyalahgunaan etanol
yang sering menyebabkan fungsi hati.
• Tes fungsi ginjal ketika akan memulai kemoterapi, tes fungsi ginjal
diperlukan untuk memastikan apakah pasien dapat menghilangkan
agen yang ditangani oleh ginjal.
• Tes fungsi paru diperlukan pada setiap bedah kepala dan leher yang
dapat membawa risiko tambahan komplikasi pernapasan
perioperative dan pasca operatif.
• X-rays untuk menentukan tumor sudah menyebar ke
paru-paru dan karenanya harus menjadi modalitas pilihan,
• Fine Needle Aspiration Biopsy (FNA) Biopsi adalah satu –
satunya alat untuk mendiagnosis keganasan tonsil berupa
limfoma
• Radiologi
1. Orthopantomography (Panorex).
2. Computerized tomography (CT).
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
4. Positron Emission Tomography (PET).
Pemilihan terapi

1. Radiasi atau kombinasi kemoradiasi


2. Pembedahan reseksi berguna  pasien invasi luas
tulang

 Limfoma diterapi dengan kemoterapi dan radiasi.


 Pembedahan atau radiasi tunggal  kanker orofaring T1
dan T2
 Tumor T3 dan T4 dikontrol  pembedahan dan radiasi post
operatif
Faktor yang menentukan stadium

• Staging
• T Karakteristik massa tumor utama
• N Status kelenjar getah bening di leher (misalnya, bukti
penyebaran kanker)
• M Status kanker menyebar ke bagian tubuh luar kepala
dan leher.
• Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai
• T0 : Tidak ada kejadian tumor primer
• Tis : Carcinoma in situ
• T1 : Diameter tumor ≤ 2 cm
• T2 : Diameter tumor 2-4 cm
• T3 : Diameter tumor > 4 cm
• T4a : Tumor meluas ke laring, otot-otot lidah yang lebih
dalam atau ektrinsik, otot pterygoid medial, palatum
durum, atau mandibula
• T4b : Tumor meluas ke otot pterygoid lateral, lempeng
pterygoid, nasofaring lateral, basis crania atau arteri
karotis
 Nx : Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
 N0 : Tidak ada metastase ke kelenjar limfe regional
 N1 : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral tunggal,
diameter ≤ 3 cm
 N2 : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral tunggal,
diameter 3-6 cm; ke kelenjar limfe regional multipel,
diameter < 6 cm; kelenjar limfe bilateral atau kontralateral,
diameter < 6 cm
 N2a : Metastase ke kelenjar limfe regional ipsilateral
tunggal, diameter 3-6 cm
 N2b : Metastase ke kelenjar limfe regional multipel,
diameter < 6 cm
 N2c : Metastase ke kelenjar limfe bilateral atau
kontralateral, diameter < 6 cm
 N3 : Metastase ke kelenjar limfe, diameter > 6 cm

Metastase jauh
 Mx : Metastase jauh tidak dapat dinilai
 M0 : Tidak ada metastase jauh
 M1 : Terdapat metastase jauh.2
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi :
1. high risk occult cervical metastasis
2. teraba KGB leher secara klinis
3. KGB residu paska radiasi
4. KGB muncul setelah mendapat radiasi
5. Tumor primer dapat diangkat radikl.
 Kontraindikasi :
1. Kondisi medis yang menghalangi dilakukannya anestesi
umum.
2. Penurun keadaan pasien saat pengobatan pembedahan
3. Invasi ke otot paraspinous
4. Invasi columna vertebral
5. Invasi otot pterygoid lateral
6. Invasi plate pterygoid
7. Metastasis yang jauh.
Komplikasi
1. Abses Peritonsilar (quinsy)
2. Abses Parafaringeal
3. Abses Retrofaringeal
4. Tonsilolith
5. Kista Tonsil
6. Komplikasi Sistemik
prognosis

Prognosis ditentukan berdasarkan tingkat ketahan pasien selam


5 tahun dari pengobatan karsinoma sel squamous daerah tonsil
sebagai berikut :
• Stage I – 80%
• Stage II – 70%
• Stage III – 40%
• Stage IV – 30%

• Untuk menentukan stadium digunakan klasifikasi TNM.


• Staging karsinoma tonsil adalah berdasarkan AJCC Cancer Staging
Manual
kesimpulan

Karsinoma tonsil adalah keganasan kepala dan leher kedua yang


paling banyak setelah karsinoma laring. Secara umum,tembakau
(rokok), alkohol, dan virus (HPV) telah diidentifikasi sebagai faktor
etiologi utama. Kebanyakan pasien karsinoma tonsil datang sudah
dalam keadaan stadium lanjut karena lesi awal biasanya tanpa gejala.
Filosofi dalam penatalaksanaan karsinoma tonsil yaitu penanganan
pada tumor primer dan kelenjar limfe regional karena meskipun tumor
primer yang kecil tetap mempunyai resiko terjadinya metastase ke
kelenjar limfe regional.Prinsip penatalaksanaanya meliputi
pembedahan, radioterapi, atau kombinasi keduanya.Prognosis
berhubungan dengan staging tumor saat didiagnosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai