Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap alam, atas
limpahan rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Diskusi Kelompok Berdasarkan Kasus”. Makalah ini dibuat sebagai tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Makalah ini berisi tentang Pengertian,
Etiologi,Patofisiologi, Tanda dan gejala, Manifestasi dan Gambaran Klinis,
Klasifikasi, Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan medik dan
Keperawatan serta Asuhan keperawatan pada klien dengan Hepatitis. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Ns. I Kade Wijaya, S.Kep., M.Kep. selaku dosen mata kuliah keperawatan medical
bedah
Akhir kata kami berharap makalah ini bermanfaat bagi banyak orang. Terima
Kasih
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1. Sampul……………………………………………………………………
2. Kata Pengantar…………………………………………………………...
3. Daftar Isi………………………………………………………………….
4. BAB I : Pendahuluan…………………………………………………….
a. Latar Belakang……………………………………………………….
b. Anatomi fisiologi kasus…………………………………………….
5. BAB II: Konsep dasar medis (tuliskan sumber referensinya)………….
a. Pengertian……………………………………………………………..
b. Klasifikasi………………………………………………………………
c. Etiologi………………………………………………………………...
d. Patofisiologi…………………………………………………………..
e. Tanda dan gejala……………………………………………………..
f. Komplikasi……………………………………………………………
g. Pemeriksaan penunjang………………………………………………
h. Penatalaksanaan medik & keperawatan…………………………….
6. BAB III: Konsep keperawatan Medikal Bedah (kasus+teori)…………..
a. Pengkajian keperawatan………………………………………………
b. Diagnosa keperawatan………………………………………………..
c. Perencanaan dan Tujuan keperawatan :…………………………….
1) Intervensi keperawatan dan rasional……………………………
2) Kolaborasi dan rasional……………………………………………
3) Edukasi. Dan rasional………………………………………………
7. Daftar Pustaka……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebiasaan merokok, gaya hidup sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat
ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini
(Sari,2011). Belum banyak orang tahu tentang penyakit Hepatitis sehingga kerap
terdiagnosis ketika sudah masuk stadium lanjut. Kondisi inilah yang dialami
hampir sebagian besar pasien hepatitis sehingga kerap terdiagnosis ketika sudah
masuk stadium lanju. Kondisi inilah yang dialami hampir sebagian besar pasien
hepatitis di Indonesia. Penyakit ini sudah ada sejak 5 SM (sebelum masehi ) dan
dikenal dengan nama penyakit kuning, tetapi sekarang penyakit ini dikenal
dengan nama hepatitis.
Akibat dari penyakit hepatitis berdasarkan virusnya, masing – masing
memiliki penyebab yang berbeda – beda. Diantaranya hepatitis A umumnya
ditularkan melalui makan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita
hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A. Kemudian hepatitis B, dapat di
tularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti darah,cairan
vagina, dan air mani. Hampir sama juga dengan hepatitis B, penyakit ini ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui jarum suntik yang di pakai bersama serta
hubungan seksual tanpa kondom. Untuk hepatitis D rupanya merupakan penyakit
yang jarang terjadi, namun lebih serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang
dalam tubuh tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya (Smeltzer, 2013).
Solusi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menghindari terjadinya
hepatitis yaitu perawat perlu memberikan penyuluhan tentang pola hidup bersih
dan sehat misalnya dengan menjaga kebersihan sumber air agar tidak
terkontaminasi virus hepatitis, mencuci bahan makanan yang akan di komsumsi,
terutama kerang dan tirang, sayuran, serta buah – buahan, tidak berbagai pakian
sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain, tidak menyentuh
tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung, lakukan hubungan seksual yang
aman, misalnya dengan mengunakan kondom, atau tidak berganti – ganti
pasangan, dan kurangi komsumsi alkohol (Sari, 2011).
B. Anatomi Fisiologi Kasus
1. Anatomi Hepar
Hepar merupakan organ terbesar dalam rongga perut, hepar terletak
pada bagian superior dari rongga perut. Terletak pada regio hipokondrium
kanan, epigastrium dan terkadang bisa mencapai regio hipokondrium kiri.
Hepar pada orang dewasa memiliki berat sekitar 2% berat badan.
Vena pada hepar yang membawa darah keluar dari hepar menuju vena
cava inferior adalah vena hepatika. Sedangkan, pembuluh darah vena porta
dan arteri hepatika alirannya menuju pada porta hepatica.
Persarafan pada hepar dibagi 2 yaitu bagian parenkim dan permukaan
hepar. Pada bagian parenkim, persarafan dikelola oleh N. hepatikus yang
berasal dari plexus hepatikus. Mendapatkan persarafan simpatis dan
parasimpatis dari N. X, Sedangkan pada bagian permukaanya mendapatkan
persarafan dari nervi intercostalis inferior.
2. Fisiologi Hepar
Hepar menghasilkan empedu setiap harinya. Empedu penting dalam
proses absorpsi dari lemak pada usus halus. Setelah digunakan untuk
membantu absorpsi lemak, empedu akan di reabsorpsi di ileum dan kembali
lagi ke hepar. Empedu dapat digunakan kembali setelah mengalami konjugasi
dan juga sebagian dari empedu tadi akan diubah menjadi bilirubin.
FUNGSI HEPAR
Metabolisme
A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan serta bahan-bahan kimia (Hadi, 2018).
Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau bahan
kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agen yang dapat menyebabkan
kerusakan dan peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai hepatitis
diberi nama secara alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya (Brunner
& Suddart, 2001).
B. Klasifikasi Hepatitis
Selain itu, hubungan intim juga dapat menjadi salah satu hal yang dapat
menyebarkan HAV. Jika seseorang telah mengidap hepatitis A, pengidapnya
dapat pulih dan kebal dari virus ini. Saat ini, sudah terdapat vaksin yang aman
dan efektif untuk mencegah terjadinya hepatitis A.
