Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Ca. Laring

Oleh

Luluk Mamluatul Ulumy (1401460035)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN MALANG
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
MEI 2016
KONSEP DASAR
A. Definisi
Karsinoma laring adalah karsinoma (keganasan sel) skuamosa pita suara dan
jaringan sekitarnya. Karsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada
pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat
sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang
banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan
segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam
B. Klasifikasi dan Stadium Tumor

 Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC

1. Tumor Primer (T)


 Supraglotis
Tis Karsinoma insitu
T0 tidak jelas adanya tumor primer l
T1 Tumor terdapat pada satu sisi suaraataupita suara palsu (gerakan masihbaik
).
 T1a: tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis,
plikaariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
 T1b: tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke ronggaventrikel
atau pita suara palsu

T2 Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah supra glotis danglots masih
bisa bergerak (tidak terfiksir).

T3 Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas kedaerah
krikoid bagian belakang, dinding medial daari sinuspiriformis, dan arah ke
rongga pre epiglotis.

T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jarian lunak
pada leher atau sudah merusak tulang rawan tiroid.

 Glotis

Tis Karsinoma insitu.

T0 Tak jelas adanya tumor primer

T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara
masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterioratau posterior.
 T1a : tumor terbatas pada satu pita suara
 : tumor mengenai kedua pita suara

T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suaramasih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah
keluar dari laring.

 Subglotis
Tis karsinoma insitu
T0 Tak jelas adanya tumor primer
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis.
 T1a : tumor terbatas pada satu sisi
 T1b : tumor telah mengenai kedua sisi

T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atausudah
terfiksir.

T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.

T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasankeluar
laring atau kedua-duanya.

2. Penjalaran ke Kelenjar Limfa (N)


Nx Kelenjar limfa tidak teraba
N0 Secara klinis kelenjar tidak teraba
N1 Secara klinis teraba satu kelenjar limfa dengan ukuran diameter 3cm
homolateral.
N2 Teraba kelenjar limfa tunggal, ipsilateral, ukuran diameter 3-6 cm.
 N2a : satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter lebih dari 3cm
tapitidak lebih dari 6cm
 N2b : multipel kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari6cm
 N2c : metastasisbilateral atau kontralateral, diameter tidak lebihdari
6cm

N3 Metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm.3.

 
3. Metastasis Jauh (M)
Mx Tidak terdapat/terdeteksi.
M0 Tidak ada metastasis jauh.
MI Terdapat metastasis jauh

Stadium Tumor primer Kel. limfa metastasis

Stadium I T1 N0 N0

Stadium II T2 N0 N0

Stadium III T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 M0

Stadium IV T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

4. Etiologi

Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh


para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok
orang – orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring.
Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga
menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alkohol,
dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :

1.      Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.

2.      Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.


Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang
dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan
(dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi
terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat
seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar
seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses
secara berlebihan.

3. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain
Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan
di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini
terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.

Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta
D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca
laring meliputi :
1.      Tembakau ( berasap / tidak )
2.      Alkohol serta efek kombinasinya
3.      Penajaman terhadap obseton
4.      Gas mustard
5.      Kayu, kulit dan logam
6.      Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad,
dosen )
7.      Laringitis kronis
8.      Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
9.      Riwayat keluarga ca laring
10.  Asap debu pada daerah industri
11.  Laringitis kronis
12.  Perokok diatas 40 tahun atau lebih
13.  Lebih sering pada laki-laki daripada wanita
14.  Epiglotis
15.  Hemophilus influenza

5. Tanda dan Gejala


1. Serak
Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan
kanker pada daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara
selama berbicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara
rendah.
2.  Dispneu dan stridor.

Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan


nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan
oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukkan kotoran
atau sekret, maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik
atau transglotik terdapat dua gejala tersebut. Sumbatan dapat terjadi
secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya
dispneu dan stridor adalah tanda dan prognosis kurang baik.
3.  Nyeri tenggorok

Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang
tajam.
4.  Disfagia ( Kesulitan Menelan)

Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring


dan sinus piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling
sering pada tumior ganas post krikoid. Rasa nyeri ketika menelan
(odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai
struktur ekstra laring.
5.       Batuk dan hemoptisis.
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul
dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam
laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.
6. Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas

7. Patofisiologi

Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena
suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering
( epiglotis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis ). Pada bagian
ini banyak mengandung pembuluh limfe, oleh karena itu kanker pada
jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke
kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak
yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus
segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul
( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara )
pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa
pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga,
dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa
kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik
terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari
pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long  Barbara. 1996 :
408-409 ).

