Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN TUMOR JINAK ALAT


GENITALIA

Oleh :

Desi Trisari 152310101116


Rifqoh Robihah 152310101117
Definisi Tumor Jinak
Tumor pertumbuhan jaringan tubuh dimana
terjadi proliferasi yang abnormal dari sel-sel. Tumor
berupa massa padat atau berisi cairan yang
ukurannya membesar. Tumor terjadi ketika sel
membelah dan tumbuh berlebihan dalam tubuh. Sel-
sel baru diciptakan untuk menggantikan yang lebih
tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru.

Istilah jinak =benigna ringan atau tidak


progresif. Dikatakan tumor jinak jika gangguan
proliferasi sel-sel ini tidak menyerang jaringan di
dekatnya atau menyebar ke bagian lain dari tubuh,
istilahnya adalah metastasis.
Tumor Jinak Pada Alat Genital
1. Tumor kistik vulva

a. Kista inklusi (Kista epidermis)

Kista ini terdapat di bawah epitel vulva/perineum maupun vagina berwarna


kekuning-kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan
berisi cairan kental.

b. Kista sisa jaringan embrio

1) Kista Gartner
Dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dinding
lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris.
2) Kista saluran nuck
Berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran
inguinal, terkadang melanjutkan diri sampai pada labium mayora.
Lanjutan
3. Kista kelenjar
Kista bartholini : Terjadi akibat radang
Kista sebasea
Kista parauretra
Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh
infeksi.
Kista endometriosis
1. Tumor solid vagina
a. Tumor epitel
Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
(a)Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi
dorsal muara uretra, mikroskopik sebagai papiloma
uretra yang ditutupi oleh epitel transisional yang tersusun
sebagai lipatan dengan tipe yang sering menyerupai
pertumbuhan ganas.
(b) Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara uretra terutama bagian belakang yang meluas ke
samping juga.
Tumor jaringan mesoderm

Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat tumbuh


besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.
Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengan
konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
Leiomioma: berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada
labium mayus tersusun seperti pusaran air/konde.
Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja,
lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging.
Hemangioma: yang berasala dari congenital biasanya akan menghilang
sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pascamenopause
biasanya terjadi karena adanya varises yang kecil-kecil dan dapat
menyebabkan perdarahan pascamenopause.
Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali
dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangiom namun tidak
berwarna.
Tumor solid
Granuloma
Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan
granulasi yang terbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama
terjadi pada bekas operasi kolpografi dan histerektomi total dan dapat
bertahan sampai bertahun-tahun.
Tumor miksoid vagina
Konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa,
jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada
daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina
berada pada daerah parakolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan
dapat juga menjadi ganas.
Adenosis vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa
tumor jinak vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari
epitel torak yang mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina
tampak merah dan berbintik.
Tumor pada Tuba Falopi
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma.
Tumor tuba uterine yang neoplastik jarang sekali ditemukan. Tumor-
tumor yang disebabkan oleh radang.
Tumor pada Uterus
Tumor ektoserviks
Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi
terdapat dinding samping ektoserviks
Kista endometriosis: letaknya superficial.
Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya
terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini
jarang mencapai ukuran besar berwarna putih mengkilap berisi cairan
mucus.
Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma
akuminata. Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih
pada trauma bedah maupun persalinan.
Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat
membesar pada waktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi.
Tumor endoserviks
1. Polip: sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal
dari selaput lender endoserviks. Polip ini berkembang karena pengaruh radang
maupun virus. Tumor endometrium
a. Polip endometrium
Sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari:
1) Adenoma, adenofibroma
2) Mioma submukosum
3) Plasenta
b. Adenoma-adenofibroma
Biasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur
haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hyperplasia endometrium,
dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan. Gangguan yang sering
ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilias.
a. Mioma submukosum
Sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor
berkonsistensi kenyal berwarna putih.
b. Polip plasenta
Berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus
mengalami subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip endometriosis umumnya diangkat dengan
cara kauterisasi dan bedah laser.

Miometrium
Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.
Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
a. Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus,
diliputi oleh serosa.
Adenomiosis
Adanya sarang enometriosis di antara serabut miometrium.
Hemangioma
Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan.
Umunya didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk
histologinya dapat beraneka ragam.
Tumor pada Ovarium

Kista Folikel
Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan
biasanya berukuran 3-8 cm. Kista ini terjadi karena kegagalan proses
ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorpsi kembali.
Kista Korpus Luteum (Kista Granulosa Lutein)
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah
ovulasi, dinidng sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap
terbentuknya vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah rongga
membentuk korpus hemoragikum. Reabsorbsi darah di ruangan ini
menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.
. Kista Teka Lutein
Peningkatan hCG dapat menimbulkan kista teka lutein dan seringkali
dijumpai bersamaan dengan ovarium polikistik, mola hidatosa, korio
karsinoma, terapi HCG, dan terapi klomifen sitrat.
Patofisiologi
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan
hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit dan berangsur-angsur menyebabkan pembesaran luka
dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya putaran
tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulo pelvikum terhadap
peritoneumparietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
Lanjutan
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan
penanahan. Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari
bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering
pada saat persetubuhan.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinn perubahan
keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan.
Etiologi dan Prognosis Tumor Jinak
Kista dapat terjadi akibat perlukaan, terutama
pada saat persalinan, karena episiotomy atau
robekan, dimana suatu segmen terpendam dan
kemudian menjadi kista. Selain itu dapat terjadi
karena ketidakseimbangan esterogen dan
progesterone, pertumbuhan folikel yang tidak
terkontrol, degenerasi ovarium, dan gaya hidup
yang tidak sehat misalnya konsumsi alkohol,
merokok, kurangnya olahraga, dan lain-lain.
Manifestasi Klinis
Gejala akibat pertumbuhan
a. Menimbulkan rasa berat di perut bagian bawah
b. Mengganggu miksi atau defekasi
c. Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau
odema pada tungkai bawah
Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormonal utama
wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan
gangguan terhadap siklus menstruasi
Lanjutan
Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
b. Terjadi infeksi pada tumor
Akibat sesuatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga menimbulkan
gejala infeksi, yaitu badan panas, nyeri abdomen dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.
c. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah ke bagian dalam genitalia.
Penatalaksaan Medis Tumor Jinak
Penatalaksanaan medis tumor jinak dapat
dilakukan dengan pengangkatan kista ovarium
melalui tindakan bedah, misalnya laparatomi,
kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
Selain itu dapat dilakukan kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
A. Data Subjektif
Biodata
Umur penderita cystoma ovarii rata-rata antara 30-60 th. Pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung terkena cystoma ovarii.
Keluhan Utama
Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan nmiksi.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah menderita penyakit PMS (Penyakit menular seksual)
Penyakit yang berhubungan, (andiloma akuminota, gonorea, adnexitis)
Riwayat penyakit
Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea.
Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematuritas sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
Riwayat Perkawinan
Menikah lebih dari satu kali, sering berganti-ganti pasangan
(multipartner)
Riwayat KB
Pemakaian KB IUD diduga mempunyai hubungan dengan cystoma
ovarii
Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Kystoma ovarii dapat terjadi penurunan nafsu makan
Eliminasi
Gangguan pada miksi akibat pembesaran cystoma ovarii dan dapat
terjadi gangguan defekasi
Istirahat
Tumor ovarii dapat menyebabkan nyeri abdomen hipermenoria dan
arhenoblastoma dapat menebabkan amenorea yang mengganggu
istirahat.
Aktifitas
Terganggu akibat rasa nyeri yang timbul
Data Objektif
a. Keadaan umum baik bila tumor ovarii masih kecil tidak
menimbulkan gangguan atau keluhan bila klien
mengalami nyeri.
Suhu : Dapat normal maupun mengalami
peningkatan apabila terjadi infeksi pada tumor
Nadi : Biasanya bila tenang tidak ada penurunan
tekanan
Pernafasan : Dapat mengalami peningkatan
sehubungan dengan gejala sekunder yaitu sesak nafas
karena adanya sirkulasi O2 dalam darah berkurang
sehubungan dengan penurunan kadar Hb karena
adanya pendarahan.
Pemeriksaan Fisik
Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada
konjungtiva tampak anemis.
Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah konsisten
keras Bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi kadang-kadang
ditemui nyeri. Terdapat benjolan pada perut bagian bawah/ rongga panggul
Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang seelumnya
terdapat keputihan yang lama.
Anus : Akan timbula hemoroid, luka dna varises pecah karena keadaan obstipasi
akibat penekannan kista ovarii pada remtum.
Ekstermirtas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dari
panggul dapat menyebabkan odem tungkai.

Pemeriksaan Penunjang
USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Hb akan terjadi penurunan apabila desertai perdarahan yang hebat
Terapi
Pengobatan operasi : Pengangkatan tumor ovarii\um
Pengobatan operatif : Histerektomi dan salpingoooforektomi bilateral
Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi :
Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang
abdomen.
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan adanya
edema pada jaringan lokal.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.
Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi.

b. Post operasi
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka
post operasi
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan
pembedahan
Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas
Intervensi Keperawatan
Setelah diagnosis keperawatan dibuat, perawat dapat
menentukan perencanaan yang akan dilakukan pada klien
dengan tumor jinak. Dimana asuhan keperawatan yang
diberikan yaitu pada saat praoperasi dan pascaoperasi.
Dukungan psikososial juga merupakan komponen penting
dalam asuhan keperawatan bagi klien dengan tumor jinak.
Kecemasan dan putus asa yang lebih lanjut sering terjadi pada
pasien dengan tumor jinak.

Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena


keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi,
seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk
mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit
dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan analgesik biasanya
dapat diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan
rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa
sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional klien.
Penatalaksanaan
Mengkaji skala nyeri pasien.
Mengajarkan tehnik distraksi selama nyeri.
30 menit setelah pemberian obat pengurang rasa sakit,
evaluasi kembali efektifitasnya
Mengkaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV
Tingkatkan asupan makanan yang bergizi
Anjurkan pemasukan cairan adekuat, termasuk sari
buah bila pemasukan peroral dimulai.
Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan.
Mengkaji adanya alergi makanan.
Meninjau ulang efek prosedur pembedahan dan
harapan pada masa datang.
Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi
selama masa penyembuhan.
Evaluasi Keperawatan

Setelah diberi asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan:


Klien menyebutkan perubahan patofisiologi yang terjadi dalam sistem
reproduksinya dan kebutuhan untuk mendapatkan terapi segera dan
prosedur lanjutan.
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks.
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan
keakuratan pengetahuan tentang situasi
Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen.
Pasien menerima terhadap perubahan/ citra tubuh terhadap dirinya
Klien tidak memperlihatkan tanda dan gejala komplikasi.
Klien akan kembali kepada tingkat fungsinya yang semula setelah
prosedur operasi (evakuasi).
Klien mengungkapkan kebutuhan akan tindak lanjut yang berkelanjutan
selama minimal 1 tahun

Anda mungkin juga menyukai