Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN ANAK
HIRSCHPRUNG

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

1. Musvira Mustafa 12. Esse Riasmita


2. Airmawati Febrilia Hassidiq 13. Jumriana
3. Dahlia 14. Milka Saludung
4. Haerunnisa 15. Nur Asia
5. Nurhidayah 16. Rahmat Saini
6. Nurul Maulidiah 17. Rifka Annisa Irwan
7. Andi Arvianty Ahmad 18. Sitti Aisyah
8. Akbar Alamsyah 19. Sriharti Amriani
9. Andi Ardhia Adelia 20. Syafira Rauf
10. Aprilia Damayanti 21. Yohana Maria
11. Dewi Saputri

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKESPANAKUKANG MAKASSAR
TAHUN 2022/2023
A. OBYEK GARAPAN

SKENARIO KASUS

Danny 6 bulan BB 5,1 kg ( BB sebelumnya 5,5 kg) dibawa ibunya ke unit


gawat darurat karena sulit buang air besar dan muntah-munntah menurut ibunya
selama ini anak belum diberi makanan lain selain ASI, sehingga ibunya merasa
bingung mengapa anaknya bias seperti ini. Sebenarnya anak ini mengalami
kesulitan BAB yang sudah berlangsung sejak lama, bahkan menurut ibunya anak
ini dilahirkan meconium keluar setelah 2 hari dan itupun sedikit-sedikit. Selama
ini BAB selalu dirangsang dengan pencahar dan feses yang keluar kadang-kadang
mencret, kadang-kadang sedikt-sedikit dengan bentuk kepeng sepereti pita. Pada
pemeriksaan didapatkan distensi abdomen (+) , pada foto abdomen tampak
bayangan kolon membesar (megacolon) pada colon desenden. Pada pemeriksaan
darah di dapatkan K=3mEq/l, Na=130 mEq/l. HCO3 mEq/l. klien direncanakan
untuk pembedahan korektif dan membicarakannya dengan ibu klien. Ibu klien
tampak gelisah, setiap perawat atau dokter mendekati anaknya ia selalu
melontarkan peertanyaan yang sama walupun sudah dijelaskan berkali-kali,
sehingga memancing kejengkelan. Pada sekian kali ibu klien bertanya lagi dan
marahlah perawat padanya.

B. YANG HARUS DIKERJAKAN DAN BATASAN- BATASANNYA


1. Penyebab
Dikarenakan anak sulit buang air besar yang berlangsung sejak lama, muntah-
muntah serta terjadinya pengeluaran meconium
2. Patogenesa
Penyakit Hirschprung ditimbulkan karena kegagalan migrasi kranio-kaudal
dari cikal bakal sel ganglion sepanjang usus pada minggu ke 5 sampai minggu
ke 12., yang mengakibatkan terdapatnya segmen aganglionik. Dalam segmen
ini, peristalsis propulsif yang terkoordinasi akan hilang dan sfingter anal
internal gagal untuk mengendor pada saat distensi rektum. Hal ini
menimbulkan obstruksi, distensi abdomen dan konstipasi. Segmen
aganglionik distal tetap menyempit dan segmen ganglionik proksimal
mengalami dilatasi
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan barium
enema kotras, pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat perbandingan diameter
rectum dengan kolon sigmoid. Cairan kontras yang digunakan berupa barium
mampu menentukan luas strujtur yang tidak memiliki ganglion serta
membantu mengevaluasi adanya penyakit lain.
4. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Kolostomi
Menghilangkan obstruksi usus dan mencegah entorokolitis (radang
yang berada pada usus halus dan kolon)
2) Operasi Bedah
Dilaukan dengan memotong segmen aganglion agar tidak lagi ada
sumbatan yang menghalang jalannya meconium. Unuk memperbaiki
portion aganglionik diusus besar untuk membebaskan dari obstruksi
dan mengembalikan motilitas usus besar sehingga normal dan juga
fungsi spinkter ani internal
b. Perawat
1. Memantu orang tua mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini
2. Mempersiapkan orang tua akan adanya pembedahan intervensi medis
(pembedahan)
3. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana
pulang
5. Pengaturan nutrisi
a. Pilih makanan yang kaya serat untuk membantu membuat fases menjadi
lunak seperti buah dan sayur yang sudah dihaluskan, serta mampu
mengontrol gula dalam darah
b. Pantau reson anak terhadap pemberian susu
6. Edukasi
Memberikan edukasi terhadap keluarga terutamanya kedpada orang tua pasien
agar dapat mengenali penyakit yang diderita anaknya. Bahwa fungsi usus
penderita emgalami gangguan susah BAB, serta gejala lain seperti muntah.
7. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas Klien
Nama : An. D
Umur : 6 Bln
Jenis Kelamin : Laki- Laki
BB : 5,1 Kg
Data Fokus
Data Subjektif
1) Ibu pasien mengatakan anaknya muntah- muntah
2) Ibu pasien mengatakan anaknya sulit BAB sejak lama
3) Ibu pasien mengatakan meconium baru keluar 2 hari, dan sedikit- sedikit
4) Ibu pasien mengatakan bila BAB selalu dirangsang dengan pencahar
Data Objektif
Hasil Leb:
1) K=3mEq/l
2) Na 130Meq/l
3) HCO3 mEq/l
4) Distensi abdomen (+)
5) BAB kadang mencret
6) Faces berbentuk gepeng seperti pita
7) Foto abdomen mengacolon desenden