8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik kepala dan leher
2. Laringoskopi tidak langsung
3. Endoskopi, endoskopi virtual, pencitraan optikal, CT, MRI dan
pemindahan PET (untuk mendeteksi kekambuhan tumor setelah
terapi)
4. Pemeriksaan laringoskopik langsung dibawah pengaruh anestesia
lokal atau umu
5. Biopsi jarigan yang mencurigakan.

9. Penatalaksanaan Medis

1.      Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada
pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan
normalnya dapat digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi ). Selain itu
pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis,
sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya
membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapat digerakkan
secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor.
2.      Pembedahan Parsial
a.       Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap
dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai
angka penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita
suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien
kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien
seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
b.      Laringektomi supraglotis ( Horizontal )
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor
supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita
suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan
di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi
dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang
traketomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik
sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca
operatif, klien kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menelan
selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi ini adalah
bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.
c.       Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan
tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam
prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah
leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara
palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan
setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang
trakeostomi dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko
mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi
pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun
demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.
d.      Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea
diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan.
Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini
mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan
bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak
ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi
menelan akan normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran
udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner & Suddarth,
2002 : 557-558 )
3.      Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau
agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker
dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun
sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja
pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan
agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang
membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau
radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau
terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor
sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal
pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan,
paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan
medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik
membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA.
Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical,
oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan
intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis
yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.
Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area
permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau
terapi radiasi dahulu, fungsi organ utama dan status kinerja fisik.
4.      Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :
a.       Pemberian sadatif
b.      Pemberian antiemetik
c.       Pemberian antipiretik

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
Klien pernah mengeluh sakit apa sebelumnya
3. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit
menelan, sulit bernapas, suara serak, hemoptisis dan batuk, penurunan
berat badan, nyeri tenggorok, lemah.
4. Riwayat penyakit saat ini
Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara
serak yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya
pembesaran dan perubahan pada daerah leher. 
5. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit
tenggorokan,
6. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
ca. laring
7. Pengkajian psiko-sosio-spirituab
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test
dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
8. Kaji adanya suara serak, luka pada tenggorokan, dispnea, disfagia, atasu
nyeri dan rasa terbakar di tenggorokan
9. Laksanakan pemeriksaan kepala, leher secara menyeluruh; palpasi leher dan
tiroid untuk merasakan adanya pembengkakan, nodularitas dan adenopati
10. Kaji kemampuan pasien untuk mendengar, melihat, membaca dan menulis;
evaluasi bersama terapis wicara jika diindikasikan
11. Tentukan sifat pembedahan; kaji status psikologispasien saat evaluasi metode
koping pasien dan keluarga di masa pra operasi dan setelah operasi berikan
dukunganyang efektif.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d disfagia
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi sekret
3. Gangguan komunikasi verbal b.d afonia
4. Nyeri akut b.d massa menekan saraf

C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
o Kriteria Hasil
1. Ketidakseimbang NOC: NIC : nutrition
an nutrisi kurang  nutritiona management
dari kebutuhan l status: 1. kaji adanya
Definisi: asupan food and alergi 1. memberikan
nutrisi tidak cukup fluid makanan nutrisi yang
untuk memenuhi  inutrotion 2. kaji tidak
kebutuhan al status : kemampuan memperpara
metabolik intake pasien untuk h keadaan
Batasan  weight mendapatka pasien
karakteristik: control n nutrisi 2. dapat
 Menghindari kriteria hasil : yang memberikan
makan  adanya dibutuhkan intervensi
 Bising usus peningkatan 3. kolaborasi yang sesuai
hiperaktif BB dengan ahli 3. ahli gizi
 Kurang minat  tidak ada gizi lebih
pada makanan tanda-tanda pemberian mengerti
 Membran malnutrisi nutrisi mengenai
mukosa pucat  BB ideal 4. beri makan gizi yang
 Berat badan  Menunjukkan porsi kecil dibutuhkan
20% dibawah peningkatan tapi sering 4. mencegah
ideal fungsi 5. monitor mual dan
 Ketidakma pengecapan jumlah muntah
mpuan memakan nutrisi dan 5. agar dapat
makanan kandungan memberikan
kalori intervensi
 Cepat
6. berikan yang tepat
kenyang setelah
informasi 6. agar pasien
makan
tentang kooperatif
kebutuhan fengan
nutrisi tindakan
2. Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan Respiratory Airway suction
napas status :ventilation 1. Posisikan
Definisi Respiratory pasien untuk 1. Memaksima
:ketidakmampuan status : airway memaklsimal lkan
untuk patencykriteria kan ventilasi ventilasi
membersihkan hasil : 2. Pastikan sehingga
sekresi atau Menunjukkan kebutuhan klien mudah
obstruksi dari jalan nafa yang oral / tracheal bernafas
saluran pernafasan paten tidak merasa suction 2. Mengeluark
untuk tercekik, RR terpenuhi an sekret
mempertahankan normal tidak ada 3. Auskultasi 3. Mengetahui
kebersihan jalan suara tambahan suara nafas kefektofan
napas. sebelum dan tindakan
Batasan sesudah 4. Membantu
karakteristik : suction menurunkan
 tidak ada batuk 4. Lakukan sekret
 suara napas fisioterapi 5. Agar dapat
tambahan dada jika memberi
 perubahan irama perlu tindakan yg
napas 5. Catat adanya sesuai
 sputum dalam suara dengan
jumlah berlebihan tambahan keadaan
 batuk yang tidak klien
efektif

3. Nyeri akut NOC: NIC:


Definisi:  Pain level 1. Lakukanpeng 1. Pengenalan
pengalaman  Pain kajian nyeri segera
sensori dan control secara intervensi dini
emosional yang  Comfort komprehensif terhadap nyeri
tidak level 2. Observasi 2. Pengenalan
menyenangkan nonverbal segera
yang muncul akibat Kriteria Hasil: dari intervensi dini
kerusakan  Mampu ketidaknyam terhadap nyeri
jariangan yang mengontrol anan 3. Untuk
aktual atau nyeri 3. Kolaborasi mengurangi
potensial atau  Melaporkan analgetik nyeri
digambarkan bahwa nyeri 4. Ajarkan 4. Melancarkan
dalam sedemikian berkurang teknik peredaran
rupa yang tiba-tiba  Mampu relaksasi darah dan
atau lambat dari menegnali metode mengalihkan
intensitas ringan nyeri distraksi nyeri kehal
hingga berat  Menyatakan yang
dengan akhir yang rasa nyaman menyenangka
dapat diantisipasi setelah nyeri n
atau diprediksi berkurang
berlangsung < 6
bulan
Batasan
Karakteristik:
 Perubahan selera
makan
 Perubahan TD
 Perubahan frek.
Jantung
 Perubahan frek.
Nafas
 Laporan isyarat
 Perilaku distraksi
mengekspresikan
 Sikap tubuh
melindungi.
4 Hambatan NOC NIC
komunikasi Anxiety self Communication
verbal control enhancement:
Definisi : Coping speech defisit
Penurunan, Sensory function 1. Berdiri di 1. Mencegah
kelambatan atau Fear self control depan pasien kebingunga
ketiadaan Kriteria hasil : ketika n ketika
kemampuan Komunikasi: berbicar saling
untuk menerima, penerimaan 2. Anjurkan berkomunik
mengirim, interpretasi kunjungan asi
memproses dan ekspresi pesan keluarga 2. Memberika
atau Komunikasi secara teratur n stimulus
menggunakan ekspresif 3. Anjurkan berkomunik
sistem simbol. Gerakaan ekspresi diri asi
Batasan terkoordinasi dengan cara 3. Agar mudah
karakteristik : :mampu lain dalam dalam
Tidak dapat mengunakan menyampaika berkomunik
berbicara gerakan isyarat n informasi asi
Kesulitan Mampu
menyusun memperoleh dan
kalimat mengatur
Ketidaktepatan informasi
verbalisasi
Bicara dengan
kesulitan
SUMBER REFERENSI
Brunner & Suddarths. 2015. Handbook For Brunner and Suddharths Textbook Of
th. .
Medical-Surgical Nursing 12 diterjemahkan oleh Devi Yulianti. Jakarta :
kedokteran EGC.

Nurarif, dan Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.

Wilkinson, dan Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC.
Jakarta: EGC

Sjamju Hidayat De Jong. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah De-Jong Ed.3. Jakarta:
kedokteran EGC

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai