UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
2.1 Pengertian.........................................................................................................2
BAB III............................................................................................................................18
KESIMPULAN...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUA
antara pemeriksaan darah atau spesimen lain tersebut, salah satunya adalah
pemeriksaan penanda fungsi hati. Pemeriksaan fungsi hati dilakukan jika ada
indikasi yang mengarah kepada penyakit pada hati atau penyakit-penyakit lain
yang menyebabkan terganggunya fungsi hati. Untuk itu disusunlah makalah yang
1.2 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
metabolisme glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik.
Posisi hati pada tubuh manusia yaitu di abdomen kuadrat kanan atas menyatu
dengan saluran bilier dan kandung empedu. Vaskularisasi hati berasal dari
sirkulasi sistemik melalui arteri hepatika dan menampung aliran darah dari sistem
porta yang mengandung zat makanan yang diabsorbsi usus. Secara mikroskopis,
hati tersusun oleh banyak lobulus dengan struktur serupa yang terdiri dari
hepatosit, saluran sinusoid yang dikelilingi oleh endotel vaskuler dan sel kupffer
yang merupakan bagian dari sistem retikuloendotelial. Tes fungsi hati adalah tes
diagnostik selanjutnya serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi organ hati.2
2
2.2 Indikasi Pemeriksaan Fungsi Hati
beberapa penyakit hati berikut, yaitu hepatitis, sirosis, penyakit empedu, penyakit
pembesaran hati, sumbatan pasif dan kegagalan hati yang parah.3 Dalam literatur
lain dikatakan bahwa pemeriksaan fungsi hati ini dilakukan apabila pasien
dicurigai memiliki penyakit hati, pada pasien yang berisiko atau memonitor
hepatotoksik.4 Pemeriksaan tes fungsi hati ini juga dilakukan pada pasien yang
hati juga dilakukan pada pasien dengan resiko tinggi terkena infeksi virus, seperti
pada orang yang berkontak erat dengan penderita hepatitis, pemakai narkoba,
riwayat transfusi, serta pada pasien-pasien penderita penyakit lain tetapi memiliki
pengaruh terhadap fungsi hati seperti penyakit keganasan dan pada pasien
b. Fungsi sintesis, sintesis protein seperti albumin dan globulin, serta transport
3
tekanan osmotik plasma, transport berbagai senyawa dan bertindak sebagai
cadangan protein.
kolesterol, dan lipoprotein terjadi di hati. Hati juga berperan dalam produksi
proses transport lemak. Di samping sintesis protein dan enzim, hati juga
e. Pada saat janin di dalam kandungan, hematopoiesis terjadi di hati. Hati juga
hemolysis).
Jenis pemeriksaan fungsi hati dapat dibagi menjadi tiga bagian besar,
yaitu penilaian fungsi hati, mengukur aktivitas enzim dan mencari etiologi
penyakit. Pada penilaian fungsi hati diperiksa fungsi sintesis hati, ekskresi dan
detoksifikasi.2
4
2.3.1 Penilaian Fungsi Hati
a. Fungsi Sintesis
1) Albumin
gamma globulin yagn disintesis oleh plasma sel. Konsentrasi total serum
protein pada dewasa adalah 5,5-8,0 gm/dL sedangkan nilai normal serum
albumin 3,5-5 gm/dL. Serum albumin menyusun 60% dari total serum
hypoalbuminemia. Karena waktu paruh albumin relatif lama (20 hari), serum
VII, IX, X) kecuali faktor VIII.1 Beberapa protein yang terlibat dalam
5
hemostasis dan fibrinolisis (faktor kolagulasi: α2-antiplasmin, antithrombin,
dan S) disintesis oleh hati. Sintesis faktor II, VII, IX dan X dan protein C dan
K. Jika setelah diberikan terapi vitamin K pada pasien, nilai PT/INR menjadi
menentukan MELD (Model for End Stage Liver Disease) yaitu mengetahui
menilai faktor I, II, V, VII, IX dan X yang memiliki waktu paruh lebih
sintesis hati lebih sensitif. Pada kerusakan hati berat maka sintesis factor
3) Globulin
beberapa hormon, lipid, logam, dan antibodi. Pada sirosis, sel hati mengalami
kerusakan arsitektur hati, penimbunan jaringan ikat, dan terdapat nodul pada
6
globulin terbalik. Peningkatan globulin terutama gama dapat disebabkan
4) Elektroforesis Protein
yang berbeda, yaitu alpha 1, alpha 2, beta, dan gamma dalam bentuk kurva.
Albumin merupakan fraksi protein serum yang paling banyak sekitar 2/3 dari
total protein. Perubahan pola pada kurva albumin tersering adalah penurunan
rujukan yang besar maka penurunan ringan tidak akan terlihat. Fraksi alpha 1
globlin hamper 90% terdiri dari alpha 1 antitrypsin sisanya tersusun atas
neonatus.
7
Penurunan gamma globulin dapat disebabkan imunodefisiensi, pengobatan
berupa penebalan pita yang difus atau poliklonal atau penebalan setempat
(monoclonal).
5) Cholinesterase (CHE)
fungsi sintesis hati, penyakit hati kronik, dan hipoalbumin karena albumin
b. Fungsi Ekskresi
1) Bilirubin
8
kulit, sklera, dan membran mukosa menyebabkan warna kuning yang disebut
sel darah merah berlebihan atau jika hati tidak dapat mensekresikan bilirubin
Implikasi klinik:1
pulmonal.
