Ca. Laring
Oleh
T2 Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah supra glotis danglots masih
bisa bergerak (tidak terfiksir).
T3 Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas kedaerah
krikoid bagian belakang, dinding medial daari sinuspiriformis, dan arah ke
rongga pre epiglotis.
T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jarian lunak
pada leher atau sudah merusak tulang rawan tiroid.
Glotis
Tis Karsinoma insitu.
T0 Tak jelas adanya tumor primer
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara
masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterioratau posterior.
T1a : tumor terbatas pada satu pita suara
: tumor mengenai kedua pita suara
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suaramasih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah
keluar dari laring.
Subglotis
Tis karsinoma insitu
T0 Tak jelas adanya tumor primer
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis.
T1a : tumor terbatas pada satu sisi
T1b : tumor telah mengenai kedua sisi
T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atausudah
terfiksir.
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasankeluar
laring atau kedua-duanya.
N3 Metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm.3.
3. Metastasis Jauh (M)
Mx Tidak terdapat/terdeteksi.
M0 Tidak ada metastasis jauh.
MI Terdapat metastasis jauh
Stadium I T1 N0 N0
Stadium II T2 N0 N0
Stadium III T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 M0
Stadium IV T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1
4. Etiologi
1. Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
3. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain
Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan
di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini
terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta
D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca
laring meliputi :
1. Tembakau ( berasap / tidak )
2. Alkohol serta efek kombinasinya
3. Penajaman terhadap obseton
4. Gas mustard
5. Kayu, kulit dan logam
6. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad,
dosen )
7. Laringitis kronis
8. Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
9. Riwayat keluarga ca laring
10. Asap debu pada daerah industri
11. Laringitis kronis
12. Perokok diatas 40 tahun atau lebih
13. Lebih sering pada laki-laki daripada wanita
14. Epiglotis
15. Hemophilus influenza
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang
tajam.
4. Disfagia ( Kesulitan Menelan)
7. Patofisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena
suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering
( epiglotis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis ). Pada bagian
ini banyak mengandung pembuluh limfe, oleh karena itu kanker pada
jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke
kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak
yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus
segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul
( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara )
pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa
pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga,
dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa
kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik
terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari
pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 :
408-409 ).
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik kepala dan leher
2. Laringoskopi tidak langsung
3. Endoskopi, endoskopi virtual, pencitraan optikal, CT, MRI dan
pemindahan PET (untuk mendeteksi kekambuhan tumor setelah
terapi)
4. Pemeriksaan laringoskopik langsung dibawah pengaruh anestesia
lokal atau umu
5. Biopsi jarigan yang mencurigakan.
9. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada
pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan
normalnya dapat digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi ). Selain itu
pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis,
sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya
membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapat digerakkan
secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor.
2. Pembedahan Parsial
a. Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap
dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai
angka penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita
suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien
kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien
seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
b. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor
supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita
suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan
di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi
dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang
traketomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik
sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca
operatif, klien kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menelan
selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi ini adalah
bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.
c. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan
tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam
prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah
leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara
palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan
setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang
trakeostomi dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko
mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi
pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun
demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.
d. Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea
diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan.
Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini
mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan
bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak
ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi
menelan akan normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran
udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner & Suddarth,
2002 : 557-558 )
3. Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau
agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker
dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun
sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja
pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan
agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang
membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau
radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau
terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor
sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal
pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan,
paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan
medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik
membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA.
Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical,
oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan
intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis
yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.
Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area
permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau
terapi radiasi dahulu, fungsi organ utama dan status kinerja fisik.
4. Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :
a. Pemberian sadatif
b. Pemberian antiemetik
c. Pemberian antipiretik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d disfagia
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi sekret
3. Gangguan komunikasi verbal b.d afonia
4. Nyeri akut b.d massa menekan saraf
C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
o Kriteria Hasil
1. Ketidakseimbang NOC: NIC : nutrition
an nutrisi kurang nutritiona management
dari kebutuhan l status: 1. kaji adanya
Definisi: asupan food and alergi 1. memberikan
nutrisi tidak cukup fluid makanan nutrisi yang
untuk memenuhi inutrotion 2. kaji tidak
kebutuhan al status : kemampuan memperpara
metabolik intake pasien untuk h keadaan
Batasan weight mendapatka pasien
karakteristik: control n nutrisi 2. dapat
Menghindari kriteria hasil : yang memberikan
makan adanya dibutuhkan intervensi
Bising usus peningkatan 3. kolaborasi yang sesuai
hiperaktif BB dengan ahli 3. ahli gizi
Kurang minat tidak ada gizi lebih
pada makanan tanda-tanda pemberian mengerti
Membran malnutrisi nutrisi mengenai
mukosa pucat BB ideal 4. beri makan gizi yang
Berat badan Menunjukkan porsi kecil dibutuhkan
20% dibawah peningkatan tapi sering 4. mencegah
ideal fungsi 5. monitor mual dan
Ketidakma pengecapan jumlah muntah
mpuan memakan nutrisi dan 5. agar dapat
makanan kandungan memberikan
kalori intervensi
Cepat
6. berikan yang tepat
kenyang setelah
informasi 6. agar pasien
makan
tentang kooperatif
kebutuhan fengan
nutrisi tindakan
2. Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan Respiratory Airway suction
napas status :ventilation 1. Posisikan
Definisi Respiratory pasien untuk 1. Memaksima
:ketidakmampuan status : airway memaklsimal lkan
untuk patencykriteria kan ventilasi ventilasi
membersihkan hasil : 2. Pastikan sehingga
sekresi atau Menunjukkan kebutuhan klien mudah
obstruksi dari jalan nafa yang oral / tracheal bernafas
saluran pernafasan paten tidak merasa suction 2. Mengeluark
untuk tercekik, RR terpenuhi an sekret
mempertahankan normal tidak ada 3. Auskultasi 3. Mengetahui
kebersihan jalan suara tambahan suara nafas kefektofan
napas. sebelum dan tindakan
Batasan sesudah 4. Membantu
karakteristik : suction menurunkan
tidak ada batuk 4. Lakukan sekret
suara napas fisioterapi 5. Agar dapat
tambahan dada jika memberi
perubahan irama perlu tindakan yg
napas 5. Catat adanya sesuai
sputum dalam suara dengan
jumlah berlebihan tambahan keadaan
batuk yang tidak klien
efektif
Nurarif, dan Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Wilkinson, dan Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC.
Jakarta: EGC
Sjamju Hidayat De Jong. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah De-Jong Ed.3. Jakarta:
kedokteran EGC
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Nuha Medika.