Disusun Oleh :
(2114901013)
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN EKTOPIK
1.1 Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis
uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus (Sarwono
Prawiroharjho,2005)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang
terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus
yang rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering
disertai gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastik dan sterilisasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab
lumen tuba menyempit.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus.
Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.
1.3 Klasifikasi
Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya
mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain :
1. Tuba falopi, pars-intertisialis, isthmus, ampula, infundibulum, fimbrae
2. Uterus, kanalis servikalis, divertikulum, kornu, tanduk rudimenter,
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal, primer dan sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
1.4 Manifestasi Klinis
1.5 Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada
nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.
Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan
biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur
bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup maka
ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan
dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan
kadang-kadang sulit dilihat vili khorealis menembus endosalping dan masuk
kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat
implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh
invasi trofoblas.
Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi yang kurang dan dengan mudah diresobsi total.
Vaskularisasi berkurang
Dinding pembuluh
darah pada vili
Ovum mati dan korialis terbuka
direabsorbsi
Psedokapsularis
Hasil konsepsi mati dini robek/ terluka
Abortus ke
dalam
lumen tuba Berduka
Resiko syok
hipovolemik
Perdarahan Lapisan tuba Peritoneum
Perubahan
perfusi jaringan
Ansietas
Pelepasan mudqoh Ruptur dinding tuba
Resiko
Kurang
infeksi Nyeri
pengetahuan
Sempurna Tidak sempurna Akut
Intoleransi
aktivitas
Kekurangan
volume cairan
1.7 Komplikasi
c. Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam servik
dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak,
2) Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau
yang berupa bekuan kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya
hematokel retrouterina.
1.9 Penatalaksanaan
a. Pengkajian
1) Biodata
2) Keluhan Utama
c) Grande Multi
7) Riwayat Psikososial
a) Pola nutrisi
b) Eliminasi
c) Personal hygiene
9) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
d) Pemeriksaan abdomen
e) Pemeriksaan Genetalia
(1) Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervagina.
Perdarahan dari uterus biasanya sedikit- sedikit, berwarna merah
kehitaman.
b) Pemeriksaan ekstremitas
b. Diagnosa
c. Intervensi
4. Meningkatkan
jumlah sel
pembawa oksigen
; memperbaiki
defisiensi untuk
menurunkan
risiko perdarahan.
5. Memaksimalk
an transfer
oksigen ke
jaringan.
6. Memperbaiki
/ menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas
pembawa oksigen
untuk
memperbaiki
anemi, berguna
untuk mencegah/
mengobati
perdarahan
6. Gunakan
teknik
penghematan
energy misal mandi
dengan duduk,
duduk untuk
melakukan tugas-
tugas.
5. Mungkin
dibutuhkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
rasa duka
membuat rencana
dan menghadapi
masa depan.
5. Penerimaan
perasaan akan
membuat pasien
dapat menerima
situasi
4. Ibu dengan
kehamilan
ektopik dapat
memahami
kesulitan
mempertahankan
setelah
pengankatan tuba
atau ovarium
yang sakit.
7.Analgetik akan
mencapai pusat
rasa nyeri dan
menimbulkan
penghilangan
nyeri
6. Mencegah
terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicastore.com/kehamilanektopik,kehamilanluarkandungan/page:14
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media
Aesculapius FKUI