Analisa Data

No DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


1. Ds: Anamnesa Gangguan Kurangnya intake,
 Ibu pasien keseimbanga adanya mual
mengatakananaknya n volume
muntah. cairan
Do: Hasil Leb elektrolit
 K=3mEq/l
 Na 130Meq/l
 HCO3 mEq/l
2. Ds: Anamnesa Konstipasi Aganglionosis/megacolon
 Ibu pasien
mengatakananaknya
sulit BAB sejak lama
 Ibu pasien
mengatakan
meconium baru keluar
setelah 2 hari dan
sdikit- sedikit
 Ibu pasien
mengatakan bila BAB
harus selalu
dirangsang dengan
pencahar
Do:
 Distensi abdomen (+)
 Mencret dan faces
berbentuk gepeng
seperti pita
 Foto abdomen
mengacolon pada
colon desenden
3. Ds: Anamnesa Cemas Kurang Pengetahuan
 Ibu pasien
mengatakan merasa
bingung mengapa
anknya bisa seperti ini
 Ibu pasien selalu
bertanya kepada setiap
perawat aau dokter
yang mendekati
anaknya, walaupun
sudah dijelaskan
erkali – kali dan
tentang rencana
operasi.
Do:
 Nampak ibu pasien
gelisah

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan keseimbangan volume cairan elektrolit b/d kurangnya intake,


adanya mual
2. Konstipasi b/d aganglionis/ megacolon
3. Cemas b/d kurang pengetahuan
Intervensi

Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan


Gangguan keseimbangan Noc: Nic:
volume cairan elektrolit Fluid blance Hydration.  Pertahankan
b/d kurangnya intake, Setelah dilakukan catatan intake dan
adanya mual. tindakan keperawatan output yang
DS: selama 3x 24 jam adekuat.
 Ibu pasien gangguan keseimbangan  Monito hidrasi
mengatakan anaknya volume cairan elektrolit (kelembapan
mual teratasi dengan kriteria membrane
hasil: mukosa, nadi
DO:  Mempertahankan adekuat)
 K=3mEq/l urine output sesuai  Monitor vital sign
 Na 130Meq/l dengan usia BB. setiap 15 menit- 1
 HCO3 mEq/l  Tidak ada tanda- jam kolaborasi
tanda dehidrasi, dan pemberian cairan
tidak ada rasa haus IV
berlebihan  Berikan cairan
oral
 Monitor hasil lab
yang sesuai
dengan retensi
caira.
Konstipasi b/d Nic: Nic:
aganglionosis/ Hidration setelah Manajemen
megacolon. dilakukan tindakan konstipasi
DS: keperawatan selama 1x  Identifikasi factor-
 Ibu pasien 24 jam konstipasi klien factor yang
mengatakn anaknya teratasi dengan kriteria menyebabkan
sulit BAB sejak lama hasil: konstipasi
 Ibu pasien  Pola BAB dalam  Jealaskan
mengatakan batas normal penyebab dan
mekonim baru keluar  Fases lunak rasionalisasi
setelah 2 hari, dan  Hidrasi adekuat tindakan pada
sedikit- sedikit. pasien
 Ibu pasien  Konsultasikan
mengatakan bila pada dokter
BAB harus selalu tentang
dirangsang dengan peningkatan dan
pencahar. penurunan bising
DO: usus
 Distensi abdomen  Kolaborasi jika
(+) ada tanda dan
 BAB kadang- adang gejala konstipasi
mencret yang menetap
 Faces berbentuk  Jelaskan pada ibu
gepeng seperti pita pasien
 Foto abdomen konsekuensi
menacolo pada colon menggunakan
desenden pencahar dalam
waktu yang lama.
Cemas b/d kurang Noc: Nic:
pengetahuan Kontrol kecemasan Manaajemen
DS: koping setelah dilakukan konstipasi.
 Ibu pasien asuhan keperawatan  Gunakan
mengatakan merasa selama 1x 24 jam pendekatan yang
bingung mengapa kecemasa oran tua menyenagkan
anaknya bisa seperti teratasi dengan krteria  Menyatakan
ini hasil dengan jelas
 Ibu pasien selalu  Ibu pasien mampu harapan
bertanya kepada mengidentifikasi dan  Temani ibu pasien
perawat atau dokter mengungkapkan untuk
yang mendekati gejala cemas memberikan rasa
anaknya walaupun  Ibu pasien mampu aman dan nyaman
sudah dijelaskan mengungkapkan dan untuk mengurangi
berkali- kali dan mewujudkan tekhnik takut
tentang rencana untuk mengontrol  Berikan informasi
operasi. cemas postur tubuh, factual mengenai
ekspresi wajah, diagnosis tindakan
Bahasa tubuh proknosis
meneunjukkan  Instruksikan pada
berkurangnya ibu pasien untuk
kecemasan. menggunakan
tekhnik relaksasi
dengarkan dengan
penuh perhatian
 Bantu ibu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
 Dorong ibu pasien
untuk
mengungkapkan
perasaanynya,
ketakutan, serta
persepsinya.

8. Bagaimana pendapatmu terhadap sikap perawat?


Pada kasus teersebut perawat belum bsa mengatur emosionalnya kepada
keluarga pasien, jadi perawat harus mengingat kembali bahwa apabila seorang
ibu yang telah mengalami kecemasan hebat karena kondisi anaknya,
dikarenakan sang anak diharuskan dilakukan tindakan operasi, maka demikian
perawat dengan penuh kesabaran menjelaskan apa saja prognosis dan
bagaimana prosedur untuk mengatasi keadaan tersebut. Karena hal itu dapat
mendorong keluarga untuk bekerja sama agar masalah kesehatan anaknya bisa
kembali normal. Selain itu perawat dapat memberikan penjelasan kepada ibu
pasien tentang tindakan setelah dilakukan oprasi, yaitu proses penyembuhan
dan rehabilitas pasien. Perawat juga dapat menawarkan konsultasi apabila ada
pertanyaan mengenai cara merawat anak setelah sembuh dari penyakit melalui
dikter yang menagani pasien.
C. METODE/ CARA PENGERJAAN, ACUAN YANG DIGUNAKAN
1. Menjelaskan istilah & konsep yang belum dimengerti
a. Megacolon adalah pembesaran usus besar (kolon) secara tidak normal
yang bukan disebabkan oleh penyumbatan.
b. Meconium adalah istilah medis yang diartikan sebagai feses pertama bayi
c. Colon Desenden adalah usus menurun
2. Identifikasi masalah pada skenario dan membuat pertanyaan
a. Apa masalah pada kasus tersebu?
: Sulit buang air besar dan muntah- muntah, menurut ibunya selama ini
anak belum diberikan makanan pendamping seain ASI
b. Apa penyebab dany mengalami kesulitan BAB dan muntah- muntah?
: Karena terjadi malabsorpsi sehingga menghambat fases keluar dari usus
besar kemudian tertimbun dan lama berada dikolon. Akibatnya, fases
mengeras dan erjadi distensi abdomen (sulit BAB). Peristaltic usus yang
tidak adekuat menyebabkan terjadinya penyumbatan usus. Makanan
menjadi naik ke esophagus menyebabkan muntah- muntah.
c. Apa sajakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
: Gangguan keseimbangan vlume cairan, konstiasi, dan cemas
1) Analisis masalah dengan menjawab pertanyaan dan membuat
hipotesis
: Analisis masalah: cara mengetahuinya yaitu apabila tidak dapat
buang air besar dalam waktu 24- 48 jam setelah lahir.
Hipotesis : bayi dideteksi gejala Hirschsprung apabila tidak buang air
besat dalam 48 jam setelah lahir.
2) Menyusun daftar penjelasan/peta konsep

