Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN OSCE OB

1. Oral Candidiasis
a. Gambaran Umum:
Infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans.
b. Etiologi:
Candida albicans
c. Deskripsi lesi:
Terdapat lesi primer berupa plak, berbentuk iregular, berukuran > 1cm, berwarna
putih, berjumlah multiple, berlokasi pada mukosa bukal, palatal, lingual, tekstur
kasar, dapat dikerok dan meninggalkan permukaan merah, terasa sakit.

d. HPA:
Inflamasi akut, berupa:
1) lapisan dinding organ sudah abnormal dan diinfiltrasi oleh sel-sel inflamasi
2) tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa sembab (edema)
3) tunika mukosa utuh, penuh infiltrasi leukosit PMN
4) tunika submukosa edema dengan pembuluh darah melebar dan infiltrasi
leukosit, perdarahan kecil-kecil (hemoragik)
5) tunika muskularis edema, infiltrasi leukosit PMN. Beberapa tempat terlihat
degenerasi berat sampai nekrosis dari jaringan otot polos
6) tunika serosa edema dengan pembuluh darah melebar, berisi penuh oleh darah
(hiperemi), beberapa tempat terlihat degenerasi sampai nekrosis
e. Pemeriksaan Penunjang:
Swab (usap) sitologik
f. Hasil Interpretasi:
Terdapat hifa dan koloni Candida albicans
g. DD:
1) Acute Pseudomembran Candidiasis
2) Leukoplakia
3) Leukoedema
h. Rencana Perawatan:
1) Pengerokan plak dengan kasa steril + larutan chlorhexidine gluconate 0,2 %
2) Edukasi pemeliharaan OHI
3) Peresepan obat anti jamur
R/ Nystatine 100.000 UI/ ml susp. 12 ml/ gr fl. VII
S 4.d.d instill. in. or. 4 ml. collut. et. sum. p. c. et. a. n

2. Granuloma Piogenikum/ Granuloma teleangiektatikum


a. Gambaran Umum:
Suatu lesi yang terlihat sebagai proliferasi jaringan ikat akibat adanya stimulus
atau injuri.
b. Etiologi:
Trauma/ iritasi dari kalkulus atau benda asing yang terdapat pada servikal gingiva.
Modifikasi perubahan hormonal dan obat-obatan.
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
Suatu masa merah yang terdiri dari jaringan granulasi hiperplastik pada kapiler2
yang menonjol. Tidak menghasilkan pus, hanya masa jaringan ikat gingiva. Pada
gingiva, bibir bawah, mukosa bukal, lidah.
• It is deep red to purple.
• Generally elevated, may be sessile or pedunculated
• Most commonly on the gingiva, it may be seen on other intraoral areas
• Usually develop rapidly and then remain static
• If seen in a pregnant female, it is called a pregnancy tumor.
• A pyogenic granuloma seen in a pregnant woman
• The lesions are identical to those seen in men and non pregnant
women.
• May be caused by hormonal changes and increased response to
plaque
• They often regress after delivery.

Terdapat lesi primer berupa nodula, berbentuk bulat, berukuran ≤ 1cm, berwarna
merah, berjumlah single, konsistensi kenyal, berlokasi pada gingiva, bibir bawah,
mukosa bukal, lidah, berbatas tegas.
d. HPA
1) Lapisan epitel skuamous tidak menutupi seluruh permukaan lagi. Pada tempat
tersebut terdapat jaringan nekrosis (ulkus)
2) Di bawah epitel maupun di bawah jaringan nekrotik terdapat jaringan ikat dari
longgar sampai padat yang mengandung banyak pembuluh darah
3) Jaringan ikat padat dengan infiltrasi ringan dari limfosit, sedikit leukosit dan
sel plasma, terdapat sel-sel jenis jaringan ikat yang telah membuat kolagen
4) Jaringan ikat longgar mengalami edema, dengan infiltrasi sel-sel kecil-kecil.
Struktur seluler sama dengan jaringan ikat padat dengan perbedaan bahwa
dalam jaringan ini lebih banyak adanya infiltrasi sel plasma dan leukosit
5) Sel-sel endotel pembuluh darah kebanyakan edema dan bentuknya membulat,
membesar sehingga menyerupai hemangioma
6) Jaringan tersebut di atas terjadi oleh karena pertumbuhan jaringan ikat yang
disertai dengan pembuluh rambut baru akibat dari radang kronis yang disebut
dengan granuloma piogenikum/ teleangiektatikum
e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA). Terdapat jaringan nekrotik (ulkus), dominasi infiltrasi
limfosit, sedikit leukosit dan sel plasma, pembentukan jaringan ikat disertai
pembuluh-pembuluh rambut baru, pembuluh darah edema dan membesar
menyerupai hemangioma.
g. DD:
1) Granuloma Piogenikum/ granuloma teleangiektatikum
2) Epulis Granulomatosa
3) Peripheral Giant Cell Granuloma
h. Rencana Perawatan:
1) Penghilangan etiologi scalling dan root planning
2) Edukasi pemeliharaan OHI
3) Bedah eksisi apabila dalam 1 minggu benjolan belum mengecil
4) Peresepan obat antibiotik, analgesik, antiseptik
R/ Amoxicillin 500 mg capl. No. XV
S 3. d. d. capl. I. p.c
R/ Paracetamol 500 mg tab. No. IX
S 3 d. d. tab. I. p. c
R/ Chlorhexidine gluconate 0,2 % garg. 60 ml. fl. V
S 4. d. d. 15 ml. collut. or. p. c. et. a. n

3. Giant Cell Granuloma


a. Gambaran Umum:
Suatu lesi yang tidak umum (uncommon) terlihat sebagai hiperplasi jaringan ikat
akibat adanya respon injuri pada gingiva.
b. Etiologi:
Mungkin trauma/ iritasi gingiva. Tidak ada hubungannya dengan perubahan
hormonal dan obat-obatan.
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
Suatu masa merah menonjol (hiperplasi fibroblas) dan terdapat multinucleated
giant cell (HPA). Occurs on gingiva or alveolar process, usually anterior to the
molars.
• Vary in size from 0.5 to 1.5 cm
• Usually dark red from vascularization
• Most frequent in people from 40 to 60 years of age
• More common in women than in men

Terdapat lesi primer berupa nodula, berbentuk bulat, berukuran ≤ 1cm, berwarna
merah, berjumlah single, konsitensi kenyal, berlokasi pada gingiva anterior hingga
M1, berbatas tegas, mudah berdarah.

d. HPA
1) Terlihat sel-sel raksasa dalam jumlah banyak
2) Sel raksasa tersebut tidak sama besar dan bentuk, memiliki inti sedikit sampai
banyak yang tersusun mengelompok di bagian tengah
3) Di antara sel raksasa terdapat jaringan tumor dengan cukup banyak pembuluh
darah kapiler dengan bagian-bagian yang mengalami perdarahan
4) Terdapat sel-sel tumor berbentuk fusiform
5) Mitosis tidak ditemukan
e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA). Terdapat sel raksasa berjumlah sedikit sampai banyak.
g. DD:
1) Giant Cell Granuloma
2) Granuloma Piogenikum
3) Epulis Granulomatosa
h. Rencana Perawatan:
1) Penghilangan etiologi scalling dan root planning
2) Edukasi pemeliharaan OHI
3) Bedah eksisi apabila dalam 1 minggu benjolan belum mengecil
4) Peresepan obat antibiotik, analgesik, antiseptik
R/ Amoxicillin 500 mg capl. No. XV
S 3. d. d. capl. I. p.c
R/ Paracetamol 500 mg tab. No. IX
S 3 d. d. tab. I. p. c
R/ Chlorhexidine gluconate 0,2 % garg. 60 ml. fl. V
S 4. d. d. 15 ml. collut. or. p. c. et. a. n
4. Adenoma (Glandula Thyroidea)
a. Gambaran Umum:
Adenoma ialah istilah yang digunakan untuk neoplasma jinak epitel yang
menghasilkan pola kelenjar dan juga untuk neoplasma epitel yang berasal dari
kelenjar tetapi tidak harus menghasilkan pola kelenjar yang sesungguhnya.
b. Etiologi:
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk tubulus, berukuran > 5cm, berwarna
merah, berjumlah single, konsitensi lunak, berlokasi pada glandula thyroidea,
dapat digerakkan, berbatas tegas.

d. HPA
1) Terlihat jaringan tumor dari epitel kelenjar yang berbentuk tubulus, simpai
kapsul baik
2) Sel-sel tumor bersifat: kuboid, bentu sel uniform, tidak ada mitosis
e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi AJH
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Adenoma
2) Adenolimfoma
3) Adenocarsinoma
h. Rencana Perawatan:
1) Bedah eksisi
2) Peresepan obat antibiotik, analgesik, antiseptik

5. Tumor Warthin (Adenolimfoma)


a. Gambaran Umum:
• Terutama parotis, 7% neoplasma kelenjar saliva, intraoral jarang, terutama
pria, dekade 5-8, ada hubungan dengan merokok.
• > sering pada laki-laki.
• Kadang terdapat di limfa nodi karena elemen kel saliva terjebak di limfa nodi
ketika embrional.
• Pada parotis masa seperti adonan s/d kistik pada inferior kelenjar berdekatan
sudut mandbula.
• Berkapsul, permukaan halus s/d berlobus, dan bulat. Ruang kista berisi
proyeksi papila dr sel eosinofil kolumnar. Dinding sel disokong oleh sel
kuboid.
• Rekurensi berupa lesi primer baru.
• Komplikasi carcinoma krn radioterapi, jarang.

b. Etiologi:
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk bulat, berukuran > 5cm, berwarna
merah, berjumlah single, konsitensi lunak, berlokasi di bawah jaringn protis ramus
marginalis mandibula, tekstur halus, dapat digerakkan, berbatas tegas.
d. HPA
1) Terlihat lumen-lumen yang berdinding sel-sel pseudoskuamous yang eosinofil
2) Di dalamnya stroma terdapat mengelompok jaringan limfoid di antaranya ada
yang mempunyai sentrum germinativum
3) Lumen berisi masa eosinofil
4) Dinding berbentuk papilar dan terdiri dari 2 jenis sel:
• Sel-sel kecil kolumnar dengan intinya yang tersusun baik dalam satu
deretan
• Sel-sel agak besar ke arah membrana basalis dengan inti yang tidak
tersusun baik dalam satu deretan

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Adenolimfoma
2) Parotitis
h. Rencana Perawatan:
1) Bedah eksisi
2) Peresepan obat antibiotik, analgesik, antiseptik

6. Tumor Mikstus Kelenjar Ludah (Pleomorphic Adenoma)


a. Gambaran Umum:
• Proliferasi ganda dengan gambaran ductal (epitelial) atau myoepitelial pada
stroma mucoid, myxoid, dan chondroid.
• Utamanya terdiri dari sel2 epitelial di satu kutub dan myoepitelial di kutub
lainnya, ditengahnya kombinasi keduanya.
• Kemungkinan utama bukan karena proliferasi simultan dua jenis sel tapi dari
satu jenis sel dgn kemampuan proliferasi ganda (bediferensiasi)

b. Etiologi:
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
• Tumor terbanyak di kelenjar ludah
• Parotid 85%, submandibula 8%, minor 7%
• Mrpk 50% tumor kelenjar minor
• Dewasa, pria = wanita, dekade 4-6
• Massa submukosa asimtomatik, dpt digerakkan kecuali pd palatum
• Lokasi palatum> bibir atas>mukosa bukal> tempat lain
• Pseudo kapsul pada kel saliva mayor, hampir tidak berkapsul pada kel minor

Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk bulat, berukuran > 5cm, berwarna
putih mengkilat, berjumlah single, konsitensi kenyal, berlokasi pada glandula
submandibularis, dapat digerakkan, berbatas tegas.
d. HPA
1) Terlihat struktur yang sangat berlainan di berbagai tempat
2) Ada yang tersusun atas sel-sel epitel bulat dengan susunan solid dan terdapat
bentuk tubular
3) Terdapat juga bentuk vasicular, sel-sel tumor tersebut letaknya satu sama lain
berjauhan sehingga menyerupai gambaran tulang rawan
4) Kadang-kadang terdapa bagian yang mengalami perlendiran.

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Pleomorphic Adenoma
2)
h. Rencana Perawatan:
1) Bedah eksisi. Eksisi, enukleasi bisa rekuren karena pseudokapsul. Pada parotid
lateral lobectomi dengan preservasi N.VII. Bila rekuren atau tidak dirawat bisa
malignan.
2) Peresepan obat antibiotik, analgesik, antiseptik.

7. Adenokarsinoma
a. Gambaran Umum:
b. Etiologi:
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
d. HPA
1) Terlihat tumor yang terdiri dari jaringan epitel yang tersusun atas saluran-
saluran yang bentuknya tubular
2) Terlihat jaringan nekrotik
3) Tampak pertumbuhan infiltratif
4) Dinding terdiri atas 1 lapis sel bulat sampai poligonal atau berlapis-lapis
hingga lumen mengecil, terkadang hampir hilang
5) Mitosis terlihat banyak
e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Adenocarcinoma
2)
h. Rencana Perawatan:
1) Eksisi konservatif, eksisi luas rekurensi 10%, keterlibatan limfa nodi perlu
neck disecction. Radioterapi belum perlu bila tanpa penyebaran limfa nodi

8. Nevus Pigmentosus Intradermalis


a. Gambaran Umum:
berbentuk papula. Intraoral nevi jarang dijumpai. Kebanyakan oral lesi terlihat
merupakan papula yang meninggi, seringnya non pigmented, biasanya pada
palatum. Sedikit sekali pada mukosa bukal, labial, gingival alveolar ridge dan
vermilion.
b. Etiologi:
c. Gambaran Klinis/ Deskripsi lesi:
terdapat lesi primer berupa papula, berbentuk bulat, berukuran ≤ 1cm, berwarna
kecoklatan, berjumlah single, berlokasi pada palatum, berbatas tegas.

d. HPA
1) Terlihat di bawah epidermis sarang-sarang sel yang bulat dan poligonal
(sarang-sarang sel nevus yang mengandung pigmen melanin intra dan
ekstraseluler)
2) Terlihat nyata batas antara sarang sel dengan jaringan di bawahnya.

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Nevus pigmentosus
2) Oral melanotic macule
3) Freckle/ ephelis
h. Rencana Perawatan
dikulit eksisi iritan atau lesi yang akan menjadi melanoma; dimulut eksisi semua
nevi untuk mencegah melanoma.

9. Melanoma Maligna
a. Etiologi:
terpapar matahari (sinar UV) , bahan karsinogenik, irritasi kronis dan trauma
mungkin co karsinogen

b. Deskripsi lesi:
Malignansi dari system pigmentasi, melanoma oral mungkin terlihat pertama kali
sebagai bintik yang tidak berarti, terutama pada palatum dan maxilla ridge.
berlangsung lama, pecah, membentuk ulser, lama-kelamaan membentuk benjolan
yang semakin besar, berwarna hitam, mudah berdarah, berbau busuk. Kelenjar
getah bening biasanya terlibat (kelenjar inguinal berbenjol-benjol, hitam).

Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk iregular, berukuran > 1cm,
berwarna hitam, berjumlah single, berlokasi pada palatum, mudah berdarah.

c. HPA
1) Terlihat tepat di bawah epidermis terdapat tumor yang terdiri atas sel-sel
polimorfi
2) Di dalam jaringan tumor tersebut, terlihat adanya banyak pigmen melanin
3) Ada bagian yang tidak mengandung pigmen
4) nyata sekali sel tumor atipi,
5) disamping itu ada sel tumor yan di dalam sitoplasmanya tida mengandung
pigmen melanin
6) Mitosis cukup banyak ditemukan
d. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
e. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
f. DD:
1) Melanoma maligna
g. Rencana Perawatan
Tergantung kasus, Pembedahan yang luas, khemoterapi, radioterapi,
immunoterapi.