9
2) Asam Empedu
empedu yang dihasilkan oleh bakteri usus, sebanyak 250-500 mg per hari
lemak, dan absorbs vitamin yang larut dalam lemak. Pada keruskan sel hati
maka hati akan gagal mengambil asam empedu sehingga jumlah asam
puasa selama 8-12 jam. Terdapat 2 jenis asam empedu yaitu primer dan
sekunder. Asam empedu primer disintesis di dalam sel hati sedangkan asam
empedu sekunder merupakan hasil metabolism oleh bakteri usus. Pada sirosis
rasio antara asam empedu primer terhadap asam amino sekunder, sedangkan
c. Fungsi Detoksifikasi
Amonia
10
Gangguan fungsi detoksifikasi oleh sel hati akan meningkatkan kadar
a. Enzim Transaminase
Jika sel yang ada enzim aminotransferase mengalami nekrosis atau kematian
Nilai normal ALT adalah 5-35 U/L. Nilai normal AST adalah 5-
yaitu:
- Most Marked Elevation yaitu peningkatan ALT dan AST > 15x nilai
- Moderate Elevation yaitu peningkatan ALT dan AST 5-15 kali nilai
diinduksi obat.
11
- Mild Elevation yaitu peningkatan ALT dan AST 1-3 kali dari nilai
normal. Keadaan ini terjadi pada sirosis, cholestasis dan non- alcoholic
steatosis.
transaminase, yaitu:1
- Asetominofen
- Co-amoksiklav
- INH
- Antiinflamasi nonsteroid
- Fenitoin
- Valproat
Nilai normal :
GGT terutama terdapat pada hati, ginjal terdapat dalam jumlah yang
lebih rendah pada prostat, limfa, dan jantung. Hati dianggap sebagai sumber
Enzim ini merupakan marker (penanda) spesifi k untuk fungsi hati dan
12
transfer asam amino dan peptida. Laki-laki memiliki kadar yang lebih tinggi
Implikasi klinik:1
tidak spesifi k. Jika terjadi peningkatan hanya kadar GGT (bukan AST,
sitokrom P450.
Enzim ini berasal terutama dari tulang, hati dan plasenta. Konsentrasi
tinggi dapat ditemukan dalam kanakuli bilier, ginjal dan usus halus.
Pelepasan enzim ini seperti juga indeks penyakit tulang, terkait dengan
produksi sel tulang dan deposisi kalsium pada tulang. Pada penyakit hati
Implikasi Klinik:1
13
- Peningkatan ALP terjadi karena faktor hati atau non-hati. Peningkatan
ALP karena faktor hati terjadi pada kondisi obstruksi saluran empedu,
jantung kongestif
- Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada obstruksi jaundice, lesi hati,
hipotiroidisme.
hari.
etiologi dari penyakit hati autoimun seperti antinuclear antibody (ANA) untuk
14
b. Keganasan Sel Hati
yaitu suatu protein yang disintesis pada masa fetus, kadar puncak AFP adalah
usia janin 12-16 minggu dan menurun segera setelah bayi lahir. Peningkatan AFP
yang sangat tinggi mengarah pada keganasan sel hati, tumor embriogenik
bakteri, protozoa, autoimun, obat-obatan, atau zat toksik. Infeksi dikatakan akut
jika gejala kurang dari 6 bulan sedangkan kronis jika infeksi sudah berlangsung
lebih dari 6 bulan.8 Diagnosis hepatitis virus sangat ditentukan oleh penanda
serologi dari bagian virus hepatitis. Nilai normal pemeriksaan ini adalah negatif.
Terdapat minimal empat jenis virus hepatitis. Bentuknya secara klinis sama,
virus hepatitis:
15
2) Hepatitis B; hepatitis serum /transfusi,
yang lain. Merupakan indikator perbaikan klinik, juga dapat ditemui pada
dan IgM anti HBc positif. IgM anti-delta muncul pada 1 minggu dan
16
Superinfeksi terjadi jika infeksi HBV kambuh. Peningkatan serum
ditegakkan jika ditemukan RNA HDV atau serum IgM anti HDV
4) Hepatitis C; dahulu non A atau non B. Orang yang berisiko hepatitis: pasien
suntik, homoseksual.
Antibodi anti HCV non reaktif, RNA HCV terdeteksi, artinya ada
immunocompromised
Jika antibodi anti HCV reaktif, RNA HCV tidak terdeteksi, terdapat
Jika antibodi anti HCV reaktif dan RNA HCV terdeteksi, terdapat
infeksi kronis HCV dan infeksi akut HCV (dapat dibedakan dengan
Jika antibodi anti HCV nonreaktif, RNA HCV tidak terdeteksi, tidak
17
BAB III
KESIMPULA
penyakit membantu mencari etiologi suatu penyakit, menilai hasil pengobatan, membantu
disfungsi hati, pada pasien dengan resiko tinggi terkena infeksi virus, seperti pada orang
yang berkontak erat dengan penderita hepatitis, penderita yang mendapat pengobatan
jangka panjang seperti valproate dan methotrexate juga dianjurkan untuk melakukan
Jenis pemeriksaan fungsi hati dibagi menjadi tiga yaitu berdasarkan fungsi hati,
18
DAFTAR PUSTAKA
2016):1-83.
2016;12(1):123. doi:10.20527/jbk.v12i1.364
4. Akuyam SA, Uchenna OK, Adamu A, et al. Liver function tests profile in cancer
2011;18(1):34-33.
doi:10.5005/jp/books/11417
19
http://www.inasl.org.in/national-laboratory-guidelines.pdf
11. Alter MJ, Kuhnert WL, Finelli L. Guidelines for laboratory testing and result
20