Oleh :
1) Kista Gartner
Dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dinding
lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris.
2) Kista saluran nuck
Berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran
inguinal, terkadang melanjutkan diri sampai pada labium mayora.
Lanjutan
3. Kista kelenjar
Kista bartholini : Terjadi akibat radang
Kista sebasea
Kista parauretra
Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh
infeksi.
Kista endometriosis
1. Tumor solid vagina
a. Tumor epitel
Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
(a)Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi
dorsal muara uretra, mikroskopik sebagai papiloma
uretra yang ditutupi oleh epitel transisional yang tersusun
sebagai lipatan dengan tipe yang sering menyerupai
pertumbuhan ganas.
(b) Karankula uretra granulomatosa
Penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara uretra terutama bagian belakang yang meluas ke
samping juga.
Tumor jaringan mesoderm
Miometrium
Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.
Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
a. Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus,
diliputi oleh serosa.
Adenomiosis
Adanya sarang enometriosis di antara serabut miometrium.
Hemangioma
Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan.
Umunya didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk
histologinya dapat beraneka ragam.
Tumor pada Ovarium
Kista Folikel
Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan
biasanya berukuran 3-8 cm. Kista ini terjadi karena kegagalan proses
ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorpsi kembali.
Kista Korpus Luteum (Kista Granulosa Lutein)
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah
ovulasi, dinidng sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap
terbentuknya vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah rongga
membentuk korpus hemoragikum. Reabsorbsi darah di ruangan ini
menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.
. Kista Teka Lutein
Peningkatan hCG dapat menimbulkan kista teka lutein dan seringkali
dijumpai bersamaan dengan ovarium polikistik, mola hidatosa, korio
karsinoma, terapi HCG, dan terapi klomifen sitrat.
Patofisiologi
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan
hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit dan berangsur-angsur menyebabkan pembesaran luka
dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya putaran
tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulo pelvikum terhadap
peritoneumparietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
Lanjutan
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan
penanahan. Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari
bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering
pada saat persetubuhan.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinn perubahan
keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan.
Etiologi dan Prognosis Tumor Jinak
Kista dapat terjadi akibat perlukaan, terutama
pada saat persalinan, karena episiotomy atau
robekan, dimana suatu segmen terpendam dan
kemudian menjadi kista. Selain itu dapat terjadi
karena ketidakseimbangan esterogen dan
progesterone, pertumbuhan folikel yang tidak
terkontrol, degenerasi ovarium, dan gaya hidup
yang tidak sehat misalnya konsumsi alkohol,
merokok, kurangnya olahraga, dan lain-lain.
Manifestasi Klinis
Gejala akibat pertumbuhan
a. Menimbulkan rasa berat di perut bagian bawah
b. Mengganggu miksi atau defekasi
c. Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau
odema pada tungkai bawah
Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormonal utama
wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan
gangguan terhadap siklus menstruasi
Lanjutan
Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
b. Terjadi infeksi pada tumor
Akibat sesuatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga menimbulkan
gejala infeksi, yaitu badan panas, nyeri abdomen dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.
c. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah ke bagian dalam genitalia.
Penatalaksaan Medis Tumor Jinak
Penatalaksanaan medis tumor jinak dapat
dilakukan dengan pengangkatan kista ovarium
melalui tindakan bedah, misalnya laparatomi,
kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
Selain itu dapat dilakukan kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
A. Data Subjektif
Biodata
Umur penderita cystoma ovarii rata-rata antara 30-60 th. Pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung terkena cystoma ovarii.
Keluhan Utama
Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan nmiksi.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah menderita penyakit PMS (Penyakit menular seksual)
Penyakit yang berhubungan, (andiloma akuminota, gonorea, adnexitis)
Riwayat penyakit
Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea.
Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematuritas sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
Riwayat Perkawinan
Menikah lebih dari satu kali, sering berganti-ganti pasangan
(multipartner)
Riwayat KB
Pemakaian KB IUD diduga mempunyai hubungan dengan cystoma
ovarii
Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Kystoma ovarii dapat terjadi penurunan nafsu makan
Eliminasi
Gangguan pada miksi akibat pembesaran cystoma ovarii dan dapat
terjadi gangguan defekasi
Istirahat
Tumor ovarii dapat menyebabkan nyeri abdomen hipermenoria dan
arhenoblastoma dapat menebabkan amenorea yang mengganggu
istirahat.
Aktifitas
Terganggu akibat rasa nyeri yang timbul
Data Objektif
a. Keadaan umum baik bila tumor ovarii masih kecil tidak
menimbulkan gangguan atau keluhan bila klien
mengalami nyeri.
Suhu : Dapat normal maupun mengalami
peningkatan apabila terjadi infeksi pada tumor
Nadi : Biasanya bila tenang tidak ada penurunan
tekanan
Pernafasan : Dapat mengalami peningkatan
sehubungan dengan gejala sekunder yaitu sesak nafas
karena adanya sirkulasi O2 dalam darah berkurang
sehubungan dengan penurunan kadar Hb karena
adanya pendarahan.
Pemeriksaan Fisik
Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada
konjungtiva tampak anemis.
Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah konsisten
keras Bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi kadang-kadang
ditemui nyeri. Terdapat benjolan pada perut bagian bawah/ rongga panggul
Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang seelumnya
terdapat keputihan yang lama.
Anus : Akan timbula hemoroid, luka dna varises pecah karena keadaan obstipasi
akibat penekannan kista ovarii pada remtum.
Ekstermirtas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dari
panggul dapat menyebabkan odem tungkai.
Pemeriksaan Penunjang
USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Hb akan terjadi penurunan apabila desertai perdarahan yang hebat
Terapi
Pengobatan operasi : Pengangkatan tumor ovarii\um
Pengobatan operatif : Histerektomi dan salpingoooforektomi bilateral
Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi :
Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang
abdomen.
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan adanya
edema pada jaringan lokal.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.
Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi.
b. Post operasi
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka
post operasi
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan
pembedahan
Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas
Intervensi Keperawatan
Setelah diagnosis keperawatan dibuat, perawat dapat
menentukan perencanaan yang akan dilakukan pada klien
dengan tumor jinak. Dimana asuhan keperawatan yang
diberikan yaitu pada saat praoperasi dan pascaoperasi.
Dukungan psikososial juga merupakan komponen penting
dalam asuhan keperawatan bagi klien dengan tumor jinak.
Kecemasan dan putus asa yang lebih lanjut sering terjadi pada
pasien dengan tumor jinak.