Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR ASKEP CA LARING

1. Pengertian Karsinoma Laring

Ca. laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang
THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)

Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring ) atau
daerah lain di tenggorokan (K.D Jayanto, 2008). Karsinoma laring adalah keganasan pada
laring yang meliputi bagian supraglotik, glotis, dan subglotis (Suddart and Brunner).

2. Anatomi dan Fisiologi

Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
antara faring dan trakea. Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :

1. Epiglotis : Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
2. Glotis : Ostium antara pita suara dalam laring
3. Kartilago tiroid : Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini
memebentuk jakun ( Adam ‘s Apple).
4. Kartilago krikoid : satu – satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak
di baewah kartilago tiroid).
5. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. Pita Suara : Ligamen yang dikontrol oleh otot yang menghasilkan bunyi suara , pita
suara melekat pada lumen laring .

Laring membentuk ektermitas dan trakea. Kerangka laring tersusun dari beberapa
kartilago yang berhubungan oleh otot ligamen-ligamen. Kerangka kartilago
melindungi pita suara dan mempertahankan suatu kekauan yang memungkinkan
terbukanya jalan nafas.

3. Etiologi

Penyebab dari carsinoma laring yaitu:

a. Belum diketahui pasti


b. Faktor predisposisi merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif (Kapita Selelcta
Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, hal : 136)
c. Seseorang yang mengalami kanker dikepala dan dileher sering kali adalah seseorang
yang menggunakan alcohol dan tembakau sebelum pembedahan.

( Buku Ajar. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2 hal. 1015)

Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :

Faktor Lingkungan

Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita
suara), Asap debu pada daerah industri.

Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat
menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol
menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna
makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang
tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses
secara berlebihan.

Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus
Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan
genetik.

Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D.
Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca.laring yaitu :
a. Tembakau, perokok diatas 40 tahun atau lebih, riwayat keluarga
b. Alkohol serta efek kombinasinya
c. Penajaman terhadap obseton, asap debu pada daerah industri, gas mustard
d. Kayu, kulit dan logam
e. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad, dosen )
f. Klasifikasi
g. Tumor Ganas Laring
h. Glotis

Tis Karsinoma insitu

 T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
 T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
 T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
 T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.

a. Subglotis

Tis karsinoma insitu

 T1 Tumor terbatas pada daerah subglot


 T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.
 T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.
 T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.

b. Metastasis Jauh (M)

 Mx Tidak terdapat/ terdeteksi


 M0 Tidak ada metastasis jauh
 M1 Terdapat metastasis jauh.

c. Stadium

Tergantung keadaan kanker (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan


metastasis jauh ( M ).

 Stadium I : T1No Mo

 Stadium II : T2No Mo

 Stadium III : T3No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo


 Stadium IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.

4. Patofisiologi

Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya
belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.
Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas
pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan
epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.

Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan
sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan
ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian
dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih
dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan
tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.

Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan


pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran
kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari
pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).

5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang ditimbulkan dari ca. Laring yaitu :

a. Nyeri tenggorok

Rasa tidak enak pada tenggorokan seperti ada yang tersangkut.

b. Sulit menelan

Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.

c. Suara Serak
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera
memeriksakan diri.

d. Hemoptisis dan batuk

Hemoptisis yaitu berupa batuk yang mengeluarkan darah atau disertai dengan
darah karena ada infeksi di bagian saluran pernafasan.

e. Berat Badan turun

Berat badan menurun dikarenakan adanya ganggunan pada sistem pernafasan


yang tentunya menimbulkan penyakit dan mengganggu nafsu makan sehingga nutrisi
tidak terpenuhi dengan baik dan menyebabkan berat badan menurun.

f. Bunyi pernafasan yang abnormal.

Bunyi pernafasan abnormal dapat berupa stridor/ ngorok timbul saat tidur. Suara
mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan
merupakan tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh
nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.

6. Komplikasi

Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi


termasuk:

a. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)

b. Hemoragi

c. Infeksi

7. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk karsinoma laring yaitu :

a. Kurangi atau hindari rokok dan alkohol.

b. Kurangi penggunaan pita suara yang berlebihan contoh : Penyanyi

8. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi.
Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan
untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi
diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.

Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika
menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa
mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan
pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total
atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.

a. Terapi Radiasi

Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien
yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan ( yaitu
bergerak saat fonasi ). Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal.
Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil
dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi
juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor.

b. Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi )

Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika
hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan yang
sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya
teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan
pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.

c. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )

Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.


Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi krikoid dan trakea
tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang
traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini
biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup.

Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan


tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami
kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi ini
adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.

d. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang
dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring
dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu
pita suara palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid diangkat.

Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang nasogastrik selama


operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat
terjadi pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi
nafas dan jalan menelan tetap utuh.

e. Langektomi Total

Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid,
epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding
faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal
permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan
bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak
akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total
merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner &
Suddarth, 2002 : 557-558 )

f. Kemoterapi

Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen


antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus
sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik,
kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang
membelah.

Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada


lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin di
kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan
ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca
operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic,
karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari
rencana pengobatan.

Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh
sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan
meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial untuk
metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine (
FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ),
Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah
meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare.
 Rute pemberian

Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral, interval,


intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian biasanya
bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor
yang diobati.

 Dosis

Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh
total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi organ
utama dan status kinerja fisik.

g. Terapi Sistomatik

Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :

 Pemberian sadatif

 Pemberian antiemetic

 Pemberian antipiretik

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Laringoskopi

Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada
leher dan gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan menelan akan
bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya
pembesaran dan nyeri.

b. Pemeriksaan sinar x jaringan lunak : yaitu untuk mengetahui apakah terdapat


penonjolan pada tenggorokan.

c. Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium menunjukkan adanya lesi-lesi


local

d. Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya metastasis dan evaluasi respon pengobatan.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak
yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan pada
daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan
Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan data sebgai berikut :

Biografi

 Nama
 Usia
 Jenis kelamin : Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1
 Pekerjaan : Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan, seperti penyanyi,
penceramah, dosen.
 Alamat : Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi yang tinggi, seperti
tinggal di wilayah industri

2. Keluhan Utama

Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok, sulit menelan,
sulit bernapas, suara serak, hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri
tenggorok, lemah.

3. Riwayat Penyakit
4. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker
pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada
tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi
disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

5. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit


tenggorokan, riwayat epiglottis.

6. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga yang terdiagnosa positif


kanker laring.

7. Pola Kebiasaan dan Fungsi Kesehatan

8. Persepsi kesehatan
 Kebiasaan merokok
 Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat
 Selalu sering menggunakan pita suara atau terlalu sering bernyanyi.

9. Pola nutrisi metabolik

 Sulit menelan
 Mudah tersedak
 Sakit tenggorokan yang menetap.

10. Kaji pola eliminasi

 Tidak bisa BAB dengan Normal


 Sulit BAK

11. Kaji Pola aktivitas dan latihan

Tidak dapat mengeluarkan suara yang normal pada saat sedang menyanyi

12. Kaji pola tidur dan istirahat

 Tidak dapat tidur dengan nyenyak atau sulit tidur.


 Sering mengalami mimpi buruk

13. Kaji pola persepsi kognitif

 Tidak dapat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan suara.


 Tidak ada nafsu makan, mual-mual, badan terasa lemah.

14. Kaji pola peran dan hubungan sesama.

 Tidak ada masalah dengan alat kelamin


 Tidak ada penyimpangan seksualitas.

15. Kaji pola reproduksi – seksualitas

 Tidak ada masalah dengan alat kelamin


 Tidak ada penyimpangan seksualitas.

16. Kaji pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

 Perasaan cemas dan bingung karena penyakitnya belum sembuh.


 Perasaan takut tidak bisa bersuara lagi/ bisu.

17. Kaji pola persepsi dan pola diri


 Perasaan takut kehilangan suara.
 Perasaan malu/ menarik diri.

18. Kaji pola sistem kepercayaan

 Tidak ada masalah dengan kepercayaan


 Selalu berdoa dan memintan kepada Tuhan agar penyakitnya dapat disembuhkan.

