Anda di halaman 1dari 30

ANATOMI LARING

Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah
Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan
membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago
thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan laringopharynx dengan trachea,
terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.

Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi
jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut
sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a.Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b.Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c.Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun ( Adams Apple )
d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di
bawah kartilago thyroid )
e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita
suara melekat pada lumen laring.


Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :
a.Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau benda
padat masuk ke dalam tracheobroncial
b.Laring sebagai katup selama batuk

http://drsyahidamd.blogspot.com/2010/09/tumor-laring-anatomi-laring-laring.html

(B)TUMOR GANAS LARING/ MALIGNANCY
Penatalaksanaan keganasan di laring tanpa memperhatikan bidang rehabilitasi belumlah lengkap.
Sebagai gambaran perbandingan, diluar negeri karsinoma laring menempati tempat pertama
dalam urutan kegansan di bidang THT sedangkan di RS Cipto Mangunkusomo Jakarta,
karsinoma laring menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung
dan sinus paranasal. Menurut data statistic dari WHO (1961) yang meliputi 35 negara seperti
dikutip leh Batsakis (1979), rata-rata 1.2 orang per 100 000 penduduk meninggal oleh karsinoma
laring.
Etiologi:
Etiologi karsinoma nasofaring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap
karsinoma laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga
menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alcohol da terpajan oleh sinar
radioaktif.

Penelitian yang dilakukan di RS Ciptomangunkusomo menunjukan bahwa karsinoma laring
jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan
karsinoma laring naik sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap.

Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring ialah diagnosis dini dan pengobatan/
tindakan yang tepat dan kuratif karena tumornya masih terisolasi dan dapat diangkat secara
radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan
memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter laring.

Frekuensi
Menurut penelitian dari departemen THT FKUI/RSCM pariode 1982-1987 proporsi karsinoma
laring 13,8% dari 1030 kasus keganasan THT. Jumlah kasus rata-rata 25 pertahun. Perbandingan
laki dan perempuan adalah 11:1 terbanyak pada usia 56-69 tahun dengan kebiasaan merokok
didapatkan pada 73.94%. Periode 1988-1992 karsinoma laring sebesar 9,97% menduduki
peringkat ketiga keganasan THT (712 kasus). Karsinoma nasofaring sebesar 71,77% diikuti oleh
keganasan hidung dan paranasal 10.11%, telinga 2,11%, orofaring/tonsil 1,69%,
esophagus/bronkus 1,54%, rongga mulut 1,40% dan parotis 0,28%.

Histopatologi
Ca sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas laring. Ca sel skuamosa
dibagi 3 tingkat diferensiasi:
a) diferensiasi baik (grade 1)
b) berdiferensiasi sedang (grade 2)
c) berdiferensiasi buruk (grade 3)
Kebanyakkan tumor ganas pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi yang mengenai
hipofaring, sinus piriformis dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi baik.

Tumor ganas transglotik:
Tumor yang menyeberangi ventrikel mengenai pita suara asli dan pita suara palsu atau meluas ke
subglotik lebih dari 10 mm.

Gejala
1. Serak:
Gejala utama Ca laring, merupakan gejala dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena
gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar
pita suara, ketajaman tepi pita suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suara.

Pada tumor ganas laring, pita suara gagal berfungsi secara baik disebabkan oleh ketidak teraturan
pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan
ligament krikoaritenoid dan kadang-kadang menyerang saraf. Adanya tumor di pita suara akan
mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebabkan kualitas suara
menjadi semakin kasar, mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa. Kadang-
kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.

Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung pada letak tumor. Apabila tumor laring
tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap. Apabila tumor tumbuh di
daerah ventrikel laring, dibagian bawah plika ventrikularis atau dibatas inferior pita suara, serak
akan timbul kemudian.

Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan gejala akhir atau tidak timbul sama
sekali. Pada kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif seperti perasaan tidak
nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor hipofaring jarang menimbulkan serak
kecuali tumornya eksentif.

2. Suara bergumam (hot potato voice): fiksasi dan nyeri menimbulkan suara bergumam.

3. Dispnea dan stridor:
Gejala yang disebabkan sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini
disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau secret
maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik dan transglotik terdapat kedua gejala
tersebut. Sumbatan yang terjadi perlahan-lahan dapat dikompensasi. Pada umunya dispnea dan
stridor adalah tanda prognosis yang kurang baik.

4. Nyeri tenggorok: keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.

5. Disfagia:
Merupakan ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus piriformis. Keluhan
ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika
menelan (odinofagia) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra
laring.

6. Batuk dan hemoptisis:
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekanya hipofaring
disertai secret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan
tumor supraglotik.

7. Nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, hemoptisis, batuk dan penurunan berat badan
menandaka perluasan tumor ke luar laring atau metastasis jauh.

8. Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas yang
menunjukkan tumor pada stadium lanjut.

9. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang
menyerang kartilago tiroid dan perikondrium.

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan laring dapat
dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca laring atau langsung dengan
mengggunakan laringoskop. Pemeriksaan ini untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor
kemudian dilakukan biopsy untuk pemeriksaan patologi anatomic.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium darah juga
pemeriksaan radiologic. Foto toraks diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya
proses spesifik dan metastasis di paru. CT scan laring dapat memeperlihatkan keadaan penjalaran
tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening
leher.Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomic dari bahan biopsy laring
dan biopsy laring dan biopsy jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Dari
hasil patologi anatomi yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.

KLASIFIKASI TUMOR GANAS LARING (AJCC DAN UICC 1988)
(A) TUMOR PRIMER (T)
Supraglotik
Tis karsinoma in situ
T1 tumr terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih baik)
T2 tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah supraglotis dan glottis masih bisa bergerak (tidak
terfiksir)
T3 tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid bagian belakang,
dinding medial dari sinus prirformis dan ke arah rongga pre epiglottis.
T4 tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak pada leher atau
merusak tulang rawan tiroid.

Glottis
Tis karisnoma in situ
T1 tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik, atau tumor
sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau
sudah terfiksasi (impaired mobility).
T3 tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi.
T4 tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring.

Subglotik
Tis karsinoma in situ
T1 tumor terbatas pada daerah subglotis
T2 tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudaj terfiksasi.
T3 tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksasi.
T4 tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau kedua-
duanya.

Penjalaran ke kelenjar limfa (N)
Nx kelenjar limfa tidak teraba
N0 secara klinis kelenjar tidak teraba
N1 secara klinis tidak teraba satu kelenjar linfa dengan ukuran diameter 3 cm homolateral.
N2 teraba kelenjar limfe tunggal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3-6cm
N2a satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6 cm.
N2b multiple kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm
N3 metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm.

Metastasis jauh (M)
Mx tidak terdapat/terdeteksi.
M0 tidak ada metastasis jauh
M1 terdapat metastasis jauh.

TATALAKSANA
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan maka ditentukan tindakan yang akan diambil
sebagai penanggulanangannya.
Ada 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan yakni pembedahan, radiasi, obat sitostatika
atau pun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi, stadium 2 dan 3
dikirim untuk operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan rekonstruksi bila masih
memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis atau pun parsial, tergantung lokasi dan penjalaran
tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat penjalaran ke kelenjar limfa leher.
Pemakaian sitostatika belum memuaskan, biasanya jadwal peberian sitostatika tidak sampai
selesai karena keadaan umum memburuk di samping harga obat ini yang relative mahal sehingga
tidak terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang palaing baik di antara
tumor-tumor daerah traktus aero-digestivus bila dikella dengan tepat, cepat dan radikal.

REHABILITASI SUARA
Laringektomi yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring menyebabkan cacat pada
pasien. Dengan dilakukannya pengangkatan laring beserta pita suara yang ada di dalamnya,
maka pasien akan menjdai afonia dan bernafas melalui stoma permanen di leher.
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat umum yakni agar pasien
dapat bermasyarakt dan mandiri kembali maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi suara
(voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara (bersuara) sehingga berkomunikasi verbal.
Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara yakni semacam vibrator
yang ditempelkan di daerah submandibula atau pun dengan suara yang dihasilkan dari esophagus
(esophageal speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya proses
rehabilitasi suara ini tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama ialah faktor fisik dan faktor
psiko-sosial.
Suatu hal yang sangat membantu adalah pembentukan wadah perkumpulan guna menghimpun
pasien-pasien tumor laring guna menyokong aspek psikis dalam lingkup yang luas dari pasien
baik sebelum maupun sesudah operasi.


http://drsyahidamd.blogspot.com/2010/09/tumor-laring-anatomi-laring-laring.html

C. EtiologiKanker laring mewakkili 1% dari semua kanker dan terjadi lebih sering pada pria,
faktor-faktor penyebabnya adalah:1. Tembakau2. Alkohol dan efek kombinasinya3. Ketegangan vocal4.
Laringitis kronis5. Pemajanan industrial terhadap karsinogen6. Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan7.
Predisposisi keluarga

d. patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada oranglaki-
laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau
serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker
kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakitkeganasan. Terutama neoplasma
laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik)
menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi
metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih
umum terjadi. Tumor superglotis dansubglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara
sehingga mengakibatkan suaraserak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya
pada waktu pita suara masihdapat digerakan.