Hepatitis jenis ini ditularkan melalui kontak darah oleh seseorang yang telah
terinfeksi. Biasanya, infeksi ini terjadi melalui transfusi atau produk darah
yang telah terkena virus, alat medis, jarum suntik, air mani, dan cairan tubuh
lainnya. HBV juga dapat menular pada bayi oleh ibu yang mengidap hepatitis
B ketika persalinan.
Hepatitis B termasuk dalam jenis yang berbahaya, karena dapat menyebabkan
kematian. Diperkirakan ada jutaan orang di dunia yang mengidap penyakit
hepatitis B. HBV dapat dicegah melalui vaksin yang aman dan juga efektif.
Hepatitis ini sebagian besar ditularkan melalui perpindahan darah seperti pada
hepatitis B. Selain itu, hubungan intim juga dapat menyebabkan hepatitis C
walaupun terbilang jarang. Hepatitis C awalnya terlihat ringan, tetapi lama-
kelamaan akan berubah menjadi kronis. Sejauh ini, belum ada vaksin yang
dapat mencegah HCV dan masih dalam tahap penelitian.
HEV umumnya disebarkan melalui konsumsi air atau makanan yang telah
terkontaminasi. HEV adalah penyebab umum dari wabah hepatitis yang
terjadi di kebanyakan negara berkembang. Vaksin untuk penyakit ini sedang
dikembangkan tetapi persediaannya masih sedikit.
C. Etiologi
1. Penyebab hepatits menurut Wening Sari (2008) meliputi: obat-
obatan, bahan kimia dan racun, menyebabkan toksik untuk hati,
sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3. Infeksi virus. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang
bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 mn. Ditularkan
melalui darah atau produk darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu
hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus pada
bayi selama proses persalinan, masa inkubasi 40-180 hari dengan
rata-rata 75 hari, factor resiko bagi para dokter bedah, pekerjaan
laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan
pasien dalam unit hemodialysis, para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama atau diantara mitra
seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.
D. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dan hepar disebut lobul dan unit ini unik
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan dan
kerusakan sel-sel hepar dan menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya., sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon system imun dan digunakan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal (Baraderu, 2008).
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan
terbawa sampai ke hati. Disini agen infeksi menetap dan mengakibatkan
peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi
penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi difungsi
hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan ini akan mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak nafsu makan
(Anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika
toksik yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon
hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya
fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun (Syaifuddin,
2006).
E. Tanda dan Gejala
Infeksi Hepatitis tidak memberi gejala tau gejala minimal. Masa inkubasi
adalah sekitar 2 minggu sampai 6 bulan. Sekitar 70-80% penderita Hepatitis
tidak menunjukkan gejala setelah infeksi awal (Fajri,2013). Mayoritas
penderita memiliki gejala ringan sampai berat setelah demam, kelelahan,
nafsu makan menurun, mual, muntah, sakit perut kanan atas, urin gelap, nyeri
sendi dn kekuningan (Luthariana et al.,2017). Infeksi menjadi kronis sekitar
70-90% kasus dan sering tanpa gejala walaupun terjadi proses kerusakan hati.
Sebagian kasus tidak ditemukan gejala sampai timbul masalah pada hati
paisen (Lestari, 2015). Gejala ekstrahepatik dapat meliputi gejala hematologis,
autoimun, persedian, ginjal, paru, dan saraf. Sebanyak 30% penderita
menunjukkan kadar alanine aminotransferase serum yang normal, lainnya
meningkat 3 kali dari nilai normal (Kurniawati et al., 2017). Hepatitis
terdeteksi selama tes darah rutin dengan pengukuran fungsi hati dan enzim
hati. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya sirosis hati adalah 20-30 tahun
(Sitanggang, 2019).
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan
Kolaborasi :
Agar klien makan tanpa
Kolaborasi pemberian
keluhan
medikasi sebelum makan
Edukasi :
Agar pasien tau diet
Ajarkan diet yang di yang baik
programkan
Ketidakseimbangan 1. tentukan status gizi klien 1. untuk mengetahui status
nutrisi kurang dari dan kemampuan klien gizi klien dalam
kebutuhan. untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan gizi
gizi yang masuk dalam tubuh
2. tentukan apa yang menjadi klien.
preferensi makanan bagi 2. untuk meningkatkan
klien nafsu makan klien sesuai
3. anjurkan kepada pasien dengan seleranya.
untuk makan sedikit tapi 3. agar klien tidak
sering merasakan mual akibat
4. anjurkan kepada pasien perut terlalu penuh.
untuk duduk pada posisi 4. untuk menurunkan rasa
tegak di kursi jika penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan nafsu
memungkinkan, makan.
5. monitoring kalori dan 5. untuk mengertahui
asupan makan, kolaborasi jumlah kalori yang masuk
dengan ahli gizi untuk dalam tubuh klien dan
menentukan diet dan glukosa dalam karbohidrat
makanan yang tepat. yang cukup efektif untuk
pemenuhan energy.
Kolaborasi : Berguna dalam membuat
kolaborasi dengan ahli gizi program diet untuk
untuk menentukan diet dan memenuhi kebutuhan
makanan yang tepat. klien.
Edukasi : Ajarkan diet dan Agar klien tau diet yang
menentukan makanan yang benar, dan pentingnya
tepat. asupan makan yang tepat
dan teratur.
Intoleransi aktifitas 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. untuk mengurangi
emosional keletihan baik fisik
2. Monitor pola dan jam tidur
maupun psikologis.
2. untuk mengetahui pola
dan jam tidur klien.
Kolaborasi :
- -