19. Pemeriksaan Fisik

 Pengukuran BB
 Kepala : pembengkakan, nyeri, luka
 Leher : benjolan pada leher, luka
 Dada : nyeri, pembengkakan, luka
 Abdomen : pembengkakan, luka, nyeri tekan dan lepas
 Ekstremitas : kemampuan menggerakkan
 Genetalia : luka, nyeri

20. Keadaan umum


21. Tanda-tanda vital

 Suhu
 TD
 Respirasi
 Nadi

22. Pemeriksaan Persistem


23. Sistem respirasi

Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk
kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk
dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal.

Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.

 Sistem kardiovaskuler

Tanda-tanda vital, perfusi jaringan.

 Sistem genitourinaria

Produksi urine, warna, bau, terpasang kateter apa tidak.

 Sistem gastrointestinal
Bagaimana nafsu makannya, ada tidaknya distensi abdomen, jenis diit yang
diberikan.

 Sistem muskuloskeletal

Ada tidaknya kekakuan sendi, kelemahan otot, keterbatasan gerak, ada tidaknya
atropi.

 Sistem endokrin

Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.

 Sistem persyarafan

Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.

Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap


atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan
menelan. Kerusakan membran mukosa.

24. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 Data subjektif : Bersihan jalan napas Penumpukan secret,
· Keluarga tidak efektif gangguan kemampuan
mengatakan klien bernapas, menelan
batuk sejak 2 minggu
yang lalu
Data objektif
· Klien batuk
· Produksi secret +
· Terdapat luka
post op trakeostomi
· Retraksi dinding
dada
2 Data subjektif Nyeri akut Penekanan serabut
· Keluarga syaraf oleh sel kanker
mengatakan klien
sering mengerang
terutama pada malam
hari
Data objektif
· Klien gelisah
· Klien tampak
menahan nyeri
· Skala nyeri 5

3 Data subjektif Nutrisi kurang dari Penurunan kemampuan


· Keluarga kebutuhan tubuh menelan (disfagia)
mengatakan klien
hanya makan
beberapa sendok
tiap kali makan
Data objektif
· BB turun 10 kg
selama sakit
· Klien
mengalami kesulitan
menelan
· Terdapat luka
trakeostomi pada
leher

25. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Penumpukan secret, gangguan


kemampuan bernapas, menelan
2. Nyeri akut b.d Penekanan serabut syaraf oleh sel kanker, luka post op
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d Penurunan kemampuan menelan (disfagia)
26. Intervensi

TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
(NOC)
1 Ketidakefektifan Bersihan NOC: NIC:
Jalan Nafas - Respiratory status Airway Suction
1. Pastikan kebutuhan
Definisi : Ketidakmampuan : Ventilation
untuk membersihkan sekresi oral / tracheal
atau obstruksi dari saluran - Respiratory status
pernafasan untuk suctioning
mempertahankan kebersihan : Airway patency
jalan nafas 2. Auskultasi suara
- Aspiration
Batasan Karakteristik : nafas sebelum dan
- Tidak ada batuk Control
- Suara nafas tambahan sesudah suctioning
- Perubahan frekuensi nafas
- Perubahan irama nafas 3. Informasikan pada
- Sianosis Setelah dilakukan
- Kesulitan berbicara atau tindakan klien dan keluarga
mengeluarkan suara keperawatan selama
- Penurunan bunyi nafas klien menunjukkan tentang suctioning
- Dispneu keefektifan jalan
- Sputum dalam jumlah nafas dengan 4. Minta klien nafas
yang berlebihan
- Batuk yang tidak efektif Kriteria Hasil : dalam sebelum
- Orthopneu  Mendemonstrasik
- Gelisah suction dilakukan.
- Mata terbuka lebar an batuk efektif
5. Berikan O2 dengan
Faktor yang berhubungan dan suara nafas
dengan: menggunakan nasal
- Lingkungan : perokok yang bersih, tidak
untuk memfasilitasi
pasif, mengisap aspa, ada sianosis dan
suksion nasotrakeal
merokok dyspneu (mampu
6. Gunakan alat yang
- Obstruksi jalan nafas : mengeluarkan
steril sitiap
spasme jalan nafas, sputum, bernafas
melakukan tindakan
sekresi tertahan, dengan mudah,
7. Anjurkan pasien
banyaknya mukus, adanya tidak ada pursed
untuk istirahat dan
jalan nafas buatan, sekresi lips)
bronkus, adanya eksudat  Menunjukkan napas dalam setelah

di alveolus, adanya benda jalan nafas yang kateter dikeluarkan

asing di jalan nafas. paten (klien tidak dari nasotrakeal

merasa tercekik, 8. Monitor status

Fisiologis: Jalan napas irama nafas, oksigen pasien


alergik, asma, penyakit
paru obstruktif kronik, frekuensi 9. Ajarkan keluarga
hiperplasi dinding
bronchial, infeksi, pernafasan dalam bagaimana cara
disfungsi neuromuskular
rentang normal, melakukan suksion

tidak ada suara 10. Hentikan suksion dan

nafas abnormal) berikan oksigen

 Mampu apabila pasien

mengidentifikasik menunjukkan

an dan mencegah bradikardi,

faktor yang peningkatan saturasi

penyebab. O2, dll.

Airway Managemen
1. Buka jalan nafas,

guanakan teknik chin

lift atau jaw thrust

bila perlu

2. Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi
3. Identifikasi pasien

perlunya pemasangan

alat jalan nafas

buatan

4. Pasang mayo bila

perlu

5. Lakukan fisioterapi

dada jika perlu

6. Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction

7. Auskultasi suara

nafas, catat adanya

suara tambahan

8. Lakukan suction

pada mayo

9. Berikan

bronkodilator bila

perlu

10. Berikan pelembab

udara Kassa basah

NaCl Lembab

11. Atur intake untuk

cairan

mengoptimalkan
keseimbangan.

12. Monitor respirasi dan

status O2

2 Nyeri akut NOC NIC


Control nyeri Manajemen nyeri
Definisi : Kriteria Hasil: Aktivitas:
Sensori yang tidak  Mengakui factor - Lakukan pengkajian
menyenangkan dan
pengalaman emosional yang penyebab nyeri secara
muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan  Mengetahui komprehensi termasuk
atau menggambarkan adanya
kerusakan (Asosiasi Studi nyeri lokasi karakteristik,
Nyeri Internasional):
serangan mendadak atau  Menggunakan durasi, frekuensi,
pelan intensitasnya dari
ringan sampai berat yang obat analgesic kualitas, dan factor
dapat diantisipasi dengan
akhir yang dapat diprediksi  Menjelaskan presipitasi
dan dengan durasi kurang
dari 6 bulan. gejala nyeri - Observasi reaksi non

Batasan karakteristik :  Melaporkan verbal dari


· Anorexia
· Perubahan pola tidur control nyeri ketidaknyamanan
· Fatigue
· Gangguan interaksi yang telah - Gunakan teknik
social
· Ekspresi verbal tentang dilakukan komunikasi terapeutik
nyeri
untuk mengetahui
Level nyeri
Kriteria Hasil : pengalaman nyeri
 Ekspresi nyeri
pasien
 Frekuensi nyeri
- Kaji budaya yang
 Ekspresi wajah
mempengaruhi respion
terhadap nyeri
nyeri
- Determinasi akibat

nyeri terhadap kualitas

hidup

- Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan dukungan

- Control ruangan yang

dapat mempengaruhi

nyeri

- Kurangi factor

presipitasi nyeri

- Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

- Ajarkan pasien untuk

memonitor nyeri

- Kaji tipe dan sumber

nyeri untuk

menentukan intervensi

- Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

- Evaluasi keefektifan

control nyeri
- Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil

3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional Status Nutrition Management
- Kaji adanya alergi
Definisi : Intake nutrisi tidak : food and Fluid
cukup untuk keperluan makanan
metabolisme tubuh. Intake
- Kolaborasi dengan
Batasan karakteristik :
- Berat badan 20 % atau Kriteria Hasil : ahli gizi untuk
lebih di bawah ideal  Adanya
- Dilaporkan adanya intake menentukan jumlah
makanan yang kurang dari peningkatan berat
RDA (Recomended Daily kalori dan nutrisi yang
Allowance) badan sesuai
- Membran mukosa dan dibutuhkan pasien.
konjungtiva pucat dengan tujuan
- Kelemahan otot yang - Anjurkan pasien untuk
digunakan untuk  Berat badan ideal
menelan/mengunyah meningkatkan intake
- Luka, inflamasi pada sesuai dengan
rongga mulut Fe
- Mudah merasa kenyang, tinggi badan
sesaat setelah mengunyah - Anjurkan pasien untuk
makanan  Mampu
- Dilaporkan atau fakta meningkatkan protein
adanya kekurangan makanan mengidentifikasi
- Dilaporkan adanya dan vitamin C
perubahan sensasi rasa kebutuhan nutrisi
- Perasaan ketidakmampuan - Berikan substansi gula
untuk mengunyah makanan  Tidak ada tanda
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan
makanan cukup tanda malnutrisi - Yakinkan diet yang
- Keengganan untuk makan
- Kram pada abdomen Tidak terjadi dimakan mengandung
- Tonus otot jelek penurunan berat
- Nyeri abdominal dengan badan yang berarti tinggi serat untuk
atau tanpa patologi
- Kurang berminat terhadap mencegah konstipasi
makanan
- Pembuluh darah kapiler - Berikan makanan
mulai rapuh
- Diare dan atau steatorrhea yang terpilih ( sudah
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok) dikonsultasikan
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi, dengan ahli gizi)
misinformasi
- Ajarkan pasien
Faktor-faktor yang
berhubungan : bagaimana membuat
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna catatan makanan
makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan harian.
dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi. - Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori

- Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

- Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas

normal
- Monitor adanya

penurunan berat badan

- Monitor tipe dan

jumlah aktivitas yang

biasa dilakukan

- Monitor interaksi anak

atau orangtua selama

makan

- Monitor lingkungan

selama makan

- Jadwalkan

pengobatan dan

tindakan tidak selama

jam makan

- Monitor kulit kering

dan perubahan

pigmentasi

- Monitor turgor kulit

- Monitor kekeringan,

rambut kusam, dan

mudah patah

- Monitor mual dan

muntah

- Monitor kadar

albumin, total protein,


Hb, dan kadar Ht

- Monitor makanan

kesukaan

- Monitor pertumbuhan

dan perkembangan

- Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan

intake nuntrisi

- Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik

papila lidah dan

cavitas oral.

- Catat jika lidah

berwarna magenta,

scarlet
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan teori dan asuhan keperawatan di atas maka dapat


disimpulkan yaitu:

1. laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang menggangu jaringan
suara yang terletak diantara larynx atau di ujung prixsimal trachea.
2. Penyebab ca laring belum diketahui pasti, namun faktor predisposisinya yaitu seperti
merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif.
3. Klasifikasi dari ca laring yaitu tumor ganas laring, metastasis jauh (m) dan stadium.
4. Manifestasi klinis dari ca laring yaitu nyeri tenggorok, sulit menelan, suara serak,
hemoptisis dan batuk, sesak nafas, berat badan turun dan bunyi pernafasan yang
abnormal
5. Potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk: Distres pernapasan (hipoksia,
obstruksi jalan napas, edema trakea), Hemoragi dan Infeksi
6. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk karsinoma laring yaitu : Kurangi atau hindari
rokok dan alkohol dan Kurangi penggunaan pita suara yang berlebihan.
7. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Beberapa
penatalaksanaan dari ca. Laring yaitu : terapi radiasi (laringektomi supraglotis
horizontal dan laringektomi hemivertikal), kemoterapi dan terapi sistomatik
8. Pemeriksaan penunjang dari ca. laring yaitu : laringoskopi, pemeriksaan sinar x
jaringan lunak, pemeriksaan poto kontras dan pemeriksaan MRI

B. Saran

Saran yang dapat berikan kepada tenaga keperawatan mengenai penyakit kanker
laring yaitu diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan perawatan pasien
kanker laryx dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC

Bulecheck, Gloria. M , dkk.2013.Nursing Intervention Classification (NIC) : Sixth


Edition. Oxford : Mosby Elservier

Carpenito,Lynda Juall.2006.Buku saku diagnosis keperawatan.Edisi10.Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran

Nursing Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.).2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definition & Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell

Moorhead, Sue, dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Measurement of Health


Outcomes, Sixth Edition. Oxford : Mosby Elservier

Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai