Anda di halaman 1dari 2

No DX Paraf &

Tanggal/ Jam EVALUASI SUMATIF


Kep Nama
3 September 2019 1 S: klien mengatakan masih sedikit sesak nafas Desi
13.00
dan masih batuk
O: klien terlihat sedikit bernafas cepat dan
dangkal Auskultas suara wheezing pada lapang
paru masih terdengar. Auskultasi suara ronkhi
pada kedua lapang paru bagian bawah masih
terdengar. Klien menggunakan oksigen nasal 4
liter tetapi lepas pasang
TD: 110/90; nadi: 90x/menit; suhu: 36,1 ˚C; RR:
26x/menit
A: masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 4, 5, 6
3 September 2019 2 S: klien mengatakan mengerti informasi yang Desi
13.00 diberikan perawat, pasien mengatakan bisa tidur
tetapi masih sering terbangun
O: klien terlihat letih terdapat kantung mata.
Klien tidur selama 5 jam saat malam hari. TD:
110/90; nadi: 90x/menit; suhu: 36,1 ˚C; RR:
26x/menit
A: masalah pola tidur teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 5,6,7

4 September 2019 1 S: klien mengatakan tidak sesak batuk berkurang Desi


07.00 O: klien sudah tidak terlihat sedikit bernafas
cepat dan dangkal. Pasien terlihat sering batuk.
Auskultasi suara wheezing terdengar lebih samar
dari hari sebelumnya. Auskultasi suara ronkhi
masih terdengar namun sudah berkurang. TD:
110/80; nadi: 86x/menit; suhu: 35,5 ˚C; RR:
22x/menit
A: masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 4, 5, 6
4 September 2019 2 S: klien mengatakan sudah tidak sering terbangun Desi
07.00 saat tidur dan bisa tidur nyenyak.pasien
mengatakan bisa tidur selama 8 jam
O: klien terlihat segar dan tidak terdapat kantung
mata. Klien tidur selama 8 jam di malam hari.
TD: 110/80; nadi: 86x/menit; suhu: 35,5 ˚C; RR:
22x/menit
A: masalah pola tidur teratasi
P: hentikan intervensi
5 September 2019 1 S: Klien mengatakan sudah tidak sesak dan tidak Desi
batuk
O: Pasien terlihat tidak batuk. Auskultasi dada
tidak ada suara ronkhi. Auskultasi suara
wheezing sudah tidak terdengar. TD: 120/80;
nadi: 90x/menit; suhu: 36,5 ˚C; RR: 20x/menit
A: masalah bersihan jalan nafas teratasi
P: Hentikan intervensi, pasien KRS

Anda mungkin juga menyukai