PATOFISIOLOGI HISPRUNG Mukosa


Muskularis (Aorbach)
Faktor Genetik Terjadi kegagalan sel neural pada Sel ganglion di dinding kolorektal
(Familial Congenital masa embrio dalam dinding usus tidak ada/mengalami penurunan Submukosa (Meissner)
Defect) jumlah
Mencegah Asorbsi makanan Ketidakadekuatan Saraf simpatis
keluarnya tidak adekuat dan motilitas usus (N=Kontraksi) Berkurangnya Mempengaruhi saraf simpatis
feses dari terdaat pengiriman sinyal dan parasimpatis yang
usus besar penahanan pada Sfingter ani ke otak mediator NO (Nitrogen Oxide)
Saraf Parasimpatik
sfingter ani mengalami kontraksi terganggu
(N=Relaksasi)
Terdapat akumulasi yang
HISPRUNG
berlebihan pada usus Obstruksi mekanisme usus dan distensi saluran cerna
(MEGAKOLON)

Empedu Penurunan cairan Feses banyak tertimbun dan


mengeluarkan cairan & elektrolit lama berada di kolon
melalui spincter oddi
Anoreksia
Cairan imbalance, Obstruksi Absorbsi
sehingga asam basa kolon distal air
Ketidakefektifan Spingter oddi juga tidak seimbang inadekuat
Nutrisi : < Keb. Tubuh mengalami relaksasi (berlebihan
Muntah hijau, akibat saraf )
berwarna akibat dari nonandregenik Resiko asidosis Feses mengeras
Intake nutrisi tidak warna empedu metabolik
adekulat
Cairan empedu Konstipasi
keluar ke duodenum Gangguan pola
Nutrisi ke otak nafas
menurun Obstruksi kolon
Cairan empedu proksimal
Nekrosi jaringan bercampur dg dalam Gangguan Rasa
Mual, Muntah
usus duodenum Nyaman Distensi
Hipoksia Abdomen & Perut
Penekanan akibat Resiko Infeksi membesar
distensi & gangguan
Penurunan motilitas usus Perut bayi kembung dan
Kesadaran Intervensi malas konsumsi cairan
Pembedahan sehingga muntah
Resiko Cidera Makanan dalam
Merangsang reflek duodenum naik ke
gag lambung Koping keluarga Nyeri Akut
Lemas, lemah Dehidrasi
tidak efektif (Post-
(Kecemasan Operasi)
Fatigue Makanan naik ke esofagus Keluarga) Ketidakseimbanga
n cairan & elektrolit
3) Menetapkan tujuan pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami defenisi hisprung dengan benar
2. Menganalisis penyebab terjadinya hisprung dengan tepat
3. Menganalisis patogenesa hisprung dengan benar
4. Memahami pemeriksaan penunjang hisprung secara tepat
5. Memahami penatalaksanaan tindakan pada pasien hisprung
6. Memahami pemberian atau pengaturan nutrisi pada pasien hisprung
7. Memahami pengkajian Asuhan keperawatan pada pasien hisprung
8. Memahami sikap perawat terhadap pemberian pelayanan kepada pasien secara tepat
4) Mencari informasi lebih lanjut (belajar mandiri)
-
5) Melaporkan & menyatukan informasi dan evaluasi terhadap masalahawal
-

Anda mungkin juga menyukai