Alamat : Jl. A. Yani No 1A Tambahrejo Telp. (0729) 333343 Gadingrejo Pringsewu Lampung
Peserta didik mampu menerapkan Askeb pada gangguan dan masalah sistem reproduksi
SUMBER PUSTAKA
I. TUMOR JINAK
A. TUMOR JINAK PADA VAGINA
1. Tumor Kistik
Kistik terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau
robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista berwarna
kekuning-kuningan atau abu-abu, biasnya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi
cairan kental. Umumnya tidak menimbulkan keluhan.
2. Tumor solid
a. Tumor epitel
1) Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-akhir ini juga dimasukkan
dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Gambaran
histologik adalah suatu papiloma yang sekali-sekali setelah lama dapat menjadi ganas.
Gambaran makroskopis adalah seperti jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat
tumbuh pada vulva dan sekitar anus sampai vagina dan serviks.
2) Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
a) Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muara uretra,
mikroskopik sebagai papiloma uretra yang ditutupi oleh epitel transisional yang
tersusun sebagai lipatan dengan tipe yang sering menyerupai pertumbuhan ganas.
Tumor I ni mempunyai kecenderungan untuk kambuh local. Gangguan yang
ditimbulkan antara lain adalah nyeri pada waktu berjalan dan duduk, ispareunia,
disuria, perdarahan dan pembengkakan.
b) Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara uretra terutama
bagian belakang yang meluas ke samping juga. Dengan demikian, lubang muara
uretra ini menonjol akan tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna merah kusam
dan tidak menimbulkan nyeri seperti pada karunkula uretra neoplasma. Gambaran
mikroskopik adalah reaksi granulomataosa jaringan terhadap infeksi kronik pada
ueretra. Karunkula ini sering terdapat pada wanita pasca menopause, kebanyakan
merupakan penampilan investasi Trikomonas vaginalis. Apabila etiologi infeksi
tidak diobati maka karunkula ini sering kambuh.
c) Hiperkeratosis
Harus dibedakan karena leukoderma atau vitiligo dimana pigmentasi tidak terjadi,
serta karsinoma vulva insitu maupun invasive.
Pada hyperkeratosis dibedakan:
(a) Yang disebabkan infeksi menahun: dermatitis.
(b) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
(c) Distrofi (leukoplakia):
- Likhen skelorsis, kadang-kadang disertai atropi eitelnya saja: kraukosis
(berkerut).
- Hiperkeratosis: khas daan tidak khas.
- Campuran antar 1 dan 2. Untuk membedakannya dengan karsinoma
seringkali memerlukan pemeriksaan lanjut (kolposkopi, sitologi maupun
histologi)
d) Nevus pigmentosus
Walaupun kulit vulva hanya 3% seluruh kulit badan, melanoma maligna terjadi pada
vulva dan vagina 7-10%. Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman
pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm. pemeriksaan mikroskopik menunjukkan
sel nevus yang khas dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan epitel.
Menururt Masson sel nervus berasal dai melanosit dalam epidermis atau dari sel
Schwan dari serabut saraf yang menuju kulit. Yang berbahaya ialah lesi yang
berpigmen dan tak meluas sehingga sebaiknya diperiksa secara histologik.
b. Tumor jaringan mesoderm
1) Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat tumbuh besar dengan
konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan
2) Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengan konsistensi
lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
3) Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak,
berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging
4) Hemangioma: yang berasala dari congenital biasanya akan menghilang sendiri
pada pertumbuhan anak. Pada wanita pascamenopause biasanya terjadi karena
adanya varises yang kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan
pascamenopause. Angiokeratoma adalah jenis hemangioma dengan kapiler
membesar pada korium dan dengan hyperkeratosis pada epidermis. Hemangioma
kavernosum mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak rata,
berisi darah dengan dinding sel endotel, tumor ini kadang-kadang masuk ke
jaringan di bawahnya.
5) Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai.
Mikroskopik tampak seperti limfangiom namun tidak berwarna.
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakit Bowen, penyakit Paget yang
noninvasif
I Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm / kurang kelenjar di lipat paha tak
teraba, atau teraba tidak membesar dan mudah digerakan (mobil), klinis tidak mencurigakan
adanya anak sebar di situ.
II Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat paha ( inguinal )tidak teraba
bilateral, tidak membesar dan mobil, klinis tidak mencurigakan adanya anak sebar di situ.
III Tumor dari setiap ukuran dengan :
1) Perluasan ke urethra, atau vagina, perineum dan anus
2) Pembesaran kelenjar lipat pada uni/ bilateral, mobil tapi klinis mencurigakan telah
terinfiltrasi oleh sel tumor.
IV Tumor dari setiap ukuran yang :
1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum, atau ke dua-duanya termasuk
bagian proksimal dari urethra
2) Telah menyebar ke tulang atau metastasis jauh.
b. Penyebaran :
Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian melalui
pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium dan
uterus.
c. Tingkat Klinis Keganasan
Tingkat Kriteria
Klinik
IA 1) Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak ada ascites.
2) Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
3) Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah atau kedua-
duanya.
IB 1) Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada asites.
2) Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
3) Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, atau kedua-
duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau cucian
rongga perut positif.
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan perluasan ke
panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites dan/atau
cucian rongga perut positif.
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebaran kelenjar limfa
intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor terbatas pada panggul kecil
dengan bukti histologik penyebaran ke usus halus atau omentum.
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua tuba dengan
metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi pleural, harus ada
sitologi positif untuk menyebutnya sebagai tingkat klinik IV. Begitu pula
ditemukannya metastasis keparenkim hati.
d. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon
terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan
umum penderita.
1) Metode pengobatan:
a) Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim).
Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral)
karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak
aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang
dihasilkan oleh ovarium. .
b) Terapi penyinaran (radiasi)
Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah
yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan
pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil
ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang
tersisa).
e) Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon
ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa
menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan
rahim.
Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika
jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan
respon terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena
bisa mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya
digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun
terapi penyinaran
penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin
dan sisplastin.
2) Efek samping pengobatan kanker
a) Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan merasa
sangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya yang
normal dalam waktu 4-8 minggu setelah pembedahan.Beberapa penderita
mengalami mual dan muntah serta gangguan berkemih dan buang air besar.
b) Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan
tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga mengalami
menopause. Hot flashes dan gejala menopause lainnya akibat histerektomi biasanya
lebih berat dibandingkan dengan gejala yang timbul karena menopause alami.
c) Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan seksual.
Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan
hubungan seksual
e. Pencegahan
1) Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin,
untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2) Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi endometrium).
E. TUMOR GANAS PADA OVARIUM
a. Patologi
Pertumbuhan tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit
terasa cepat menjadi kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan
untuk melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas
ovarium yang menghasilkan ascites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan
mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh
sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan
10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low-malignant
potential) dan yang jelas ganas (true malignant).
b. Klasifikasi Tumor Ovrium Epitelial
1) Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk
tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas
terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa
merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.
2) Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord
Diduga berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu mendiferensiasi ke
dalam struktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat mengakibatkan
munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
Androblastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke
dalam struktur gonadal laki-laki : 1). Arrhenoblastoma, mikroskopik terlihat gambaran
tubuler dan berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi atau maskulinisasi, 2)
Tumor Sertoli cell, adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli
merupakan sumber dari estrogen pada gonad lelaki, 3) Tmor Sel Granulosa, 4) Tumor
Sel Theca.
3) Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)
Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
a) Disgerminoma
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan
permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami
degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang sel telur yang besar, bundar, ovoid,
atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6% dapat disembuhkan hanya
dengan USO (Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat
dipertimbangkan radioterapi pada tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif
dan radiocurable.
b) Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu
membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa
ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas
berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang (matur) dan
yang tidak matang (immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada anak-anak
dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai
prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di samping
uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya
pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
c) Tumor sinus endodermal
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis
atau wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik
didapatkan retikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di
tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel
kuboid.
d) Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
seperti khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas
Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio – dan sitotrofoblas
tanpa villikhoroalis.
e) Gonadoblastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam
ovarium atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang
menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya
wanita dan sering menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung
khromosom Y. Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
4) Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovarium
a) Sarkoma Ovarium
Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Sarkoma teratoid : sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan tetapi
unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan
prognosis jelek.
2) Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan dalam
2 jenis : 1) Stroma-cell sarkoma, dan 2) Leiomiosarkoma. Prognosis umumnya
baik, apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
3) Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas
sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi cepat.
Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapat
menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor juga
cepat secara hematogen.
b) Karsinoma Ovarium Metastatik
Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpus
uterus, usus-usus, mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam golongan ini adalah
Tumor Krukenberg yang mempunyai gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel
yang menyerupai cincin signet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor
Krukenberg adalah metastatis dari karsinoma ventrikuli (gaster).
c. Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, mediastinal,
dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-
paru, hati dan otak.
d. Penetapan tingkat klinis keganasan
UICC Kriteria FIGO
T1 Terbatas pada ovarium I
Tia Satu ovarium, tanpa ascites Ia
Tib Kedua ovarium, tanpa ascites Ib
Tic Satu/ dua ovarium, ada ascites Ic
T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites IIa
T2b Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites IIb
T2c Jaringan panggul lainnya, dengan ascites IIc
T3 Perluasan ke usus halus/ omentum dalam panggul, III
atau penyebaran intraperitoneal/ kelenjar
retraperitoneal
M1 Penyebaran ke alat-alat jauh IV
e. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
1) Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke
jaringan sekitar,
2) Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan
bermanifestasi adanya ascites
3) Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau
hiperestrogenisme, intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe histologik
tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau masa,
di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai
yang solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised
axial Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berharga mengenai ukuran
tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi
potong beku (Frozen section) masih tetap merupakan prosedur diagnostik paling berguna
untuk mendapat gambaran sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya seta
menentukan strategi penanganan selanjutnya.
f. Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas
prosedur pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah
yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri).
Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja : oophorektomi atau
oophoro kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita
masih muda, blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti
disgerminoma, tumor sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low potential malignancy
= bordeline malignancy.
1) Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2
(FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga
perut. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking
dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa,
hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti
disgerminoma dan tumor sel granulosa.
2) Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganas
ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating
(seperti cyclophospamide, chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin) dan
agens lain (seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering
menggunakan preparat hormon progestativa.
3) Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan
lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk
membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
5) Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau khemoterapi,
lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look
laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,
hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu
dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
g. Neoplasma Ovarium yang jarang
Teratoma ovarium (termasuk Tumor sinus Endodermal). Menarik perhatian karena
pekanya terhadap khemoterapi dan hubungannya dengan petanda tumor (tumor marker)
AFP (Alfa Feto-protein). Petanda tumor ini sangat berguna untuk diagnosis maupun
pemantauan (monitoring) dan penanganan/ pengobatan.
Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat
menampakkan diri dengan kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya mungkin
akan sangat efektif dengan mengendalikan gejala-gejalanya.
Pengamatan lanjut
Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut (follow up control)
adalah sebagai berikut :
1) Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
2) Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
3) Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
4) Seterusnya setiap setahun sekali.
Konsep tatalaksana kanker ovarium
Predisposisi : Keluhan utama :
1) Kista pada anak/remaja 1) Tanpa keluhan
2) Kista usia lanjut 2) Kista cepat besar
3) Kista di atas 45 tahun 3) Stadium lanjut :
4) Ovarium masih teraba pada Kahesia
menopause Tumor pada abdomen
Asites
Pemeriksaan kanker ovarium :
Inspeksi : Pemeriksaan palpasi : Pemeriksaan palpasi :
1) Terlihat tumor pada 1) Teraba tumor 1) Terasa teraba tumor
abdomen 2) Nerbenjol-benjol abdomen
2) Pembuluh darah 3) Gerak terbatas 2) Padat kenyal gerak
prominen 4) Terdapat asites terbatas
3) Badan atas 5) Konsitensi:padat 3) Ovarium masih teraba
kurus,edema tungkai kenyal setelah menopause
1) Kalposkopi digunakan sebagai alat pemeriksaan awal dan lebih sering digunakan
untuk pemeriksaan lanjutan dari hasil test pap smear yang abnormal. Namun,
kalposkopi jarang digunakan karena biayanya yang mahal, kurang praktis dan
memerlukan biopsi
2) Servikografi merupakan pemeriksaan untuk melihat kelainan porsio. Untuk
membuat foto pembesaran porsio dipulas dengan menggunakan asam asetat 3 –
5%.
3) Pap net (dengan komputerisasi) merupakan slide pemeriksaan pap smear untuk
mengidentifikasi sel yang abnormal dibantu dengan menggunakan komputerisasi.
4) Tes molecular HPV – DNA membuktikan bahwa 90% kandiloma serviks, NIS dan
kanker serviks mengandung HPV – DNA.
5) Inspeksi visual dengan asam asetat ( IV A) menjadi metode skrining alternative
yang mudah untuk diaplikasikan diberbagai Negara. Pada umumnya metode IVA
mudah, praktis, alat yang digunakan sederhana, dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan bukan dokter dan metode ini sesuai dengan pusat pelayanan kesehatan
yang sederhana. Untuk pemeriksaan serviks dengan IVA, awalnya dengan
menggunakan speculum yang sudah diolesi oleh asam asetat 3 – 5%. Pada lesi pra
kanker akan terlihat bercak berwarna putih yang disebut aceto white epithelium,
maka dapat disimpulkan bahwa dari bercak putih hasil test adalah IVA positif
sehingga dapat ditindak lanjuti dengan melakukan biopsi.
Tiap – tiap metode skrining dapat dikaji dari segi keefektifannya, kepraktisan,
kemudahan dan dari tersedianya sarana. Perbandingan dari kualitas metode skrining
dapat dilihat pada tabel.
Perbandingan Metode Skrining Pap Smear
Metode Praktis Mampu
Efektifitas Tersedia
Skrining Laksana Sarana
+ +/- +/- +/-
Tes Pap Smear
+ + + +
IVA
+/- + + +/-
IVAB
+ +/- - +/-
Kalposkopi
+/- + - -
Servikografi
+/- + - +/-
Pap Net
+/- + - -
Tes HPV
Gambar 1. Melihat
2. Menilai
Angkat tangan diatas kepala dan lihat ada atau tidaknya perubahan ukuran, bentuk
serta letak dari payudara anda.
Gambar 2. Menilai
3. Memijat
Pijat daerah sekitar putting, pelan-pelan perhatikan apakah ada yang berbeda atau
tidak, seperti keluar cairan yang tidak normal seperti keluar nanah dari puting susu,
dibawah payudara terdapat benjolan atau tidak. Lakukan pada payudara yang
satunya.
Gambar 3. Memijat
4. Meraba Ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area disekitar payudara. Tekan payudara memutar
searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari yang dirapatkan, dimulai dari
posisi jam 12.00 pada tepi luar payudara, putar belahan kebagian dalam dan
diakhiri pada bagian putting susu. Ketika menekan, periksa berlahan ada benjolan
atau tidak pada permukaan kulit, tengah-tengah jaringan payudara dan didasar
payudara, saat meraba terasa nyeri atau tidak.
5. Menekan
Baringkan tubuh dengan punggung disangga bantal dan salah satu tangan dibagian
kepala. Gunakan 3 ujung jari tengah yang dirapatkan untuk merasakan seluruh
permukaan payudara dengan menekan. Lakukan untuk payudara yang satunya.
Bila dalam pemeriksaa payudara sendiri ini menemukan suatu kelainan (misal
benjolan, sekecil apapun), segera periksa kedokter. Jangan takut dan tunda lagi,
karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan ditangani secara benar
dapat sembuh secara tuntas (Kasdu, 2005).
Gambar 5. Menekan