E. Manifestasi
1. Sesak terjadi pada awal dan di area glotis2. Nyeri dan rasa terbakar pada tenggorok ketika
minum cairan panas dan jus jeruk 3. Mungkin teraba benjolan di leher 4. Gejala-gejala akhir
termasuk disfagia, dispnea, sesak dan nafas bau5. Pembesaran nodus servikal, penurunan BB, debilitas
umum dan nyeri yang menjalar ketelinga dapat menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari
satu organ ke organ lain)
. F. Tes Diagnostik Pada karsinoma laring, dilakukan pemeriksaaan larigoskopik langsung di
bawah anestesiumum.Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat
menunjukantumor dengan jelas. Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar.
Sinar-Xdada, scan tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metaphase. darah lengkap,
dapatmenyatakan anemi yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan
dengankontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe, kemudian laring diperiksadengan anestesi
umum dan dilakukan biopsy pada tumor.Gigi yang berlubang sebaiknyadicabut pada saat yang sama.

G. Penatalaksanaan
Pengobatan bervariasi tergantung pada kemajuan malignasi, pilihannya termasuk terapiradiasi
dan pembedahan.1. Pemeriksaan gigi lengkap untuk menyingkirkan penyakit gigi2. Masalah-masalah gigi
harus dibereskan sebelum pembedahan3. Terapi radiasi mencapai hasil yang sangat baik jika
hanya satu sisi pita suara yang terkena4. Laringektomi parsial dianjurkan pada tahap dini,
terutama pada kanker laring intrinsik 5. Laringektomi supraglofik (horizontal) digunakan untuk
beberapa tumor ekstrinsik,keuntungan utama operasi ini adalah pemulihan suara6. Laringektomi
henivertikal dilakukan jika tumor sudah menjalar melebihi pita suara, tetapikurang dari 1 cm
dalam area subglotis7. Laringektomi total untuk kanker ekstrinsik (menjalar melebihi pita suara).
Pasien akanmengalami kehilangan pita suara, tetapi akan mempunyai kemampuan menelan
normal

http://www.scribd.com/doc/40037178/ca-laring
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/07/27/askep-ca-laring-2/

http://anekartikelkesehatan.blogspot.com/2011/05/anatomi-dan-fisiologi-laring.html

apakah kanker laring?
Kanker laring juga dapat disebut kanker atau karsinoma laring laring. Kebanyakan kanker laring
adalah karsinoma sel skuamosa, yang mencerminkan asal-usul mereka dari sel skuamosa yang
membentuk mayoritas epitel laring.
Kanker dapat mengembangkan dalam setiap bagian dari laring, namun angka kesembuhan
dipengaruhi oleh lokasi tumor. Untuk keperluan staging tumor, laring dibagi menjadi tiga daerah
anatomi: dengan glotis (pita suara benar, commissures anterior dan posterior); yang supraglottis
(epiglotis, arytenoids dan lipatan aryepiglottic, dan kabel palsu), dan subglottis tersebut.
Kebanyakan kanker laring berasal glottis. Kanker Supraglottic kurang umum, dan tumor
subglottic paling tidak sering.
Kanker laring dapat menyebar dengan ekstensi langsung ke struktur yang berdekatan, dengan
metastasis ke kelenjar getah bening daerah leher rahim, atau lebih jauh, melalui aliran darah.
Metastates jauh ke paru-paru yang paling umum.
Dua di 20.000 (12.500 kasus baru per tahun) di Amerika Serikat. The American Cancer Society
memperkirakan bahwa 9.510 laki-laki dan perempuan (7.700 pria dan 1.810 wanita) akan
didiagnosis dengan dan 3.740 pria dan wanita akan meninggal karena kanker laring pada tahun
2006.
Kanker laring terdaftar sebagai "penyakit langka" oleh Kantor Penyakit Langka (ORD) dari
Institut Kesehatan Nasional (NIH). Ini berarti bahwa kanker laring mempengaruhi kurang dari
200.000 orang di AS
Setiap tahun, sekitar 2.200 orang di Inggris yang didiagnosis dengan kanker laring.

