Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap alam, atas
limpahan rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Diskusi Kelompok Berdasarkan Kasus”. Makalah ini dibuat sebagai tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Makalah ini berisi tentang Pengertian,
Etiologi,Patofisiologi, Tanda dan gejala, Manifestasi dan Gambaran Klinis,
Klasifikasi, Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan medik dan
Keperawatan serta Asuhan keperawatan pada klien dengan Hepatitis. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :

1. Ns. I Kade Wijaya, S.Kep., M.Kep. selaku dosen mata kuliah keperawatan medical
bedah

2. Teman-teman kelompok tang telah membantu menyelesaikan makalah ini

Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk


mahasiwa (i) keperawatan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam
pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna.

Akhir kata kami berharap makalah ini bermanfaat bagi banyak orang. Terima
Kasih

Makassar, November 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

1. Sampul……………………………………………………………………
2. Kata Pengantar…………………………………………………………...
3. Daftar Isi………………………………………………………………….
4. BAB I : Pendahuluan…………………………………………………….
a. Latar Belakang……………………………………………………….
b. Anatomi fisiologi kasus…………………………………………….
5. BAB II: Konsep dasar medis (tuliskan sumber referensinya)………….
a. Pengertian……………………………………………………………..
b. Klasifikasi………………………………………………………………
c. Etiologi………………………………………………………………...
d. Patofisiologi…………………………………………………………..
e. Tanda dan gejala……………………………………………………..
f. Komplikasi……………………………………………………………
g. Pemeriksaan penunjang………………………………………………
h. Penatalaksanaan medik & keperawatan…………………………….
6. BAB III: Konsep keperawatan Medikal Bedah (kasus+teori)…………..
a. Pengkajian keperawatan………………………………………………
b. Diagnosa keperawatan………………………………………………..
c. Perencanaan dan Tujuan keperawatan :…………………………….
1) Intervensi keperawatan dan rasional……………………………
2) Kolaborasi dan rasional……………………………………………
3) Edukasi. Dan rasional………………………………………………
7. Daftar Pustaka……………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebiasaan merokok, gaya hidup sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat
ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini
(Sari,2011). Belum banyak orang tahu tentang penyakit Hepatitis sehingga kerap
terdiagnosis ketika sudah masuk stadium lanjut. Kondisi inilah yang dialami
hampir sebagian besar pasien hepatitis sehingga kerap terdiagnosis ketika sudah
masuk stadium lanju. Kondisi inilah yang dialami hampir sebagian besar pasien
hepatitis di Indonesia. Penyakit ini sudah ada sejak 5 SM (sebelum masehi ) dan
dikenal dengan nama penyakit kuning, tetapi sekarang penyakit ini dikenal
dengan nama hepatitis.
Akibat dari penyakit hepatitis berdasarkan virusnya, masing – masing
memiliki penyebab yang berbeda – beda. Diantaranya hepatitis A umumnya
ditularkan melalui makan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita
hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A. Kemudian hepatitis B, dapat di
tularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti darah,cairan
vagina, dan air mani. Hampir sama juga dengan hepatitis B, penyakit ini ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui jarum suntik yang di pakai bersama serta
hubungan seksual tanpa kondom. Untuk hepatitis D rupanya merupakan penyakit
yang jarang terjadi, namun lebih serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang
dalam tubuh tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya (Smeltzer, 2013).
Solusi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menghindari terjadinya
hepatitis yaitu perawat perlu memberikan penyuluhan tentang pola hidup bersih
dan sehat misalnya dengan menjaga kebersihan sumber air agar tidak
terkontaminasi virus hepatitis, mencuci bahan makanan yang akan di komsumsi,
terutama kerang dan tirang, sayuran, serta buah – buahan, tidak berbagai pakian
sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain, tidak menyentuh
tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung, lakukan hubungan seksual yang
aman, misalnya dengan mengunakan kondom, atau tidak berganti – ganti
pasangan, dan kurangi komsumsi alkohol (Sari, 2011).
B. Anatomi Fisiologi Kasus
1. Anatomi Hepar
Hepar merupakan organ terbesar dalam rongga perut, hepar terletak
pada bagian superior dari rongga perut. Terletak pada regio hipokondrium
kanan, epigastrium dan terkadang bisa mencapai regio hipokondrium kiri.
Hepar pada orang dewasa memiliki berat sekitar 2% berat badan.

Hepar dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus dextra, lobus caudatus,


lobus sinistra dan quadratus. Memiliki lapisan jaringan ikat tipis yang disebut
kapsula Glisson, dan pada bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum.