10. Papiloma
a. Gambaran Umum:
Terjadi pada palatal durum.
Berkaitan dengan pemakaian gigi tiruan lepasan.
b. Etiologi:
Penyebab pasti à unknown
Berkaitan dgn GTSL yang tidak pas à ada ruang a/ GTSL dan mukosa à
pertumbuhan C.albicans à hiperplasia jaringan
c. Deskripsi lesi:
Lesi multipel, berbentuk papiler, edematous, erythematous
à membentuk sekumpulan penonjolan yang terikat kuat dengan bangunan
normalnya.
àterlihat gambaran verrucous, granular dan cobble stone
à Penonjolan bisa tipis seperti vili, mayoritas bentuk bulat dan tumpul.

Terdapat lesi primer berupa papula, berbentuk bulat, berukuran < 1cm, berwarna
kemerahan, berjumlah multiple, berlokasi pada palatum, berbatas tegas.

d. HPA
1) Terlihat adanya pertumbuhan papilar dari epitel yang diikuti oleh stromanya
2) sel-sel epitel tersebut tidak menunjukkan prubahan bentuk dan besarnya sel-sel
stratum basalis mengandung banyak pigmen melanin
3) Pertumbuhan infiltratif tidak ada sehingga membran basalis utuh
4) Mitosis tidak ditemukan

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Palato papilamatosa
2) Nicotine stomatitis,
3) Squamous Papillomas,
4) Acanthosis nigricans,
5) Multiple hamartoma syndrom
h. Rencana Perawatan
1) Oral hygiene training àGTSL,
2) Antifungal therapy.
3) Surgical removement.

11. Basalioma (Basal Cell Carcinoma)


a. Gambaran Umum:
b. Etiologi:
c. Deskripsi lesi:
d. HPA
1) Terlihat adanya epitel skuamous kompleks dg pertumbuhan masuk ke dalam
korium
2) tumor tersusun sbg sarang-sarnag dg sel bagian tepi tersusun palisade
sebagaian kribiformis infiltrat ke dalam stroma yang sembab
3) Sel tumor atipi, sedikit polimorfi, sitoplasma sedang, tercat basofil, inti basofil
gelap susunan tdk teratur
4) Mitosis sedikit

e. Pemeriksaan Penunjang:
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
h. Rencana Perawatan:

12. Epulis Granulomatosa


a. Gambaran Umum:
non-specific term for any solid growth arising from the gingiva or alveolar ridge
area.
b. Etiologi:
c. Deskripsi lesi:
Benjolan pada gingiva regio I2-P1 bawah kiri, permukaan tdk rata, merah,
konsistensi keras, tidak sakit, mudah berdarah.

Terdapat lesi primer berupa nodula, berbentuk bulat, berukuran ≤ 1cm, berwarna
kemerahan, konsistensi keras, berjumlah single, berlokasi pada gingiva, tekstur
tidak rata, berbatas tegas, mudah berdarah.

d. HPA
1) Terlihat bawah epitel skuamous kompleks yang hipertrofi dengan papilakorii
yang memanjang tampak proliferasi jaringan ikat muda (fibroblas) dengan
kapiler-kapiler baru dengan infiltrasi dari limfosit dan sel plasma.

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi eksisi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA).
g. DD:
1) Epulis granulomatosa
2) Granuloma pyogenicum
3) Giant cell granuloma
h. Rencana Perawatan
1) Bedah eksisi
2) Edukasi OHI
3) Peresepan antibiotik, analgesik, antiseptik

13. Kista Radikuler


a. Gambaran Umum:
Kista radikuler = Apical cyst, Lateral cyst, Residual cyst
Terjadi sebagai hasil dari sisa-sisa sel epitel (malassez) pada periodontal ligamen
yang berproliferasi menjadi kista
b. Etiologi:
c. Deskripsi lesi:

dengan karies dentin (Molar, insisivus), Ro: radiolusen pada apeks gigi.

Terdapat lesi primer berupa kista, berbentuk bulat, berukuran ≥ 1cm, berwarna
kemerahan, konsistensi keras, berjumlah single, berlokasi pada apeks gigi Molar.
d. HPA
1) Terlihat kista dibatasi oleh epitel skuamous kompleks, pad asub epitelial
nampak jaringan ikat sembab dan vascular dengan infiltrasi limfosit dan sel
plasma.

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi Aspirasi
f. Hasil Interpretasi:
Terdapat cairan cholesterin, infiltrat limfosit dan sel plasma
g. DD:
1) Kista radikular
2) Amelobastoma
h. Rencana Perawatan
1) Enukleasi dengan mengeluarkan seluruh batas sel dan isinya
2) Marsupiliasi yaitu metode pembedahan untuk membuka rongga kista dengan
membuat suatu dinding dan mengubannya menjadi suatu kantung
3) Ortograde root canal therapy: untuk kista radicular
4) Peresepan antibiotik, analgesik, antiseptik
14. Ameloblastoma
a. Gambaran Umum:
True neoplasma of tissue of the type characteristic of the enamel organ, but which
does not differentiate to the point of enamel formation.
Ages: 30 – 50 years old
80% in the mandible
70% develop in the posterior molar region

b. Etiologi:
c. Deskripsi lesi:

Pada mandibula terdapat tumor sebesar telur ayam dengan konsistensi kenyal
dengan bagian yang kistik, batas tegas, tidak dapat digerakkan dari mandibulanya.

Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk bulat, berukuran ≥ 1cm, berwarna
kemerahan serupa dengan mukosa disekitarnya, konsistensi kenyal, berjumlah
single, berlokasi pada mandibula, batas tegas, tidak dapat digerakkan.
d. HPA
1) Terlihat adanya pulau-pulau epitel di dalam jaringan ikat
2) Pulau-pulau tersebut pad abagian perifer terdiri atas sel epitel dengan susunan
inti yang rapi sebagai pagar
3) inti hiperkromatis
4) ke arah sentral dalam pulau tersbut sel-sel tumor menjadi semakin longgar
dengan inti kecil dan fusiform, karena ada timbunan caran di antara sel-sel
epitel (degenerasi hidrofik)
5) polimorfi dan mitosis tidak terdapat.

e. Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi Aspirasi
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA)
g. DD:
1) Ameloblastoma
2) OKC (Odontogenik Keratocyst)
3) Central Giant Cell Tumor
h. Rencana Perawatan
1) Bedah eksisi  sekaligus rujuk ke Lab. HPA
2) Peresepan antibiotik, analgesik, antiseptik
3) Interpretasi hasil dan edukasi (1 minggu kemudian)
15. Osteoma
a. Gambaran Umum:
b. Etiologi:
c. Deskripsi lesi:
benjolan pada mandibula sejak 2 tahun lalu.

Terdapat lesi primer berupa tumor, berbentuk bulat, berukuran ≥ 5cm, berwarna
kemerahan serupa dengan mukosa disekitarnya, konsistensi kenyal, berjumlah
single, berlokasi pada mandibula, batas tegas, tidak dapat digerakkan.
d. HPA
1) Terlihat adanya trabekula tulang kompakta dengan sedikit osteosit berwarna
kebiru-biruan.

e. Pemeriksaan Penunjang:
f. Hasil Interpretasi:
(Hampir sama kaya HPA)
g. DD:
1) Osteoma
2) Ameloblastoma
3) Central Giant Cell Tumor
h. Rencana Perawatan
4) Bedah eksisi  sekaligus rujuk ke Lab. HPA
5) Peresepan antibiotik, analgesik, antiseptik
6) Interpretasi hasil dan edukasi (1 minggu kemudian)

Anda mungkin juga menyukai