Gejala kanker laring tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Gejala mungkin termasuk yang
berikut:
Suara serak atau perubahan suara lainnya
Sebuah benjolan di leher
Sakit tenggorokan atau perasaan bahwa ada sesuatu yang terjebak di tenggorokan
Persistent batuk
Stridor
Bau mulut
Telinga sakit
Diagnosa dibuat oleh dokter berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan investigasi
khusus yang mungkin termasuk x-ray dada, CT scan atau MRI, dan biopsi jaringan.
Pemeriksaan laring membutuhkan beberapa keahlian, yang mungkin memerlukan rujukan
spesialis.
Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan sistematis seluruh pasien untuk menilai kesehatan
umum dan untuk mencari tanda-tanda kondisi yang berhubungan dan penyakit metastasis. Leher
dan fosa supraklavikula yang dipalpasi untuk merasakan adenopati serviks, massa lain, dan
krepitus laring.
Rongga mulut dan orofaring diperiksa dibawah penglihatan langsung. Laring dapat diperiksa
dengan laringoskopi langsung menggunakan cermin miring kecil dengan gagang yang panjang
(mirip dengan cermin dokter gigi) dan cahaya yang kuat.
Laringoskopi langsung dapat sangat efektif, tetapi membutuhkan keahlian dan praktek bagi hasil
yang konsisten. Untuk alasan ini, klinik spesialis sekarang banyak menggunakan serat optik
endoskopi hidung dimana endoskopi yang tipis dan fleksibel, dimasukkan melalui lubang
hidung, digunakan untuk memvisualisasikan dengan jelas seluruh faring dan laring.
Hidung endoskopi adalah prosedur cepat dan mudah dilakukan di klinik. Bius lokal semprot
dapat digunakan.
Jika ada kecurigaan kanker, biopsi dilakukan, biasanya di bawah anestesi umum. Hal ini
memberikan bukti histologis dari jenis kanker dan kelas.
Jika lesi tampak kecil dan terlokalisasi dengan baik, ahli bedah dapat melakukan eksisi biopsi, di
mana dilakukan usaha untuk sepenuhnya menghilangkan tumor pada saat biopsi pertama.
Dalam situasi ini, ahli patologi tidak hanya akan dapat mengkonfirmasi diagnosis, tetapi juga
dapat mengomentari kelengkapan eksisi, yaitu, apakah tumor telah sepenuhnya dihapus.
Pemeriksaan endoskopik penuh dari laring, trakea, dan esofagus sering dilakukan pada saat
biopsi.
Untuk tumor glottic kecil pencitraan lebih lanjut mungkin tidak diperlukan. Dalam kebanyakan
kasus, staging tumor selesai dengan memindai daerah kepala dan leher untuk menilai sejauh
mana lokal dari tumor dan setiap node pembesaran getah bening leher patologis.
Rencana pengelolaan akhir akan tergantung pada situs, panggung (ukuran tumor, nodal
menyebar, metastasis jauh), dan tipe histologis. Kesehatan secara keseluruhan dan keinginan
pasien juga harus diperhitungkan.
Pengobatan khusus tergantung pada lokasi, jenis, dan tahap tumor. Pengobatan mungkin
melibatkan operasi, radioterapi, atau kemoterapi, sendiri atau dalam kombinasi. Ini adalah area
khusus yang memerlukan keahlian terkoordinasi telinga, hidung dan tenggorokan (THT) bedah
(otolaryngologists) dan ahli kanker.



Factor resiko :
Merokok adalah yang paling penting faktor risiko untuk kanker laring. Kematian dari Bukares 20
kali lebih mungkin untuk perokok berat daripada untuk nonsmokers.
Berat kronis konsumsi alkohol, terutama alkohol Roh, juga signifikan. Ketika dikombinasikan,
kedua faktor ini tampaknya memiliki efek sinergis.
Beberapa faktor risiko lain dikutip mungkin, sebagian, berkaitan dengan berkepanjangan alkohol
dan tembakau konsumsi. Ini termasuk status sosial ekonomi yang rendah, seks laki-laki, dan usia
lebih dari 55 tahun.
Orang-orang dengan sejarah kepala dan leher kanker disebut berada pada risiko yang lebih tinggi
(sekitar 25%) mengembangkan kanker kedua kepala, leher, atau paru-paru.
Hal ini terutama karena dalam proporsi yang signifikan pasien ini, aerodigestive saluran dan
paru-paru epitelium telah terkena kronis efek karsinogenik alkohol dan tembakau.
Dalam situasi ini, efek perubahan lapangan yang mungkin terjadi, di mana jaringan epitel mulai
menjadi diffusely dysplastic dengan ambang yang dikurangi untuk perubahan yang ganas. Risiko
ini dapat dikurangi dengan berhenti alkohol dan tembakau.
http://www.news-medical.net/health/Laryngeal-Cancer-What-is-Laryngeal-Cancer-
%28Indonesian%29.aspx


Kanker Laring


Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di
tenggorokan.

PENYEBAB
Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian
alkohol.

GEJALA
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang yang mengalami
serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.
Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul
terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- nyeri tenggorokan
- nyeri leher
- penurunan berat badan
- batuk
- batuk darah
- bunyi pernafasan yang abnormal.

DIAGNOSA

Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksan laringoskop dan biopsi.

CT scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring.

PENGOBATAN

Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring.
Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran.

Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara
yang normal.

Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh
bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.

Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara.
Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:

1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas
dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara.
2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan
kerongkongan.
Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan
suara.
Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam
trakea.
3. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher.

Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan
mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir.
Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal.
Obat kemoterapi yang digunakan antara lain cisplatin, cetuximab, 5-fluorouracil, docetaxel,

PENCEGAHAN

Kurangi atau hindari rokok dan alkohol.
http://medicastore.com/penyakit/1038/Kanker_Laring.html

KANKER LARING
1. Pengertian
Penyakit Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa.
Kanker yang biasa terjadi pada perokok. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma
supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Bila kanker
pita suara terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan 98% dengan operasi
singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara. Sebaliknya pada kasus
lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan kadang-kadang reseksi
bedah yang mencakup faring atau laher.
2. ETIOLOGI
kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan
rokok serta pemakaian alkohol. Adapun penyebab lain biasanya tidak dapat diketahui secara
pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan
lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :
Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring (pita suara),
dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada
saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan
yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker
lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap
kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat
pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein Bar (di
Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker
hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
3. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-
laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu,
kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh
para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama
neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara
(intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak
terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase
lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini
biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
4. Gambaran klinik
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun
penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak
laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti
ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau
berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak
napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi,
sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat
sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam
stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan
laring.
Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit
bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas,
khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak
sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.
5. Penatalaksanaan Medis
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan
laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi diberikan pada stadium 1
dan 4. Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi
jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut, lebih-lebih jika sudah terdapat
pembesaran kelenjar leher. Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita
dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher. Kasus yang ideal adalah pada tumor
yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh
penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat
dipertahankannya suara yang normal. Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah
mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini
masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher,
pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini
masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik. Pada penderita ini
kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan sembuh
sempurna. Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan
trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari
pembedahan suara pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar
dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid.
Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara
yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau tetap
normal. Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan
pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke
laring. Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma ) trakeostomi yang
permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea tidak
lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan. Suatu sayatan radikal telah dilakukan
dileher pada jenis laringektomi ini. Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar
limfe di leher, otot sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius,
kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini
akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat
diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech),
meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.
Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
6. Tes Diagnostik
Pada karsinoma laring, dilakukan pemeriksaaan larigoskopik langsung di bawah anestesi umum.
Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukan tumor
dengan jelas. Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar. Sinar-X dada, scan
tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metaphase. darah lengkap, dapat menyatakan anemi
yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk
pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe, kemudian laring diperiksa dengan anestesi
umum dan dilakukan biopsy pada tumor. Gigi yang berlubang sebaiknya dicabut pada saat yang
sama.
Pemeriksaan diagnostik, meliputi:
Laryngoskopi
Biopsi
CT scan
Rongen dada
Pergerakan pita suara
http://kepacitan.wordpress.com/2010/12/15/askep-kanker-laring/


Latar Belakang
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan
trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstrusi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri dari Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid,
Kartilago aritenoid, Pita Suara,
Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang
THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa.
Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca.
laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi kronis (Herves simpleks)
Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu
gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan
berat badan.
Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk menentukan
suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi respon manusia terhadap masalah
kesehatan baik actual maupun potensial untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio,
psiko, social dan spiritual.

1. Pengertian
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan
trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama menelan.
b. Glottis, ostium antara pita suara dalam laring.
c. Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk jakun.
d. Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
e. Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid.
f. Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara
melekat pada lumen laring.
Karisoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang
THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa
Tahapan kanker laring
Tahap kanker menjelaskan seberapa jauh ia telah tumbuh dan apakah telah menyebar. Hal ini
penting karena dokter ketika memutuskan mengambil pengobatan. Ada beberapa cara yang
berbeda stadium kanker.Dua cara utama adalah sistem TNM dan sistem nomor.
Tahap TNM
'TNM' singkatan Tumor, Node, dan Metastasis. Sistem ini menggambarkan ukuran tumor primer
(T), apakah kelenjar getah bening memiliki sel kanker pada mereka (N), dan apakah kanker telah
menyebar ke bagian lain dari tubuh (M).
Jumlah tahap kanker laring
Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0 adalah tahap awal dan
tahap 4 yang paling maju
Nilai dari kanker memberitahu Anda berapa banyak sel-sel kanker tampak seperti sel-sel normal
di bawah mikroskop. Ada 3 tingkatan kanker laring. Kelas 1 disebut kelas rendah, kelas 3 dan 2
adalah kelas penengah, dan kelas 4 adalah kelas tinggi. kanker grade rendah biasanya lebih
lambat untuk tumbuh dan kecil kemungkinannya untuk menyebar dari kanker kelas tinggi.
Ada 4 tahap 'T' utama kanker laring
T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak dengan
normal
T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin atau
mungkin tidak akan terpengaruh
T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup laring.
T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini mungkin telah
menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan (esofagus)
Ada 4 tahap simpul utama kanker getah bening di laring, tetapi N2 dibagi menjadi N2a, N2b dan
N2c. Poin penting di sini adalah apakah ada kanker di salah satu node dan jika demikian, ukuran
dari node dan yang sisi leher itu ada di.
N0 berarti ada kelenjar getah bening tidak mengandung sel-sel kanker
N1 berarti ada sel-sel kanker dalam satu node getah bening pada sisi yang sama dari leher
sebagai kanker, tetapi node kurang dari 3cm
N2a berarti ada kanker pada satu node getah bening pada sisi yang sama dari leher dan itu
adalah antara 3cm dan 6 cm
N2b berarti ada kanker di lebih dari satu node getah bening, tetapi tidak ada lebih dari
6cm di seluruh. Semua node harus berada di sisi yang sama dari leher sebagai kanker
N2c berarti ada kanker pada kelenjar getah bening di sisi lain dari leher dari tumor, atau
pada kelenjar di kedua sisi leher, tetapi tidak ada yang lebih dari 6 cm
N3 berarti bahwa paling tidak satu kelenjar getah bening yang mengandung kanker lebih
besar dari 6 cm di
TNM' singkatan Tumor, Node, dan Metastasis. Sistem ini menggambarkan
Ukuran tumor primer (T)
Apakah kelenjar getah bening memiliki sel kanker pada mereka (N)
Apakah kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh (M)
2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca.
laring adalah :
Rokok
Alkohol
Terpapar oleh sinar radioaktif
Infeksi kronis (Herves simpleks
3. Patifisiologi

Faktor predisposisi
(alkohol, rokok, radiasi)

proliferasi sel laring

Diferensiasi buruk sel laring

Ca. Laring

Metastase
supraglotik

Obstruksi lumen
oesophagus

Disfagia progresif

Intake <

BB

Gangg.
Pemenuhan
nutrisi
Plica vocalis

Suara parau

Afonia

Gangg.
Komunikasi
verbal
Menekan/
mengiritasi serabut
syaraf

Nyeri
dipersepsikan

Gangg. Rasa
nyaman : nyeri

stridor

Obstruksi jalan
napas

Mengiritasi sel
laring

Infeksi

Akumulasi sekret

Bersihan jalan
napas tak efektif
4. Manisfestasi klinis
Nyeri tenggorok
Sulit menelan
Suara Serak
Hemoptisis dan batuk
Sesak nafas

Berat Badan turun

5. Pemeriksaan Penunjang
Laringoskop
Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.
Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru.
CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-
epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah
karsinoma sel skuamosa

6. Penatalaksanaan
Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk operasi dan stadium 4 operasi dengan
rekonstruksi atau radiasi
Terapi Radiasi
Pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan mormalnya dapat digerakkan.
Terapi radiasi juga dapat digunakan secara proferatif untuk mengurangi ukuran tumor.
Operasi : Laringektomi
Laringektomi Parsial: direkomendasikan pada kanker area glottis tahap dini ketika hanya satu
pita suara yang terkena.
Leringektomi Supraglotis: digunakan untuk tumor supraglotis.
Laringektomi hemivertikal: dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi perluasan
tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis.
Laringektomi Total : dilakukan ketika tumor meluas diluar pita suara.
Pemakaian Sitostatika belum memuaskan,biasanya jadwal pemberian sitostatika tidak sampai
selesai karena keadaan umum memburuk.
Rehabilitasi khusus (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara/ bersuara sehingga dapat
berkomunikasi secara verbal.Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu
suara yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah sub mandibula, ataupun dengan suara
yang dihasilkan dari esofagus (esophangeal speech) melalui proses belajar

http://yunkitty1991.blogspot.com/2011/01/makalah-dan-askep-laring.html

A. Latar Belakang
Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati.
Tumbuh tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia
tumbuh. Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau
daerah lainnya di tenggorokan. Secara anatomi karsinoma di bagi atas 3 bagian yaitu
supra giotik, tumor pada puka ventrikularis, aritenoid, epigiatis dan sinus periforanus.
(Glatis : tumor pada korda vokalis, subglotis : tumor dibawah koida vokalis).
Kanker adalah sebuah penyakit umum disemua Negara didunia banyak diderita orang
tua umur 40 tahun keatas. Kemungkinan terbesar orang mendapat kanker pada umur
>60 tahun, dan memberikan kemampuan hidup (survival rate) 5 tahun hanya berkisar
antara 9 -32 % pada wanita dan kurang lebih 9 -42 % pada pria
Di negara-negara maju rata-rata orang meninggal karena kanker adalah satu diantara
empat kematian (1:4 ). Di Eropa dan Amerika kanker laring merupakan penyakit kanker
nomer satu dari kebidang THT. Tapi di Indonesia nomer satu adalah kanker nasofaring,
sedangkan kanker laring hanya menmpati urutan ke dua dan ketiga dari setiap
tahunnya.
Bila di bandingkan kanker seluruh tubuh kanker laring menempati urutan ke 14,
sedangkan kanker nasofaring menempati urutan ke tiga atau ke empat. Walaupun knker
larin menempati urutan ke dua atau tiga dari keganasan THT, tapi pada umumnya
mempunyai prognosa yang kurang baik

Oleh karena itu untuk mengurangi hal tersebut peran perawat sangat diperlukan untuk
mencegah dan memperkecil dampak yang disebabkan oleh kanker laring dengan cara
memberikan asuhan keperawatan yang efesien. Berdasarkan hal tersebut, penulis
tertarik untuk mengetahui lebih dalam dan ingin membantu memecahkan masalah
kesehatan pada klien dengan kanker laring
2. Anatomi Fisiologi
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trachea. Fungsi
utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas
bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut ebagai kotak suara
dan terdiri atas
1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring
3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk jakun (Adams
apple)
4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak dibawah kartilago
roid)
5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara
melekat pada lumen laring..



3. Etiologi
Penyebab utama dari kanker laring tidak diketahui. Kanker laring mewakili 1% dari semua kanker dan
terjadi lebih sering pada pria, faktor-faktor penyebabnya adalah:
1. Tembakau
2. Alkohol dan efek kombinasinya
3. Ketegangan vocal
4. Laringitis kronis
5. Pemajanan industrial terhadap karsinogen
6. Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan
7. Predisposisi keluarga

4. Klasifikasi
Tumor Ganas Laring
a. Glotis
Tis Karsinoma insitu
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik, atau tumor
sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring.
b. Subglotis
Tis karsinoma insitu
T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis
T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.
T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau dua-duanya.
c. Metastasis Jauh (M)
Mx Tidak terdapat/ terdeteksi
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh.
Stadium
a. ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik, atau tumor sudah
terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor terbatas pada daerah subglotis. Tidak ada
metastasis jauh



b. ST II T2 N0 M0
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir
(impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.
Tidak ada metastasis jauh
c. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0
Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
d. STIV T4 N0/N1 M0
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring. Tumor yang luas
dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau dua-duanya.
e. T1/T2/T3/T4 N2/N3
f. T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

d. Penanggulangan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan, maka ditentukan tindakan yang akan diambil sebagai
penanggulangannya.
Ada 3 cara penaggulangan yang lazim dilakukan, yakni pembedahan, radiasi, obat sitostatika ataupun
kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1dikirim untuk dilakukan operasi, stadium 4 dilakukan operasi
dengan rekonstruksi, bila masih memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringgektomia totalis ataupun parsial, tergantung lokasi dan penjalaran
tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat penjalaran ke kelenjar limfa leher. Di
bagian THT RSCM tersering dilakukan laringektomia totalis, karena beberapa pertimbangan, sedangkan
laringektomi parsial jarang dilakukan, karena teknik sulit untuk menentukan batas tumor.



5. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal
ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau
serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala
dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95%
adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan
lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe.
Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan
subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor
pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerak

6. Manifestasi Klinis
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang yang mengalami
serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Rasa tidak enak pada tenggorokan seperti ada yang tersangkut.
Kesulitan menelan.
Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening,
muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
Nyeri tenggorokan
Nyeri leher
Penurunan berat badan
Batuk
Batuk darah
Bunyi pernafasan yang abnormal. (strdor/ ngorok timbul saat tidur).
Sesak terjadi pada awal dan di area glotis
Nyeri dan rasa terbakar pada tenggorok ketika minum cairan panas dan jus jeruk
Disfagia, dispnea, dan nafas bau
Pembesaran nodus servikal, debilitas umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat menandakan
adanya metastasis (transfer penyakit dari satu organ ke organ lain).

7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan untuk kondisi ini bervarisi sejalan dengan keluasan malignansi. Pengobatan pilihan
termasuk terapi radiasi dan pembedahan.Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap
penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi, jika mungkin, sebelum dilakukan
pembedahan.
Jika pembedahan akan dilakukan, tim yang terdiri atas multidisiplin ilmu mengevaluasi kebutuhan
pasien dan keluarga untuk mengembangkan suatu rencana keperawatan yang berhasil.
Terapi radiasi dilakukan Jika hanya 1 pita suara yang terkena, dan Suara masih dalam keadaan normal,
Pre op untuk menurunkan ukuran tumor, Perawatan tidak terlalu lama
Kemoterapi
Operasi laringektomi
1. Laringektomi parsial (Laringektomi-Tirotomi) Laringektomi parsial direkomendasikan kanker area
glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang terkena. Tindakan ini mempunyai mempunyai angka
penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya
tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan menjadi parau. Jalan nafas akan tetap utuh dan pasien
seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
2. Laringektomi supraglotis (horisontal) Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan
tumor supraglotis. Tulang hioid, glotis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid, dan
trakea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang
trakeostomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glotis pulih. Selang trakeostomi ini biasanya
diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang
nasogastrik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi bahaya aspirasi. Pasca operasi pasien akan
mengalami kesulitan menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama operasi ini adalah bahwa
suara akan kembali pulih dalam seperti biasa. Masalah utamanya adalah bahwa kanker tersebut akan
kambuh.
3. Laringektomi hemivertikal Laringetomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara,
tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini,
kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (satu pita suara sejati
dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien beresiko
mengalami aspirasi pascaoperasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit
tenggorok) dan proyeksi. Namun demikian jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh.
4. Laringektomi total Laringektomi total dilakukan ketika kanker meluas diluar pita suara. Lebih jauh ke
tulang hioid, epiglotis, kartilago krikoid, dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding
faringeal, dan trakea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang menganjurkan dilakukannya diseksi leher
pada sisi yang sama dengan lesi bahkan jika tidak teraba nodus limfe sekalipun. Rasional tindakan ini
adalah bahwa metastasis ke nodus limfe servical sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika lesi
mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara. Dengan atau tanpa diseksi leher, laringektomi
total dibutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam
saluran pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan stingfer tidak ada lagi. Pasien
tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total mengubah cara
dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara.

Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara.
Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:
1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas
dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara.
2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan
kerongkongan. Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga
menghasilkan suara. Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak
sengaja masuk ke dalam trakea.

3. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher. Suara yang
dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan mulut, hidung,
gigi, lidah dan bibir.Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal.
4. Penggunaan Blom-Singer Voice : prosthesis dan kutub tracheostomy dengan alat ini pasien yang
mengalami laringoctomy total dapat berbicara normal.

8. Test Diagnostik
Pada karsinoma laring, dilakukan pemeriksaaan larigoskopik langsung di bawah anestesi
umum.Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukan tumor
dengan jelas. Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar. Sinar-X dada, scan tulang,
untuk mengidentifikasi kemungkinan metaphase. darah lengkap, dapat menyatakan anemi yang
merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh
darah dan pembuluh limfe, kemudian laring diperiksa dengan anestesi umum dan dilakukan biopsy pada
tumor.Gigi yang berlubang sebaiknya dicabut pada saat yang sama
http://erfansyah.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-kanker-laring.html

Etiologi ca laring :
- Tidak diketahui
- Berhubungan dengan karsinogen : tembakau,alcohol, polusi industry
- Laryngitis kronis
- Penggunaan suara berlebihan herediter
- Herediter
- Laki-laki > dr pd perempuan
- 50-70 tahun
- Squamous cell carcinoma
Tanda dan gejala ca laring :
- Suara parau
- Ada benjolan dan bengkak pd tenggorok
- Disfagia
- Nyeri ketika berbicara
- Rasa terbakar ditenggorokan
- Dyspnea
- Berat badan menurun
- Nafas bau
- Pembesaran kelenjar limfe
Pemeriksaan diagnostic :
- Laryngoskopi
- Biopsy
- CT scan
- Rontgen dada
- Pergerakan pita suara
http://www.infokeperawatan.com/keperawatan-pada-pasien-ca-laring-post-laringektomi.html
ANATOMI LARING
Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolanmembentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada
pita suara. Sedikit di bawah cartilagothyroid terdapat cartilago cricoid. Laring
menghubungkan laringopharynx dengan trachea,terletak pada garis tengah anterior
dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring
jugamelindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk. Laring seringdisebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laringc. Kartilago Thyroid :
kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (
Adams Apple )d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit
dalam laring ( terletak di bawahkartilago thyroid )e. Kartilago Aritenoid :
digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara; pitasuara melekat pada lumen laring.




http://www.scribd.com/doc/42023083/Anatomi-Dan-Fisiologi-Tenggorok


http://www.scribd.com/doc/95931381/Anatomi-Fisiologi-Faring-Laringrevisi

Larynk normal
http://www.scribd.com/doc/95931381/Anatomi-Fisiologi-Faring-Laringrevisi

FISIOLOGI LARING
Fungsi Laring :

Proteksi

mencegah makanan dan benda asingmasuk ke trachea dengan penutupan adituslaring dan rima
glotis.

Respirasi

mengatur besar kecilnya rima glottis

Membantu menelan dengan 3 mekanisme :

Gerakan Laring bagian bawah keatas

Penutupan Aditus Laringis

Mendorong bolus makanan

Mengekspresikan Emosi spt; berteriak,mengeluh, menangis, dll.

Fonasi dgn membuat dan menentukan tinggi-rendah suara.

http://www.scribd.com/doc/95931381/Anatomi-Fisiologi-Faring-Laringrevisi

II.5. Tumor ganas laring
Dalam periode 6 tahun ( 1980 1985 ), di bagian THT RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta
didapatkan 14 penderita karsinoma laring dengan perbandingan laki laki dan perempuan
sebanyak 7 : 1. perbandingan ini agak tinggi diluar negeri, mungkin karena ada kecendrungan
meningkatnya kebiasaan kaum wanita diluar negeri ( negeri barat ) untuk merokok dan minum
alkihol.
Karsinoma laring terbanyak didapatkan pada pasien yang berumur menjelang tua, dengan usia
antara 50 60 tahun.

Epidemiologi
Kebanyakan ( 70 90 % ) karsinoma laring ditemukan pada pria usia lanjut. Tipe glotik
merupakan 60 65 %, supraglotik 30 35 %, dan infraglotik hanya 5 %. Merokok merupakan
penyebab utama.
(5)


http://ilmuluardalam.blogspot.com/2012/02/tumor-laring.html

makalah tentang tumor ganas laring
http://www.scribd.com/doc/102348327/TINJAUAN-PUSTAKA-LARING

Anda mungkin juga menyukai