Daerah tempat keluar masuk pembuluh darah pada hepar dikenal


dengan nama hilus atau porta hepatis. Pembuluh yang terdapat pada daerah ini
antara lain vena porta, arteri hepatika propria, dan terdapat duktus hepatika
dextra dan sinistra.

Vena pada hepar yang membawa darah keluar dari hepar menuju vena
cava inferior adalah vena hepatika. Sedangkan, pembuluh darah vena porta
dan arteri hepatika alirannya menuju pada porta hepatica.
Persarafan pada hepar dibagi 2 yaitu bagian parenkim dan permukaan
hepar. Pada bagian parenkim, persarafan dikelola oleh N. hepatikus yang
berasal dari plexus hepatikus. Mendapatkan persarafan simpatis dan
parasimpatis dari N. X, Sedangkan pada bagian permukaanya mendapatkan
persarafan dari nervi intercostalis inferior.

2. Fisiologi Hepar
Hepar menghasilkan empedu setiap harinya. Empedu penting dalam
proses absorpsi dari lemak pada usus halus. Setelah digunakan untuk
membantu absorpsi lemak, empedu akan di reabsorpsi di ileum dan kembali
lagi ke hepar. Empedu dapat digunakan kembali setelah mengalami konjugasi
dan juga sebagian dari empedu tadi akan diubah menjadi bilirubin.

Metabolisme lemak yang terjadi di hepar adalah metabolisme


kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan lipoprotein menjadi asam lemak dan
gliserol. Selain itu, hepar memiliki fungsi untuk mempertahankan kadar
glukosa darah selalu dalam kondisi normal. Hepar juga menyimpan glukosa
dalam bentuk glikogen.

Metabolisme protein di hepar antara lain adalah albumin dan faktor


pembekuan yang terdiri dari faktor I, II, V, VII, VIII, IX, X. Selain
metabolisme protein tadi, juga melakukan degradasi asam amino, yaitu
melalui proses deaminasi atau pembuangan gugus NH2.

FUNGSI HEPAR

Metabolisme

Mengubah glukosa menjadi glikogen


dan trigloserida: menyimpan glikogen.
Mengubah as amino menjadi asam
Masa absortif
lemak atau simpanan asam amino.
Membuat lipoprotein dari trigliserida
dan kolesterol
Menghasilkan glukosa dari glikogen
(glikogenolisis) dan asam lemak serta
asam amino (glikoneogenesis).
Masa pasca absortif
Mengubah lemak menjadi keton.
Menghasilkan urea dari katabolisme
protein.

Imuologik Menyerap darah yang disaring

Detoksifikasi atau menyatukan produk


Perubahan metabolic
sisa, hormon, obat-obatan

Menghasilkan beberpaa faktor


Fungsi pembekuan
pembekuan esensial.

Mensintesis albumin dan protein plasma


Protein plasma
lain.

Fungsi eksokrin MEnsintesis garam empedu.

Terlibat dalam aktifasi vit D.


Menghasilkan angiotensin. Mensekresi
Fungsi endokrin
faktor pertumbuhan seperti insulin
(somatomedin).

Hepar memiliki fungsi untuk menskresikan dan menginaktifkan


aldosteron, glukokortikoid, estrogen, testosteron dan progesterone. Bila
terdapat zat toksik, maka akan terjadi trasnformasi zat-zat berbahaya dan
akhirnya akan diekskresi lewat ginjal. Proses yang dialami adalah proses
oksidasi, reduksi, hidrolisis dan konjugasi. Pertama adalah jalur oksidasi yang
memerlukan enzim sitokrom P-450. Selanjutnya akan mengalami proses
konjugasi glukoronide, sulfat ataupun glutation yang semuanya merupakan zat
yang hidrofilik. Zat-zat tersebut akan mengalami transport protein lokal di
membran sel hepatosit melalui plasma, yang akhirnya akan diekskresi melalui
ginjal atau melalui saluran pencernaan.Fungsi hepar yang lain adalah sebagai
tempat penyimpanan vitamin A, D, E, K, dan vitamin B12. Sedangkan
mineral yang disimpan di hepar antara lain tembaga dan besi.
BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan serta bahan-bahan kimia (Hadi, 2018).
Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau bahan
kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agen yang dapat menyebabkan
kerusakan dan peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai hepatitis
diberi nama secara alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya (Brunner
& Suddart, 2001).
B. Klasifikasi Hepatitis

klasifikasi hepatitis berdasarkan jenisnya, yaitu:

 Virus Hepatitis A (HAV)

Hepatitis A dapat menjangkiti seseorang  melalui makanan yang


terkontaminasi oleh tinja pengidap hepatitis A. Hepatitis A masuk ke dalam
hepatitis akut, karena sebagian besar pengidap hepatitis A akan sembuh
dengan sendirinya dan tidak akan berkembang menjadi hepatitis yang kronis.

Selain itu, hubungan intim juga dapat menjadi salah satu hal yang dapat
menyebarkan HAV. Jika seseorang telah mengidap hepatitis A, pengidapnya
dapat pulih dan kebal dari virus ini. Saat ini, sudah terdapat vaksin yang aman
dan efektif untuk mencegah terjadinya hepatitis A.

 Virus Hepatitis B (HBV)

Hepatitis jenis ini ditularkan melalui kontak darah oleh seseorang yang telah
terinfeksi. Biasanya, infeksi ini terjadi melalui transfusi atau produk darah
yang telah terkena virus, alat medis, jarum suntik, air mani, dan cairan tubuh
lainnya. HBV juga dapat menular pada bayi oleh ibu yang mengidap hepatitis
B ketika persalinan.
Hepatitis B termasuk dalam jenis yang berbahaya, karena dapat menyebabkan
kematian. Diperkirakan ada jutaan orang di dunia yang mengidap penyakit
hepatitis B. HBV dapat dicegah melalui vaksin yang aman dan juga efektif.

 Virus Hepatitis C (HCV)

Hepatitis ini sebagian besar ditularkan melalui perpindahan darah seperti pada
hepatitis B. Selain itu, hubungan intim juga dapat menyebabkan hepatitis C
walaupun terbilang jarang. Hepatitis C awalnya terlihat ringan, tetapi lama-
kelamaan akan berubah menjadi kronis. Sejauh ini, belum ada vaksin yang
dapat mencegah HCV dan masih dalam tahap penelitian.

 Virus Hepatitis D (HDV)

Virus hepatitis D yang menyebabkan infeksi hanya terjadi pada seseorang


yang juga mengidap HBV. Infeksi ganda pada HDV dan HBV dapat
mengakibatkan penyakit yang lebih serius dibanding satu hepatitis. Namun,
pemberian vaksin hepatitis B,  secara otomatis dapat memberikan
perlindungan dari HDV.

 Virus Hepatitis E (HEV)

HEV umumnya disebarkan melalui konsumsi air atau makanan yang telah
terkontaminasi. HEV adalah penyebab umum dari wabah hepatitis yang
terjadi di kebanyakan negara berkembang. Vaksin untuk penyakit ini sedang
dikembangkan tetapi persediaannya masih sedikit.

C. Etiologi
1. Penyebab hepatits menurut Wening Sari (2008) meliputi: obat-
obatan, bahan kimia dan racun, menyebabkan toksik untuk hati,
sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3. Infeksi virus. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang
bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 mn. Ditularkan
melalui darah atau produk darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu
hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus pada
bayi selama proses persalinan, masa inkubasi 40-180 hari dengan
rata-rata 75 hari, factor resiko bagi para dokter bedah, pekerjaan
laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan
pasien dalam unit hemodialysis, para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama atau diantara mitra
seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.
D. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dan hepar disebut lobul dan unit ini unik
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan dan
kerusakan sel-sel hepar dan menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya., sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon system imun dan digunakan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal (Baraderu, 2008).
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan
terbawa sampai ke hati. Disini agen infeksi menetap dan mengakibatkan
peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi
penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi difungsi
hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan ini akan mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak nafsu makan
(Anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika
toksik yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon
hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya
fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun (Syaifuddin,
2006).
E. Tanda dan Gejala
Infeksi Hepatitis tidak memberi gejala tau gejala minimal. Masa inkubasi
adalah sekitar 2 minggu sampai 6 bulan. Sekitar 70-80% penderita Hepatitis
tidak menunjukkan gejala setelah infeksi awal (Fajri,2013). Mayoritas
penderita memiliki gejala ringan sampai berat setelah demam, kelelahan,
nafsu makan menurun, mual, muntah, sakit perut kanan atas, urin gelap, nyeri
sendi dn kekuningan (Luthariana et al.,2017). Infeksi menjadi kronis sekitar
70-90% kasus dan sering tanpa gejala walaupun terjadi proses kerusakan hati.
Sebagian kasus tidak ditemukan gejala sampai timbul masalah pada hati
paisen (Lestari, 2015). Gejala ekstrahepatik dapat meliputi gejala hematologis,
autoimun, persedian, ginjal, paru, dan saraf. Sebanyak 30% penderita
menunjukkan kadar alanine aminotransferase serum yang normal, lainnya
meningkat 3 kali dari nilai normal (Kurniawati et al., 2017). Hepatitis
terdeteksi selama tes darah rutin dengan pengukuran fungsi hati dan enzim
hati. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya sirosis hati adalah 20-30 tahun
(Sitanggang, 2019).
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada tanggal 05 November 2022 di ruangan perawatan


Interna.
a. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 40 tahun
b. Keluhan utama
Nyeri abdomen, mudah lelah, mual muntah, dan mata kuning. Klien
mengatakan nafsu makan menurun sejak sakit dan hanya menghabiskan ¼
porsi makan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Tn. D dirawat di ruang Interna dengan keluhan nyeri abdomen, mudah lelah,
mual muntah dan mata kuning. 2 hari terakhir klien merasa kurang nyaman
saat berbaring lama, kulit terasa panas dan nyeri abdomen skala 5. Saat
dilakukan pengkajian klien Nampak lemah, porsi makan tidak dihabiskan,
mata Nampak kuning dan gelisah. Klien mengatakan nafsu makan menurun
sejak sakit dan hanya bisa menghabiskan ¼ porsi makan.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
-
e. Genogram
-
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada hepar dibuktikan
dengan nyeri skala 5 dan klien Nampak meringis kesakitan.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan metabolik ditandai dengan
mual, muntah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia mual dan muntah dibuktikan dengan porsi makanan tidak
dihabiskan
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
klien Nampak lemah.

C. Perencenaan dan tujuan keperawatan

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut 1. melakukan pengkajian


1. Untuk mengetahui
nyeri secara komperhensif
lokasi, karakteristik,
(PQRST).
frekuensi, kualitas,
2. mengobservasi adanya
dan intensitas nyeri.
petunjuk nonverbal
2. Untuk mengetahui
mengenai ketidak
nyeri non verbal
nyamanan.
3. Agar klien merasa
3. memodifikasi lingkungan
nyaman.
yang aman dan nyaman.

Untuk mengurangi rasa


Kolaborasi :
nyeri dengan pemberian
Memberikan obat analgetik
therapy.

Edukasi : Untuk mengurangi rasa


Ajarkan terapi non nyeri dengan teknik
farmakologi untuk mengurangi
nyeri
relaksasi

Defisit nutrisi 1. Mengidentifikasi status 1. Untuk mengetahui


nutrisi bagaimana status nutrisi
pasien
2. Mengidentifikasi alergi
2. Untuk mengetahui
makanan apakah pasien
3. Monitor asupan mempunyai alergi
makanan
makanan
3. Untuk mengetahui porsi
makan pasien

Kolaborasi :
Agar klien makan tanpa
Kolaborasi pemberian
keluhan
medikasi sebelum makan

Edukasi :
Agar pasien tau diet
Ajarkan diet yang di yang baik
programkan
Ketidakseimbangan 1. tentukan status gizi klien 1. untuk mengetahui status
nutrisi kurang dari dan kemampuan klien gizi klien dalam
kebutuhan. untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan gizi
gizi yang masuk dalam tubuh
2. tentukan apa yang menjadi klien.
preferensi makanan bagi 2. untuk meningkatkan
klien nafsu makan klien sesuai
3. anjurkan kepada pasien dengan seleranya.
untuk makan sedikit tapi 3. agar klien tidak
sering merasakan mual akibat
4. anjurkan kepada pasien perut terlalu penuh.
untuk duduk pada posisi 4. untuk menurunkan rasa
tegak di kursi jika penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan nafsu
memungkinkan, makan.
5. monitoring kalori dan 5. untuk mengertahui
asupan makan, kolaborasi jumlah kalori yang masuk
dengan ahli gizi untuk dalam tubuh klien dan
menentukan diet dan glukosa dalam karbohidrat
makanan yang tepat. yang cukup efektif untuk
pemenuhan energy.
Kolaborasi : Berguna dalam membuat
kolaborasi dengan ahli gizi program diet untuk
untuk menentukan diet dan memenuhi kebutuhan
makanan yang tepat. klien.
Edukasi : Ajarkan diet dan Agar klien tau diet yang
menentukan makanan yang benar, dan pentingnya
tepat. asupan makan yang tepat
dan teratur.
Intoleransi aktifitas 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. untuk mengurangi
emosional keletihan baik fisik
2. Monitor pola dan jam tidur
maupun psikologis.
2. untuk mengetahui pola
dan jam tidur klien.
Kolaborasi :
- -

Edukasi : Untuk meningkatkan


Anjurkan melakukan aktivitas kekuatan-kekuatan otot dan
secara bertahap sendi dalam menunjang
proses penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai