Ca. laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang
THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)
Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring ) atau
daerah lain di tenggorokan (K.D Jayanto, 2008). Karsinoma laring adalah keganasan pada
laring yang meliputi bagian supraglotik, glotis, dan subglotis (Suddart and Brunner).
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
antara faring dan trakea. Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
1. Epiglotis : Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
2. Glotis : Ostium antara pita suara dalam laring
3. Kartilago tiroid : Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini
memebentuk jakun ( Adam ‘s Apple).
4. Kartilago krikoid : satu – satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak
di baewah kartilago tiroid).
5. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. Pita Suara : Ligamen yang dikontrol oleh otot yang menghasilkan bunyi suara , pita
suara melekat pada lumen laring .
Laring membentuk ektermitas dan trakea. Kerangka laring tersusun dari beberapa
kartilago yang berhubungan oleh otot ligamen-ligamen. Kerangka kartilago
melindungi pita suara dan mempertahankan suatu kekauan yang memungkinkan
terbukanya jalan nafas.
3. Etiologi
Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :
Faktor Lingkungan
Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita
suara), Asap debu pada daerah industri.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat
menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol
menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna
makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang
tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses
secara berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus
Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan
genetik.
Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D.
Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca.laring yaitu :
a. Tembakau, perokok diatas 40 tahun atau lebih, riwayat keluarga
b. Alkohol serta efek kombinasinya
c. Penajaman terhadap obseton, asap debu pada daerah industri, gas mustard
d. Kayu, kulit dan logam
e. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad, dosen )
f. Klasifikasi
g. Tumor Ganas Laring
h. Glotis
T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.
T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.
a. Subglotis
c. Stadium
Stadium I : T1No Mo
Stadium II : T2No Mo
4. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya
belum diketahui secara pasti oleh para ahli.
Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.
Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas
pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan
epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan
sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan
ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian
dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih
dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan
tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang ditimbulkan dari ca. Laring yaitu :
a. Nyeri tenggorok
b. Sulit menelan
c. Suara Serak
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera
memeriksakan diri.
Hemoptisis yaitu berupa batuk yang mengeluarkan darah atau disertai dengan
darah karena ada infeksi di bagian saluran pernafasan.
Bunyi pernafasan abnormal dapat berupa stridor/ ngorok timbul saat tidur. Suara
mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan
merupakan tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh
nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.
6. Komplikasi
b. Hemoragi
c. Infeksi
7. Pencegahan
8. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi.
Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan
untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi
diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.
Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika
menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa
mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan
pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total
atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.
a. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien
yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan ( yaitu
bergerak saat fonasi ). Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal.
Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil
dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi
juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor.
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika
hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan yang
sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya
teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan
pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
d. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang
dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring
dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu
pita suara palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid diangkat.
e. Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid,
epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding
faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal
permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan
bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak
akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total
merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner &
Suddarth, 2002 : 557-558 )
f. Kemoterapi
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh
sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan
meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial untuk
metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine (
FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ),
Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah
meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare.
Rute pemberian
Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh
total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi organ
utama dan status kinerja fisik.
g. Terapi Sistomatik
Pemberian sadatif
Pemberian antiemetic
Pemberian antipiretik
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Laringoskopi
Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada
leher dan gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan menelan akan
bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya
pembesaran dan nyeri.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak
yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan pada
daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan
Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan data sebgai berikut :
Biografi
Nama
Usia
Jenis kelamin : Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1
Pekerjaan : Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan, seperti penyanyi,
penceramah, dosen.
Alamat : Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi yang tinggi, seperti
tinggal di wilayah industri
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok, sulit menelan,
sulit bernapas, suara serak, hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri
tenggorok, lemah.
3. Riwayat Penyakit
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker
pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada
tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi
disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
8. Persepsi kesehatan
Kebiasaan merokok
Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat
Selalu sering menggunakan pita suara atau terlalu sering bernyanyi.
Sulit menelan
Mudah tersedak
Sakit tenggorokan yang menetap.
Tidak dapat mengeluarkan suara yang normal pada saat sedang menyanyi
Pengukuran BB
Kepala : pembengkakan, nyeri, luka
Leher : benjolan pada leher, luka
Dada : nyeri, pembengkakan, luka
Abdomen : pembengkakan, luka, nyeri tekan dan lepas
Ekstremitas : kemampuan menggerakkan
Genetalia : luka, nyeri
Suhu
TD
Respirasi
Nadi
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk
kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk
dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal.
Sistem kardiovaskuler
Sistem genitourinaria
Sistem gastrointestinal
Bagaimana nafsu makannya, ada tidaknya distensi abdomen, jenis diit yang
diberikan.
Sistem muskuloskeletal
Ada tidaknya kekakuan sendi, kelemahan otot, keterbatasan gerak, ada tidaknya
atropi.
Sistem endokrin
Sistem persyarafan
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
(NOC)
1 Ketidakefektifan Bersihan NOC: NIC:
Jalan Nafas - Respiratory status Airway Suction
1. Pastikan kebutuhan
Definisi : Ketidakmampuan : Ventilation
untuk membersihkan sekresi oral / tracheal
atau obstruksi dari saluran - Respiratory status
pernafasan untuk suctioning
mempertahankan kebersihan : Airway patency
jalan nafas 2. Auskultasi suara
- Aspiration
Batasan Karakteristik : nafas sebelum dan
- Tidak ada batuk Control
- Suara nafas tambahan sesudah suctioning
- Perubahan frekuensi nafas
- Perubahan irama nafas 3. Informasikan pada
- Sianosis Setelah dilakukan
- Kesulitan berbicara atau tindakan klien dan keluarga
mengeluarkan suara keperawatan selama
- Penurunan bunyi nafas klien menunjukkan tentang suctioning
- Dispneu keefektifan jalan
- Sputum dalam jumlah nafas dengan 4. Minta klien nafas
yang berlebihan
- Batuk yang tidak efektif Kriteria Hasil : dalam sebelum
- Orthopneu Mendemonstrasik
- Gelisah suction dilakukan.
- Mata terbuka lebar an batuk efektif
5. Berikan O2 dengan
Faktor yang berhubungan dan suara nafas
dengan: menggunakan nasal
- Lingkungan : perokok yang bersih, tidak
untuk memfasilitasi
pasif, mengisap aspa, ada sianosis dan
suksion nasotrakeal
merokok dyspneu (mampu
6. Gunakan alat yang
- Obstruksi jalan nafas : mengeluarkan
steril sitiap
spasme jalan nafas, sputum, bernafas
melakukan tindakan
sekresi tertahan, dengan mudah,
7. Anjurkan pasien
banyaknya mukus, adanya tidak ada pursed
untuk istirahat dan
jalan nafas buatan, sekresi lips)
bronkus, adanya eksudat Menunjukkan napas dalam setelah
mengidentifikasik menunjukkan
Airway Managemen
1. Buka jalan nafas,
bila perlu
2. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
buatan
perlu
5. Lakukan fisioterapi
6. Keluarkan sekret
suction
7. Auskultasi suara
suara tambahan
8. Lakukan suction
pada mayo
9. Berikan
bronkodilator bila
perlu
NaCl Lembab
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
status O2
hidup
keluarga untuk
mencari dan
menemukan dukungan
dapat mempengaruhi
nyeri
- Kurangi factor
presipitasi nyeri
penanganan nyeri
memonitor nyeri
nyeri untuk
menentukan intervensi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
control nyeri
- Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
- Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya
biasa dilakukan
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan
pengobatan dan
jam makan
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor kekeringan,
mudah patah
muntah
- Monitor kadar
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
intake nuntrisi
hiperemik, hipertonik
cavitas oral.
berwarna magenta,
scarlet
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang menggangu jaringan
suara yang terletak diantara larynx atau di ujung prixsimal trachea.
2. Penyebab ca laring belum diketahui pasti, namun faktor predisposisinya yaitu seperti
merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif.
3. Klasifikasi dari ca laring yaitu tumor ganas laring, metastasis jauh (m) dan stadium.
4. Manifestasi klinis dari ca laring yaitu nyeri tenggorok, sulit menelan, suara serak,
hemoptisis dan batuk, sesak nafas, berat badan turun dan bunyi pernafasan yang
abnormal
5. Potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk: Distres pernapasan (hipoksia,
obstruksi jalan napas, edema trakea), Hemoragi dan Infeksi
6. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk karsinoma laring yaitu : Kurangi atau hindari
rokok dan alkohol dan Kurangi penggunaan pita suara yang berlebihan.
7. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Beberapa
penatalaksanaan dari ca. Laring yaitu : terapi radiasi (laringektomi supraglotis
horizontal dan laringektomi hemivertikal), kemoterapi dan terapi sistomatik
8. Pemeriksaan penunjang dari ca. laring yaitu : laringoskopi, pemeriksaan sinar x
jaringan lunak, pemeriksaan poto kontras dan pemeriksaan MRI
B. Saran
Saran yang dapat berikan kepada tenaga keperawatan mengenai penyakit kanker
laring yaitu diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan perawatan pasien
kanker laryx dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC